Beranda blog

Bel Sekolah Subang Berbunyi Lebih Pagi! Bupati Reynaldi Ketuk Jam Masuk PAUD hingga SMP

Penyesuaian jam belajar Subang 2025

Subang – Selamat pagi, siang, atau malam—tergantung kapan Anda membaca kabar fresh from the oven dari Kabupaten Subang ini. Jadi begini ceritanya: Bupati Subang, Reynaldi Putra Andita Budi Raemi, baru saja menandatangani surat sakti alias Surat Edaran Nomor 9 Tahun 2025. Isinya? Penyesuaian jam belajar untuk para bocil PAUD hingga siswa SMP se-Kabupaten Subang. Dan ya, isinya cukup bikin alarm Anda berpikir ulang: “Saya sudah cukup pagi belum, ya?”

Surat edaran ini nggak asal cuap-cuap lho. Ini adalah bentuk tindak lanjut dari Permendikbud Nomor 23 Tahun 2017 tentang Hari Sekolah, ditambah lagi Surat Edaran Gubernur Jawa Barat Nomor 58/PK.03/DISDIK yang nongol tanggal 28 Mei 2025 kemarin. Jadi jelas, ini bukan soal bangun pagi doang, tapi bagian dari misi besar: “Gapura Panca Walagri Jawa Barat Istimewa.” Wah, namanya aja sudah bikin kita berdiri tegak, ya!

Yang menarik, edaran ini juga ngepas banget sama program prioritas Kabupaten Subang: “9 Langkah Pembangunan Pendidikan.” Dan, ada sentuhan lembut tapi tegas dari Bupati soal Jam Malam untuk Peserta Didik. Artinya, malam hari bukan waktunya rebahan sambil scrolling TikTok semata. Ada pembinaan karakter, kegiatan keagamaan, dan hal-hal positif yang sebaiknya dilakukan dari pukul 18.00 sampai 21.00 WIB. Jadi, malam bukan waktunya ngelamun, tapi waktu bertumbuh!

Lalu bagaimana detail jam belajar baru ini? Catat, ya:

PAUD:
Senin sampai Jumat, mulai pukul 07.30 WIB, minimal 120 menit. Tidak ada kompromi. Anak-anak balita pun diajak tertib waktu sejak dini—karena, siapa cepat dia dapat!

SD Kelas I & II:
Senin–Kamis: Masuk pukul 06.30 WIB, belajar minimal 7 jam pelajaran.
Jumat: Tetap 06.30 WIB, tapi Kelas I cukup 4 JP, Kelas II 6 JP.

SD Kelas III–VI:
Senin–Kamis: Masuk 06.30 WIB, 8 JP.
Jumat: 06.30 WIB juga, 6 JP. Jadi, Jumat tetap barakah, tapi tetap ada belajar serius.

SMP:
Senin–Kamis: Mulai 06.30 WIB, 9 JP (dengan catatan: 1 JP = 40 menit, ya).
Jumat? Tenang, tetap 06.30 WIB, cukup 6 JP.

Menurut Bupati, kebijakan ini bertujuan agar pembelajaran lebih optimal dan sesuai potensi siswa. “Tertib waktu” jadi kunci, bukan hanya karena kita takut terlambat, tapi karena kita menghargai proses. As simple as that!

Dan tentu saja, ada harapan besar di balik perubahan jadwal ini: generasi muda Subang bisa jadi pribadi unggul, produktif, dan berkarakter kuat. Karena masa depan bangsa, ya dimulai dari bel berbunyi lebih pagi.


Frasa kunci utama:

Deskripsi meta:
Bupati Subang resmi atur jam masuk sekolah lebih pagi untuk PAUD, SD, dan SMP mulai 2025. Simak rincian jadwal dan tujuan kebijakannya!

Tag:
pendidikan Subang, jam belajar 2025, kebijakan sekolah Subang, Reynaldi Putra Andita, siswa PAUD SD SMP

Subang Smartpolitan: “Kota Pintar” Raksasa yang Siap Menyedot Ribuan Tenaga Kerja Lokal!

Subang Smartpolitan pusat industri baru

SUBANG — Pernah bayangin kota baru yang bukan cuma ada di film fiksi ilmiah, tapi benar-benar dibangun di Jawa Barat? Nah, kenalan dulu sama Subang Smartpolitan—kawasan industri super luas, lebih dari 2.700 hektare, yang bakal jadi magnet investasi dan lapangan kerja!

Seperti yang disampaikan Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, kawasan ini tak cuma akan mendatangkan investor nasional dan internasional, tapi juga menyerap tenaga kerja dalam jumlah jumbo.

“Bahkan sebelum pabrik dibuka, sudah menyerap tenaga kerja dari kontraktor lokal. Ini patut diapresiasi,” ujar Rahayu, Jumat (11/7/2025), sambil mungkin dalam hati ikut menghitung berapa banyak nasi padang yang bakal laku jika ribuan pekerja mulai berdatangan.

Bukan Cuma Pabrik, Tapi Ekosistem Ekonomi Serba Canggih

Rahayu nggak main-main. Ia membayangkan Subang Smartpolitan bukan sekadar tempat pabrik ngepul dan mesin berdengung. Harapannya, kawasan ini jadi ekosistem ekonomi yang lengkap, dari level direktur sampai tukang parkir, semua bisa kecipratan rejeki.

Dan yang bikin senyum makin lebar: kontraktor dalam negeri diberdayakan! Ini semacam nasi uduk pagi-pagi—mengenyangkan dan bikin hati tenang karena asli buatan lokal.

Prioritas Warga Lokal: Bukan Slogan, Tapi Target Serius

Sementara itu, Ketua Komisi VII DPR RI, Saleh Partaonan Daulay, angkat bicara dengan semangat ala komentator pertandingan final.

“Kami ingin masyarakat sekitar yang paling pertama merasakan manfaat pembangunan ini,” tegasnya, seperti sedang menyuarakan aspirasi warga yang tiap hari lihat truk lalu-lalang sambil nanya, “Ini proyek buat siapa sih?”

Menurut Saleh, lapangan kerja yang dibutuhkan nggak main-main: dari teknisi, operator, sampai tukang sapu dan satpam. Jadi, pemerintah daerah diminta jangan rebahan—segera siapkan SDM lokal dengan pelatihan dan pendidikan vokasi.

Investasi Besar, Tapi Rakyat Jangan Ditinggal

Tapi tunggu dulu, jangan sampai gegap gempita pembangunan ini cuma dinikmati segelintir konglomerat. Saleh menegaskan, investasi raksasa di Subang harus mendorong pertumbuhan ekonomi rakyat.

UMKM, warung kopi, jasa laundry, dan bahkan penjual es kelapa muda pun harus punya tempat dalam skema besar ini.

“Komisi VII akan dorong kolaborasi antara pemda dan pelaku industri dalam hal pelatihan kerja,” ujarnya mantap, sambil dalam hati mungkin berharap pelatihan itu juga menyediakan kopi sachet dan camilan ringan.

Dengan semangat gotong-royong dan fokus pada rakyat kecil, Subang Smartpolitan bukan hanya kawasan industri, tapi bisa jadi simbol kemajuan yang membumi—tempat di mana mimpi besar Indonesia dimulai dari akar rumput.(*)

Subang Masih Madya: Kota Layak Anak yang Masih “Belajar Jalan”

kabupaten layak anak Subang

SUBANG – Wahai warga Subang, mari kita duduk sejenak, siapkan teh hangat dan kudapan ringan. Sebab, ada kabar penting yang datang dari ranah kebijakan, tapi kita bawakan dengan gaya yang tak bikin ngantuk!

Kepala Dinas DP2KBP2A Kabupaten Subang, Bapak Yayat Sudradjat, baru-baru ini membagikan kabar seputar status kabupaten layak anak. Eits, jangan langsung tepuk tangan dulu! Subang memang sudah melangkah ke arah itu, tapi rupanya kita masih ada di level madya. Iya, seperti anak sekolah yang sudah lulus kelas 3, tapi belum naik ke kelas 4. Masih harus banyak belajar.

Menurut Pak Yayat, ada beberapa indikator yang bikin Subang belum bisa naik kelas ke level utama. Salah satunya yang paling bikin nyesek: masih ada kasus kekerasan terhadap anak. Waduh, ini seperti ingin dapat bintang lima, tapi dapur rumah masih bocor.

“Kita masih menuju kabupaten layak anak, namun sejumlah kendala, masih menjadi indikator yang menjadi penyebab status kabupaten layak anak di Kabupaten Subang masih berada di level madya,” tutur Yayat Sudradjat, kepada RRI, Jumat (11/7/2025).

Lalu, siapa yang mesti kerja keras? Jawabannya: semua pihak! Mulai dari OPD, dunia pendidikan, dunia kesehatan, hingga urusan kependudukan. Semua harus kompak kayak boyband Korea, biar bisa mencegah kekerasan terhadap anak.

“Jadi bicara soal Kabupaten layak anak itu, merupakan tanggung jawab masing-masing OPD dan juga pemangku kepentingan lainnya, bagaimana agar tidak terjadi kasus kekerasan terhadap anak. Mulai dari dunia pendidikan, dunia kesehatan, dan dunia kependudukan harus benar-benar terpadu,” tegasnya, penuh semangat seperti pelatih timnas.

Intinya, segala hal yang menyangkut anak-anak harus dipikirkan matang-matang, seolah mereka adalah tunas muda yang suatu hari nanti akan memimpin negeri. Mereka butuh perlindungan, kasih sayang, dan tentunya fasilitas yang layak bukan layak-layakan.

“Maka kebutuhan anak tersebut, harus dipenuhi oleh seluruh OPD terkait. Dunia pendidikan harus ditopang dengan fasilitas yang memadai, agar anak bisa berkembang, kemudian di sisi kesehatan, bagaimana anak bisa tumbuh sehat sesuai proporsinya, dunia ekonomi bagaimana anak-anak itu betul-benar sejahtera di bidang pembiayaan belanja,” pungkas Yayat.

Nah, mari kita doakan semoga Subang segera naik level. Tak hanya layak anak, tapi juga membahagiakan anak. Karena kota ramah anak itu bukan cuma soal taman bermain dan warna cat dinding, tapi tentang masa depan yang benar-benar aman dan menjanjikan. Yuk, Subang bisa!

Subang Siap Bagi-Bagi Beras: Rapat Koordinasi Bantuan Pangan Dibuka dengan Gaya!

bantuan pangan Subang

Subang — Ada yang beda di Kantor Perum BULOG Subang, Jumat pagi (11/7/2025). Bukan karena AC-nya lebih dingin atau karena kopi rapatnya lebih kental dari biasanya, tapi karena Pemerintah Kabupaten Subang dan Perum BULOG sedang duduk bareng. Mereka menggelar rapat koordinasi yang serius tapi santai, demi satu tujuan mulia: menyalurkan bantuan pangan untuk bulan Juni dan Juli 2025.

Niatnya manis, tujuannya jelas. Bantuan ini akan menyapa 15 ribu warga Subang yang telah terdata sebagai penerima manfaat. Jangan salah, distribusinya bukan tahun depan, tapi dimulai pekan depan! Cepat saji, tapi bukan mi instan.

Kepala Kantor Cabang Perum BULOG Subang, Djoko Purnomo, tampil tenang tapi tegas. Ia mengingatkan pentingnya sinergi—alias kerja sama yang bukan hanya di atas kertas—agar distribusi bantuan ini lancar, tepat sasaran, dan berasnya nggak berubah jadi bubur di jalan.

“Mutu harus tetap terjaga,” kata Pak Djoko. Intinya, yang dikirim bukan sekadar beras, tapi beras dengan kualitas layak makan, bukan layak lempar.

Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Rd. Maman Firmansyah, datang dengan semangat 45. Ia mendukung penuh program ini karena yakin bahwa perut kenyang adalah pondasi ketahanan masyarakat. Kalau rakyat lapar, mana bisa diajak gotong royong?

Lalu hadir juga sosok penuh energi, Kang Asep Nuroni. Dalam sambutannya, Kang Asep tak hanya memberikan tepuk tangan untuk BULOG Subang yang berhasil menyerap beras dan gabah petani melebihi target, tapi juga memberi catatan penting.

“Program ini bagian dari strategi ketahanan pangan dan pengendalian inflasi. Alhamdulillah, Subang masih adem, inflasinya di bawah rata-rata Jawa Barat. Nah, itu harus dijaga!” ujar Kang Asep dengan semangat.

Setelah pidato, Kang Asep tak lantas pulang. Beliau langsung meluncur ke Gudang Bulog Karanganyar bersama para peserta rapat. Di sana, dilakukan aksi nyata: uji takar dan uji kualitas beras. Bukan sulap, bukan sihir, setiap karung ditimbang untuk memastikan beratnya 10 kg dan kualitasnya bukan sembarangan. Yang dikasih ke rakyat, ya, harus yang terbaik.

Rapat koordinasi ini juga dihadiri oleh Asda II, Sekretaris Dinas Sosial, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kabag Perekonomian Setda, serta unsur TNI/Polri, Kejaksaan, dan jajaran BULOG Subang. Jadi, kalau urusan bantuan pangan kali ini sukses besar, kita tahu siapa saja yang di balik layar.

Resmi Ganti Komandan! Polres Subang Kini Dipimpin Sosok Baru nan Bergelar Ph.D

Kapolres Subang baru

Jumat siang, 11 Juli 2025 – Subang—sebuah hari yang tampaknya biasa saja, tapi tidak untuk Polres Subang. Di lantai empat Aula Direktorat Lalu Lintas Polda Jawa Barat, suasana mendadak sakral dan penuh khidmat. Bukan karena sedang ada ujian CPNS, melainkan karena momen sakral Serah Terima Jabatan (sertijab) Kapolres Subang sedang berlangsung!

Tepat pukul 13.00 WIB, acara digelar dengan rapi, tertib, dan tentu saja tanpa drama. Semua yang hadir tampak seperti barisan pasukan yang baru saja disetrika: licin, disiplin, dan tenang.

Sertijab ini bukan dadakan seperti tugas mendadak dari guru matematika. Ia adalah hasil turunan sah dari Surat Telegram Kapolri Nomor: KEP/927/VI/2025 tertanggal 24 Juni 2025. Surat sakti ini mengatur mutasi dan promosi perwira Polri seantero Polda Jawa Barat.

Lalu siapa saja yang terlibat dalam prosesi penuh wibawa ini?

Pertama, AKBP Ariek Indra Sentanu, S.H., S.I.K., M.H.—sang mantan Kapolres Subang—yang kini melaju mulus ke posisi Wadirlantas Polda Metro Jaya. Perjalanan kariernya seperti jalur tol, mulus tanpa hambatan.

Selanjutnya, panggung disambut sosok baru dengan gelar akademik panjang bak nama Wi-Fi tetangga: AKBP Dony Eko Wicaksono, S.H., S.I.K., M.H., Ph.D. Beliau sebelumnya menjabat sebagai Kanit 5 Subdit IV Dittipidnarkoba Bareskrim Polri. Kini, beliau resmi menjabat sebagai Kapolres Subang yang baru. Bukan hanya polisi, tapi juga akademisi. Kombinasi antara Intel dan Intelek. Mantap!

Acara ini dipimpin langsung oleh Kapolda Jawa Barat, didampingi para Pejabat Utama Polda Jabar, serta para Kapolres dari wilayah Polda Jabar lainnya. Semua hadir, semua rapi, semua ikut sertijab sesuai ketetapan mutasi. Lengkap, seperti nasi padang dengan rendang.

Dengan tongkat estafet kepemimpinan telah berpindah tangan, harapannya tentu tak main-main: kepemimpinan baru ini diharapkan bisa terus menjaga sinergi dan dedikasi dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat di Kabupaten Subang. Karena bagaimanapun, kamtibmas itu penting, bahkan lebih penting daripada sinyal Wi-Fi saat zoom meeting.

“Ngabret” Urus KTP dan KK? Kini Bisa di Kecamatan, Gak Perlu Ngegas ke Kabupaten!

Layanan KTP dan KK di kecamatan Subang

Subang – Warga Subang, siap-siap bersorak sambil nyengir! Mulai Agustus 2025, urusan KTP dan KK gak lagi bikin kaki pegal atau dompet kempes gara-gara harus bolak-balik ke Kantor Disdukcapil Kabupaten. Sekarang, cukup melipir ke kecamatan masing-masing. Praktis, hemat bensin, dan bebas drama antri panjang sambil menahan lapar.

Kepala Disdukcapil Subang, H. Dr. Sumarna, S.Sos., M.AP., pun bersyukur banget atas gebrakan ini. Dalam wawancaranya via sambungan telepon dengan Lampusatu.com, beliau menyampaikan, “Alhamdulillah Pak Bupati sangat mendukung akan perbaikan pelayanan publik. Termasuk di dalamnya Disdukcapil. Dengan program pelayanan Adminduk (Administrasi Kependudukan) di kecamatan dengan maksud mendekatkan pelayanan kepada masyarakat. Masyarakat tidak perlu lagi datang ke kabupaten.”

Mantap kan? Jadi bukan cuma sayur mayur yang bisa dibeli dekat rumah, ngurus dokumen penting juga bisa dilakukan di ‘warung sebelah’ alias kecamatan terdekat.

Tapi ya, namanya juga perubahan, pasti ada rem-nya. Pak Sumarna mengakui kalau perjalanan ini gak semulus jalan tol, “Tantangan dan hambatan pasti ada. Kita laksanakan dulu aja programnya. Sambil jalan kita perbaiki dan disempurnakan,” ujarnya. Santai, pelan asal selamat, yang penting jalan terus.

Nah, motor utama di balik program ini siapa lagi kalau bukan Bupati Subang, Kang Rey alias Reynaldy Putra Andita. Dalam Forum Konsultasi Publik bertema “Pemanfaatan Pengaduan Masyarakat dalam Peningkatan Kualitas Layanan Administrasi Kependudukan”, beliau membeberkan rencananya yang bikin warga tersenyum sumringah.

“Insyaallah di Agustus nanti, layanan administrasi seperti KTP dan KK bisa selesai di kecamatan. Tidak perlu lagi ke Disdukcapil. Tinggal datang ke kecamatan masing-masing. Ini bentuk kemudahan akses pelayanan yang sedang kami dorong,” ujar Kang Rey di Aula Pemda Subang, Selasa (17/6/2025).

Kang Rey juga menegaskan bahwa Subang saat ini sedang masuk mode turbo alias ‘Ngabret’. Bahkan, demi menggugah rasa empati para ASN, beliau sempat melantik pejabat di jalan rusak! Simbol yang tidak main-main agar para pengambil kebijakan tahu persis apa yang rakyat rasakan: licin, becek, dan bikin motor nyelonong.

Dengan semangat ‘Ngabret’, semoga bukan hanya pelayanan yang ngebut, tapi juga senyum masyarakat yang makin lebar karena urusannya jadi lancar. Yuk, siap-siap urus KTP dan KK di kecamatan, jangan lupa bawa senyum dan fotokopi, ya!

Jelajah Antikorupsi KPK 2025: Dari Desa ke Desa, Bawa Misi Suci dan Kendaraan Mini

Roadshow KPK 2025

SUBANG – Kabar baik datang dari KPK, bukan dalam bentuk OTT, tapi misi edukasi! Roadshow KPK 2025 bertajuk Jelajah Negeri Bangun Antikorupsi kembali digelar—dan kali ini, gayanya beda. Bayangkan KPK bukan lagi berkonvoi pakai bus gede bak tur keliling boyband, tapi tampil sederhana dan lincah dengan kendaraan kecil. Yup, lebih ramping, tapi misinya tetap serius!

Roadshow yang dimulai sejak Juni dan bakal berakhir Juli 2025 ini menyasar delapan titik di Jawa Barat. Salah satu yang sudah masuk dalam daftar lokasi penting: Kabupaten Subang. Catat tanggalnya: 19–20 Juli 2025. Tapi awas, jangan kaget kalau kendaraan KPK nongol tiba-tiba di gang sempit kampung. Bukan tersesat, tapi memang sedang menyapa warga akar rumput.

“Dengan bus kecil ini, kita yang mendatangi masyarakat. Jangan heran kalau nanti kendaraan KPK terlihat di desa-desa, karena memang kita ingin menyapa langsung warga di akar rumput,” ujar Wawan Wardiana, Deputi Bidang Pendidikan dan Peran Serta Masyarakat KPK, saat pelepasan roadshow di Gedung Lama KPK, Jakarta, Kamis (26/6/2025).

Bukan cuma datang-datang lalu say hello, roadshow ini juga penuh aksi edukatif. Mulai dari diskusi publik yang (semoga) nggak bikin ngantuk, kelas integritas yang bikin hati adem, sampai kampanye kreatif antikorupsi yang siap bikin warga tercengang dan tersadar—semua dilaksanakan di ruang terbuka yang bisa diakses siapa pun.

Salah satu momen yang bakal jadi sorotan adalah saat kendaraan KPK mejeng di tengah-tengah Car Free Day Jl. Wangsa Gofarana, Subang. Nggak hanya mejeng, tapi juga akan menjelma jadi pusat edukasi antikorupsi. Jadi, yang biasanya CFD buat jogging atau cari jajanan, sekarang bisa sambil belajar jujur dan bersih.

Di balik layar, Pemkab Subang lewat Inspektorat Daerah (Irda) tak kalah sibuk. Rapat demi rapat digelar demi menyusun acara yang tidak sekadar formalitas, tapi juga kena di hati warga. Beberapa lokasi disiapkan, dari kompleks Pemkab Subang, Alun-Alun, hingga kampus lokal. Tapi semua masih bisa berubah, karena fleksibilitas adalah kunci!

“Persiapan terus kami matangkan agar kegiatan ini berjalan lancar dan bisa memberikan dampak positif bagi masyarakat Subang, khususnya dalam membangun budaya antikorupsi,” ujar Sekretaris Irda Subang, Herdi.

Setelah Subang, tim KPK nggak langsung ngaso. Mereka lanjut menyusuri jalanan ke Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Kuningan, dan puncaknya di Majalengka pada 30 Juli 2025. Misi masih sama: menyebarkan semangat antikorupsi dari desa ke kota, dari generasi ke generasi.

Kloter Terakhir Mendarat, Subang Berpesta! “Berangkat Utuh, Pulang Pun Utuh”

Kepulangan Jemaah Haji Subang

SUBANG – Warga Subang tampaknya boleh sedikit ‘pecah kongsi’ sebentar dari rutinitas harian. Pasalnya, Kamis (10/7/2025) menjadi hari istimewa: seluruh jemaah haji Kabupaten Subang resmi kembali ke tanah air. Penutupnya? Rombongan Kloter 26 KJT yang terdiri dari 301 jemaah mendarat manis, lengkap tanpa kurang satu pun.

Penyambutan berlangsung hangat dan meriah di RM Taman Selera, Indramayu. Wakil Bupati Subang, H. Agus Masykur Rosyadi alias Kang Akur, hadir langsung menyambut kepulangan para tamu Allah ini. Senyumnya tak tanggung-tanggung, seolah ikut terbakar semangat haji yang baru saja turun dari langit Arab.

Tak ketinggalan, Kepala Kemenag Kabupaten Subang, Badruzaman, turut menyampaikan laporan beraroma syukur. “Alhamdulillah, berangkat utuh, pulang pun utuh,” ujarnya. Sebuah kalimat singkat yang mampu membuat hati siapa pun terasa adem kayak es kelapa muda di siang bolong.

Total 1.185 jemaah haji asal Subang kini sudah kembali ke pangkuan tanah air. Lengkap, sehat, dan tentu saja, penuh cerita ibadah selama 40 hari yang tak bisa disangkal: bikin iri yang belum berangkat.

Kang Akur pun memberikan sambutan yang tak kalah hangat. “Selamat datang kembali di tanah air, di Kabupaten Subang tercinta. Mudah-mudahan semua jamaah selalu diberi kesehatan dan kekuatan untuk terus membawa semangat haji yang mabrur dan mabruroh,” ucapnya dengan penuh semangat.

Tapi tunggu dulu, haji mabrur itu bukan cuma stempel spiritual. Menurut Kang Akur, itu juga amanah moral. Jadi jangan cuma dibanggakan, tapi juga dibagikan! “Mari terus berlomba-lomba dalam kebaikan, fastabiqul khairat,” ajaknya, sembari berharap para jemaah jadi duta-duta kebaikan di lingkungannya masing-masing.

Apresiasi pun diberikan kepada seluruh panitia, petugas haji, hingga jajaran Kemenag. Mereka dianggap pahlawan di balik layar yang memastikan semua berjalan lancar, dari keberangkatan hingga mendarat dengan gaya.

Turut meramaikan momen haru dan bahagia ini: Asisten Daerah I Setda Subang, Kabag Kesra, Forum KBIHU Subang, serta petugas dan keluarga dari Kloter 26 KJT.

Dengan kepulangan ini, berarti lembaran ibadah haji tahun 2025 bagi warga Subang telah resmi ditutup. Tapi semangatnya? Masih membara. Karena haji bukan sekadar perjalanan, tapi bekal untuk terus menebar kebaikan sepulangnya.

Smartpolitan Subang: Kawasan Canggih, Harapan Tenaga Kerja Lokal Melambung

Kawasan Industri Smartpolitan Subang

SUBANG – Ada angin segar berembus dari Desa Sawangan, Kecamatan Cipeundeuy, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Bukan sekadar semilir, tapi beraroma investasi dan peluang kerja! Ya, kawasan industri Surya Cipta Smartpolitan yang sedang dibangun itu bak magnet raksasa yang siap menyedot tenaga kerja lokal—asal jangan cuma angin doang ya.

Ketua Komisi VII DPR RI, Saleh Partaonan Daulay, dalam kunjungannya pada Jumat kemarin, menyampaikan harapannya yang menggebu namun tetap membumi. “Ini kan sedang dibangun kawasan industri Smartpolitan seluas 2.717 hektare. Di dalamnya juga ada 481,93 hektare kawasan ekonomi khusus (KEK) Industri Teknologi Terpadu Subang. Tentu akan menciptakan banyak lapangan kerja,” ujarnya.

Lapangan kerja, katanya, harus diisi dulu oleh warga lokal. Istilahnya, jangan sampai ayam mati di lumbung padi—masa warga Subang cuma jadi penonton di tanah sendiri? Tapi kalau memang belum cukup, boleh lah ditambah dari daerah lain di Jawa Barat. Intinya: yang penting terserap, bukan terserempet.

Namun, seperti cinta yang belum terbalas, pekerjaan itu belum benar-benar terasa. “Sekarang ini kawasan industrinya masih proses pembangunan. Nanti kalau pembangunan kawasan ini rampung, tentu akan membutuhkan banyak tenaga kerja,” kata Saleh. Nah, sabar dulu ya, warga Subang—rejeki besar sedang dibangun pakai bata demi bata.

Menyoal industri yang bakal berdiri, Saleh menyebut nama BYD, raksasa otomotif yang katanya bakal punya “massa”. Tenang, ini bukan demo—maksudnya, BYD bakal menarik minat banyak perusahaan pendukung untuk ikut nimbrung. Jadi jangan kaget kalau nanti kawasan itu ramai bukan main.

“Dengan luas lahan kawasan industri 2.717 hektare itu akan banyak industri atau investor yang menanamkan investasinya,” lanjutnya. Mulai dari tenaga ahli, operator lapangan, sampai petugas kebersihan—semua punya peluang untuk ikut andil. Dari tukang solder hingga tukang sapu, semua penting!

Tak tinggal diam, pihak pengelola juga sudah pasang kuda-kuda. Direktur Hubungan Pemerintahan PT Suryacipta Swadaya, Grace Octalian, menyampaikan bahwa koordinasi dengan pemerintah daerah sudah on track. “Kami sudah kerja sama ke pemerintah daerah yang dalam hal ini Dinas Tenaga Kerja dan Dinas Pendidikan. Kami juga lakukan roadshow ke SMK-SMK yang ada di Subang terkait dengan perkembangan industrialisasi di Subang,” katanya. Wah, SMK pun sudah diajak kongko—biar anak-anak muda siap tempur di medan industri!

Dalam kunjungan tersebut, Saleh tak sendiri. Ia didampingi Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Rahayu Saraswati Djojohadikusumo dan beberapa anggota lainnya. Mereka bukan cuma datang buat foto-foto, tapi juga meninjau langsung ke lapangan. Tentu bukan sekadar jalan-jalan, tapi menyerap aspirasi sambil memantau progres pembangunan.

Kalau kawasan ini rampung, Subang bukan cuma punya nanas dan pantura—tapi juga punya masa depan industri yang menggelegar!

Subang Bahas Duit dan Jalan: Kang Asep Tampil Kalem tapi Nendang di Rapat Paripurna!

Rapat Paripurna DPRD Subang 2025

SUBANG – Hari Rabu ceria, Ruang Rapat Paripurna DPRD Subang mendadak jadi panggung diskusi super serius, tapi tetap santai ala Sunda. Sekretaris Daerah Kabupaten Subang, H. Asep Nuroni, S.Sos., M.Si.—atau yang lebih dikenal dengan sapaan akrab “Kang Asep”—hadir lengkap dengan senyum ramah dan pidato penuh makna.

Dipimpin langsung oleh Ketua DPRD, Victor Wirabuana Abdurachman, rapat paripurna kali ini membahas Penyampaian Tanggapan Bupati atas Pandangan Umum Fraksi-Fraksi terhadap Perubahan KUA-PPAS Tahun 2025. Meski judulnya terdengar bak soal ujian CPNS, percayalah, isinya krusial banget buat masa depan Subang.

Kang Asep pun langsung tancap gas. Dengan gaya yang tenang tapi menggugah, beliau mengucapkan terima kasih yang tak setengah-setengah kepada para anggota DPRD. Katanya, “Terima kasih yang setinggi-tingginya atas saran, tanggapan, dan koreksi…” Wah, Kang Asep ini tahu banget caranya menghormati mitra kerja, ya!

Soal Pendapatan Asli Daerah (PAD), Kang Asep tak pakai basa-basi. Beliau menyatakan hal ini bakal jadi perhatian serius Pemerintah Daerah. Intinya, Subang mau move on—lebih mandiri, lebih cuan, tapi tetap santun.

Namun, jujur saja, Kang Asep nggak menutupi kenyataan. Ia bilang, Subang masih belum bisa lepas dari bantuan dana Pemerintah Pusat dan Provinsi. Katanya, “alokasi anggaran dari Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Provinsi masih menjadi sumber pendanaan yang sangat dominan.” Ya nggak apa-apa, namanya juga masih berproses jadi daerah mandiri. Semangat!

Walau dananya masih tergantung, Kang Asep menegaskan semuanya tetap harus sesuai juknis dan juklak. Nggak ada ruang buat asal-asalan. Kata beliau, semua pelaksanaan anggaran harus patuh aturan. Kalau kata anak sekarang: mainnya harus clean, no cheat!

Nah, bagian paling menarik datang saat Kang Asep membahas efisiensi. Katanya, perubahan KUA-PPAS ini tujuannya mulia: memperbaiki jalan dan jembatan. Jadi, kalau nanti warga Subang bisa ngebut tanpa guncangan di jalan raya, ingat, itu hasil rapat yang satu ini.

Kang Asep juga menekankan bahwa semua anggaran akan dikelola dengan efektif dan efisien. Bukan cuma demi pembangunan, tapi juga buat pelayanan publik yang makin mantap. Gaya pengelolaan yang hemat tapi mantap ini jadi semacam “diet anggaran” yang tetap bergizi.

Acara ini pun dihadiri tokoh-tokoh penting. Mulai dari unsur Forkopimda, Asisten Daerah, Kepala OPD, para Camat, hingga tamu undangan lainnya. Wah, lengkap bener! Tinggal kurang kopi dan gorengan aja buat makin akrab.

Recent Posts