Beranda blog Halaman 7

Haji Mabrur, Hati Baru: Kang Akur Sambut Jamaah Haji KBIHU Sutaatmadja dengan Hangat dan Medali

Haflatul Hujjaj Subang 2025

SUBANG — Udara Subang pagi itu segar, tapi hati para jamaah haji KBIHU Sutaatmadja jelas lebih segar lagi. Bagaimana tidak? Setelah menuntaskan perjalanan spiritual yang penuh keringat, air mata, dan doa-doa tanpa putus di tanah suci, kini mereka disambut penuh peluk hangat, senyum manis, dan… medali! Ya, medali!

Wakil Bupati Subang, Agus Masykur Rosyadi — yang lebih dikenal dengan sapaan khasnya, Kang Akur — datang langsung ke Graha Sofia Subang, Sabtu (5/7/2025), menghadiri acara Haflatul Hujjaj 1446 H. Tak sendiri, Kang Akur ditemani oleh Wakil Ketua TP PKK Subang, Ega Agustine Rosyadi. Kalau bahasa anak sekarang: datang couple-an, kompak dan supportif.

Acara yang dihelat oleh KBIHU Sutaatmadja ini bukan sekadar seremonial. Mengusung tema “Membangun Kebersamaan dalam Silaturahmi Menuju Perubahan Hati dan Menjaga Kemabruran”, acara ini seperti reuni spiritual—penuh syukur, peluk erat, dan saling lempar kisah selama di Tanah Haram.

Ketua KBIHU Sutaatmadja, Dedy Tardiyo, pun tak mampu menyembunyikan kebanggaannya. “Saya merasa bangga, atas semangat dan kekompakan para jamaah dalam menjalankan seluruh rangkaian ibadah, dengan tertib dan ikhlas,” ungkap Dedy sambil tersenyum sumringah. Tertib dan ikhlas, kombinasi langka yang biasanya cuma muncul saat antre sembako atau buka puasa gratis.

Kang Akur pun ikut sumringah. Dalam sambutannya, beliau menyatakan, “Atas nama pribadi dan Pemerintah Daerah Kabupaten Subang, saya mengucapkan selamat datang kepada seluruh jamaah haji Kabupaten Subang. Alhamdulillah, semuanya kembali dalam keadaan sehat, dengan predikat haji mabrur dan mabruroh.” Sambutan hangat yang bikin hati adem kayak AC masjid.

Tapi Kang Akur tidak hanya datang untuk mengucap selamat, beliau juga membawa pesan penting: semangat ibadah yang membuncah di Mekkah jangan ditinggal di koper. “Semangat ibadah yang terbentuk di tanah suci, jangan berhenti sampai di sini. Teruskan menjadi kebiasaan baik, dan tanamkan rasa peduli terhadap sesama di lingkungan sekitar,” ujarnya, penuh harap.

Tak lupa, Kang Akur juga menyoroti program sosial khas Subang: Nyaah ka Indung—program yang peduli pada lansia yang kesepian tanpa keluarga dan belum terjamah bantuan pemerintah. “Pertahankan predikat haji mabrur dan mabruroh, karena perilaku kita akan menjadi cerminan di tengah masyarakat. Haji bukan hanya gelar, tapi tanggung jawab moral,” tandas beliau, seolah mengingatkan kita bahwa ibadah itu bukan hanya soal ritual, tapi juga sosial.

Sebagai penutup penuh simbolik dan makna, Kang Akur mengalungkan medali dan menyerahkan sertifikat kepada seluruh jamaah haji KBIHU Sutaatmadja angkatan ke-9 tahun 2025. Sebuah apresiasi yang tidak hanya berbentuk logam, tapi juga penuh makna: kalian bukan hanya lulus manasik, tapi juga menuntaskan perjalanan spiritual dengan selamat.

Acara ini juga dihadiri oleh Kepala Kantor Kemenag Subang, para pembina KBIHU, dan tentu saja—seluruh jamaah yang kini sudah kembali dengan hati baru, semangat baru, dan mungkin… koper baru.

Subang Buka Lelang Jabatan Dirut PT SS: Siapa yang Siap Menyetir Kapal BUMD Ini?

seleksi terbuka direksi PT Subang Sejahtera

SUBANG – Ada kabar segar dari Kantor Bupati Subang, dan bukan, ini bukan soal durian runtuh atau bazar murah. Tapi soal kursi panas Direktur Utama PT Subang Sejahtera (PT SS) yang resmi dibuka untuk siapa pun yang merasa cukup tangguh mengemudikan kapal besar milik daerah ini. Pemerintah Kabupaten Subang resmi menggelar seleksi terbuka alias open bidding untuk mencari nakhoda baru.

Langkah ini muncul setelah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Kamis, 3 Juli 2025, membubarkan seluruh jajaran direksi dan komisaris PT SS. Ya, semua. Kosong melompong. Tapi jangan panik, ini bukan akhir dari cerita, justru ini babak baru.

Untuk sementara, Nenden Setyawati yang sebelumnya menjabat sebagai Komisaris Utama, kini didapuk jadi Penjabat Sementara Direktur Utama (Pj Dirut) selama masa transisi. Tapi ini bukan kerja seumur jagung—melainkan seumur satu bulan. “Paling lambat minggu depan harus mulai. Karena masa tugas Bu Nenden hanya 30 hari. Kalau masih kurang bisa diperpanjang,” ujar Muhamad Khairil Syahdu Mukhtar, Kepala Bagian Perekonomian Setda Subang, dengan nada serius tapi tetap santai.

RUPSLB kali ini memang cukup dramatis. Sang mantan Dirut, Aziz Muslih, hadir langsung untuk menyaksikan peralihan tongkat estafet. Sementara Bupati Subang Reynaldy Putra Andita tidak hadir karena sedang memimpin rapat penting tentang truk—ya, truk. Kuasa penuh pun dioper ke Sekda Subang Asep Nuroni.

Meski sempat bikin bangga dengan setoran Rp 4,1 miliar PAD di masa pandemi, PT SS ternyata menyimpan kisah yang tak seindah brosur investasi. Masalah mulai mengintip dari balik laporan keuangan. “Jumlah aset banyak, tapi tidak sebanding dengan kemampuan keuangan. Justru menjadi beban,” keluh Khairil. Laporan tahunan ditolak, dan beberapa keputusan internal bikin pemegang saham geleng-geleng kepala. Bahkan Perda Penyertaan Modal akan dikaji ulang. Wah.

Padahal, secara prestasi, PT SS bukan tanpa bumbu manis. Mereka pernah menggandeng enam BUMDes dalam ajang Subang Investment Summit 2024. Ada BUMDes Maju Mandiri, Mutiara Patimban, dan kawan-kawannya yang ikut tanda tangan MoU di Pendopo Abdul Wahyan. Ibaratnya, BUMD ini tahu cara menggoda desa untuk berkolaborasi.

Namun kini, angin perubahan sudah berhembus dari arah barat—atau mungkin dari Smartpolitan dan KEK Patimban. Subang sedang bersiap menuju masa depan yang lebih gemerlap. Dan keberadaan BUMD seperti PT SS akan sangat menentukan. “Kita ingin BUMD bisa dikelola lebih profesional dan lebih berdampak ke masyarakat,” tegas Khairil, penuh harap.

Siapakah yang akan terpilih sebagai juru mudi baru PT SS? Entahlah. Tapi satu yang pasti: Subang butuh sosok dengan kompas yang lurus, radar tajam, dan dompet yang tidak mudah bocor.

RSUD Ciereng & Jamkeswatch Ngopi Bareng Demi Layanan Kesehatan Lebih Waras

RSUD Ciereng dan Jamkeswatch tingkatkan layanan kesehatan

SUBANG — Di tengah sejuknya udara Subang, Kamis pagi (03/07/2025), ada pertemuan yang tak kalah hangat di Ruang Meeting RSUD Ciereng. Bukan arisan ibu-ibu komplek, tapi audiensi antara jajaran manajemen RSUD Ciereng dan Tim Jamkeswatch. Lokasinya di Jalan Brigjen Katamso No. 37, tapi topiknya serius: pelayanan kesehatan yang lebih manusiawi, lebih harmonis, dan tentu saja, lebih nendang!

Pertemuan ini ibarat ngopi bareng dua sahabat lama yang akhirnya ketemu di persimpangan visi: sama-sama ingin memastikan rakyat tak kesusahan saat ingin sehat. Tim Jamkeswatch, yang dikenal rajin nongol diam-diam di berbagai rumah sakit untuk memantau layanan, kali ini tampil terang-terangan di hadapan para direktur dan pejabat RSUD Ciereng.

Duduk manis dalam pertemuan itu ada tokoh-tokoh utama: Direktur RSUD Ciereng dr. Achmad Nasuhi, Wakil Direktur Umum dan Keuangan dr. JAN Rudi ISKANDAR, M.Kes, Wakil Direktur Pelayanan dr. Douven Rini Damayanti, hingga jajaran keuangan dan pendapatan. Lengkap, seperti nasi tumpeng di hari syukuran.

“Pertama kami ucapkan terima kasih kepada Tim Jamkeswatch yang sudah datang ke RSUD,” ujar dr. Achmad dengan nada hangat, seperti tuan rumah yang kedatangan tamu jauh. Ia juga menambahkan, “Kami justru apresiasi cara kerja tim Jamkeswatch ketika mendampingi pasien di sini, karena mereka akan tuntaskan segala hal administrasi persyaratan ketika pasien terkendala.”

Pak Dir, sapaan akrabnya, bahkan sudah siap membuka jalur komunikasi khusus lewat grup WhatsApp. Katanya, “Nanti ulang tahun RSUD Ciereng insyaAllah kami akan undang tim Jamkeswatch karena hubungan harmonis harus tetap terjaga.” Wah, siap-siap dapet undangan dan mungkin tumpeng juga nih, Jamkeswatch!

Sementara itu, dari kubu Jamkeswatch, Direktur Eksekutif DPN KSPI, Daryus, tak kalah semangat. Ia menyampaikan, “Terima kasih semua jajaran manajemen RSUD Ciereng sudah menerima kami dari Jamkeswatch.” Daryus menjelaskan bahwa timnya tersebar di berbagai daerah seperti Jateng, Jatim, Batam, dan lainnya. Mereka hadir untuk memastikan regulasi yang seabrek itu tak jadi labirin yang membingungkan masyarakat.

Menurutnya, “Banyaknya kebijakan justru akan menjadikan masyarakat kebingungan ketika mau melakukan pengobatan ke Rumah Sakit.” Belum lagi, persoalan klasik seperti KTP yang tidak sinkron dengan BPJS, NIK yang mendadak tidak valid, atau pasien yang tidak punya jaminan kesehatan sama sekali. Nah, itulah ladang kerja Jamkeswatch yang tak pernah sepi kejutan.

Audiensi ini bukan sekadar basa-basi atau temu kangen tanpa arah. Justru inilah momen penting untuk meng-upgrade sistem pelayanan di RSUD Ciereng agar makin prima. Kalau layanan makin sip, pasien pun bisa pulang dengan senyum, bukan stres karena birokrasi yang muter-muter kayak ular tangga.

Kang Rey Hadir di Milangkala Cikadu: Budaya, Tumpeng, dan Semangat yang Tak Luntur

Milangkala Desa Cikadu ke-46
Foto: subang.pikiran-rakyat.com

Subang – Ada yang beda di Desa Cikadu, Kecamatan Cijambe, akhir pekan kemarin. Suasana desa yang biasanya tenang berubah menjadi meriah luar biasa. Tak lain karena perayaan Milangkala ke-46 Desa Cikadu yang penuh warna dan rasa—dan eh, ada aroma tumpeng yang menggoda juga!

Di tengah semarak itu, hadir sosok yang sudah tak asing lagi: Bupati Subang, Reynaldy Putra Andita B.R., atau yang akrab disapa Kang Rey. Dengan senyum khasnya, beliau menyampaikan apresiasi tinggi kepada warga Cikadu atas semangat luar biasa dalam membangun desa yang tak hanya maju, tapi juga sarat nilai budaya.

“Kang Rey datang bukan cuma buat duduk manis,” begitu kira-kira celetukan warga. Dan benar saja, beliau ikut nimbrung menyapa warga, menyantap hidangan khas desa (yang katanya pedasnya ngangenin), dan menyaksikan pawai alegoris yang jadi primadona acara. Tak sendiri, Kang Rey didampingi oleh Kepala DPMD H. Heri Sopandi, Kabag Tapem, dan Camat Cijambe. Serius tapi santai, formal tapi tetap membumi.

Kemeriahan Milangkala ke-46 tak main-main. Dari upacara sakral hingga pertunjukan seni, semua digelar penuh semangat gotong royong. Ada juga lomba dongdang dan lomba tumpeng yang bikin warga adu kreatif dan adu rasa. Lengkap sudah: budaya dilestarikan, perut dimanjakan.

Milangkala ini bukan sekadar ulang tahun. Di usia 46 tahun, Desa Cikadu tak hanya menengok ke belakang, tapi juga memandang ke depan: menjadi desa yang mandiri, berdaya saing, dan tetap mencintai akar budaya sendiri.

Kalau kata pepatah, “Jangan lupakan akar meski tumbuh tinggi.” Dan Cikadu membuktikan, mereka bukan hanya ingat akar, tapi juga rajin menyiramnya dengan semangat kebersamaan.

VESCO 2025: Parade Mahasiswa Jago Ngomong Inggris dari Subang yang Bikin Kagum!

VESCO 2025 Universitas Subang

Subang — Kalau biasanya hari Sabtu identik dengan rebahan, lain cerita dengan mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Universitas Subang. Pada Sabtu, 28 Juni 2025 kemarin, mereka justru tampil bak pembicara internasional dalam ajang keren bernama Virtual English Education Students Conference alias VESCO 2025. Bukan di aula, tapi di Zoom Meeting — karena ya, zaman sudah digital, bukan?

VESCO bukan cuma ajang pamer lidah Inggris-Enggrisan, tapi juga wujud nyata dari kurikulum kekinian bernama Outcome-Based Education (OBE). Bayangkan, mata kuliah Speaking for Academic Purposes II bukan lagi sekadar hafalan teori dan tugas PPT, tapi langsung disulap jadi konferensi ilmiah! Mahasiswa dituntut bukan cuma bisa ngomong, tapi ngomongin yang ilmiah — dalam Bahasa Inggris pula!

Dekan FKIP Universitas Subang, Nita Delima, pun menyambut hangat acara ini. Dengan senyum bangga, ia mengatakan, “VESCO adalah bentuk nyata dari pembelajaran berbasis luaran. Mahasiswa tidak hanya belajar teori, tapi juga mempraktikkan kemampuan akademik mereka dalam forum ilmiah.” Wah, sudah kayak konferensi dosen-dosen internasional, nih!

Dan jangan kira pesertanya cuma dari satu kampus. VESCO 2025 diikuti oleh 80 peserta! Mahasiswa semester empat Universitas Subang tampil bareng pemakalah dari Universitas Al Masoem dan para guru Bahasa Inggris se-Kabupaten Subang. Bisa dibayangkan, Zoom Meeting hari itu ramai dengan suara beraksen lokal sampai internasional!

Sebagai bintang tamu, hadir Dr. Kiky Soraya, S.Pd., M.Pd., dosen Sastra Inggris dari Universitas Bina Nusantara (Binus). Beliau membawakan materi yang bikin dahi mengernyit tapi hati tercerahkan: pentingnya komunikasi akademik dalam Bahasa Inggris di era global. Intinya, kalau mau sukses di dunia internasional, lidah harus luwes dan isi kepala harus padat!

Dalam sesi paralel, mahasiswa tampil layaknya ilmuwan muda: presentasi, argumentasi, dan debat — semua dalam Bahasa Inggris. Selain mengasah kemampuan berbicara, ajang ini jelas jadi pelatihan kepercayaan diri tanpa harus naik panggung beneran. Cukup di depan kamera, asal sinyal lancar!

VESCO kini jadi acara tahunan yang bukan hanya ditunggu-tunggu, tapi juga jadi simbol bahwa FKIP Universitas Subang memang serius mencetak lulusan yang fluent secara akademik, dan pede secara global.

ASN Indisipliner Jadi Polisi Truk? Kebijakan Bupati Subang Tuai Pro-Kontra Pedas!

ASN indisipliner Subang

SUBANG — Bayangkan begini: pegawai negeri yang biasanya telat absen dan susah diajak rapat, kini malah bertugas mengawasi kendaraan berat di jalanan. Sounds like a plot twist? Bukan drama Korea, ini kebijakan nyata dari Bupati Subang, Reynaldy Putra Andita!

Sesuai Peraturan Bupati Subang Nomor 21 Tahun 2025, ASN yang ketahuan bandel diberi tugas baru: menjaga operasional kendaraan berat agar tak melanggar jam terbang—eh, jam operasional maksudnya. Tujuannya mulia, supaya jalanan tak cepat rusak dan angka kecelakaan bisa ditekan.

Namun, niat baik tak selalu berbuah manis. Tokoh masyarakat Rakean Galuh Pakuan Niskala Mulya Rahadian Fathir (panjang banget ya, kayak nama tokoh pewayangan bertitel bangsawan) melayangkan kritik pedas. “Kebijakan ini keliru,” ujar Fathir lugas, Jumat (4/7/2025), dari kediamannya yang pasti tidak dekat dengan pos pengawasan truk.

Menurutnya, menempatkan ASN indisipliner di lapangan yang minim pengawasan justru membuka potensi kekacauan baru. “Ketika bekerja di kantor saja mereka tidak disiplin, apalagi di lapangan yang minim pengawasan. Mereka bisa bertindak sesuka hati,” katanya. Waduh, jadi bukannya menertibkan, malah bisa jadi nambah masalah?

Tak cuma soal ketidakefektifan, Fathir juga menyorot potensi bahaya bagi masyarakat. Pengawasan kendaraan berat, katanya, bukan urusan sepele. “Ini menyangkut urusan nyawa, bukan main-main,” tegasnya. Coba bayangkan, ASN yang salah baca rambu malah ngatur lalu lintas truk kontainer—ciye, potensi viral di TikTok?

Dan bukan cuma logika lapangan yang digugat. Secara aturan pun, kata Fathir, kebijakan ini bisa bikin dahi para pakar kebijakan berkerut. Dalam UU ASN Nomor 5 Tahun 2014, penempatan ASN harus berdasarkan kompetensi. Belum lagi PP Nomor 94 Tahun 2021 yang menyebut hukuman disiplin harus bersifat mendidik dan proporsional. Lha, ini malah dilempar ke lapangan, tanpa pelatihan pula!

“Penempatan ASN indisipliner di lapangan tanpa pelatihan, atau latar belakang yang memadai, dikhawatirkan bertentangan dengan semangat reformasi birokrasi,” tambah Fathir. Ironisnya, semangat reformasi itu sendiri merupakan jargon favorit Pak Bupati. Duh, jadi kayak menembak kaki sendiri ya?

Apakah ini akan jadi kisah sukses ala underdog story ASN yang akhirnya berubah jadi pahlawan lalu lintas? Ataukah malah jadi bahan evaluasi kebijakan viral edisi berikutnya? Hanya waktu (dan laporan pengawasan) yang bisa menjawab.

“Ngabret di Hulu Cipunagara: DLH Subang Tanam 150 Bibit, Bikin Alam Tersenyum Lebar!”

DLH Subang tanam pohon
Reformasibangsa.co.id

Subang – Kalau kamu pikir Jumat itu waktunya rebahan dan ngopi santai, maka Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Subang punya definisi lain: Jumat tanam pohon!

Yup, Jumat (4/7/2025) kemarin, Plt Kepala Dinas LH Subang, Iwan Rudianto, dengan semangat ala superhero lokal, turun langsung ke Desa Cibeusi, Kecamatan Ciater. Tapi tenang, beliau tidak datang membawa jubah, melainkan 150 bibit pohon siap tanam. Lokasi sasarannya? Hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Cipunagara. Keren nggak tuh?

Dan jangan bayangkan beliau kerja sendiri seperti petani solo. Bareng-bareng dong! Pemerintah Kecamatan Ciater, Pemdes Cibeusi, dan warga sekitar juga ikut nimbrung tanam-menanam. Pohon-pohon yang ditanam pun bukan sembarang tumbuhan. Ada huru hiris, lemo, dan puspa—nama-nama yang terdengar seperti calon personil boyband alam.

Gerakan ini bukan cuma soal tanam-tanam lalu tinggal, tapi jadi bukti nyata kalau DLH Subang sedang Ngabret alias gaspol dalam menjaga bumi. Sebelumnya, mereka juga sukses bikin geger positif dengan peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025. Acara itu digelar di Aula Pemda dan Halaman Kantor Bupati Subang. Meriah? Jangan ditanya!

Talkshow seru? Ada. Bazar UMKM? Meriah. Kolaborasi dengan stakeholder dan perusahaan lokal? Mantap. Semua terselenggara tanpa drama, tapi penuh semangat menjaga bumi tetap lestari dan cantik paripurna.

Langkah ini tentu sejalan dengan mimpi besar Bupati Subang Reynaldy Putra Andita dan Wakilnya, Agus Masykur Rosyadi, lewat program “Ngawangun Bareng Rakyat” alias “Ngabret.” Jadi kalau kamu denger kata “Ngabret,” jangan bayangkan motor ngebut, tapi bayangkan masa depan hijau yang lagi dikejar rame-rame!

Saba Desa di Purwadadi: Kang Rey, Jogging Track, dan Gong Milangkala yang Menggema

Saba Desa Purwadadi
Foto: kotasubang.com

Subang — Jumat cerah di Purwadadi mendadak jadi lebih riuh, bukan karena pasar kaget, tapi karena rombongan penting datang dengan semangat pembangunan. Yap, Pemerintah Kabupaten Subang kembali menggulirkan program andalannya: Saba Desa! Kali ini, giliran Kecamatan Purwadadi yang kebagian sentuhan Kang Rey—sapaan akrab Bupati Subang, Reynaldy Putra Andita B.R., S.IP.—yang datang lengkap bersama Wakil Bupati H. Agus Masykur Rosyadi, S.Si., M.M.

Warga menyambut meriah, seperti menyambut mantu datang bawa tumpeng. Dengan senyum khasnya, Kang Rey blusukan meninjau proyek pembangunan infrastruktur yang jadi andalan. Salah satunya adalah pembangunan jalan Curuluk-Wanakerta sepanjang 400 meter di Dusun Babakan, hasil kerja sama apik bareng PT Intijaya lewat program CSR. Belum cukup? Tentu tidak. Jalan penghubung Purwadadi Barat–Panyingkiran di Dusun Kadalangan pun ikut dikulik.

Kang Rey tak hanya menengok jalan, tapi juga mampir ke kantor desa—dari Wanakerta, Blendung, sampai Koranji. Dan ada satu momen manis yang bikin netizen pecinta lari ikut senyum-senyum: peresmian jogging track di Desa Panyingkiran! Peresmiannya pun elegan, dengan penandatanganan prasasti. Biar larinya makin sah dan berfaedah.

Nah, ini dia bagian yang bikin hati adem. Saba Desa juga menyalurkan kepedulian sosial. Sebanyak 26 anak mengikuti khitanan massal. Tangis kecil itu, adalah tapak awal jadi pejuang sejati! Tak lupa, panyecep dan santunan untuk anak-anak yatim pun dibagikan secara simbolis. Pemerintah hadir, bukan hanya saat kampanye, tapi juga saat masyarakat butuh pelukan kebijakan.

Lapangan hijau pun tak luput dari euforia. Kang Rey membuka resmi Piala Soeratin U13 & U15 Elita Budiati Cup 2025. Bola diserahkan ke wasit, dan kick-off jadi simbol semangat sportivitas dan pembinaan bakat muda Subang.

Dalam acara ini, para pahlawan dari sektor swasta pun tak dilupakan. Piagam penghargaan diserahkan ke perusahaan-perusahaan yang konsisten membantu pembangunan daerah. Ada PT Seba Indah, PT Indonesia Nippon Anugerah, dan PT Evoluzione Tyres Subang. Bukti nyata bahwa gotong royong bukan cuma urusan tetangga saat ngangkat tenda kawinan.

Satu lagi yang tak kalah spesial: Milangkala ke-57 Kecamatan Purwadadi dibuka resmi! Kang Rey, didampingi Wakil Bupati, Sekda, dan Camat Purwadadi, memukul gong. “Gong!”—suaranya menggema sampai ke hati warga. Ditutup dengan pertandingan sepak bola persahabatan antara tim Subang Ngabret dan Purwadadi Maslahat. Bukan sekadar laga, tapi simbol kebersamaan yang menggelindingkan harapan.

Turut hadir dalam kemeriahan ini Ketua DPRD Kabupaten Subang, Sekretaris Daerah, para kepala OPD, unsur Forkopimcam, perwakilan Apdesi, hingga Karang Taruna se-Kecamatan Purwadadi. Semuanya bersatu dalam semangat: membangun Subang dari desa, bukan dari meja kerja saja.

DAHANA Tembus Rp3,7 Triliun! RUPS 2024 Dibuka dengan Dentuman Prestasi

RUPS PT DAHANA 2024

suarasubang.com – Suasana Hotel Shangri-La, Jakarta, mendadak terasa seperti panggung pesta prestasi pada Senin, 30 Juni 2025. Bukan karena ada konser, tapi karena PT DAHANA, jagoan bahan peledak dari Holding Defend ID, sedang menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahun Buku 2024. Kalau ini bukan momen meledak-ledak (dalam arti positif, tentu saja), apa lagi namanya?

Direktur Utama PT DAHANA, Hary Irmawan, tampak percaya diri seperti kapten kapal yang baru saja menembus badai. Di tengah ketatnya kompetisi industri bahan peledak, DAHANA sukses membukukan pendapatan usaha sebesar Rp3,7 triliun. Boom! Angka yang cukup buat beli… ya, banyak banget kembang api lebaran.

“Situasi industri yang penuh tantangan tidak menyurutkan langkah kami untuk terus tumbuh dan berinovasi. Pencapaian ini membuktikan bahwa DAHANA tetap menjadi pemain utama dalam industri bahan peledak di Indonesia. Secara khusus kami ucapkan terima kasih kepada induk holding, dewan komisaris, dewan direksi, seluruh karyawan, serta konsumen yang telah mempercayakan DAHANA,” ujar Hary Irmawan, dengan nada penuh semangat bak pelatih sepak bola usai menang dramatis di injury time.

Tak cukup sampai di situ, Hary juga menyebut DAHANA berhasil mencapai 88,09% dari target KPI perusahaan. Dan ini bukan angka hasil kira-kira. Audit dari Kantor Akuntan Publik Gani Sigiro & Handayani “Grant Thornton” jadi saksi sahihnya. Artinya, DAHANA bukan hanya gesit, tapi juga tertib—ibarat pemain akrobat yang tetap pakai sabuk pengaman.

Dan ini dia bonus levelnya: peringkat kredit dari Pefindo masih aman di idA-/Stable. Singkatnya, keuangan DAHANA bukan cuma stabil, tapi juga tahan guncangan—kayak mobil off-road yang tetap elegan meski lewat jalan rusak.

“Peringkat ini menjadi bukti kepercayaan pasar terhadap fundamental keuangan dan prospek usaha DAHANA. Kami akan terus menjaga tata kelola perusahaan dan kinerja yang berkelanjutan, kami memohon doa dari seluruh peserta RUPS, semoga ke depan DAHANA dapat terus tumbuh dan berkembang,” imbuh Hary, seolah menyemai harapan dengan semangat 45.

Selain merayakan pencapaian, RUPS kali ini juga merumuskan langkah strategis untuk masa depan. DAHANA siap pasang kuda-kuda: memperkuat teknologi, menghemat operasional, dan mengekspansi pasar lokal maupun global. Intinya, mereka ingin jadi lebih dari sekadar “raja petasan”—tapi menjadi pemimpin teknologi peledak yang meletup ke pentas dunia.

Dengan modal semangat, strategi tajam, dan dukungan stakeholder, DAHANA tampaknya siap menyulut gelombang pertumbuhan berikutnya. Tunggu dentumannya, kawan!

FORMAL Subang “Ngumpul Bareng” di Hotel Laska: Mantan Tapi Masih Berdaya!

FORMAL Subang

SUBANG – Ada yang seru di Hotel Laska Subang, Rabu, 2 Juli 2025. Bukan reuni SMA, bukan juga lomba karaoke antar mantan. Tapi, Sarasehan Mantan Anggota DPRD Subang dan Rapat Kerja FORMAL (Forum Mantan Anggota Legislatif) Kabupaten Subang! Acara ini bukan cuma ajang nostalgia, tapi jadi ajang rembug nasional versi lokal demi Subang tercinta.

Dengan tema yang cukup bikin dada berdesir: “FORMAL Bersatu dalam Kebersamaan, Berkarya untuk Masa Depan Subang,” acara ini mengajak para mantan anggota legislatif untuk kembali naik panggung—bukan buat kampanye, tapi buat kolaborasi membangun daerah.

Ketua Pelaksana acara, Drs. Asep Setia Permana, bilang bahwa tujuan acara ini adalah mempererat silaturahmi dan menggali peran strategis FORMAL dalam pembangunan. Katanya, “biar mantan-mantan ini tetap produktif, bukan hanya aktif di grup WhatsApp alumni.”

Ketua FORMAL Subang, Rohmani, S.H., juga menambahkan dengan tegas, “FORMAL harus hadir dan bermanfaat, bukan hanya sebagai organisasi, tetapi menjadi bagian dari solusi.”
Maksudnya, jangan sampai FORMAL jadi kayak mantan yang cuma datang pas butuh doang.

Nah, momen paling simbolis dalam acara ini adalah ketika FORMAL menyerahkan dokumen sikap organisasi ke Wakil Bupati Subang, H. Agus Masykur Rosyadi alias Kang Akur. Ini bukan surat cinta, tapi komitmen nyata untuk ikut ambil bagian dalam masa depan Subang.

Wakil Ketua II DPRD Subang, H. Kosim, juga tak mau ketinggalan. Ia kasih tepuk tangan dan dukungan penuh buat kegiatan ini. Katanya, “Sebagai mantan anggota legislatif sekaligus warga negara, kita tetap punya tanggung jawab membangun Subang.”
Wah, mantan yang bertanggung jawab, idaman banget, ya?

Kang Akur sendiri tampil seperti biasanya—kharismatik dengan sedikit bumbu semangat gotong royong. Ia menegaskan bahwa ide dan gagasan dari para mantan ini tetap sangat penting dalam pembangunan. “Kita mengedepankan gotong royong, kolaborasi pentahelix, dan partisipasi aktif masyarakat dalam membangun Subang yang unggul, maju, dan kompetitif,” ujarnya.
Subang, siap melesat bareng mantan!

Acara ini juga dihadiri oleh tokoh-tokoh penting, mulai dari Dewan Penasihat dan Pembina FORMAL, Danlanud Suryadi Suryadarma, Kajari Subang, Ketua Kadin, hingga para kepala OPD dan jajaran Forkopimda. Lengkap, kayak nasi tumpeng waktu syukuran rumah baru.

Singkatnya, walau statusnya mantan, mereka bukan berarti selesai. Justru, FORMAL ingin jadi bagian dari cerita sukses Subang ke depan. Mantan yang gak move on? Bukan. Ini mantan yang still got it!

Recent Posts