Beranda blog Halaman 69

Dedi Mulyadi Ungkap Alasan Investor Lari ke Vietnam: Gangguan Kecil, Serakah, dan Pamer Kekayaan

Investor lari ke Vietnam karena gangguan ormas
Foto: radarbogor.jawapos.com

Subang – Fenomena investor yang hengkang dari Jawa Barat menuju negara lain seperti Vietnam tengah menjadi perhatian serius Dedi Mulyadi. Gubernur Jawa Barat ini mengaku terus memikirkan penyebab mundurnya para penanam modal dari tanah Pasundan.

“Saya ngotot untuk investasi. Tapi ya kita tahu sendiri, sekarang banyak investor yang malah lari ke Vietnam,” kata Dedi dalam sebuah pernyataan.

Menurutnya, kepindahan investor bukan disebabkan hal besar, melainkan gangguan kecil yang terus-menerus terjadi di lapangan.

“Gangguan dari ormas, LSM, bahkan dari desa sendiri,” ucapnya.

Ia menyayangkan sikap sebagian oknum di desa yang justru menjadi penghalang masuknya investasi. “Banyak Karang Taruna, kepala desa, yang justru ganggu. Padahal, mereka enggak sadar, harga tanah di kampungnya bisa naik karena ada investasi,” tambah Dedi.

Dedi menegaskan bahwa investasi punya efek domino yang besar bagi daerah. Ketika investor datang, nilai tanah ikut melonjak. Namun jika tidak dijaga, semuanya bisa hilang begitu saja.

Lebih jauh, ia mengingatkan agar masyarakat tidak bersikap serakah, terutama dalam urusan jual beli tanah. “Jangan pasang harga tinggi. Banyak kepala desa kaya mendadak karena calo tanah,” ujar Dedi.

Fenomena kaya mendadak inilah yang menurutnya kerap menimbulkan masalah baru. Ia menyebut banyak kepala desa yang bingung mengelola kekayaan hingga akhirnya terjerat utang dan penyakit.

“Saya punya banyak teman kepala desa. Tiba-tiba banyak duit, langsung beli Alphard, Rubicon, truk, bahkan bus. Ada juga yang nambah istri. Tapi ujungnya? Stroke, meninggal, utangnya banyak,” ceritanya blak-blakan.

Dedi menyarankan, jika ingin menjadi kaya, seseorang harus terbiasa dulu memegang uang. Ia menekankan pentingnya menahan diri dan hidup sederhana.

“Kalau pegang duit, jangan pamer. Sembunyiin. Pakai sepeda aja cukup,” ucap Dedi.

Ia pun menceritakan seorang temannya yang pernah tajir mendadak namun kini hidup sengsara. “Sekarang bahkan minta uang Rp500 ribu ke saya,” pungkasnya.

Menapaki Jejak Sejarah Menuju Masa Depan Gemilang

Sejarah dan perkembangan Kabupaten Subang
Foto: www.inijabar.com

Subang – Bupati Subang, Reynaldy Putra Andita, mengungkapkan rasa syukur atas perjalanan 77 tahun Kabupaten Subang. Ia mengajak seluruh warga untuk terus berkarya demi kemajuan daerah tercinta.

Sejak berdiri pada 5 April 1948, Subang telah melalui perjalanan panjang yang sarat sejarah dan budaya. Pembentukan kabupaten ini ditetapkan dalam rapat di Cimanggu, Desa Cimenteng, yang mengangkat Danta Gandawikarma sebagai bupati pertama.

Namun, jejak historis Subang jauh lebih tua. Antara abad ke-7 hingga ke-15, wilayah ini menjadi jalur perdagangan maritim penting. Penemuan pecahan keramik Tiongkok di Patenggeng, Kalijati, menjadi bukti nyata peran strategis tersebut.

Di era Kerajaan Sunda, Subang dikenal sebagai kawasan vital di pesisir utara Jawa Barat. Penyebaran Islam juga berkembang pesat sejak abad ke-16 melalui peran ulama Wangsa Goparana dari Sagalaherang.

Kini, Subang terdiri dari 30 kecamatan, 245 desa, dan 8 kelurahan. Pembangunan infrastruktur seperti Tol Cikopo-Palimanan (Cipali), Pelabuhan Patimban, dan konektivitas ke Bandara Kertajati semakin memperkuat posisi Subang dalam kawasan Rebana Metropolitan.

Sektor pariwisata pun berkembang pesat. Pemandian air panas Ciater, dengan suhu air mencapai 43-46 derajat Celsius, menjadi destinasi favorit wisatawan. Selain itu, berbagai curug (air terjun) menambah daya tarik alam Subang.

Dalam bidang kuliner, Subang dikenal sebagai Kota Nanas. Nanas Si Madu, dengan rasa manis dan segar, menjadi ikon buah lokal yang diminati banyak orang.

Dengan warisan sejarah dan potensi yang dimiliki, Subang terus melangkah maju menuju masa depan yang gemilang.

Jangan Pulang dari Subang Sebelum Belanja di 3 Pusat Oleh-Oleh Favorit Ini!

: pusat oleh-oleh Subang
Foto: ilustrasi

Subang – Berkunjung ke Subang tak akan lengkap tanpa membawa pulang buah tangan khas daerah ini. Selain dikenal sebagai penghasil nanas terbaik di Jawa Barat, Subang juga punya beragam oleh-oleh menarik yang sayang untuk dilewatkan.

Mulai dari camilan khas hingga kerajinan tangan unik, semua bisa ditemukan dengan mudah. Tidak hanya sebagai kenang-kenangan, oleh-oleh dari Subang juga bisa jadi cara manis untuk berbagi kebahagiaan dengan orang-orang tercinta di rumah.

Berikut tiga pusat oleh-oleh populer di Subang yang wajib kamu kunjungi:

1. Pusat Oleh-Oleh Al Barokah

Tempat ini menjadi pilihan favorit wisatawan yang ingin membawa pulang oleh-oleh dengan kualitas terbaik.
Beragam camilan seperti keripik, sirup nanas, dan souvenir khas Subang tersedia di sini. Produk-produk yang dijual juga mencerminkan kekayaan budaya lokal yang menarik.

  • Alamat: Jl. Otto Iskandardinata, Sukamelang, Kec. Subang, Kabupaten Subang, Jawa Barat
  • Kontak: 0821-2240-4511

2. Oleh-Oleh Priangan Rifki Alamsyah 2

Tidak kalah populer, toko oleh-oleh yang satu ini dikenal dengan pelayanannya yang ramah dan suasana belanja yang menyenangkan.
Toko ini memiliki rating tinggi di Google Maps, yakni 4,7 bintang—bukti banyak pelanggan merasa puas dengan pilihan produknya.

  • Alamat: Sukamelang, Kec. Subang, Kabupaten Subang, Jawa Barat
  • Kontak: 0823-1951-4119

3. Lampu Satu Resto & Bakery

Gabungan antara restoran, toko roti, dan pusat oleh-oleh, Lampu Satu Resto & Bakery jadi tempat favorit warga lokal dan wisatawan.
Selain menikmati makanan lezat, pengunjung bisa sekaligus berbelanja oleh-oleh khas Subang di satu tempat yang nyaman.

  • Alamat: Jl. Otto Iskandardinata No. 2, Karanganyar, Kec. Subang, Kabupaten Subang, Jawa Barat 41211
  • Jam Operasional: Setiap hari, pukul 07.00–22.00 WIB
  • Kontak: 0260-7605222

Oleh-oleh khas Subang tak hanya menggoda lidah, tapi juga membawa cerita dan kesan dari perjalananmu. Jadi, pastikan untuk mampir ke salah satu tempat di atas sebelum pulang dari Subang, ya!

Misteri Kematian Napi Narkoba di Lapas Subang, Keluarga Merasa Ada Kejanggalan

kematian mendadak napi narkoba Subang
Foto: peraknew.com

Subang – Kematian mendadak narapidana kasus narkoba, Agung Purnama Rosadi (32), mengejutkan banyak pihak. Ia mengembuskan napas terakhir pada Jumat pagi, 4 April 2025, saat masih menjalani masa tahanan titipan dari Pengadilan Negeri Subang di Lapas Kelas IIA Subang.

Yang membuat keluarga merasa janggal, sehari sebelumnya Agung terlihat dalam kondisi sehat saat dijenguk. “Dia tidak mengeluh sakit, cuma bilang gatal-gatal dan minta dibawakan obat,” ujar sang adik, Aditya Pratama, mengenang kunjungan terakhirnya.

Kabar mengejutkan datang keesokan harinya. Menurut informasi dari tetangga yang bekerja di lapas, Agung ditemukan tidak sadarkan diri di dalam sel saat Subuh. Ia segera dilarikan ke RSUD Ciereng Subang, namun pihak IGD menyatakan ia sudah meninggal saat tiba di rumah sakit.

Aditya juga menuturkan bahwa hasil visum tidak menunjukkan tanda-tanda kekerasan. Hanya ada perubahan warna membiru di ujung kuku almarhum. “Dokter bilang tidak ada hal mencurigakan. Hanya kukunya yang membiru,” jelasnya.

Menanggapi kasus ini, Kalapas Subang, Gatot Harisaputro, memastikan telah dilakukan penyelidikan internal. Rekaman CCTV telah diperiksa, dan tidak ditemukan adanya unsur kekerasan atau kejadian mencurigakan. “Kami sudah menjalankan prosedur. Hasil visum pun tidak menunjukkan kekerasan,” ujar Gatot.

Pihak keluarga menolak dilakukan otopsi terhadap jenazah Agung. Dengan demikian, kasus ini dinyatakan ditutup oleh pihak berwenang, meski rasa tanya masih menggelayuti pihak keluarga.

Gubernur Dedi Mulyadi Lunasi Utang Keluarga Taryana dan Perdamaikan Dua Kubu Pasca Tragedi Subang

Gubernur Dedi Mulyadi bantu keluarga Taryana
Foto: Tangkapan layar video Dedi Mulyadi

Subang – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menunjukkan kepedulian luar biasa terhadap keluarga Taryana, pria yang tewas setelah diduga mencuri ayam di sebuah perusahaan peternakan di Kabupaten Subang.

Dalam kunjungannya ke rumah duka di Desa Sirap, Kecamatan Tanjungsiang, Jumat (4/4/2025), Dedi mengungkapkan bahwa keluarga almarhum Taryana tengah dibelit utang sebesar Rp30 juta. Utang tersebut berasal dari “bank emok” atau rentenir, yang digunakan untuk membangun rumah.

Sebagai bentuk empati, Dedi turut membantu melunasi utang tersebut. Ia menyampaikan bahwa keikhlasan keluarga korban sangat penting agar mereka bisa melanjutkan hidup tanpa beban berat.

“Problemnya sudah saya bantu selesaikan, dari utang sampai urusan lainnya. Walau tetap saja, hikmah yang diambil masih kalah besar dibanding peristiwanya,” ujarnya dalam rekaman video yang diterima Kompas.com, Sabtu (5/4/2025).

Tak berhenti di situ, Dedi juga menginisiasi pertemuan penting antara keluarga Taryana dan keluarga para pelaku penganiayaan. Pertemuan berlangsung di kediaman Dedi di Lembur Pakuan, Kabupaten Subang.

Dalam suasana haru, kedua pihak akhirnya saling memaafkan. Tujuan Dedi jelas: agar tidak muncul dendam berkepanjangan yang bisa memicu konflik sosial di kemudian hari.

“Ini saya sudah pertemukan. Keluarga korban yang meninggal dan keluarga para pelaku, yang saat ini sedang ditahan di Polres,” kata Dedi.

Ia menjelaskan bahwa tindakan para pelaku lebih didorong oleh emosi sesaat dan bukan rencana jahat. Delapan karyawan peternakan bereaksi spontan saat memergoki pencurian, dan amarah massa pun berujung pada tragedi.

“Semua dilakukan karena emosi, karena kekhilafan, karena jumlah massa yang banyak. Pada akhirnya, satu orang kehilangan nyawa karena mencuri,” ujarnya.

Meski proses hukum tetap berjalan di Polres Subang, Dedi berharap upaya saling memaafkan bisa sedikit meringankan beban batin semua pihak. “Pengakuannya beragam, ada yang memukul sekali, ada yang pertama memukul. Biarlah hukum yang membuktikan semuanya,” pungkasnya.


Pungli di PT SPS Subang: Polisi Tangkap Lagi, Total 7 Tersangka Termasuk Oknum Bendahara Karang Taruna

Pungli PT SPS Subang
Foto: peraknew.com

Subang – Polres Subang kembali mengungkap perkembangan baru dalam kasus pungutan liar (pungli) yang terjadi di PT Superior Porcelain Sukses (SPS). Pada Kamis, 3 April 2025, satu tersangka tambahan berhasil diamankan.

Tersangka terbaru berinisial WW, yang diketahui merupakan oknum Bendahara Karang Taruna Desa Kadawung, Kecamatan Pabuaran. Penangkapan ini menjadi bukti bahwa praktik pungli tersebut dilakukan secara terstruktur dan melibatkan lebih dari satu pihak.

Penahanan WW dilakukan setelah penyidik Polres Subang melakukan pengembangan atas kasus yang sebelumnya sudah lebih dulu diungkap. Kasus ini melibatkan pemungutan liar terhadap para sopir angkutan yang keluar-masuk kawasan PT SPS Subang.

Sebelumnya, pada Sabtu, 22 Maret 2025, aparat berhasil mengamankan enam tersangka di depan pabrik PT SPS Desa Kadawung. Keenam tersangka itu adalah oknum Karang Taruna dan preman dengan inisial ER, D, S, B, U, dan K.

Modus pungli yang dijalankan cukup rapi. Para sopir kendaraan besar seperti truk Fuso dikenai biaya sebesar Rp30 ribu per ritasi. Sementara sopir truk biasa dimintai pungutan sebesar Rp10 ribu per ritasi.

Polres Subang menegaskan bahwa penindakan terhadap pelaku pungli akan terus dilakukan tanpa pandang bulu. Kepolisian juga mengajak masyarakat untuk aktif melaporkan praktik-praktik serupa demi terciptanya iklim usaha yang sehat dan bebas pungli.


Kapolres Subang Tinjau Langsung Jalur Wisata: Pastikan Keamanan dan Kenyamanan Libur Lebaran

Patroli Mobile Operasi Ketupat Lodaya Subang
Foto: BeritaSatu.com

Subang – Dalam rangka Operasi Ketupat Lodaya 2025, Kapolres Subang AKBP Ariek Indra Sentanu memimpin langsung kegiatan Patroli Mobile R4 pada Jumat (4/4/2025). Patroli ini dimulai sejak pukul 10.00 WIB dan menyasar sejumlah titik strategis di sepanjang jalur selatan wilayah Subang.

Patroli yang berlangsung ini melibatkan jajaran pejabat utama Polres Subang. Hadir mendampingi Wakapolres, para Kepala Satuan (Kasat), Kepala Bagian (Kabag), Kepala Seksi (Kasi), serta sejumlah personel kepolisian lainnya.

Fokus pemantauan diarahkan pada beberapa lokasi penting. Di antaranya Pos Pengamanan Cijambe dan Jalancagak, serta kawasan wisata populer seperti The Ranch dan Asstro Highland Ciater. Kehadiran polisi di tempat-tempat ini menjadi bentuk nyata pelayanan kepada masyarakat.

Kegiatan ini bertujuan memastikan kesiapsiagaan petugas, kelengkapan sarana prasarana, serta terjaminnya keamanan dan kenyamanan para pengunjung yang memadati jalur wisata saat libur Lebaran.

Berdasarkan hasil pemantauan langsung, seluruh titik yang dikunjungi berada dalam kondisi aman dan tertib. Situasi dinyatakan kondusif, menunjukkan kerja sama yang baik antara aparat dan masyarakat dalam menjaga ketertiban umum.



Pilu di Balik Pencurian Ayam: Kisah Keluarga Taryana dan Harapan Baru dari Bantuan Gubernur

tragedi pencurian ayam Subang
Foto: medan.tribunnews.com

Subang – Nasib tragis menimpa Taryana, seorang warga Desa Sirap, Kecamatan Tanjungsiang, Subang, Jawa Barat. Ia tewas setelah diamuk massa saat diduga mencuri ayam dari sebuah peternakan pada malam hari, Selasa (1/4/2025). Aksi tersebut membuatnya dihakimi warga hingga meninggal dunia, meninggalkan seorang istri dan anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar.

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, langsung turun tangan. Pada Jumat (4/4/2025), ia mendatangi rumah duka untuk menyampaikan belasungkawa dan memastikan kondisi keluarga korban. Dalam pertemuan yang penuh empati, Dedi mendengar kisah pilu dari Yeni, istri almarhum.

Yeni mengungkapkan bahwa suaminya bekerja serabutan sebagai tukang parkir dan ojek. Dulu mereka memiliki sepeda motor, namun terpaksa dijual untuk kebutuhan hidup. “Dia bantu-bantu apa saja, termasuk di sawah milik ibu saya,” ujar Yeni.

Namun, keterbatasan ekonomi tak bisa dielakkan. Nafkah yang diberikan Taryana setiap hari hanya sekitar Rp30 ribu hingga Rp50 ribu. Meski kecil, ia tetap berusaha mencukupi kebutuhan keluarga. Dedi pun bertanya, apakah ada dorongan ekonomi mendesak hingga Taryana harus mencuri. Yeni menjawab dengan tegas, “Tidak ada desakan, bahkan saat Lebaran kami masih punya uang dan bahan makanan.”

Dalam obrolan yang semakin dalam, terkuak fakta bahwa Yeni memiliki utang sebesar Rp30 juta dari tiga lembaga pinjaman mikro atau bank emok. Uang itu digunakan untuk membangun rumah dan modal usaha jualan gorengan. Sayangnya, usaha kecil itu tak mampu menutupi cicilan secara penuh.

“Saya tidak tahu dari mana suami saya mendapatkan uang selama ini. Yang jelas, saya tidak pernah menyuruhnya mencuri,” ungkap Yeni lirih.

Dari catatan kepolisian, Taryana memang memiliki riwayat kasus kriminal ringan. Kapolsek Tanjungsiang menyebutkan bahwa Taryana pernah tertangkap mencuri kencur milik warga dan kasusnya diselidiki kembali pada tahun 2020 karena desakan masyarakat.

Tragedi ini pun menjadi viral. Gubernur Dedi Mulyadi menyatakan bahwa tindakan main hakim sendiri tidak bisa dibenarkan. “Nilai yang dicuri tidak sebanding dengan nyawa yang hilang. Ini bukan tentang ayam, ini tentang kemanusiaan,” tegasnya.

Taryana diketahui diseret sejauh 500 meter ke Kantor Desa Gandasoli dan kembali mengalami kekerasan. Polisi telah menangkap delapan tersangka pengeroyokan yang kini terancam hukuman maksimal 12 tahun penjara.

Sebagai bentuk kepedulian, Dedi memberikan bantuan modal usaha sebesar Rp5 juta kepada Yeni dan berjanji melunasi seluruh utangnya. Tak hanya itu, keluarga para pelaku yang kini mendekam di penjara juga akan menerima santunan. “Mereka juga korban keadaan. Keluarga yang ditinggal juga harus tetap hidup,” ucap Dedi.

Yeni mengaku ikhlas atas kepergian suaminya, namun tetap meminta agar hukum ditegakkan. “Saya tidak ingin ada korban lagi. Main hakim sendiri bukan solusi,” kata Yeni menutup pembicaraan.

Kisah Taryana bukan sekadar cerita tentang pencurian ayam. Ini adalah cermin tentang kemiskinan, keputusasaan, dan pentingnya keadilan. Semoga tragedi ini menjadi pelajaran untuk semua.

Gelap dan Berlubang, Pemudik Cemas Melintas Jalan Raya Pemanukan-Subang

kondisi jalan Pemanukan-Subang
Foto: ilustrasi mudik/ megapolitan.kompas.com

Subang – Perjalanan mudik yang seharusnya membawa keceriaan justru berubah menjadi penuh kecemasan bagi para pengendara yang melintasi ruas Jalan Raya Pemanukan-Subang, Jawa Barat. Di malam hari, jalan ini berubah menjadi jalur yang menakutkan. Ketiadaan penerangan jalan membuat kondisi menjadi gelap gulita.

“Jalanannya gelap gulita banget, takut celaka sebenarnya,” keluh Aji (64), seorang pemudik saat ditemui di lokasi, Jumat (4/3/2025). Pernyataan Aji sejalan dengan pantauan di lapangan yang menunjukkan kondisi jalan yang benar-benar minim pencahayaan.

Lampu jalan yang mati di sepanjang ruas ini membuat pengendara hanya bisa mengandalkan cahaya dari kendaraan masing-masing. Beberapa warung kaki lima dan minimarket memang masih memberikan sedikit pencahayaan dari sisi jalan. Namun, itu belum cukup menerangi jalur utama.

Tak hanya gelap, kondisi fisik jalan pun memperburuk situasi. Banyak bagian jalan yang bergelombang dan berlubang. “Jalanannya banyak lubang banget dan bergelombang. Cuma lewat sini lancar, kalau lewat tol macet,” ujar Eki (25), pemudik lainnya.

Cuaca pun ikut menambah tantangan. Hujan yang turun membuat lubang-lubang di jalan terisi air. Genangan tersebut menyulitkan pengendara dalam melihat kondisi jalan secara jelas. “Beberapa jalan banyak yang tergenang air, jadi harus hati-hati. Kalau ngebut terus, kasihan pemotor di kiri kecipratan air,” imbuh Eki.

Jalan Raya Pemanukan-Subang kini menjadi sorotan. Tak hanya karena menjadi jalur alternatif pemudik, tetapi juga karena kondisinya yang jauh dari kata aman. Para pengguna jalan berharap ada tindakan cepat dari pihak terkait agar perjalanan mudik tahun-tahun berikutnya bisa lebih nyaman dan aman.


Antisipasi BBM Langka Saat Arus Balik, Polsek Patokbeusi dan TNI Gencarkan Patroli ke SPBU

Patroli SPBU Patokbeusi arus balik Lebaran 2025
Foto : www.lampusatu.com

Subang – Menjelang arus balik Lebaran 2025, Polsek Patokbeusi Polres Subang mengambil langkah cepat untuk menghindari gangguan keamanan dan kelangkaan BBM di wilayah hukumnya. Kapolsek Patokbeusi, Kompol Anton Indra Gunawan, bersama petugas piket siaga dan anggota TNI, melakukan patroli intensif ke SPBU Maskar Ciberes Patokbeusi, Jumat (4/4/2025).

Dalam patroli tersebut, Kapolsek menyampaikan sejumlah imbauan penting kepada pengawas SPBU. Salah satunya adalah larangan penjualan BBM menggunakan jerigen. Ia juga meminta agar pembeli diatur dalam antrean yang tertib, disertai pengumuman melalui pengeras suara untuk memudahkan pemudik dalam pembelian BBM.

Kapolsek menekankan pentingnya pengecekan stok BBM secara berkala guna menghindari kelangkaan selama masa arus balik. Jika ditemukan potensi gangguan keamanan, pihak SPBU diminta segera melaporkannya kepada aparat Kepolisian.

“Kepada masyarakat, kami imbau untuk tetap menjaga ketertiban dan tidak saling menyerobot. Taati aturan di SPBU dan segera laporkan jika ada hal mencurigakan,” ujar Kompol Anton dalam keterangannya, Sabtu (5/4/2025).

Ia juga memastikan bahwa pemantauan di lapangan akan terus dilakukan oleh jajarannya. Patroli dan pengecekan langsung ke SPBU akan diperkuat demi memastikan distribusi BBM berjalan lancar selama musim mudik dan balik Lebaran 2025.

Sementara itu, Kapolres Subang, AKBP Ariek Indra Sentanu, mengapresiasi kinerja seluruh jajaran yang telah aktif dalam patroli dan pengawasan SPBU pasca-Lebaran. Ia juga mengingatkan agar konsumen tetap tertib dan tidak menimbulkan keributan saat mengantre.

“Polri akan bertindak tegas terhadap SPBU yang melakukan praktik curang maupun tindak kriminal lainnya. Ini demi menciptakan situasi yang aman dan kondusif di Kabupaten Subang,” tegasnya.



Recent Posts