Beranda blog Halaman 8

30 ASN Ikuti Sertifikasi Barjas di Subang, Tapi yang Lulus Cuma Segelintir?

pelatihan barjas subang

SUBANG – Ada yang menarik dari aula BKPSDM Kabupaten Subang, Rabu pagi (2/7/2025). Bukan pengajian atau rapat dadakan, tapi… pelatihan serius dan agak bikin deg-degan: Sertifikasi Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Level 1 alias Barjas.

Sebanyak 30 peserta dari sekitar 20 OPD dan beberapa kecamatan datang dengan wajah penuh harap (dan mungkin sedikit gugup). Mereka tidak sedang antre sembako, tapi bersiap ikut pelatihan tiga hari penuh—dari Selasa sampai Rabu.

Kepala Bidang Pembinaan Aparatur BKPSDM Subang, Desi Agustiani, yang tampak tenang namun tegas, menjelaskan bahwa para peserta ini akan disiapkan menjadi Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).

“Pelatihannya selama 3 hari, dari Selasa sampai Rabu, pesertanya 30 orang dari sekitar 20 OPD pemkab dan staf beberapa kecamatan,” ujar Desi kepada Subang RBO.

Tapi jangan salah sangka, pelatihan ini bukan sekadar datang, duduk, ngopi, lalu dapat sertifikat. Ini Barjas, Bung! Dan untuk jadi PPK, seseorang harus lulus tiga level diklat dan sertifikasi. Yang ini baru level 1, dan sudah bikin keringat dingin.

Desi pun angkat bicara soal tingkat kelulusan, yang ternyata lebih langka daripada kuota umroh gratis.

“Paling yang lulus pelatihan dan sertifikasi barjas ini hanya 5 atau 6 orang,” ucapnya polos tapi jujur.

Kenyataan ini memang bikin ciut nyali. Tapi Desi tetap berharap banyak. Ia ingin makin banyak peserta yang lulus, supaya kebutuhan SDM PPK bisa terpenuhi.

“Jumlah PPK di kita masih minim, idealnya tiap dinas atau OPD itu PPK-nya 5 orang,” tambahnya, sambil mengisyaratkan bahwa barisan PPK saat ini masih lebih tipis dari kerupuk mentah.

Jadi, siapa bilang jadi PPK itu gampang? Selain harus kuat mental, juga harus tahan uji. Tapi kalau lulus, siapa tahu bisa jadi pahlawan pengadaan dinas!

Frasa kunci utama:
Deskripsi meta: Sebanyak 30 peserta mengikuti Pelatihan dan Sertifikasi Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (Barjas) Level 1 di Subang. Tapi hanya sedikit yang diprediksi lulus.

Tag: pelatihan ASN, sertifikasi barjas, PPK Subang, pengadaan barang dan jasa, BKPSDM Subang

Subang Darurat Dua Penyakit Serius, Tapi Satu Masih Aman: Ini Kata Kadinkes!

HIV/AIDS dan TBC di Subang

SUBANG – Ada kabar yang agak bikin kening berkerut dari Kabupaten Subang. Dinas Kesehatan setempat tengah waspada tinggi terhadap tiga penyakit yang bikin WHO pun angkat alis: HIV/AIDS, TBC, dan malaria. Tapi tenang, nggak semuanya bikin dag-dig-dug. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Subang, dr. Maxi, mengonfirmasi bahwa dua dari tiga penyakit ini cukup menggeliat angkanya di Subang: HIV/AIDS dan TBC.

“Untuk penyakit HIV/AIDS dan TBC, tak hanya menjadi fokus global, tetapi juga untuk skala Kabupaten Subang, sudah menjadi perhatian utama kita,” ujar dr. Maxi kepada RRI di Subang, Kamis (3/7/2025).

Nah, kalau soal malaria? Tenang dulu, Subang masih adem ayem. Menurut Kadinkes, penyakit yang satu ini belum pernah muncul batang nyamuknya di wilayah mereka. Kecuali kalau kita nyasar ke hutan Kalimantan atau Papua—barulah malaria bisa ajak kenalan.

“Alhamdulillah, untuk di Subang, selama ini malaria tidak pernah kita ketemukan,” terangnya dengan nada sedikit lega.

Tapi jangan dulu tarik napas panjang. Data 2025 menyebutkan, kasus HIV/AIDS di Subang sudah menyentuh angka wah: 10.362 kasus! Sementara itu, penderita TBC juga tak kalah menyedihkan, dengan angka 6.276 kasus. Ini bukan jumlah undangan resepsi, ini jumlah orang yang sedang bertarung dengan penyakit.

“Kasus HIV/AIDS di Subang sampai 2025 ini, tercatat 10.362 kasus, sedangkan TBC mencapai 6.276 kasus,” ungkap dr. Maxi dengan nada serius.

Meski begitu, dr. Maxi dan timnya tidak tinggal diam. Mereka terus berjibaku—bukan dengan jurus silat, tapi dengan strategi pengobatan dan pencegahan. Tujuannya satu: jangan sampai muncul kasus baru yang bikin repot semua lini.

“Kami saat ini, terus berupaya melakukan pencegahan, guna mengantisipasi munculnya kasus baru di Kabupaten Subang,” pungkasnya mantap.

Motoran Rukun, Subang Pun Aman: Aksi Damai dari Jalanan ke Aula!

sinergi polisi dan komunitas motor Subang

SUBANG — Siapa bilang dunia motor cuma soal knalpot berisik dan gaya ugal-ugalan di jalan? Di Kabupaten Subang, justru para pendekar jalanan ini menunjukkan taji yang berbeda. Bukan lewat suara mesin, tapi lewat suara komitmen!

Bertempat di Aula Patriatama Polres Subang, para jagoan jalanan dari Moonraker, Brigez, XTC, dan RPM datang berbondong-bondong. Bukan untuk adu gas, tapi untuk duduk manis dalam acara Silaturahmi dan Penandatanganan Deklarasi Bersama. Dipandu langsung oleh Wakapolres Subang, Kompol Endar Supriyatna, S.Kom., S.I.K., kegiatan ini sukses bikin suasana adem meski diisi para riders garang. Total ada 40 peserta—lumayan, cukup buat bikin rombongan iring-iringan kalau lagi touring!

Dalam sambutannya, Kompol Endar tak segan menyampaikan rasa salutnya. Ia bilang, “Kabupaten Subang memiliki wilayah yang sangat luas, oleh karena itu Polres Subang sangat membutuhkan dukungan dan partisipasi aktif dari rekan-rekan kelompok motor agar tercipta situasi yang aman dan kondusif.”

Wakapolres juga dengan gamblang menyoroti stigma yang kerap menempel di komunitas motor. Yup, image negatif kadang nempel gara-gara ulah satu-dua oknum. Kompol Endar mengajak semua organisasi motor untuk rutin melakukan pembinaan, menghindari sikap anarkis, dan rajin ikut kegiatan edukatif kayak safety riding dan penyuluhan hukum.

Nah, momen yang paling menyentuh datang saat semua perwakilan kelompok motor berdiri bareng, membacakan, dan menandatangani Deklarasi Pernyataan Sikap. Gaya motor boleh beda, tapi niat menjaga Subang tetap satu suara—aman dan kondusif!

Setelah deklarasi, giliran Kasat Reskrim Polres Subang ambil alih panggung. Beliau memaparkan materi hukum yang nggak main-main. Mulai dari bahaya pengeroyokan, penganiayaan, hingga ujaran kebencian dan kenakalan remaja, semuanya dibahas tuntas. Gak ada lagi tuh yang bisa bilang “nggak tahu aturan”.

Acara ditutup manis pukul 15.00 WIB. Suasana penuh canda, hangat kayak keluarga yang lama nggak ketemu. Tak ada bunyi klakson, hanya suara komitmen yang menggema: motoran boleh, tapi jangan lupa aturan!

Kendaraan Besar Bikin Resah, Kang Rey Siap Turun Tangan!

Pembatasan kendaraan angkutan barang Subang

SUBANG – Siapa sangka, truk-truk raksasa yang mondar-mandir di jalanan Subang kini sedang masuk dalam daftar “pengawasan ketat”? Bupati Subang, Reynaldy Putra Andita BR, atau yang akrab disapa Kang Rey, angkat bicara dengan gaya yang nggak main-main.

Dalam Rapat Forum Lalu Lintas yang digelar di Ruang Rapat Bupati II pada Kamis (3/7/2025), Kang Rey menumpahkan unek-uneknya soal kendaraan angkutan barang yang bikin warga resah. Di hadapan para kepala dinas dan pejabat lintas instansi, ia membuka fakta yang cukup mengguncang.

“Perbup ini saya keluarkan bukan tanpa alasan, tapi hasil dari pengaduan masyarakat Subang yang resah terhadap kendaraan besar,” ujar Kang Rey sambil menekankan betapa pentingnya menegakkan Peraturan Bupati Nomor 21 Tahun 2025. Peraturan ini merupakan upgrade dari Perbup No. 28 Tahun 2023—semacam update aplikasi, tapi ini untuk ketertiban jalan raya.

Lalu, apa isi update-nya? Pembatasan jam operasional! Untuk kendaraan bertonase besar, seperti pengangkut tanah, pasir, batu, air mineral, sampai limbah, jam jalan dibatasi. Senin sampai Jumat cuma boleh jalan antara pukul 05.00–09.00 dan 16.00–20.00 WIB. Hari Sabtu dan Minggu lebih longgar, tapi tetap ada pagar: hanya boleh dari pukul 05.00–21.00 WIB. Ingat, ini hanya berlaku bagi kendaraan dengan konfigurasi roda depan dua dan ban belakang empat atau delapan. Jadi, kalau ban-nya lebih dari sepuluh? Mungkin bisa masuk museum.

Kang Rey blak-blakan menyebut bahwa kendaraan besar bukan cuma bikin macet, tapi juga sudah banyak makan korban.

“Tidak bisa dipungkiri, kendaraan besar ini sudah memakan korban berkali-kali, juga menjadi faktor utama kemacetan,” tegasnya. Waduh, ngeri!

Tak berhenti sampai di situ, Kang Rey juga mengajak kolaborasi lintas instansi. Ia bahkan merencanakan inspeksi lapangan bareng Gubernur Jawa Barat. Bukan buat jalan-jalan, tapi untuk cek langsung armada perusahaan: mulai dari KIR sampai pelat nomor yang nyasar.

Dan ini dia bagian yang paling “plot twist”! Kang Rey bakal nambah pasukan penertiban—bukan dengan rekrutmen baru, tapi dengan memanggil ASN “bandel” untuk turun ke lapangan. Yup, yang suka telat, bolos, atau malas-malasan, siap-siap ditugasin jadi pasukan Dishub.

“Untuk penambahan personel Dishub, saya akan tempatkan 500 ASN yang masih melanggar aturan dan ketentuan. Nanti kita akan filter, dari 500 itu mana yang masih bisa dimaafkan, akan saya tugaskan di Dishub, dan langsung ditempatkan di lapangan,” katanya, penuh gaya dan gamblang.

Tak lupa, pos penyekatan strategis juga akan dibuat. Dilengkapi CCTV biar bisa nonton “aksi tilang” versi real-time. Jumlah personel ASN yang bertugas pun akan ditingkatkan dari 58 jadi 100 orang. Siap-siap, jalanan Subang bakal lebih disiplin, tapi tetap penuh warna.

Sementara itu, Kasatlantas Polres Subang, AKP Asep Saepudin, S.H., ikut memberikan lampu hijau terhadap langkah tegas ini. “Saya sangat mendukung penertiban kendaraan angkutan barang tersebut,” ujarnya. Sip, berarti lampu hijau dari polisi sudah nyala!

Menutup arahannya, Kang Rey memberi sinyal keras kepada perusahaan yang belum patuh. Sebelum kena sanksi, mending cepat-cepat berbenah.

“Kami betul-betul perhatikan perusahaan mana saja yang bandel. Lebih baik dikompromikan dari sekarang,” pungkasnya. Dan kita semua tahu, kalau Kang Rey sudah bilang “dikompromikan dari sekarang,” berarti… jangan tunggu ditegur dua kali!

Pelantikan Birokrat Kolong Tol: Dedi Mulyadi dan Misi Menyulap Kumuh Jadi Surga

pelantikan pejabat Jawa Barat di kolong tol

Suarasubang.com – Bayangkan ini: sebuah pelantikan pejabat penting, bukan di aula megah atau ruang rapat ber-AC, tapi… di kolong jembatan tol! Tepatnya, di bawah ruas tol Cileunyi–Sumedang, di daerah yang lebih sering masuk kategori “butuh pertolongan segera” daripada “spot Instagramable”. Tapi jangan salah, ini bukan sembarang pelantikan. Ini adalah panggung teatrikal Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, dalam menyampaikan pesan yang dalam—dan agak nyelekit.

“Yang pertama barangkali menjadi aneh, kenapa saya ngajak ke sini? Sebenarnya saya ngajak ke sini untuk ingetin semua,” ujar Dedi, seperti dikutip dari akun YouTube Lembur Pakuan Channel, Kamis (3/7/2025).

Dengan latar belakang warung liar, sampah yang berserakan, dan parkiran liar yang seolah sengaja dilukis sembarangan, Dedi melantik para pejabat baru. Ia mengajak mereka tidak sekadar duduk di balik meja, tapi turun ke lapangan, merasakan getirnya realitas yang sering luput dari pandangan rapat.

“Saya bilang, jangan ngomong pekerjaan, jangan ngomong kewenangan. Ini wilayah provinsi Jawa Barat, yuk kita benahi rame-rame,” tegasnya. Ya, bagi Dedi, birokrat bukan sekadar tukang stempel, tapi motor perubahan yang harus siap gaspol kapan pun dibutuhkan.

Ia pun langsung memberi tugas: Kepala Dinas PU diminta mendata seluruh jalan nasional di Jawa Barat yang tampak kumuh. Targetnya? Bukan hanya dicatat, tapi juga dibersihkan. Bahkan Dedi menyebut akan ada patroli marinir. Serius, marinir! Bukan buat perang, tapi perang melawan kekumuhan.

“Saya ingin Jawa Barat kembali sesuai dengan fitrah penciptaannya,” katanya. Sebuah kalimat yang terdengar seperti puisi yang dibacakan di tengah gundukan sampah plastik.

Lalu, datanglah kalimat pamungkas yang langsung bikin hati para pendengar mencelos:
“Jawa Barat itu diciptakan ketika Tuhan sedang tersenyum. Tapi oleh kita, tanah surga ini dijadikan neraka. Jalannya rusak, drainasenya mampet, sungainya kotor, got-gotnya hitam, orang-orangnya bertengkar tiap hari.”

Dedi tak sedang main drama. Ia menyisipkan rasa cinta pada tanah Sunda di setiap katanya. Ia menuntut pejabat tidak hanya bermental absen pagi dan pulang tepat waktu, tapi berjiwa pelayan sejati. Pelantikan di kolong tol ini adalah pernyataan: jika birokrat ingin mengubah wajah Jawa Barat, maka mereka harus berani memulainya dari bawah—secara harfiah.

“Saya gak bisa hanya mimpi. Saya harus mengembalikan. Kembali Jawa Barat-nya. Kembali manusianya,” tutupnya, dengan suara yang menggema di antara tiang-tiang beton dan semilir angin dari selokan sebelah.

Slengean Berubah Jadi Tangguh: Pelajar Subang Tamatkan Pelatihan Karakter di Lanud Suryadarma

SUBANG — Kalau biasanya anak SMP pulang sekolah bawa PR dan drama pertemanan, kali ini ceritanya beda. Sebanyak 50 pelajar dari SMP dan MTs se-Kabupaten Subang pulang dengan “oleh-oleh” karakter baru: lebih disiplin, lebih tanggung jawab, dan katanya… lebih rajin bantu cuci piring!

Selama hampir dua pekan, mereka bukan liburan atau camping ceria, tapi digembleng di Lanud Suryadarma, Kalijati. Bukan hanya baris-berbaris dan push-up ala militer, tapi juga pelatihan moral dan tanggung jawab sosial. Yup, ini bukan sekadar pelatihan fisik. Ini bootcamp karakter!

Penutupan program yang digelar akhir Juni 2025 terasa istimewa. Wakil Bupati Subang, H. Agus Masykur Rosyadi—yang lebih populer dengan nama panggungnya: Kang Akur—resmi menutup kegiatan. Beliau hadir bersama jajaran TNI AU, para pejabat daerah, dan tentunya para orang tua yang antusias ingin melihat anaknya lulus dari “universitas kedisiplinan”.

Prosesi penutupan berlangsung dengan khidmat—tapi jangan bayangkan suasana kaku. Ada momen penanggalan tanda peserta, penyerahan sertifikat, dan yang paling meriah: atraksi baris-berbaris ala siswa Subang. Gaya tegas nan kompak mereka sukses bikin para tamu tepuk tangan sampai pegal.

Kang Akur dalam sambutannya melontarkan pujian tulus, “Dulu masih banyak yang slengean. Sekarang saya lihat sudah luar biasa. Saya bangga melihat perkembangan mereka,” katanya, sambil menahan senyum haru yang bisa bikin tisu laris manis.

Beliau juga menegaskan bahwa perubahan ini tak boleh berhenti di Lanud saja. Orang tua diminta ikut andil menjaga api semangat anak-anak mereka tetap menyala. “Anak ibu bukan anak nakal, tapi anak spesial yang butuh perhatian lebih,” ujar Kang Akur dengan nada yang bisa bikin satu aula terdiam.

Sementara itu, Komandan Lanud R. Suryadi Suryadharma, Marsma TNI M. R. Y. Fahlefie, juga turut memberi wejangan. Dengan suara penuh energi, beliau menyampaikan, “Kalau kalian berjuang, tidak ada yang tidak mungkin.” Singkat, padat, penuh daya gempur motivasi!

Program ini memang bukan pelatihan biasa. Setiap hari siswa dilatih bangun pagi (dan bukan snooze alarm lima kali), makan teratur, kerja tim, dan tentu saja, mengikuti sesi pembinaan mental. Hasilnya? Mereka belajar disiplin, kerja sama, dan… tahu kapan harus diam dan kapan harus bicara. Itu dia, soft skill level dewa!

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Subang, Dra. Nunung Suryani, menyebut program ini sebagai langkah konkret membentuk pelajar yang tidak hanya cerdas otaknya, tapi juga kuat mentalnya. Beliau bahkan ingin pola ini diperluas, biar makin banyak pelajar Subang yang “naik level”.

Kang Akur juga melempar kabar gembira: pelatihan ini akan hadir dalam gelombang-gelombang berikutnya. Bahkan para alumni program pun akan dipantau agar tetap konsisten dengan perubahan positifnya. “Saya sangat optimis. Dari hari ke-5 saja sudah terlihat perubahan signifikan. Ini awal yang baik, ke depan insyaAllah akan jauh lebih baik,” tuturnya mantap.

Panitia juga mencatat ada peningkatan dramatis dalam kepatuhan, empati, dan kemampuan kerja sama siswa. Jadi ini bukan sekadar hasil yang bisa difoto dan dipajang di Instagram, tapi nyata terasa di rumah: anak jadi lebih rajin, lebih sopan, dan… kata ibu-ibu, “lebih enak diajak ngobrol.”

Dengan kerja sama solid antara Pemda Subang, Dinas Pendidikan, dan TNI AU Lanud Suryadarma, masa depan pelajar Subang terlihat jauh lebih cerah—dan tentu saja, lebih berkarakter!

Media Sosial Bukan Sekadar Story: Subang Serius Garap Peran Digital Pemerintah!

Pelatihan Media Sosial Subang

SUBANG — Kalau dulu berita pemerintahan cuma tampil di mading kelurahan atau koran mingguan, kini pemerintah Kabupaten Subang naik kelas! Diskominfo Subang resmi menggelar Pelatihan Media Sosial khusus bagi para perangkat daerah. Lokasinya di Aula Kantor Diskominfo, hari Rabu (2/7). Dan jangan salah, ini bukan sekadar pelatihan copy-paste caption ya, ini soal membangun komunikasi dua arah yang kekinian dan strategis.

Acara ini dibuka langsung oleh Asisten Daerah Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Rahmat Effendi, ditemani Kepala Diskominfo Subang, dr. Dwinan Marchiawati. Nah, dr. Dwinan menekankan bahwa media sosial itu bukan hanya untuk eksis, tapi eksis yang bertanggung jawab. Alias, pemerintah wajib hadir dan aktif menjawab keresahan rakyat, bukan sekadar posting foto rapat.

Rahmat Effendi menambahkan bumbu penting: “Banyak aduan masuk ke Instagram Bupati, dan sudah ditangani, tapi belum diekspos.” Nah lho! Artinya, sudah kerja, tapi nggak diumumin—padahal warga nungguin update. Seolah-olah pemerintah kerja diam-diam kayak ninja. “Ke depan, jangan hanya posting kegiatan rutin. Tapi juga harus tampilkan aksi nyata menangani aduan warga,” pesannya. Singkatnya, feed Instagram bukan tempat selfie OPD, tapi etalase pelayanan publik.

Dari ruang pelatihan yang penuh dengan kepala bidang dan analis media sosial, juga hadir Kepala BP4D Subang yang ngomporin semangat keterbukaan informasi publik. Ia menekankan, mulai dari perencanaan hingga pertanggungjawaban, semua kudu transparan. Jangan ada lagi program yang ‘diam-diam menghanyutkan’.

Materi pelatihan makin gurih dengan kehadiran Jejen Jaenudin dan tim media Bupati. Mereka membagikan tips dan trik jadi admin medsos andalan. Mulai dari bikin konten yang ‘renyah’, sampai strategi menangani komentar pedas netizen. Semua demi satu tujuan: bikin media sosial pemerintah bukan sekadar platform, tapi jembatan digital rakyat dan negara.

Dan iya, acara ini juga jadi ajang reuni kecil-kecilan. Ada Sekretaris Diskominfo, Kepala Bagian Tata Pemerintahan, serta para analis media sosial. Komplit! Tinggal kopi dan donat saja yang belum dibahas.

Dengan pelatihan ini, Subang menegaskan: akun media sosial pemerintah bukan sekadar papan pengumuman online. Tapi medan strategis untuk melayani, merespons, dan menunjukkan Subang yang terus bergerak — bukan cuma di dunia nyata, tapi juga di dunia maya.

Pisah Sambut Dandim Subang: Dari Pak Zaki ke Pak Asep, Estafet Sinergi Berlanjut!

Pisah sambut Dandim Subang

SUBANG — Suasana Aula Pemda Subang, Selasa malam (2/7/2025), mendadak penuh haru dan tawa. Pemerintah Kabupaten Subang menggelar acara yang bukan sekadar seremoni, melainkan ajang silaturahmi penuh rasa: pisah sambut Komandan Kodim 0605/Subang. Dari Letkol Inf Ahmad Zaki, S.Sos., M.M., M.I.Pol., ke Letkol Czi Asep Saepudin, S.E.—dua prajurit, satu semangat, dan ribuan kenangan yang dititipkan.

Letkol Zaki tampil sederhana namun penuh wibawa, menyampaikan pidato pamit yang mengundang tepuk tangan dan senyum lebar. “Saya sudah banyak berinteraksi dan berkomunikasi dengan para Forkopimda dalam menjaga sinergitas. Jika ada kekurangan selama saya bertugas, saya mohon maaf,” ujarnya, dengan nada hangat yang seakan berkata: ini bukan perpisahan, hanya pindah ‘markas’.

Tak lupa, beliau menitipkan warisan paling berharga kepada penerusnya: sinergi dan komunikasi. Bahkan dengan gaya khasnya yang ramah, ia membuka pintu silaturahmi selebar-lebarnya, “Pak Bupati, kalau suatu waktu ke Jakarta, saya siap mendampingi.” Hadirin pun menyambut dengan tawa dan tepuk tangan. Siapa bilang prajurit tidak bisa jadi duta wisata lokal?

Kini giliran Letkol Asep Saepudin yang maju ke podium. Dengan mantap, ia menyampaikan rasa terima kasih atas sambutan hangat yang membuatnya merasa “pulang ke rumah”. Ia menegaskan, tongkat estafet dari Letkol Zaki bukan sekadar simbol, tapi komitmen untuk terus melayani masyarakat dan menjaga sinergi lintas lini.

“Kami melanjutkan amanah estafet dari Letkol Zaki. Mohon arahan dari senior-senior dan semua pihak,” ucapnya. Singkat, padat, dan mantap—seperti komando yang sudah terbiasa ia berikan.

Bupati Subang, Kang Rey—sapaan akrab Reynaldy Putra Andita BR, S.IP.—ikut memberikan sambutan dengan gaya khasnya yang menggelitik dan membumi. Dengan penuh hormat, beliau menyampaikan apresiasi pada Letkol Zaki dan menyambut Letkol Asep dengan semangat layaknya menyambut partner baru dalam game strategi pembangunan.

“Selamat datang Letkol Asep Saepudin. Kami menyambut dengan penuh semangat dan harapan besar,” katanya, lalu menambahkan guyonan khas ala Kang Rey, “Dan untuk Pak Zaki, semoga sukses di tempat tugas baru. Kita doakan karirnya lancar, cepat ‘pecah kolonel’, seperti Pak Kapolres cepat ‘pecah kombes’.” Gelak tawa pun mengiringi momen itu.

Tak lupa, Kang Rey mengingatkan pentingnya kolaborasi. “Saya tidak bisa membangun Subang sendirian,” ujarnya dengan tegas. Karena membangun daerah, kata beliau, bukan kerja satu orang, tapi kerja tim ala Forkopimda United!

Acara ditutup dengan suasana hangat: cinderamata bertukar tangan, ramah tamah mengalir seperti kopi hangat di pagi Subang, dan hiburan yang membuat suasana makin cair. Hadir pula Wakil Bupati, Sekda, Ketua DPRD, Ketua TP PKK, Forkopimda, kepala OPD, instansi vertikal, hingga tokoh masyarakat. Lengkap sudah malam itu—sinergi dibalut silaturahmi.

Robohnya Sekolah, Robohnya Harapan? Komisi IV Turun Tangan, Subang Harus Bangun Ulang Semangat!

SDN Maulana Yusuf roboh

SUBANG — Bayangkan ini: pagi cerah di Desa Cigugur, anak-anak berseragam putih-merah siap menimba ilmu, tapi yang mereka dapati justru reruntuhan bangunan sekolah mereka. SDN Maulana Yusuf, bukan cuma ambruk secara fisik, tapi juga mengguncang rasa kemanusiaan dan logika anggaran pendidikan.

Dua hari setelah tragedi itu, Selasa (2/7/2025), rombongan anggota DPRD Kabupaten Subang dari Komisi IV datang menyambangi lokasi bak detektif pendidikan. Dipimpin langsung oleh Wakil Ketua DPRD Tegar Jasa Priatna dan Ketua Komisi IV Zainal Mufid, mereka menyusuri puing demi puing yang seolah berbisik, “Kami sudah lama butuh perhatian.”

Begitu sampai, yang mereka temui bukan sekadar atap runtuh atau kayu lapuk. Ini bukan set film horor. Ini kenyataan. Zainal Mufid pun bersuara lantang, nyaris seperti lonceng darurat, “Apa yang kami lihat hari ini sangat memprihatinkan. Ini bukan hanya bangunan roboh, tapi alarm bahaya bagi dunia pendidikan kita.”

Dan jelas, ini bukan tentang hujan deras atau angin ribut. Ini tentang sistem yang… ya, ikut roboh juga. Kata Zainal, “Ini bukan semata bencana alam. Ada kelalaian dalam pengawasan dan perencanaan pembangunan sekolah. Jangan tunggu roboh baru diperbaiki. Harus ada langkah reaktif dan preventif.”

Ia juga meminta Dinas Pendidikan untuk segera inventarisasi sekolah-sekolah yang ‘sakit’, yang tinggal menunggu waktu untuk ikut ambruk. Tak lupa, Komisi IV akan ikut kawal penganggaran agar SDN Maulana Yusuf segera berdiri lagi, bukan jadi monumen kelalaian.

“Kami mendorong agar perbaikannya masuk dalam pos anggaran darurat atau APBD Perubahan. Anak-anak di sini harus tetap belajar dengan aman dan nyaman,” tambah Zainal, dengan nada yang tidak main-main.

Dalam kunjungan itu, Komisi IV juga mendengar suara dari pihak sekolah dan orang tua siswa. Solusi jangka pendek pun diusulkan: ruang kelas darurat atau relokasi sementara. Karena, mari jujur, belajar di bawah pohon itu romantis cuma di film—bukan di dunia nyata.

Kunjungan ini jadi pertanda bahwa wakil rakyat bisa bertindak cepat. Tapi, masyarakat masih menunggu: apakah ini awal dari aksi nyata, atau hanya parade prihatin tahunan? Semoga, dari reruntuhan ini, muncul tekad untuk membangun kembali. Bukan cuma bangunan, tapi kepercayaan.

Juli 2025: Bulan Tanpa Tanggal Merah, Tapi Tetap Bisa Liburan Seru!

libur nasional Juli 2025

Suarasubang.com – Selamat datang di Juli 2025, bulan yang siap menyambut kita dengan senyuman… tapi tanpa tanggal merah! Ya, betul sekali—siapkan tisu atau es krim, karena tidak ada satu pun hari libur nasional ataupun cuti bersama yang jatuh di bulan ini. Sedih? Tahan dulu air mata Anda, karena kita akan bahas ini dengan gaya yang lebih segar dari es kelapa muda di pantai!

Biasanya, akhir bulan jadi momen keramat untuk intip-intip kalender. Cuma ngecek, siapa tahu ada tanggal merah tersembunyi yang bisa dijadikan liburan mendadak. Sayangnya, untuk Juli kali ini, hasil stalking kalender tidak membuahkan hasil menggembirakan.

Mengapa demikian? Semua ini sah secara hukum berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri yang sahih dan terpercaya, lho. Tepatnya SKB Nomor 1017 Tahun 2024, SKB Nomor 2 Tahun 2024 dari Kementerian Agama, serta SKB Nomor 2 Tahun 2024 dari Kementerian Ketenagakerjaan dan Kementerian PAN-RB. Jadi bukan hasil ramalan bintang atau firasat mimpi semalam.

Lalu, apa saja yang kita punya di Juli 2025 ini? Hanya hari Minggu, pemirsa! Catat tanggalnya:

  • Minggu, 6 Juli 2025
  • Minggu, 13 Juli 2025
  • Minggu, 20 Juli 2025
  • Minggu, 27 Juli 2025

Nah, bagi Anda yang sudah menyusun rencana liburan seperti main Uno di pegunungan atau staycation sambil rebahan cantik di hotel, saatnya menyusun ulang strategi. Tapi jangan khawatir, karena di balik awan mendung tanpa tanggal merah ini, tetap ada cahaya—yaitu jatah cuti tahunan Anda!

Tipsnya simpel dan cerdik: ambillah cuti di hari Jumat atau Senin, dan sulap akhir pekan biasa menjadi long weekend impian. Dijamin lebih lengang dari jalan tol di tengah malam. Cara ini tidak hanya membuat tubuh Anda lebih rileks, tapi juga dompet lebih aman dari tiket pesawat yang melonjak saat liburan resmi.

Masih penasaran kapan libur nasional selanjutnya? Yuk, kita tengok sisa stok liburan di tahun 2025 ini:

  • Minggu, 17 Agustus 2025: Proklamasi Kemerdekaan
  • Jumat, 5 September 2025: Maulid Nabi Muhammad SAW
  • Kamis, 25 Desember 2025: Hari Natal

Dan untuk cuti bersama? Tinggal satu, ya:

  • Jumat, 26 Desember 2025: Cuti bersama Natal

Jadi, walau Juli 2025 tidak menghadiahkan kita libur nasional, bukan berarti tak bisa liburan. Dengan sedikit kreativitas dan strategi, Anda tetap bisa rehat sejenak dari hiruk-pikuk kehidupan. Ingat, bukan soal tanggal merahnya, tapi bagaimana kita mewarnai harinya!

Frasa Kunci Utama:
Deskripsi Meta: Tidak ada libur nasional di Juli 2025, tapi Anda tetap bisa merencanakan liburan seru. Cek tips dan tanggal penting sisa tahun ini!
Tag: libur nasional 2025, tanggal merah Juli, cuti bersama 2025, kalender 2025, tips liburan tanpa tanggal merah

Recent Posts