Beranda blog Halaman 70

Pungli di PT SPS Subang: Polisi Tangkap Lagi, Total 7 Tersangka Termasuk Oknum Bendahara Karang Taruna

Pungli PT SPS Subang
Foto: peraknew.com

Subang – Polres Subang kembali mengungkap perkembangan baru dalam kasus pungutan liar (pungli) yang terjadi di PT Superior Porcelain Sukses (SPS). Pada Kamis, 3 April 2025, satu tersangka tambahan berhasil diamankan.

Tersangka terbaru berinisial WW, yang diketahui merupakan oknum Bendahara Karang Taruna Desa Kadawung, Kecamatan Pabuaran. Penangkapan ini menjadi bukti bahwa praktik pungli tersebut dilakukan secara terstruktur dan melibatkan lebih dari satu pihak.

Penahanan WW dilakukan setelah penyidik Polres Subang melakukan pengembangan atas kasus yang sebelumnya sudah lebih dulu diungkap. Kasus ini melibatkan pemungutan liar terhadap para sopir angkutan yang keluar-masuk kawasan PT SPS Subang.

Sebelumnya, pada Sabtu, 22 Maret 2025, aparat berhasil mengamankan enam tersangka di depan pabrik PT SPS Desa Kadawung. Keenam tersangka itu adalah oknum Karang Taruna dan preman dengan inisial ER, D, S, B, U, dan K.

Modus pungli yang dijalankan cukup rapi. Para sopir kendaraan besar seperti truk Fuso dikenai biaya sebesar Rp30 ribu per ritasi. Sementara sopir truk biasa dimintai pungutan sebesar Rp10 ribu per ritasi.

Polres Subang menegaskan bahwa penindakan terhadap pelaku pungli akan terus dilakukan tanpa pandang bulu. Kepolisian juga mengajak masyarakat untuk aktif melaporkan praktik-praktik serupa demi terciptanya iklim usaha yang sehat dan bebas pungli.


Kapolres Subang Tinjau Langsung Jalur Wisata: Pastikan Keamanan dan Kenyamanan Libur Lebaran

Patroli Mobile Operasi Ketupat Lodaya Subang
Foto: BeritaSatu.com

Subang – Dalam rangka Operasi Ketupat Lodaya 2025, Kapolres Subang AKBP Ariek Indra Sentanu memimpin langsung kegiatan Patroli Mobile R4 pada Jumat (4/4/2025). Patroli ini dimulai sejak pukul 10.00 WIB dan menyasar sejumlah titik strategis di sepanjang jalur selatan wilayah Subang.

Patroli yang berlangsung ini melibatkan jajaran pejabat utama Polres Subang. Hadir mendampingi Wakapolres, para Kepala Satuan (Kasat), Kepala Bagian (Kabag), Kepala Seksi (Kasi), serta sejumlah personel kepolisian lainnya.

Fokus pemantauan diarahkan pada beberapa lokasi penting. Di antaranya Pos Pengamanan Cijambe dan Jalancagak, serta kawasan wisata populer seperti The Ranch dan Asstro Highland Ciater. Kehadiran polisi di tempat-tempat ini menjadi bentuk nyata pelayanan kepada masyarakat.

Kegiatan ini bertujuan memastikan kesiapsiagaan petugas, kelengkapan sarana prasarana, serta terjaminnya keamanan dan kenyamanan para pengunjung yang memadati jalur wisata saat libur Lebaran.

Berdasarkan hasil pemantauan langsung, seluruh titik yang dikunjungi berada dalam kondisi aman dan tertib. Situasi dinyatakan kondusif, menunjukkan kerja sama yang baik antara aparat dan masyarakat dalam menjaga ketertiban umum.



Pilu di Balik Pencurian Ayam: Kisah Keluarga Taryana dan Harapan Baru dari Bantuan Gubernur

tragedi pencurian ayam Subang
Foto: medan.tribunnews.com

Subang – Nasib tragis menimpa Taryana, seorang warga Desa Sirap, Kecamatan Tanjungsiang, Subang, Jawa Barat. Ia tewas setelah diamuk massa saat diduga mencuri ayam dari sebuah peternakan pada malam hari, Selasa (1/4/2025). Aksi tersebut membuatnya dihakimi warga hingga meninggal dunia, meninggalkan seorang istri dan anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar.

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, langsung turun tangan. Pada Jumat (4/4/2025), ia mendatangi rumah duka untuk menyampaikan belasungkawa dan memastikan kondisi keluarga korban. Dalam pertemuan yang penuh empati, Dedi mendengar kisah pilu dari Yeni, istri almarhum.

Yeni mengungkapkan bahwa suaminya bekerja serabutan sebagai tukang parkir dan ojek. Dulu mereka memiliki sepeda motor, namun terpaksa dijual untuk kebutuhan hidup. “Dia bantu-bantu apa saja, termasuk di sawah milik ibu saya,” ujar Yeni.

Namun, keterbatasan ekonomi tak bisa dielakkan. Nafkah yang diberikan Taryana setiap hari hanya sekitar Rp30 ribu hingga Rp50 ribu. Meski kecil, ia tetap berusaha mencukupi kebutuhan keluarga. Dedi pun bertanya, apakah ada dorongan ekonomi mendesak hingga Taryana harus mencuri. Yeni menjawab dengan tegas, “Tidak ada desakan, bahkan saat Lebaran kami masih punya uang dan bahan makanan.”

Dalam obrolan yang semakin dalam, terkuak fakta bahwa Yeni memiliki utang sebesar Rp30 juta dari tiga lembaga pinjaman mikro atau bank emok. Uang itu digunakan untuk membangun rumah dan modal usaha jualan gorengan. Sayangnya, usaha kecil itu tak mampu menutupi cicilan secara penuh.

“Saya tidak tahu dari mana suami saya mendapatkan uang selama ini. Yang jelas, saya tidak pernah menyuruhnya mencuri,” ungkap Yeni lirih.

Dari catatan kepolisian, Taryana memang memiliki riwayat kasus kriminal ringan. Kapolsek Tanjungsiang menyebutkan bahwa Taryana pernah tertangkap mencuri kencur milik warga dan kasusnya diselidiki kembali pada tahun 2020 karena desakan masyarakat.

Tragedi ini pun menjadi viral. Gubernur Dedi Mulyadi menyatakan bahwa tindakan main hakim sendiri tidak bisa dibenarkan. “Nilai yang dicuri tidak sebanding dengan nyawa yang hilang. Ini bukan tentang ayam, ini tentang kemanusiaan,” tegasnya.

Taryana diketahui diseret sejauh 500 meter ke Kantor Desa Gandasoli dan kembali mengalami kekerasan. Polisi telah menangkap delapan tersangka pengeroyokan yang kini terancam hukuman maksimal 12 tahun penjara.

Sebagai bentuk kepedulian, Dedi memberikan bantuan modal usaha sebesar Rp5 juta kepada Yeni dan berjanji melunasi seluruh utangnya. Tak hanya itu, keluarga para pelaku yang kini mendekam di penjara juga akan menerima santunan. “Mereka juga korban keadaan. Keluarga yang ditinggal juga harus tetap hidup,” ucap Dedi.

Yeni mengaku ikhlas atas kepergian suaminya, namun tetap meminta agar hukum ditegakkan. “Saya tidak ingin ada korban lagi. Main hakim sendiri bukan solusi,” kata Yeni menutup pembicaraan.

Kisah Taryana bukan sekadar cerita tentang pencurian ayam. Ini adalah cermin tentang kemiskinan, keputusasaan, dan pentingnya keadilan. Semoga tragedi ini menjadi pelajaran untuk semua.

Gelap dan Berlubang, Pemudik Cemas Melintas Jalan Raya Pemanukan-Subang

kondisi jalan Pemanukan-Subang
Foto: ilustrasi mudik/ megapolitan.kompas.com

Subang – Perjalanan mudik yang seharusnya membawa keceriaan justru berubah menjadi penuh kecemasan bagi para pengendara yang melintasi ruas Jalan Raya Pemanukan-Subang, Jawa Barat. Di malam hari, jalan ini berubah menjadi jalur yang menakutkan. Ketiadaan penerangan jalan membuat kondisi menjadi gelap gulita.

“Jalanannya gelap gulita banget, takut celaka sebenarnya,” keluh Aji (64), seorang pemudik saat ditemui di lokasi, Jumat (4/3/2025). Pernyataan Aji sejalan dengan pantauan di lapangan yang menunjukkan kondisi jalan yang benar-benar minim pencahayaan.

Lampu jalan yang mati di sepanjang ruas ini membuat pengendara hanya bisa mengandalkan cahaya dari kendaraan masing-masing. Beberapa warung kaki lima dan minimarket memang masih memberikan sedikit pencahayaan dari sisi jalan. Namun, itu belum cukup menerangi jalur utama.

Tak hanya gelap, kondisi fisik jalan pun memperburuk situasi. Banyak bagian jalan yang bergelombang dan berlubang. “Jalanannya banyak lubang banget dan bergelombang. Cuma lewat sini lancar, kalau lewat tol macet,” ujar Eki (25), pemudik lainnya.

Cuaca pun ikut menambah tantangan. Hujan yang turun membuat lubang-lubang di jalan terisi air. Genangan tersebut menyulitkan pengendara dalam melihat kondisi jalan secara jelas. “Beberapa jalan banyak yang tergenang air, jadi harus hati-hati. Kalau ngebut terus, kasihan pemotor di kiri kecipratan air,” imbuh Eki.

Jalan Raya Pemanukan-Subang kini menjadi sorotan. Tak hanya karena menjadi jalur alternatif pemudik, tetapi juga karena kondisinya yang jauh dari kata aman. Para pengguna jalan berharap ada tindakan cepat dari pihak terkait agar perjalanan mudik tahun-tahun berikutnya bisa lebih nyaman dan aman.


Antisipasi BBM Langka Saat Arus Balik, Polsek Patokbeusi dan TNI Gencarkan Patroli ke SPBU

Patroli SPBU Patokbeusi arus balik Lebaran 2025
Foto : www.lampusatu.com

Subang – Menjelang arus balik Lebaran 2025, Polsek Patokbeusi Polres Subang mengambil langkah cepat untuk menghindari gangguan keamanan dan kelangkaan BBM di wilayah hukumnya. Kapolsek Patokbeusi, Kompol Anton Indra Gunawan, bersama petugas piket siaga dan anggota TNI, melakukan patroli intensif ke SPBU Maskar Ciberes Patokbeusi, Jumat (4/4/2025).

Dalam patroli tersebut, Kapolsek menyampaikan sejumlah imbauan penting kepada pengawas SPBU. Salah satunya adalah larangan penjualan BBM menggunakan jerigen. Ia juga meminta agar pembeli diatur dalam antrean yang tertib, disertai pengumuman melalui pengeras suara untuk memudahkan pemudik dalam pembelian BBM.

Kapolsek menekankan pentingnya pengecekan stok BBM secara berkala guna menghindari kelangkaan selama masa arus balik. Jika ditemukan potensi gangguan keamanan, pihak SPBU diminta segera melaporkannya kepada aparat Kepolisian.

“Kepada masyarakat, kami imbau untuk tetap menjaga ketertiban dan tidak saling menyerobot. Taati aturan di SPBU dan segera laporkan jika ada hal mencurigakan,” ujar Kompol Anton dalam keterangannya, Sabtu (5/4/2025).

Ia juga memastikan bahwa pemantauan di lapangan akan terus dilakukan oleh jajarannya. Patroli dan pengecekan langsung ke SPBU akan diperkuat demi memastikan distribusi BBM berjalan lancar selama musim mudik dan balik Lebaran 2025.

Sementara itu, Kapolres Subang, AKBP Ariek Indra Sentanu, mengapresiasi kinerja seluruh jajaran yang telah aktif dalam patroli dan pengawasan SPBU pasca-Lebaran. Ia juga mengingatkan agar konsumen tetap tertib dan tidak menimbulkan keributan saat mengantre.

“Polri akan bertindak tegas terhadap SPBU yang melakukan praktik curang maupun tindak kriminal lainnya. Ini demi menciptakan situasi yang aman dan kondusif di Kabupaten Subang,” tegasnya.



Kontroversi Penambahan Peserta Piala Dunia: UEFA dan Negara Papan Tengah Bersitegang

kuota Piala Dunia
Foto: Presiden baru UEFA, Aleksander Ceferin, berpidato setelah terpilih memimpin badan tertinggi sepak bola © ARIS MESSINIS/AFP

suarasubang.com – Piala Dunia 2026 akan menjadi ajang pertama yang melibatkan 48 negara, meningkat dari format sebelumnya yang hanya diikuti 32 tim. Namun, perdebatan semakin memanas dengan munculnya usulan untuk menambah jumlah peserta menjadi 64 tim pada Piala Dunia 2030, yang bertepatan dengan perayaan 100 tahun turnamen bergengsi ini.

Usulan ini datang dari Federasi Sepak Bola Uruguay (UFA), salah satu tuan rumah Piala Dunia 2030. Turnamen tersebut akan digelar di enam negara: Uruguay, Paraguay, Argentina, Maroko, Spanyol, dan Portugal. Awalnya, tiga negara Amerika Selatan hanya dijadwalkan menggelar satu pertandingan sebagai bagian dari perayaan seabad Piala Dunia. Namun, mereka menginginkan lebih, sehingga mendorong UFA untuk mengusulkan penambahan peserta demi memperbanyak jumlah pertandingan.

Jika gagasan ini diterima, negara-negara papan tengah di seluruh dunia akan lebih diuntungkan dalam kualifikasi. Zona Asia, yang sebelumnya memiliki delapan kuota langsung ditambah satu slot play-off pada Piala Dunia 2026, berpotensi memperoleh jatah lebih besar. Ini bisa menjadi kabar baik bagi tim-tim seperti Indonesia, yang masih berjuang menembus panggung tertinggi sepak bola dunia.

UEFA Bersikeras Menolak

Meskipun wacana ini menguntungkan negara-negara berkembang, konfederasi sepak bola Eropa (UEFA) menentang keras usulan tersebut. Aleksander Ceferin, Presiden UEFA, secara terbuka menyuarakan ketidaksetujuannya dalam kongres tahunan organisasi tersebut.

“Saya rasa ini bukan ide yang bagus bagi Piala Dunia itu sendiri,” ujar Ceferin. “Ini juga bukan keputusan yang baik untuk babak kualifikasi kami (Eropa), jadi saya tidak mendukungnya.”

Sebagai konfederasi dengan jumlah peserta terbanyak di Piala Dunia, UEFA tidak merasa membutuhkan tambahan kuota. Ceferin juga menyebut bahwa bertambahnya jumlah tim dapat mengurangi kompetitivitas di babak kualifikasi, sesuatu yang justru merugikan tim-tim besar Eropa.

“Saya tidak tahu dari mana ide ini berasal,” lanjutnya. “Yang jelas, ini sangat aneh. Kami bahkan tidak diberi informasi sebelum proposal ini sampai di dewan FIFA.”

Fokus Timnas Indonesia di Kualifikasi 2026

Di tengah perdebatan mengenai format Piala Dunia 2030, Timnas Indonesia harus tetap fokus pada perjuangan mereka di Kualifikasi Piala Dunia 2026. Saat ini, skuad Garuda berada di peringkat empat Grup C putaran ketiga zona AFC setelah melewati delapan pertandingan.

Enam laga pertama ditangani oleh Shin Tae-yong, sementara dua pertandingan terakhir pada Maret lalu dipimpin oleh Patrick Kluivert. Dengan peluang yang masih terbuka, Indonesia perlu mengoptimalkan setiap pertandingan untuk meraih tiket bersejarah ke putaran final.

Perdebatan soal format Piala Dunia mungkin akan terus berlanjut, tetapi bagi banyak negara, kesempatan bermain di panggung terbesar sepak bola dunia tetap menjadi impian yang layak diperjuangkan.

Timnas Indonesia Raih Peringkat Terbaik FIFA dalam 15 Tahun, Target 100 Besar di Depan Mata

Timnas Indonesia peringkat FIFA
Foto: PSSI

Subang – Timnas Indonesia mencatat sejarah baru dengan menduduki peringkat 123 dunia dalam ranking FIFA terbaru yang dirilis Kamis (3/4/2025). Ini menjadi posisi tertinggi yang diraih Garuda dalam 15 tahun terakhir.

Kemenangan Krusial yang Mengubah Peringkat

Kenaikan peringkat ini tak lepas dari kemenangan dramatis 1-0 atas Bahrain dalam laga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Hasil tersebut memberikan tambahan 9,51 poin, membuat total perolehan Indonesia mencapai 1.142,92 poin.

Ketua Umum PSSI Erick Thohir menyampaikan rasa syukurnya atas pencapaian ini. “Alhamdulillah, kemenangan atas Bahrain membuat Indonesia naik empat peringkat ke posisi 123. Ini adalah capaian terbaik dalam 15 tahun terakhir,” ujarnya.

Langkah Menuju 100 Besar Dunia

Erick menegaskan bahwa pencapaian ini hanyalah awal dari target jangka panjang. “Kami akan terus bekerja keras agar Indonesia bisa masuk dalam 100 besar dunia. Bismillah,” kata Erick optimistis.

Menariknya, posisi terbaru ini menempatkan Indonesia di atas beberapa negara seperti Gambia, India, Guinea-Bissau, dan Rwanda.

Dua Laga Krusial di Bulan Juni

Perjalanan Garuda belum selesai. Masih ada dua pertandingan penting di Grup C kualifikasi Piala Dunia 2026.

Indonesia akan menghadapi China di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada 5 Juni 2025. Lima hari kemudian, Garuda akan bertandang ke Jepang untuk menantang tuan rumah di Osaka.

Dua laga ini akan menjadi ujian penting bagi Indonesia. Raihan poin maksimal dapat mempertahankan peringkat dan membuka peluang lolos ke babak selanjutnya.


Tag:

Kapolres Subang Jalin Silaturahmi dengan Gubernur Jabar, Bahas Sinergitas Keamanan

Sinergi kepolisian dan pemerintah
Foto: katerciko.com

Subang – Kapolres Subang, AKBP Ariek Indra Sentanu, S.H., S.I.K., M.H., mengadakan pertemuan silaturahmi dengan Gubernur Jawa Barat, Kang Dedi Mulyadi. Pertemuan berlangsung di kediaman pribadi gubernur yang terletak di Kecamatan Dawuan, Subang, pada pukul 11.00 WIB hingga selesai.

Dalam kesempatan tersebut, sejumlah pejabat utama Polres Subang turut hadir. Di antaranya Kasat Reskrim, Kasat Intelkam, Kapolsek Kalijati, serta beberapa personel lainnya. Kehadiran mereka menandai pentingnya koordinasi antara kepolisian dan pemerintah daerah.

Pertemuan ini membahas berbagai aspek terkait keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) di wilayah Subang dan Jawa Barat.

Kapolres dan Gubernur menyoroti pentingnya sinergi antara Polri dan pemerintah dalam menjaga stabilitas keamanan. Selain itu, pertemuan ini juga menjadi ajang mempererat kerja sama guna menghadapi tantangan kamtibmas ke depan.

Silaturahmi berlangsung dalam suasana aman dan kondusif. Hal ini mencerminkan hubungan yang erat antara Polres Subang dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Dengan koordinasi yang kuat, diharapkan keamanan dan ketertiban masyarakat dapat terus terjaga, menciptakan lingkungan yang harmonis bagi warga.

Polres Subang Pastikan One Way di Tol Cipali Berjalan Lancar

rekayasa lalu lintas One Way
Foto : Ilustrasi

Subang – Jajaran Polres Subang turun langsung ke lapangan untuk memastikan kelancaran rekayasa lalu lintas One Way di Tol Cipali. Fokus utama pengamanan tertuju pada Rest Area 102 A, di mana arus pemudik mengalir deras. Kapolres Subang, AKBP Ariek Indra Sentanu, S.H., S.I.K., M.H., memimpin langsung pemantauan ini sebagai bentuk kesiapan aparat dalam menjaga kelancaran perjalanan.

Selain hadir secara fisik, Kapolres dan timnya juga memastikan setiap strategi pengaturan lalu lintas berjalan efektif tanpa hambatan signifikan. Sinergi antara kepolisian, pengelola tol, dan instansi terkait menjadi faktor utama dalam menjaga stabilitas arus kendaraan.

“Kami berkomitmen untuk memberikan kenyamanan dan keselamatan bagi para pemudik. Petugas disiagakan di titik-titik strategis guna memastikan perjalanan tetap aman dan terkendali,” ujar Kapolres.

Dengan langkah preventif dan pengawasan ketat, diharapkan pemudik dapat menikmati perjalanan yang lebih nyaman dan bebas hambatan. Kepolisian juga mengingatkan agar pengguna jalan tetap mematuhi rambu, mengikuti arahan petugas, serta menjadikan mudik tahun ini sebagai pengalaman menyenangkan, bukan tantangan yang melelahkan.

Tragis! Pencuri Ayam di Subang Tewas Dihajar Massa, Delapan Orang Jadi Tersangka

pencuri ayam dihajar massa
Foto: www.metrotvnews.com

Subang – Seorang pria di Subang, Jawa Barat, tewas setelah dihakimi massa akibat mencuri ayam. Korban, Taryana (37), tak hanya dipukuli dan ditelanjangi, tetapi juga ditembak dengan senapan angin dari jarak dekat. Peristiwa ini terjadi pada Selasa malam, 1 April 2025, di Kecamatan Tanjungsiang.

Pengeroyokan Brutal di Depan Kantor Desa

Aksi main hakim sendiri itu tidak berhenti di lokasi pencurian. Massa yang gelap mata membawa Taryana ke depan kantor desa dan terus menganiayanya. Seorang pelaku bahkan menembaknya tiga kali dengan senapan angin, mengenai lutut kirinya. Tidak hanya itu, pukulan kayu dan bambu menghujani tubuhnya, disertai tendangan dan seretan yang membuat kondisinya semakin parah. Akhirnya, ia meninggal dunia di lokasi.

Kapolres Subang, AKBP Ariek Indra Sentanu, mengungkapkan bahwa korban mengalami luka serius, termasuk patah rahang bawah dan pendarahan di otak yang menjadi penyebab utama kematian.

Delapan Warga Jadi Tersangka

Polisi bergerak cepat dengan memeriksa sejumlah saksi. Dari hasil penyelidikan, delapan warga ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pengeroyokan ini. Mereka adalah GM alias Jia (33), YS alias Endok (26), INA (21), AR alias Ugah (22), PLTN (25), NR alias Enyek (24), K alias Ajo (49), dan TS (24).

Barang bukti berupa senapan angin, balok kayu, bambu, serta pakaian korban telah diamankan. Para tersangka dijerat Pasal 170 ayat (2) ke-3 KUHP tentang pengeroyokan yang mengakibatkan kematian. Ancaman hukuman maksimal yang mereka hadapi adalah 12 tahun penjara.

Polisi: Jangan Main Hakim Sendiri!

Kapolres Subang menegaskan bahwa tindakan main hakim sendiri tidak bisa dibenarkan dalam situasi apa pun. “Apapun alasannya, tindakan ini merupakan pelanggaran hukum. Kita hidup di negara hukum, serahkan semua pada proses yang berlaku,” tegasnya.

Kasus ini menjadi pengingat bahwa keadilan harus ditegakkan melalui jalur yang benar. Masyarakat diharapkan tidak terbawa emosi dan menyerahkan proses hukum kepada pihak berwenang.

Recent Posts