Beranda blog Halaman 98

Blusukan Bermotor, Pj Bupati Subang Tembus Pelosok Demi Pelayanan Publik yang Lebih Baik

Blusukan Bermotor, Pj Bupati Subang Tembus Pelosok Demi Pelayanan Publik yang Lebih Baik

SUBANG – Demi memastikan pelayanan publik merata hingga ke pelosok, Penjabat (Pj) Bupati Subang, Drs. M. Ade Afriandi, M.T., turun langsung ke lapangan dengan mengendarai sepeda motor. Pada Jumat (14/02/2025), ia menempuh perjalanan panjang ke wilayah terpencil di bagian utara Kabupaten Subang.

Dari rumah dinasnya di pusat kota, Kang Ade—sapaan akrabnya—memulai perjalanan menyusuri jalan-jalan yang menantang demi melihat langsung kondisi di lapangan. Dengan semangat blusukan, ia ingin memastikan bahwa masyarakat di daerah terpencil juga mendapatkan pelayanan yang layak.

Kunjungan ini dimulai dari Kantor Kecamatan Cikaum, berlanjut ke Kantor Desa Sukamandijaya, lalu ke Kecamatan Ciasem dan Desa Lengensari-Blanakan. Perjalanan semakin menantang saat rombongan melintasi Bendung Pangaritan di Lengensari sebelum singgah di Kantor Damkar Pamanukan. Tak berhenti di situ, Kang Ade terus melaju ke Kecamatan Legonkulon hingga akhirnya mencapai titik terakhir di Kampung Cirewang, Desa Pangarengan.

Rute yang ditempuh mencapai sekitar 40 kilometer dengan kondisi jalan yang masih membutuhkan banyak perbaikan. Meski demikian, perjalanan ini menjadi bukti bahwa pemerintah daerah tidak hanya berfokus pada wilayah perkotaan, tetapi juga memberi perhatian penuh pada daerah yang sulit diakses.

“Hari ini kita menyusuri dari Cikaum hingga Legonkulon, khususnya di Kampung Cirewang, untuk memastikan pelayanan publik benar-benar dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat,” ungkap Kang Ade saat ditemui di lokasi.

Ia juga menyoroti sejumlah persoalan yang ditemukan di lapangan, terutama terkait infrastruktur. Di area pertanian Lengensari-Blanakan, ia mencatat bahwa lahan pertanian yang kerap tergenang air memerlukan solusi agar produktivitas tetap optimal. Menurutnya, sektor pertanian harus tetap berjalan dengan baik agar masyarakat dapat melakukan tanam-panen minimal dua kali setahun.

Di Kampung Cirewang, Kang Ade menyoroti sulitnya akses jalan yang berdampak pada anak-anak yang harus berjuang lebih untuk bisa bersekolah.

“Perjalanan ke sekolah masih penuh tantangan bagi anak-anak di sini. Kondisi ini harus segera mendapat perhatian agar pembangunan benar-benar dirasakan oleh seluruh masyarakat,” tegasnya.

Kunjungan ini turut didampingi oleh Sekretaris Daerah, Ketua TP PKK, Ketua DWP Kabupaten Subang, Kasatpol PP, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Kepala DPMPTSP, serta sejumlah Kepala OPD lainnya. Turun langsung ke lapangan menjadi langkah nyata pemerintah daerah dalam mengidentifikasi dan mencari solusi atas berbagai persoalan di masyarakat.

Meski harus menempuh perjalanan jauh dengan rute yang tidak mudah, blusukan ini menjadi bukti keseriusan pemerintah dalam memastikan setiap warga Subang, tanpa terkecuali, mendapatkan haknya atas pelayanan publik yang optimal.

Disdukcapil Subang Hadirkan Layanan Online “Anti Ribet”, Urus Dokumen Kini Makin Mudah!

Disdukcapil Subang Hadirkan Layanan Online "Anti Ribet", Urus Dokumen Kini Makin Mudah!
Foto: Istimewa (Sekretaris Disdukcapil Subang)

Subang – Kabar gembira bagi warga Subang! Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Subang tengah mengembangkan layanan berbasis online dengan tagline “Anti Ribet”. Program ini hadir sebagai solusi bagi masyarakat yang selama ini mengeluhkan proses administrasi kependudukan yang berbelit, mahal, dan memakan waktu lama.

Solusi Praktis Lewat Kemitraan dengan Desa dan Rumah Sakit

Sekretaris Disdukcapil Subang, Achmad Fauzi, mengungkapkan bahwa layanan ini diinisiasi untuk memangkas birokrasi yang dinilai rumit oleh masyarakat. Dengan menggandeng pemerintah desa dan rumah sakit atau klinik bersalin, Disdukcapil berusaha menghadirkan akses pelayanan yang lebih dekat dan efisien.

“Banyak masyarakat mengeluhkan proses yang panjang, biaya tinggi, dan lokasi kantor yang jauh. Oleh karena itu, kami bekerja sama dengan desa melalui petugas registrasi desa serta rumah sakit untuk mempermudah layanan,” ujar Fauzi dalam wawancara pada Jumat, 14 Februari 2025.

Dua Jalur Pelayanan: Datang Langsung atau Online

Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri), pembuatan dokumen kependudukan di Subang kini memiliki dua metode utama:

  1. Pelayanan langsung di kantor Disdukcapil
  2. Layanan online melalui desa yang telah bermitra

Namun, karena desa belum memiliki petugas registrasi khusus, Disdukcapil memberdayakan Kasi Pemerintahan Desa untuk membantu pengurusan dokumen kependudukan.

“Masyarakat bisa memilih untuk datang langsung ke kantor Disdukcapil atau mengurusnya secara online melalui desa. Kami melibatkan Kasi Pemerintahan karena sesuai dengan tugas dan fungsinya dalam pelayanan publik,” jelas Fauzi.

Inspirasi “Anti Ribet” dan Uji Coba di 10 Desa

Pemilihan tagline “Anti Ribet” bukan tanpa alasan. Fauzi mengungkapkan bahwa konsep ini terinspirasi dari strategi promosi layanan kredit tanpa syarat yang mudah diingat masyarakat. Dengan pendekatan serupa, Disdukcapil ingin menegaskan bahwa pelayanan administrasi kependudukan kini lebih simpel dan cepat.

Saat ini, program ini masih dalam tahap uji coba di 10 desa, termasuk Desa Curug Agung, serta beberapa rumah sakit seperti HAMORI Subang. Tahap selanjutnya, Disdukcapil berencana memperluas jangkauan ke enam UPTD sebelum akhirnya diterapkan di seluruh desa di Kabupaten Subang.

“Kami mulai dengan 10 desa dan akan bertahap hingga seluruh wilayah Subang bisa mengakses layanan online ini,” tambah Fauzi.

Dua Layanan Andalan: Sipeduli Cerdas dan Sipeduli Balita

Dalam program “Anti Ribet”, Disdukcapil menawarkan dua jenis layanan utama:

  • Sipeduli Cerdas, layanan berbasis kerja sama dengan desa.
  • Sipeduli Balita, layanan penerbitan akta kelahiran langsung saat bayi lahir di rumah sakit yang telah bermitra.

Fauzi menegaskan bahwa kerja sama ini tidak hanya dilakukan dengan rumah sakit di Subang, tetapi juga di luar daerah. Salah satunya adalah RS Bakti Husada di Purwakarta, yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Subang. Hal ini bertujuan agar warga perbatasan tidak perlu melakukan perjalanan jauh hanya untuk mengurus dokumen kependudukan.

“Banyak warga Subang yang melahirkan di rumah sakit luar daerah. Dengan kerja sama ini, mereka bisa langsung mendapatkan akta kelahiran anak tanpa harus repot bolak-balik ke Disdukcapil,” kata Fauzi.

Komitmen Disdukcapil: Pelayanan Mudah, Cepat, dan Bebas Biaya

Melalui inovasi ini, Disdukcapil Subang menegaskan komitmennya untuk memberikan pelayanan yang lebih mudah, cepat, dan tanpa biaya tambahan bagi masyarakat. Dengan adanya layanan online “Anti Ribet”, diharapkan tidak ada lagi keluhan tentang proses administrasi yang rumit. Kini, warga Subang bisa mengurus dokumen kependudukan dengan lebih praktis dan efisien.

Terjerat Pinjol, Dua Petani di Subang Nekat Merampok Nasabah Bank

Terjerat Pinjol, Dua Petani di Subang Nekat Merampok Nasabah Bank
Foto: investor.id (Elan Suherlan)

SUBANG – Terlilit utang pinjaman online (pinjol) membuat dua petani di Subang, Jawa Barat, nekat melakukan aksi perampokan. Tim Unit Reskrim Polsek Jalan Cagak berhasil membekuk kedua pelaku yang membidik seorang nasabah bank dan menggondol uang puluhan juta rupiah.

Kedua pelaku berinisial AN (46) dan AL (43), merupakan warga Desa Gembor, Kecamatan Pagaden, Subang. Mereka merampok korban, Delin Damayati (32), yang baru saja menarik uang Rp 80 juta dari bank. Saat korban berhenti di sebuah warung nasi timbel di Jabong Tengah, Desa Curugrendeng, Kecamatan Jalancagak, pelaku langsung beraksi dan menggasak uang yang disimpan dalam jok motor.

“Modus pelaku adalah membuntuti nasabah yang baru keluar dari bank dengan membawa uang tunai. Begitu korban lengah, mereka langsung mengambil uangnya,” ungkap Kapolsek Jalan Cagak, Kompol Acep Hasbullah, pada Jumat (14/2/2025).

Aksi mereka terekam CCTV dan dalam waktu kurang dari 24 jam, polisi berhasil menangkap kedua pelaku di kediaman masing-masing. Namun, satu pelaku lainnya masih dalam pengejaran.

Saat diperiksa, AN mengaku terpaksa melakukan perampokan karena desakan utang pinjol yang harus segera dibayar. “Saya sehari-hari petani sayuran, tapi karena butuh uang mendesak dan diajak teman, saya akhirnya ikut. Ini pertama kalinya saya melakukan kejahatan,” ujarnya.

Dari tangan pelaku, polisi mengamankan barang bukti berupa uang Rp 4 juta, dua unit sepeda motor, serta sejumlah barang lainnya. Kini, AN dan AL harus menghadapi konsekuensi hukum. Mereka dijerat Pasal 363 KUHP tentang Pencurian dengan Pemberatan dan terancam hukuman maksimal tujuh tahun penjara.

Samsat Subang Gencar Razia Pajak Kendaraan, Ratusan Pengendara Terjaring

Samsat Subang Gencar Razia Pajak Kendaraan, Ratusan Pengendara Terjaring
Foto: jabartrust.com

Subang – Tingginya angka kendaraan yang belum memperpanjang pajak di Kabupaten Subang mendorong Pusat Pengelolaan Pendapatan Daerah (Samsat) Subang menggelar razia pajak kendaraan bermotor pada 11-13 Februari 2025. Razia ini dilakukan di beberapa titik strategis, termasuk Sembung, Subang Kota, Rawabadak, dan Pagaden.

Dari total sekitar 435.000 kendaraan bermotor di Subang, tercatat 132.000 unit masuk kategori kendaraan tidak mendaftar ulang (KTMDU). Untuk menekan angka tersebut, Samsat Subang bekerja sama dengan Dispenda Kabupaten Subang, Polres Subang, Jasa Raharja, dan Polisi Militer dalam pelaksanaan razia ini.

Edukasi dan Kemudahan Pembayaran di Lokasi

Kepala Pusat Pengelolaan Pendapatan Daerah Wilayah (P3DW) Kabupaten Subang, Lovita Adriana Rosa, menegaskan bahwa razia ini bertujuan tidak hanya untuk menegakkan aturan, tetapi juga mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya membayar pajak kendaraan.

“Dalam razia ini, pengendara yang terjaring dapat langsung melakukan pembayaran pajak di lokasi pemeriksaan,” ujar Lovita pada Rabu (12/2/2025).

Ia juga menekankan bahwa pajak kendaraan berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan di Jawa Barat, termasuk pembangunan daerah melalui Opsen pajak kendaraan. Untuk mempermudah masyarakat, Samsat Subang turut mensosialisasikan e-Samsat, layanan pembayaran pajak digital yang bisa diakses melalui aplikasi Sambara di Sapawarga, Signal, toko daring, dan BumDes.

Ratusan Kendaraan Terjaring, Puluhan Juta Rupiah Terkumpul

Dalam dua hari pelaksanaan razia, ratusan kendaraan terjaring karena belum membayar pajak.

“Sebanyak 410 kendaraan kami periksa masa berlaku pajaknya. Dari jumlah tersebut, 183 kendaraan kedapatan menunggak pajak, sementara 110 pemilik kendaraan langsung membayar di tempat dengan total nilai mencapai lebih dari Rp42 juta,” jelas Lovita.

Ia juga mengakui bahwa berbagai alasan menjadi penyebab keterlambatan pembayaran pajak kendaraan, seperti BPKB masih di leasing, kelupaan, kendala ekonomi, hingga keterbatasan waktu.

Harapan Samsat Subang: Kepatuhan Pajak Meningkat

Dengan adanya razia ini, Samsat Subang berharap tingkat kepatuhan wajib pajak semakin meningkat.

“Target kami adalah seluruh kendaraan yang menunggak pajak bisa teridentifikasi, dan kami mengimbau masyarakat untuk lebih disiplin dalam membayar pajak kendaraannya tepat waktu,” tutup Lovita.

Polres Subang Dorong Ketahanan Pangan, Berikan Traktor untuk Petani

Polres Subang Dorong Ketahanan Pangan, Berikan Traktor untuk Petani
Foto: tribratanews.jabar.polri.go.id

Subang – Dalam upaya memperkuat ketahanan pangan nasional, Polres Subang menunjukkan kepeduliannya dengan menyerahkan bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) kepada kelompok tani binaannya. Bantuan ini diharapkan mampu meningkatkan hasil panen serta kesejahteraan petani di Kabupaten Subang.

Kapolres Subang, AKBP Ariek Indra Sentanu, secara langsung menyerahkan bantuan berupa enam unit traktor R2 jenis 8.5 PK di Lapangan Tatag Trawang Tungga Polres Subang pada Jumat (14/2/2025). Ia menegaskan bahwa inisiatif ini bukan hanya soal meningkatkan produktivitas pertanian, tetapi juga mendukung kesejahteraan masyarakat secara lebih luas.

“Semoga traktor ini dapat membantu petani meningkatkan hasil panen dan pada akhirnya memperbaiki taraf hidup mereka. Ini adalah langkah nyata dalam mendukung program ‘Asta Cita’ Presiden RI,” ujar AKBP Ariek.

Selain alsintan, Polres Subang juga aktif mengembangkan lahan ketahanan pangan di setiap Polsek. Berbagai tanaman seperti jagung dan sayuran telah ditanam sebagai bentuk dukungan terhadap program ketahanan pangan yang digagas pemerintah. Langkah ini tidak hanya bertujuan untuk memperkuat sektor pertanian, tetapi juga mendorong kemandirian pangan masyarakat.

Kapolres Subang menegaskan bahwa ketahanan pangan bukan hanya tanggung jawab pemerintah semata, melainkan tugas bersama seluruh elemen masyarakat, termasuk institusi kepolisian. Oleh karena itu, Polres Subang juga menjalankan program pemanfaatan pekarangan rumah warga untuk bercocok tanam, sehingga masyarakat memiliki sumber pangan yang lebih mandiri.

Plt Kadis Pertanian Subang, Maman Firmansyah, turut mengapresiasi langkah Polres Subang dalam mendukung sektor pertanian. Menurutnya, ketahanan pangan merupakan isu strategis yang mempengaruhi stabilitas ekonomi dan nasional. Kolaborasi antara kepolisian dan petani diharapkan mampu menciptakan sistem pertanian yang lebih tangguh dan berkelanjutan.

Dengan adanya bantuan alsintan ini, Polres Subang semakin menegaskan komitmennya dalam memperkuat ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Langkah ini menjadi bukti nyata bahwa kepolisian bukan hanya berperan dalam menjaga keamanan, tetapi juga hadir dalam mendukung pembangunan sosial dan ekonomi masyarakat.

Ratusan Ribu Kendaraan di Subang Menunggak Pajak, Samsat Bertindak!

Ratusan Ribu Kendaraan di Subang Menunggak Pajak, Samsat Bertindak!
Foto : Tribunjabar / Ahya Nurdin

SUBANG – Jumlah kendaraan yang menunggak pajak di Kabupaten Subang masih tergolong tinggi. Untuk menekan angka kendaraan tidak mendaftar ulang (KTMDU), Samsat Subang mengintensifkan razia pajak kendaraan bermotor pada 11-13 Februari 2025.

Operasi ini melibatkan berbagai pihak, termasuk Dispenda Kabupaten Subang, Polres Subang, Jasa Raharja, dan Polisi Militer. Kepala Pusat Pengelolaan Pendapatan Daerah Wilayah (P3DW) Subang, Lovita Adriana Rosa, menegaskan bahwa razia ini bertujuan bukan hanya untuk memastikan kepatuhan pajak, tetapi juga sebagai sarana edukasi bagi masyarakat.

“Kami ingin meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya membayar pajak kendaraan tepat waktu. Selain itu, pengendara yang terjaring razia bisa langsung membayar pajak di lokasi pemeriksaan,” ujar Lovita pada Jumat (14/2/2025).

Lebih dari sekadar kepatuhan, kegiatan ini juga berperan dalam optimalisasi pendapatan daerah guna mendukung pembangunan berkelanjutan di Jawa Barat, khususnya Kabupaten Subang. Samsat juga memanfaatkan kesempatan ini untuk menyosialisasikan layanan e-Samsat yang memungkinkan pembayaran pajak secara digital melalui aplikasi Sapawarga, Signal, toko daring, dan BumDes.

Selama dua hari pelaksanaan razia, ratusan kendaraan terjaring. “Sebanyak 410 kendaraan kami periksa, dan 183 di antaranya terbukti menunggak pajak. Dari jumlah itu, 110 pemilik langsung melunasi pajak di tempat dengan total pembayaran mencapai lebih dari Rp 42 juta,” ungkap Lovita.

Ia juga mengungkapkan berbagai alasan yang sering dikemukakan wajib pajak, seperti BPKB yang masih di leasing, faktor ekonomi, lupa, atau kesibukan yang membuat mereka tidak sempat membayar pajak.

“Kami menargetkan seluruh kendaraan yang masih menunggak pajak agar segera melunasi kewajibannya. Harapan kami, masyarakat lebih disiplin dalam membayar pajak demi kelancaran pembangunan daerah,” tegasnya.

Saat ini, dari total 435.000 kendaraan di Subang, sebanyak 132.000 di antaranya belum terdaftar ulang. Dengan angka yang masih tinggi ini, Samsat Subang akan terus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kepatuhan pajak di wilayah tersebut.

Dua Kereta Api Tertahan di Cipunagara, Ini Penyebabnya!

Foto: Ilustrasi

Subang – Perjalanan dua kereta api terganggu akibat insiden pohon tumbang di petak jalan Cipunagara-Haurgeulis, Subang, pada Kamis (13/2/2025) sore. Pohon besar roboh melintang di jalur hulu dan hilir di KM 136+2, menyebabkan keterlambatan perjalanan KA 254 (Kertajaya) dan KA 259 (Tawang Jaya).

Laporan pertama datang dari masinis KA 254 relasi Pasar Senen–Surabaya Pasarturi pada pukul 16:26 WIB. Tim petugas segera berkoordinasi untuk menindaklanjuti kejadian tersebut guna memastikan keselamatan perjalanan kereta api.

KA 254 terpaksa berhenti di Kilometer 136+2 pada pukul 16:27 WIB, sementara KA 259 yang melintas tak lama kemudian juga tertahan di Kilometer 136+5. Upaya pembersihan dilakukan dengan cepat, dan pada pukul 16:31 WIB, pohon tumbang berhasil disingkirkan. Petugas langsung melakukan pemeriksaan jalur untuk memastikan kondisi aman sebelum perjalanan kembali dilanjutkan.

Akibat insiden ini, KA 254 mengalami keterlambatan selama 7 menit, sedangkan KA 259 terlambat 12 menit. Meski demikian, proses evakuasi yang sigap berhasil meminimalisir dampak lebih lanjut pada jadwal perjalanan kereta lainnya.

PT KAI mengapresiasi kerja sama cepat petugas dan masyarakat sekitar dalam menangani gangguan ini.

“Kami mohon maaf atas keterlambatan yang terjadi. PT KAI terus berkomitmen menjaga keselamatan serta kelancaran operasional perjalanan kereta api,” ujar Manager Humas Daop 3 Cirebon, Rokhmad Makin Zainul.

Pj. Bupati Subang Pantau Pemasangan Water Barrier untuk Tertibkan Lalu Lintas

Foto: subang.go.id

Subang – Subang kini makin tertata! Penjabat (Pj.) Bupati Subang, Drs. Mochamad Ade Afriandi, M.M., turun langsung meninjau pemasangan water barrier di sekitar Atelir serta Museum Subang/Wisma Karya. Fasilitas ini merupakan bantuan dari Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jawa Barat dan telah dipasang pada Rabu malam (12/2).

Sebanyak 40 unit water barrier ditempatkan di lokasi strategis dengan bantuan personel dari Satuan Polisi Pamong Praja (Pol PP), Dinas Perhubungan (Dishub), dan Pemadam Kebakaran (Damkar). Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan keamanan dan kelancaran arus lalu lintas di kawasan dengan mobilitas tinggi.

Water barrier ini berfungsi sebagai pembatas jalan sementara yang efektif dalam mengarahkan lalu lintas, mengurangi risiko kecelakaan, serta menciptakan lingkungan yang lebih tertib dan nyaman bagi masyarakat.

Pj. Bupati Subang menegaskan bahwa pemasangan water barrier merupakan langkah penting dalam menata lalu lintas di titik-titik rawan kemacetan. Selain itu, hal ini juga menjadi bagian dari komitmen pemerintah daerah dalam menciptakan lingkungan yang lebih aman dan tertib bagi seluruh pengguna jalan.

“Kami mengapresiasi bantuan dari Dishub Provinsi Jawa Barat. Pemasangan ini adalah awal dari upaya besar untuk menciptakan kawasan yang lebih tertib, terutama di area dengan aktivitas tinggi,” ungkapnya.

Ia juga mengajak masyarakat untuk bersama-sama menjaga fasilitas ini agar tetap berfungsi dengan baik dan tidak mengalami kerusakan. Partisipasi warga sangat dibutuhkan agar manfaat dari pemasangan water barrier ini dapat dirasakan secara maksimal.

Dengan adanya pengaturan lalu lintas yang lebih baik, diharapkan warga Subang bisa merasakan kenyamanan saat berkendara maupun beraktivitas di ruang publik.

Museum Subang, Wisata Edukasi Sejarah yang Wajib Dikunjungi di Jawa Barat

Museum Subang, Wisata Edukasi Sejarah yang Wajib Dikunjungi di Jawa Barat
Foto: www.kotasubang.com

Subang – Subang tak hanya dikenal dengan panorama alamnya yang memukau, tetapi juga menyimpan jejak sejarah yang kaya. Salah satu destinasi edukasi yang tak boleh dilewatkan adalah Museum Subang. Museum ini menjadi gerbang bagi wisatawan yang ingin menggali lebih dalam tentang sejarah dan budaya Kabupaten Subang.

Dibangun di atas lahan seluas satu hektare, Museum Subang berdiri kokoh di lokasi strategis yang mudah dijangkau. Keberadaannya menjadi bukti nyata upaya pemerintah dalam melestarikan warisan sejarah dan kebudayaan daerah.

Beragam koleksi bersejarah tersimpan rapi di dalamnya, mulai dari fosil hingga peninggalan era kolonial Belanda. Di antara koleksi unik yang bisa ditemukan adalah sepeda ontel klasik, pakaian tradisional, patung kuno, serta fosil gajah purba. Yang paling menarik perhatian adalah bejana perunggu, artefak langka yang konon hanya ada 20 di dunia. Menurut kanal YouTube @Kota Subang, salah satu bejana tersebut ditemukan di Subang, menjadikannya aset berharga bagi museum ini.

Selain koleksi sejarahnya yang kaya, Museum Subang juga menawarkan pengalaman unik melalui skywalk yang dibangun di atas aliran air. Dikelilingi pepohonan rindang, area ini menciptakan suasana yang sejuk dan menenangkan, memberikan pengalaman wisata yang berbeda.

Menariknya, museum ini dapat dikunjungi secara gratis! Ini menjadi pilihan ideal bagi wisatawan yang ingin belajar sejarah tanpa harus mengeluarkan biaya. Terletak di Jalan Ade Irma Suryani Nasution No. 2, Karanganyar, Subang, Jawa Barat, Museum Subang wajib masuk dalam daftar kunjungan bagi pecinta sejarah dan budaya.

Jalur Pantura Subang Rusak Parah, Pengendara di Ambang Bahaya

Jalur Pantura Subang Rusak Parah, Pengendara di Ambang Bahaya
Foto: www.beritasatu.com

Subang – Kondisi jalan nasional di jalur Pantura Subang, Jawa Barat, semakin memprihatinkan. Lubang-lubang besar menganga di sepanjang jalan, mengancam keselamatan pengendara yang melintas.

Dari perbatasan Karawang-Subang hingga Subang-Indramayu, ruas jalan rusak parah, membuat perjalanan penuh risiko.

Banyak pengendara menjadi korban akibat kondisi ini. Selain menyebabkan ban pecah, jalan berlubang juga memicu kecelakaan serius. Insan, seorang sopir truk boks pengangkut garam, mengalami insiden ketika bannya pecah setelah menghantam lubang besar.

“Saya dari Cilegon menuju Losarang, tapi perjalanan terganggu karena banyaknya lubang di jalur Pantura. Ban truk saya bocor. Saya berharap jalan ini segera diperbaiki,” keluh Insan.

Keluhan serupa datang dari Asep Saefulloh, warga yang rutin melintasi jalur ini. Ia menyebutkan bahwa kondisi jalan yang penuh lubang menjadi penyebab utama meningkatnya angka kecelakaan di kawasan tersebut.

“Setiap hari saya melewati jalur ini dan sekarang semakin parah. Banyak kecelakaan terjadi akibat lubang-lubang besar yang dibiarkan begitu saja. Semoga ada perbaikan segera sebelum semakin banyak korban,” ujar Asep.

Kerusakan di jalur Pantura Subang tidak bisa dianggap sepele. Kedalaman lubang bervariasi antara 5 hingga 20 cm, dengan lebar mencapai dua meter persegi. Situasi ini semakin memburuk sejak musim hujan tiba, membuat jalanan semakin sulit dilalui.

Pengendara kini harus ekstra waspada saat melewati jalur ini. Desakan agar pemerintah segera turun tangan semakin menguat, mengingat jalur Pantura merupakan salah satu akses utama bagi kendaraan logistik dan masyarakat yang melintas dari Jakarta ke Cirebon maupun sebaliknya.

Recent Posts