Beranda blog Halaman 9

Slengean Berubah Jadi Tangguh: Pelajar Subang Tamatkan Pelatihan Karakter di Lanud Suryadarma

SUBANG — Kalau biasanya anak SMP pulang sekolah bawa PR dan drama pertemanan, kali ini ceritanya beda. Sebanyak 50 pelajar dari SMP dan MTs se-Kabupaten Subang pulang dengan “oleh-oleh” karakter baru: lebih disiplin, lebih tanggung jawab, dan katanya… lebih rajin bantu cuci piring!

Selama hampir dua pekan, mereka bukan liburan atau camping ceria, tapi digembleng di Lanud Suryadarma, Kalijati. Bukan hanya baris-berbaris dan push-up ala militer, tapi juga pelatihan moral dan tanggung jawab sosial. Yup, ini bukan sekadar pelatihan fisik. Ini bootcamp karakter!

Penutupan program yang digelar akhir Juni 2025 terasa istimewa. Wakil Bupati Subang, H. Agus Masykur Rosyadi—yang lebih populer dengan nama panggungnya: Kang Akur—resmi menutup kegiatan. Beliau hadir bersama jajaran TNI AU, para pejabat daerah, dan tentunya para orang tua yang antusias ingin melihat anaknya lulus dari “universitas kedisiplinan”.

Prosesi penutupan berlangsung dengan khidmat—tapi jangan bayangkan suasana kaku. Ada momen penanggalan tanda peserta, penyerahan sertifikat, dan yang paling meriah: atraksi baris-berbaris ala siswa Subang. Gaya tegas nan kompak mereka sukses bikin para tamu tepuk tangan sampai pegal.

Kang Akur dalam sambutannya melontarkan pujian tulus, “Dulu masih banyak yang slengean. Sekarang saya lihat sudah luar biasa. Saya bangga melihat perkembangan mereka,” katanya, sambil menahan senyum haru yang bisa bikin tisu laris manis.

Beliau juga menegaskan bahwa perubahan ini tak boleh berhenti di Lanud saja. Orang tua diminta ikut andil menjaga api semangat anak-anak mereka tetap menyala. “Anak ibu bukan anak nakal, tapi anak spesial yang butuh perhatian lebih,” ujar Kang Akur dengan nada yang bisa bikin satu aula terdiam.

Sementara itu, Komandan Lanud R. Suryadi Suryadharma, Marsma TNI M. R. Y. Fahlefie, juga turut memberi wejangan. Dengan suara penuh energi, beliau menyampaikan, “Kalau kalian berjuang, tidak ada yang tidak mungkin.” Singkat, padat, penuh daya gempur motivasi!

Program ini memang bukan pelatihan biasa. Setiap hari siswa dilatih bangun pagi (dan bukan snooze alarm lima kali), makan teratur, kerja tim, dan tentu saja, mengikuti sesi pembinaan mental. Hasilnya? Mereka belajar disiplin, kerja sama, dan… tahu kapan harus diam dan kapan harus bicara. Itu dia, soft skill level dewa!

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Subang, Dra. Nunung Suryani, menyebut program ini sebagai langkah konkret membentuk pelajar yang tidak hanya cerdas otaknya, tapi juga kuat mentalnya. Beliau bahkan ingin pola ini diperluas, biar makin banyak pelajar Subang yang “naik level”.

Kang Akur juga melempar kabar gembira: pelatihan ini akan hadir dalam gelombang-gelombang berikutnya. Bahkan para alumni program pun akan dipantau agar tetap konsisten dengan perubahan positifnya. “Saya sangat optimis. Dari hari ke-5 saja sudah terlihat perubahan signifikan. Ini awal yang baik, ke depan insyaAllah akan jauh lebih baik,” tuturnya mantap.

Panitia juga mencatat ada peningkatan dramatis dalam kepatuhan, empati, dan kemampuan kerja sama siswa. Jadi ini bukan sekadar hasil yang bisa difoto dan dipajang di Instagram, tapi nyata terasa di rumah: anak jadi lebih rajin, lebih sopan, dan… kata ibu-ibu, “lebih enak diajak ngobrol.”

Dengan kerja sama solid antara Pemda Subang, Dinas Pendidikan, dan TNI AU Lanud Suryadarma, masa depan pelajar Subang terlihat jauh lebih cerah—dan tentu saja, lebih berkarakter!

Media Sosial Bukan Sekadar Story: Subang Serius Garap Peran Digital Pemerintah!

Pelatihan Media Sosial Subang

SUBANG — Kalau dulu berita pemerintahan cuma tampil di mading kelurahan atau koran mingguan, kini pemerintah Kabupaten Subang naik kelas! Diskominfo Subang resmi menggelar Pelatihan Media Sosial khusus bagi para perangkat daerah. Lokasinya di Aula Kantor Diskominfo, hari Rabu (2/7). Dan jangan salah, ini bukan sekadar pelatihan copy-paste caption ya, ini soal membangun komunikasi dua arah yang kekinian dan strategis.

Acara ini dibuka langsung oleh Asisten Daerah Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Rahmat Effendi, ditemani Kepala Diskominfo Subang, dr. Dwinan Marchiawati. Nah, dr. Dwinan menekankan bahwa media sosial itu bukan hanya untuk eksis, tapi eksis yang bertanggung jawab. Alias, pemerintah wajib hadir dan aktif menjawab keresahan rakyat, bukan sekadar posting foto rapat.

Rahmat Effendi menambahkan bumbu penting: “Banyak aduan masuk ke Instagram Bupati, dan sudah ditangani, tapi belum diekspos.” Nah lho! Artinya, sudah kerja, tapi nggak diumumin—padahal warga nungguin update. Seolah-olah pemerintah kerja diam-diam kayak ninja. “Ke depan, jangan hanya posting kegiatan rutin. Tapi juga harus tampilkan aksi nyata menangani aduan warga,” pesannya. Singkatnya, feed Instagram bukan tempat selfie OPD, tapi etalase pelayanan publik.

Dari ruang pelatihan yang penuh dengan kepala bidang dan analis media sosial, juga hadir Kepala BP4D Subang yang ngomporin semangat keterbukaan informasi publik. Ia menekankan, mulai dari perencanaan hingga pertanggungjawaban, semua kudu transparan. Jangan ada lagi program yang ‘diam-diam menghanyutkan’.

Materi pelatihan makin gurih dengan kehadiran Jejen Jaenudin dan tim media Bupati. Mereka membagikan tips dan trik jadi admin medsos andalan. Mulai dari bikin konten yang ‘renyah’, sampai strategi menangani komentar pedas netizen. Semua demi satu tujuan: bikin media sosial pemerintah bukan sekadar platform, tapi jembatan digital rakyat dan negara.

Dan iya, acara ini juga jadi ajang reuni kecil-kecilan. Ada Sekretaris Diskominfo, Kepala Bagian Tata Pemerintahan, serta para analis media sosial. Komplit! Tinggal kopi dan donat saja yang belum dibahas.

Dengan pelatihan ini, Subang menegaskan: akun media sosial pemerintah bukan sekadar papan pengumuman online. Tapi medan strategis untuk melayani, merespons, dan menunjukkan Subang yang terus bergerak — bukan cuma di dunia nyata, tapi juga di dunia maya.

Pisah Sambut Dandim Subang: Dari Pak Zaki ke Pak Asep, Estafet Sinergi Berlanjut!

Pisah sambut Dandim Subang

SUBANG — Suasana Aula Pemda Subang, Selasa malam (2/7/2025), mendadak penuh haru dan tawa. Pemerintah Kabupaten Subang menggelar acara yang bukan sekadar seremoni, melainkan ajang silaturahmi penuh rasa: pisah sambut Komandan Kodim 0605/Subang. Dari Letkol Inf Ahmad Zaki, S.Sos., M.M., M.I.Pol., ke Letkol Czi Asep Saepudin, S.E.—dua prajurit, satu semangat, dan ribuan kenangan yang dititipkan.

Letkol Zaki tampil sederhana namun penuh wibawa, menyampaikan pidato pamit yang mengundang tepuk tangan dan senyum lebar. “Saya sudah banyak berinteraksi dan berkomunikasi dengan para Forkopimda dalam menjaga sinergitas. Jika ada kekurangan selama saya bertugas, saya mohon maaf,” ujarnya, dengan nada hangat yang seakan berkata: ini bukan perpisahan, hanya pindah ‘markas’.

Tak lupa, beliau menitipkan warisan paling berharga kepada penerusnya: sinergi dan komunikasi. Bahkan dengan gaya khasnya yang ramah, ia membuka pintu silaturahmi selebar-lebarnya, “Pak Bupati, kalau suatu waktu ke Jakarta, saya siap mendampingi.” Hadirin pun menyambut dengan tawa dan tepuk tangan. Siapa bilang prajurit tidak bisa jadi duta wisata lokal?

Kini giliran Letkol Asep Saepudin yang maju ke podium. Dengan mantap, ia menyampaikan rasa terima kasih atas sambutan hangat yang membuatnya merasa “pulang ke rumah”. Ia menegaskan, tongkat estafet dari Letkol Zaki bukan sekadar simbol, tapi komitmen untuk terus melayani masyarakat dan menjaga sinergi lintas lini.

“Kami melanjutkan amanah estafet dari Letkol Zaki. Mohon arahan dari senior-senior dan semua pihak,” ucapnya. Singkat, padat, dan mantap—seperti komando yang sudah terbiasa ia berikan.

Bupati Subang, Kang Rey—sapaan akrab Reynaldy Putra Andita BR, S.IP.—ikut memberikan sambutan dengan gaya khasnya yang menggelitik dan membumi. Dengan penuh hormat, beliau menyampaikan apresiasi pada Letkol Zaki dan menyambut Letkol Asep dengan semangat layaknya menyambut partner baru dalam game strategi pembangunan.

“Selamat datang Letkol Asep Saepudin. Kami menyambut dengan penuh semangat dan harapan besar,” katanya, lalu menambahkan guyonan khas ala Kang Rey, “Dan untuk Pak Zaki, semoga sukses di tempat tugas baru. Kita doakan karirnya lancar, cepat ‘pecah kolonel’, seperti Pak Kapolres cepat ‘pecah kombes’.” Gelak tawa pun mengiringi momen itu.

Tak lupa, Kang Rey mengingatkan pentingnya kolaborasi. “Saya tidak bisa membangun Subang sendirian,” ujarnya dengan tegas. Karena membangun daerah, kata beliau, bukan kerja satu orang, tapi kerja tim ala Forkopimda United!

Acara ditutup dengan suasana hangat: cinderamata bertukar tangan, ramah tamah mengalir seperti kopi hangat di pagi Subang, dan hiburan yang membuat suasana makin cair. Hadir pula Wakil Bupati, Sekda, Ketua DPRD, Ketua TP PKK, Forkopimda, kepala OPD, instansi vertikal, hingga tokoh masyarakat. Lengkap sudah malam itu—sinergi dibalut silaturahmi.

Robohnya Sekolah, Robohnya Harapan? Komisi IV Turun Tangan, Subang Harus Bangun Ulang Semangat!

SDN Maulana Yusuf roboh

SUBANG — Bayangkan ini: pagi cerah di Desa Cigugur, anak-anak berseragam putih-merah siap menimba ilmu, tapi yang mereka dapati justru reruntuhan bangunan sekolah mereka. SDN Maulana Yusuf, bukan cuma ambruk secara fisik, tapi juga mengguncang rasa kemanusiaan dan logika anggaran pendidikan.

Dua hari setelah tragedi itu, Selasa (2/7/2025), rombongan anggota DPRD Kabupaten Subang dari Komisi IV datang menyambangi lokasi bak detektif pendidikan. Dipimpin langsung oleh Wakil Ketua DPRD Tegar Jasa Priatna dan Ketua Komisi IV Zainal Mufid, mereka menyusuri puing demi puing yang seolah berbisik, “Kami sudah lama butuh perhatian.”

Begitu sampai, yang mereka temui bukan sekadar atap runtuh atau kayu lapuk. Ini bukan set film horor. Ini kenyataan. Zainal Mufid pun bersuara lantang, nyaris seperti lonceng darurat, “Apa yang kami lihat hari ini sangat memprihatinkan. Ini bukan hanya bangunan roboh, tapi alarm bahaya bagi dunia pendidikan kita.”

Dan jelas, ini bukan tentang hujan deras atau angin ribut. Ini tentang sistem yang… ya, ikut roboh juga. Kata Zainal, “Ini bukan semata bencana alam. Ada kelalaian dalam pengawasan dan perencanaan pembangunan sekolah. Jangan tunggu roboh baru diperbaiki. Harus ada langkah reaktif dan preventif.”

Ia juga meminta Dinas Pendidikan untuk segera inventarisasi sekolah-sekolah yang ‘sakit’, yang tinggal menunggu waktu untuk ikut ambruk. Tak lupa, Komisi IV akan ikut kawal penganggaran agar SDN Maulana Yusuf segera berdiri lagi, bukan jadi monumen kelalaian.

“Kami mendorong agar perbaikannya masuk dalam pos anggaran darurat atau APBD Perubahan. Anak-anak di sini harus tetap belajar dengan aman dan nyaman,” tambah Zainal, dengan nada yang tidak main-main.

Dalam kunjungan itu, Komisi IV juga mendengar suara dari pihak sekolah dan orang tua siswa. Solusi jangka pendek pun diusulkan: ruang kelas darurat atau relokasi sementara. Karena, mari jujur, belajar di bawah pohon itu romantis cuma di film—bukan di dunia nyata.

Kunjungan ini jadi pertanda bahwa wakil rakyat bisa bertindak cepat. Tapi, masyarakat masih menunggu: apakah ini awal dari aksi nyata, atau hanya parade prihatin tahunan? Semoga, dari reruntuhan ini, muncul tekad untuk membangun kembali. Bukan cuma bangunan, tapi kepercayaan.

Juli 2025: Bulan Tanpa Tanggal Merah, Tapi Tetap Bisa Liburan Seru!

libur nasional Juli 2025

Suarasubang.com – Selamat datang di Juli 2025, bulan yang siap menyambut kita dengan senyuman… tapi tanpa tanggal merah! Ya, betul sekali—siapkan tisu atau es krim, karena tidak ada satu pun hari libur nasional ataupun cuti bersama yang jatuh di bulan ini. Sedih? Tahan dulu air mata Anda, karena kita akan bahas ini dengan gaya yang lebih segar dari es kelapa muda di pantai!

Biasanya, akhir bulan jadi momen keramat untuk intip-intip kalender. Cuma ngecek, siapa tahu ada tanggal merah tersembunyi yang bisa dijadikan liburan mendadak. Sayangnya, untuk Juli kali ini, hasil stalking kalender tidak membuahkan hasil menggembirakan.

Mengapa demikian? Semua ini sah secara hukum berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri yang sahih dan terpercaya, lho. Tepatnya SKB Nomor 1017 Tahun 2024, SKB Nomor 2 Tahun 2024 dari Kementerian Agama, serta SKB Nomor 2 Tahun 2024 dari Kementerian Ketenagakerjaan dan Kementerian PAN-RB. Jadi bukan hasil ramalan bintang atau firasat mimpi semalam.

Lalu, apa saja yang kita punya di Juli 2025 ini? Hanya hari Minggu, pemirsa! Catat tanggalnya:

  • Minggu, 6 Juli 2025
  • Minggu, 13 Juli 2025
  • Minggu, 20 Juli 2025
  • Minggu, 27 Juli 2025

Nah, bagi Anda yang sudah menyusun rencana liburan seperti main Uno di pegunungan atau staycation sambil rebahan cantik di hotel, saatnya menyusun ulang strategi. Tapi jangan khawatir, karena di balik awan mendung tanpa tanggal merah ini, tetap ada cahaya—yaitu jatah cuti tahunan Anda!

Tipsnya simpel dan cerdik: ambillah cuti di hari Jumat atau Senin, dan sulap akhir pekan biasa menjadi long weekend impian. Dijamin lebih lengang dari jalan tol di tengah malam. Cara ini tidak hanya membuat tubuh Anda lebih rileks, tapi juga dompet lebih aman dari tiket pesawat yang melonjak saat liburan resmi.

Masih penasaran kapan libur nasional selanjutnya? Yuk, kita tengok sisa stok liburan di tahun 2025 ini:

  • Minggu, 17 Agustus 2025: Proklamasi Kemerdekaan
  • Jumat, 5 September 2025: Maulid Nabi Muhammad SAW
  • Kamis, 25 Desember 2025: Hari Natal

Dan untuk cuti bersama? Tinggal satu, ya:

  • Jumat, 26 Desember 2025: Cuti bersama Natal

Jadi, walau Juli 2025 tidak menghadiahkan kita libur nasional, bukan berarti tak bisa liburan. Dengan sedikit kreativitas dan strategi, Anda tetap bisa rehat sejenak dari hiruk-pikuk kehidupan. Ingat, bukan soal tanggal merahnya, tapi bagaimana kita mewarnai harinya!

Frasa Kunci Utama:
Deskripsi Meta: Tidak ada libur nasional di Juli 2025, tapi Anda tetap bisa merencanakan liburan seru. Cek tips dan tanggal penting sisa tahun ini!
Tag: libur nasional 2025, tanggal merah Juli, cuti bersama 2025, kalender 2025, tips liburan tanpa tanggal merah

RSUD Subang Hadirkan Dua Layanan Spesialis Baru: Anak dan Gigi Kini Makin Terurus!

layanan spesialis RSUD Subang

SUBANG – Ada kabar segar dari dunia medis Subang! RSUD Subang kini resmi membuka dua layanan spesialis anyar yang bikin warga senyum lebar dan para orang tua bisa tidur lebih nyenyak. Mulai Juli 2025, rumah sakit kebanggaan masyarakat Subang ini menghadirkan layanan Spesialis Bedah Anak dan Spesialis Konservasi Gigi. Wah, dua bidang ini bukan sembarang tambahan—mereka datang bak superhero kesehatan dengan misi penyelamatan yang lebih spesifik dan profesional!

Pembukaan dua layanan spesialis ini merupakan bentuk komitmen RSUD Subang untuk menghadirkan pelayanan kesehatan yang lebih lengkap dan berkualitas bagi masyarakat Subang dan sekitarnya,” tegas Direktur RSUD Subang, dr. Achmad Nasuhi, dengan aura keyakinan yang tak main-main.

Layanan pertama yang siap beraksi adalah Spesialis Bedah Anak, yang kini dipegang oleh dr. Laura Kurnia Agnestivita, Sp.BA. Beliau bukan hanya dokter, tapi ibarat pahlawan bertangan halus—karena pasiennya adalah para bayi mungil hingga remaja tangguh usia 18 tahun. Mulai dari operasi janin, bayi prematur, hingga anak usia sekolah, semua bisa ditangani. Dan tenang, untuk yang ingin berkonsultasi, beliau praktik setiap hari Senin hingga Rabu. Catat, ya!

Nah, gigi kamu juga nggak mau kalah diperhatikan, kan? Masuklah layanan kedua: Spesialis Konservasi Gigi, dipimpin oleh drg. Dikdik Lazuardi Fahrizal, Sp.KG. Beliau ini Endodontis alias jagonya urusan gigi bagian dalam—terutama saluran akar yang suka bikin nyut-nyutan tengah malam. Dari tambal gigi estetik sampai terapi gigi, semuanya bisa kamu konsultasikan. Jadwal praktiknya? Senin, Rabu, dan Jumat. Jadi, enggak ada alasan lagi buat menunda perawatan gigi, ya!

Langkah strategis ini bukan hanya menambah panjang daftar layanan RSUD Subang, tapi juga jadi bukti nyata bahwa fasilitas kesehatan di daerah makin siap menghadapi tantangan zaman. Dari urusan bedah anak sampai gigi bolong, kini semua bisa ditangani oleh ahlinya langsung. Subang, kamu naik level!

Tak hanya menambah layanan, RSUD Subang juga menebar kabar gembira: kedua layanan spesialis ini terbuka untuk semua jalur pembiayaan. Mau pakai BPJS Kesehatan, bayar umum, pakai asuransi swasta, atau datang sebagai pasien rujukan dari instansi lain—semuanya bisa! Ini bukan klinik eksklusif, tapi layanan inklusif. Jadi, siapa pun punya akses yang sama untuk mendapatkan perawatan dari para spesialis andal.

Manajemen RSUD Subang pun tak lupa menyampaikan rasa terima kasih yang hangat, bukan hanya dari balik meja kantor, tapi juga lewat komitmen yang tak main-main: pelayanan yang terus ditingkatkan, fasilitas yang terus dikembangkan, dan tentunya tenaga medis profesional yang siap siaga setiap saat.

Terima kasih atas kepercayaan masyarakat kepada RSUD Subang. Kami akan terus berupaya memberikan pelayanan yang terbaik demi kesehatan warga Subang,” tutup dr. Achmad, dengan nada penuh harap dan semangat yang tak pernah surut.

FORMAL Kumpul Lagi: Mantan Legislator Subang Gaskeun Bangun Daerah!

Mantan anggota DPRD Subang

SUBANG — Bayangkan sekelompok mantan anggota dewan, yang biasanya kita lihat pakai jas dan berdiri serius di podium, kini duduk bareng sambil ngopi dan berdiskusi soal masa depan. Yup, itu bukan adegan film, tapi momen nyata yang terjadi saat Sarasehan dan Rapat Kerja FORMAL alias Forum Mantan Anggota Legislatif Kabupaten Subang 2025, Rabu kemarin (2 Juli 2025), di Hotel Laska Subang.

Dengan mengusung tema “FORMAL Bersatu dalam Kebersamaan, Berkarya untuk Masa Depan Subang,” acara ini bukan sekadar reuni tukar cerita nostalgia. Ini panggung serius tapi santai, tempat para mantan wakil rakyat menyatukan suara demi Subang yang lebih gemilang.

Ketua Pelaksana acara, Drs. Asep Setia Permana, menyampaikan bahwa FORMAL bukan tempat ngumpul-ngumpul manja. “FORMAL hadir untuk memperkuat silaturahmi dan peran aktif dalam pembangunan Subang,” ujarnya penuh semangat, seolah ingin berkata: “Kami mungkin mantan, tapi bukan mantan sembarangan!”

Senada dengan Asep, Ketua FORMAL Subang, Rohmani, S.H., tampil dengan energi positif yang menular. Ia menegaskan, “FORMAL harus hadir dan bermanfaat, bukan hanya sebagai organisasi, tetapi menjadi bagian dari solusi.” Waduh, mantan tapi solutif—boleh juga!

Agenda makin berbobot ketika FORMAL menyerahkan dokumen sikap organisasi kepada Pemerintah Daerah Subang. Dan siapa yang menerima? Tak lain dan tak bukan, Wakil Bupati Subang, H. A. Ruhimat alias Kang Akur. Ini bukan sekadar simbolik, tapi bukti FORMAL ingin ambil bagian dalam “project besar” pembangunan Subang.

Dari sisi legislatif aktif, Wakil Ketua II DPRD Subang, H. Kosim, turut memberi angin segar. “Sebagai mantan anggota legislatif sekaligus warga negara, kita tetap punya tanggung jawab membangun Subang,” katanya, menegaskan bahwa tugas negara tak kenal masa jabatan.

Kang Akur pun menambahkan dengan gaya khasnya yang bersahaja, “Kami mengedepankan gotong royong, kolaborasi pentahelix, dan partisipasi aktif masyarakat dalam membangun Subang yang unggul, maju, dan kompetitif.” Wah, bahasa keren ini cocok banget buat status WhatsApp para pejuang daerah.

Yang bikin acara makin mantap, hadir juga para tokoh hebat seperti Dewan Penasihat dan Pembina FORMAL, Danlanud Suryadi Suryadarma, Kajari Subang, Ketua Kadin Subang, para kepala OPD, hingga jajaran Forkopimda. Lengkap sudah, tinggal panggil tukang dokumentasi buat bikin vlog!

Dua Granat Aktif Nongkrong di Koper, Warga Pagaden Heboh!

granat aktif ditemukan di Subang

SUBANG – Pagi yang biasanya adem-ayem di Kampung Pagaden mendadak jadi drama aksi. Bukan karena sinetron pagi atau suara emak-emak teriak manggil anak, tapi karena… koper misterius berisi dua granat aktif! Iya, dua granat model “nanas” nongkrong manis di luar rumah Bu Iis Yunani di RT 027 RW 008, Desa Pagaden, Kecamatan Pagaden, Kabupaten Subang, Rabu pagi (2/7/2025).

Tentu saja, warga langsung geger. Siapa juga yang nggak panik lihat koper isinya bukan baju, tapi granat aktif? Untungnya, warga sigap dan langsung lapor ke kepolisian. Bukan malah bikin story Instagram atau buka koper rame-rame, lho.

Kapolsek Pagaden, AKP Ikin Sodikin, sigap menangani situasi. “Setelah dilakukan pengecekan oleh tim Jibom, kedua granat tersebut diduga masih aktif. Maka sesuai prosedur, kami langsung menyerahkan kepada tim untuk dilakukan disposal atau pemusnahan,” ujar beliau dengan nada serius tapi tetap tenang. Gimana enggak, ini bukan perkara petasan, Sob, tapi granat!

Tak butuh waktu lama, Tim Penjinak Bom alias Jibom dari Satuan Brimob Mako Cikeruh, Polda Jabar, meluncur ke TKP. Mereka datang lengkap dengan peralatan canggih dan gaya ala film Mission: Impossible—minus Tom Cruise.

Lokasi pemusnahan? Bukan studio film, tapi Lapangan Bola Desa Pagaden. Serius. Dipimpin langsung oleh Danden Gegana Kompol Iyus bersama tujuh personel, proses disposal dilakukan dengan cara yang tak kalah keren: peledakan jarak jauh. Boom! Tapi jangan khawatir, prosesnya aman terkendali, tak ada rumah retak apalagi genteng beterbangan.

Sebelum granat diledakkan, ada seremoni mini: penandatanganan berita acara penyerahan barang bukti dari pihak kepolisian ke tim Jibom. Jadi, bukan hanya ledakannya yang serius, tapi prosedurnya juga sah menurut hukum.

“Alhamdulillah kegiatan disposal berjalan lancar, aman, dan tidak menimbulkan gangguan bagi masyarakat sekitar,” ujar AKP Ikin dengan lega.

Meski granatnya sudah “pensiun”, misterinya belum tamat. Polisi masih menyelidiki bagaimana dua granat bisa nyasar ke kampung dan nongkrong di koper tanpa undangan. Masyarakat pun diminta tetap waspada. Jangan sampai salah kira, benda aneh itu bukan artefak antik atau mainan anak-anak.

“Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya kewaspadaan masyarakat terhadap benda-benda mencurigakan yang ditemukan di sekitar lingkungan tempat tinggal,” kata Kapolsek. Ia juga menegaskan, “Jika menemukan benda mencurigakan, jangan sok jago. Segera lapor, jangan disentuh apalagi dibawa pulang.”

Semoga koper-koper di Pagaden ke depannya hanya berisi baju lebaran atau makanan ringan. Jangan sampai jadi rumah kos dadakan buat granat ya, warga!

Subang Berpesta Bhayangkara: Polri Tampil Adaptif, Kang Rey Angkat Topi

Hari Bhayangkara ke-79 Subang

SUBANG – Ada yang spesial di Halaman Kantor Bupati Subang pada Selasa pagi (1/7/2025). Bukan bazar atau konser dangdut, tapi justru momen khidmat: Upacara Peringatan Hari Bhayangkara ke-79 Tingkat Kabupaten Subang.

Di bawah terik matahari yang setia menemani, Bupati Subang Kang Rey—eh, lengkapnya Reynaldy Putra Andita Budi Raemi, S.IP.—berdiri tegap bersama sang Wakil, H. Agus Masykur Rosyadi, S.Si., M.M. Mereka hadir bukan untuk gaya-gayaan, tapi untuk memberi hormat pada para Bhayangkara yang mengusung tema keren tahun ini: “Polri Untuk Masyarakat.”

Inspektur Upacara kali ini bukan sembarang orang. Beliau adalah Kapolres Subang, AKBP Ariek Indra Sentanu, S.H., S.I.K., M.H., sosok tegas namun kalem. Dalam amanatnya, beliau menyampaikan bahwa peran Polri kini makin luas, tidak lagi sekadar “jaga malam” atau “tilang motor.”

“Polri saat ini harus mampu menjadi peneduh di tengah kompleksitas zaman,” kata Kapolres dengan mantap. Ia menambahkan bahwa Polri dituntut lincah, adaptif, dan tetap profesional. Pokoknya kayak pemain sepak bola, tapi berseragam cokelat.

Peringatan ini, kata Kapolres, juga jadi semacam kaca rias buat Polri—bukan buat dandan, tapi untuk berkaca: “Apa yang perlu diperbaiki, ditingkatkan, dan dikomunikasikan lebih baik lagi dengan masyarakat,” ujarnya lugas.

Tak mau kalah, Kang Rey pun menyampaikan pesan bernas—plus bonus pujian buat jajaran Polres. Katanya, keamanan bukan cuma soal menangkap maling, tapi juga fondasi penting buat Subang yang lagi ngebut jadi kota industri.

“Visi industrialisasi Subang tidak akan tercapai tanpa dukungan penuh dari jajaran Polri,” ujar Kang Rey sambil tersenyum bangga.

Lebih lanjut, beliau menyentil isu premanisme yang selama ini seperti duri di tengah proyek. Tapi tenang, berkat langkah tegas Polres, preman pun kini tak lagi sembarangan nampang. Bahkan menurut Pak Gubernur, Subang jadi salah satu yang terbaik se-Jawa Barat. Mantap betul!

Di akhir pidatonya, Kang Rey mengajak generasi muda Subang—yang mungkin lagi ngopi di warkop saat ini—untuk meneladani semangat Bhayangkara. “Masa depan Subang bergantung pada karakter generasi mudanya,” tandasnya.

Upacara ini juga diramaikan oleh kehadiran tokoh penting: dari Danlanud Suryadarma, Ketua DPRD, hingga para Kepala OPD. Singkatnya, ini bukan acara sembarangan—ini selebrasi dedikasi!

Bupati Subang “Ngabret”! Tolak Titipan Proyek, Fokus Infrastuktur Leucir 2027

Bupati Subang tolak titipan proyek

SUBANG — Ada yang lagi “ngabret” dari kursi panas pemerintahan, tapi bukan sembarang kebut-kebutan! Kang Rey—sapaan akrab Bupati Subang Reynaldy Putra Andita—mendadak jadi “rem tangan” untuk para pemburu proyek titipan. Ia menegaskan: jangan sekali-sekali bawa-bawa namanya untuk urusan proyek pemerintah. Titip salam boleh, titip proyek? Eh, minggir dulu, Bos!

Dalam briefing staf Pemkab Subang yang digelar campuran daring dan luring (karena Subang selalu hybrid, dong), Kang Rey tampil seperti pemimpin drama Korea yang sedang menasihati anak buahnya—tenang tapi tajam. “Saya tidak pernah nitip proyek. Camat yang tegas justru akan saya hargai. Jika ada yang mencatut nama saya, tolong langsung ditolak,” katanya. Wah, ini baru pemimpin, anti titipan club!

Briefing yang berlangsung di Ruang Rapat Bupati pada Senin, 30 Juni 2025 itu terasa seperti siraman rohani anti-korupsi. Camat-camat yang hadir langsung disiram peringatan segar dari Bupati baru. Siap-siap jadi pahlawan anti-‘pencatut’!

Ngomong-ngomong soal pembangunan, Subang lagi panas—bukan karena cuaca, tapi karena semangatnya! Di awal masa jabatannya bersama Wakil Bupati Agus Masykur Rosyadi, Kang Rey sudah pasang gigi lima. Prioritas utamanya: infrastruktur yang bukan kaleng-kaleng.

Bukan cuma janji manis kayak bumbu mie instan. Dana infrastruktur yang tadinya ‘cuma’ Rp80 miliar di APBD 2025, langsung naik drastis di anggaran perubahan jadi Rp250 miliar! Jebret! Tiba-tiba anggaran melonjak kayak harga cabai saat musim hujan.

Misi besar ini dibungkus dalam nama yang tak kalah keren: Ngabret! (Ngawangun Bareng Rakyat). Nah, ini dia. Program pembangunan yang berkonsep kolaboratif, bukan main sendiri kayak anak kos makan mi tiga kali sehari.

Kang Rey pun menargetkan, pada tahun 2027, jalan-jalan di Subang bakal leucir alias mulus kayak pipi bayi. Warga tak perlu lagi jadi pembalap MotoGP dadakan di jalan berlubang. Dengan semangat Ngabret, Subang siap tancap gas menuju infrastruktur yang manusiawi dan merata!

Recent Posts