Beranda blog Halaman 33

Subang Berbenah: Dedi Mulyadi Bongkar Kios Kumuh, Hadirkan Wajah Baru Jalur Wisata

penataan bangunan liar Subang
Foto: Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi bersama Bupati Subang Reynaldi Putra Andita di lokasi pembongkaran.  (Instagram @dedimulyadi71)

Subang – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi kembali turun ke lapangan. Kali ini, ia menggandeng Bupati Subang Reynaldi Putra Andita untuk membersihkan wajah kawasan provinsi dari bangunan liar.

Senin, 26 Mei 2025, menjadi momen awal perubahan. Dedi memulai langkah pembenahan dengan menyusuri jalan provinsi Subang yang selama ini dipenuhi kios-kios kumuh. Aksi tegas itu bukan sekadar penertiban, tapi bagian dari penataan menyeluruh kawasan wisata.

“Kita buka semua bangunan liar dari Subang sampai Bandung dan Sumedang,” tegas Dedi lewat akun Instagram @dedimulyadi71.

Namun, penertiban ini tak berjalan tanpa solusi. Pemerintah Provinsi Jawa Barat bersama Pemkab Subang juga menyiapkan kios baru. Dirancang lebih bersih, rapi, dan nyaman, bangunan baru ini bahkan akan dilengkapi toilet serta area istirahat.

“Ini cara kita menata,” ujar Dedi. Ia menekankan pentingnya lingkungan yang mendukung estetika, apalagi kawasan itu menyandang status daerah pariwisata.

Sayangnya, meski menghasilkan pendapatan, kawasan tersebut selama ini justru dibiarkan kumuh. “Duitna dialaan, daerahna dibiarkan terus turun daya dukung lingkungan dan estetikanya,” katanya dengan logat khas.

Dedi juga menantang langsung keberanian Bupati Subang. “Bupatinya beranian?” tanyanya. “Berani,” jawab Reynaldi mantap.

Langkah ini tak hanya soal membongkar. Dedi juga berencana mengembalikan fungsi lahan yang sempat berubah. Kebun teh yang jadi kebun singkong akan dikembalikan ke fungsi semula, bahkan ditanami nanas jika memungkinkan kerja sama dengan Pemprov berjalan.

“Kita sewa, kita bayar, awal Juni kita bicarakan,” jelas Dedi, mantan Bupati Purwakarta, sembari meminta dukungan semua pihak.

Dengan gaya khasnya, Dedi pun menyapa warga yang menyaksikan proses pembongkaran. “Tah eceu-eceu ku aing dibongkar siah bangunana,” katanya kepada ibu-ibu yang menyaksikan kios mereka dibongkar, namun dengan harapan baru akan tempat yang lebih layak.

Dedi Mulyadi Diserang Rocky Gerung, Balas dengan Sindiran Elegan dan Sikap Tenang

kritik Rocky Gerung terhadap Dedi Mulyadi
jatim.tribunnews.com

Subang – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, kembali menjadi sorotan. Kali ini bukan karena kebijakannya, melainkan kritik pedas dari pengamat politik, Rocky Gerung.

Rocky melontarkan kritik tajam dengan mengutip teori Guy Debord tentang “masyarakat tontonan”. Menurutnya, Dedi hanya menjual penampilan, bukan pemikiran. Ia menyebut gaya kepemimpinan Dedi hanya bersandar pada visualisasi, mirip dengan Presiden Jokowi.

“Visualisasi, bukan visi,” tegas Rocky. Ia juga menyindir kebijakan Dedi mengirim siswa nakal ke barak militer sebagai pendekatan yang hanya mendisiplinkan tubuh, bukan membentuk pemikiran, mengacu pada teori Michel Foucault.

Tak berhenti di situ, Rocky bahkan menyinggung tingkat IQ masyarakat Indonesia yang disebut stagnan di angka 78. Bagi Rocky, kondisi inilah yang membuat “kedangkalan” laku keras di dunia politik.

Menanggapi kritik tersebut, Dedi Mulyadi tidak kehilangan kendali. Lewat unggahan di Instagram, ia membalas dengan sindiran halus namun tajam.

“Saya lebih memilih menjadi orang yang berpikiran dangkal tapi bisa melahirkan hamparan tanaman,” ujarnya. “Daripada orang yang mengakui pikirannya dalam, malah membuat banyak orang tenggelam.”

Sikap santai Dedi juga terlihat ketika menanggapi julukan “Gubernur Lambe Turah” dari seorang anggota DPR. Ia justru menjawab dengan guyonan khas Sunda, seolah ingin mengatakan bahwa popularitas di era sekarang memang tak lepas dari media sosial.

Bagi Dedi, yang terpenting bukanlah julukan atau opini publik, melainkan janji kepada rakyat dan program yang dijalankan. “Julukan apapun tidak penting, yang penting janji kepada rakyat dapat diwujudkan,” tegasnya.

Dedi juga menyinggung soal buzzer yang disebut kerap menggiring opini negatif tentang dirinya. Ia menyebut serangan ini berasal dari pihak-pihak yang terganggu dengan kinerjanya selama ini.

Julukan-julukan seperti “Gubernur Pencitraan”, “Mulyono Jilid II”, dan “Gubernur Konten” menurut Dedi hanyalah upaya untuk menjatuhkannya. Namun ia menegaskan, semua itu tidak mengubah niatnya untuk terus melayani masyarakat.

“Salam untuk para buzzer, tetap semangat bikin konten negatif sebanyak-banyaknya tentang saya, agar bapak dan ibu bisa ngebul dapurnya,” tutupnya dengan senyum tipis yang menyimpan sindiran tajam.

Cor Beton Jalan Usaha Tani Majasari: Kuatkan Akses, Dorong Ekonomi Petani

cor beton jalan usaha tani Majasari
Foto: www.jabarpress.com

Subang – Pemerintah Desa Majasari, Kecamatan Cibogo, Subang kembali menunjukkan komitmennya dalam membangun infrastruktur desa. Sabtu, 24 Mei 2025, cor beton jalan usaha tani di Blok Bunder, RW 01 Dusun 01 resmi digelar dengan dukungan Dana Desa (DD) tahap pertama.

Proyek ini membentang sepanjang 160 meter, dengan lebar 2,7 meter dan ketebalan 10 cm. Total anggaran yang digelontorkan mencapai Rp69 juta, termasuk pajak. Anggaran ini sepenuhnya berasal dari dana desa tahap awal tahun 2025.

Kepala Desa Majasari, Hatayudin, didampingi Ketua TPK Desa Joni Hambali, menegaskan bahwa pembangunan jalan usaha tani merupakan bagian dari visi besar desa: menghadirkan akses jalan yang kokoh dan berkualitas. Tak hanya untuk pemukiman, jalan pertanian pun menjadi prioritas.

“Tahun ini, ada dua titik pelaksanaan cor beton. Selain di Blok Bunder, kami juga membangun di Jalan Akung Tarpin RW 02, Kampung Rancaseel. Harapannya, semua infrastruktur rampung sebelum masa jabatan saya berakhir,” jelas Hatayudin.

Ia pun mengapresiasi keterlibatan seluruh elemen, mulai dari TPK, LPM, BPD, hingga Babinsa dan tokoh masyarakat. Kerja sama ini menjadi pondasi kuat bagi terlaksananya pembangunan desa yang transparan dan partisipatif.

Anggota BPD Majasari, Ikin Asikin, S.Ag., M.Pd.I., turut memantau langsung pelaksanaan proyek ini. Ia memastikan realisasi Dana Desa telah sesuai RAB dan hasil musyawarah desa (Musdes). Kejelasan perencanaan dan pelaksanaan menjadi kunci kepercayaan publik.

“Saya sangat mengapresiasi kerja keras TPK dan Pemdes. Jalan usaha tani ini bukan sekadar akses, tapi jembatan ekonomi bagi petani. Ketika jalan bagus, distribusi hasil tani pun lancar. Dampaknya jelas: ekonomi meningkat,” ujar Ikin.

Warga, khususnya para petani, kini punya harapan baru. Jalan kokoh bukan hanya soal infrastruktur, tapi fondasi bagi kesejahteraan dan masa depan yang lebih cerah.

Komplotan Spesialis Pembobol ATM Dibekuk Usai Aksi di Subang

penangkapan komplotan pembobol ATM Subang
Foto: www.tintahijau.com

Subang – Pagi buta di Purwadadi, Subang, menjadi saksi bisu kejahatan terencana yang akhirnya kandas. Tepat pukul 05.20 WIB, Minggu (25/5/2025), lima orang spesialis pembobol ATM diringkus polisi saat mencoba kabur usai beraksi.

Kelima pelaku berinisial AS, AK, MIY, SR, dan SIY bukan nama baru di dunia kriminal. Mereka adalah residivis yang kali ini kembali bermain api dengan membobol mesin ATM milik Bank BJB.

Aksi mereka terbilang nekat dan profesional. Menggunakan alat las, mesin ATM dilumpuhkan, dipotong, dan dirobohkan. Uang di dalamnya kemudian dikuras habis setelah dibongkar ulang di dalam mobil Xenia hitam bernomor polisi B-1768-EOV.

Namun, pelarian mereka tak berlangsung lama. Petugas dari Kepolisian Resor Subang berhasil menangkap kelimanya di jalan Cigugur, Kecamatan Pusakajaya, setelah mendapatkan laporan dan melakukan pengejaran cepat.

Barang bukti yang disita tidak main-main. Polisi mengamankan satu unit mesin las, tabung oksigen 50 kg, tabung gas 3 kg, satu unit mesin ATM, mobil Xenia, dan uang tunai sekitar Rp200 juta.

Dari hasil pemeriksaan, terungkap bahwa komplotan ini juga terlibat dalam kasus pencurian rokok di sebuah minimarket di wilayah Compreng, Subang, dua minggu sebelumnya. Mereka juga mengaku membobol ATM Bank Sinarmas di Bekasi satu bulan lalu.

Saat ini, para pelaku mendekam di Mapolres Subang. Penyidikan terus dilakukan untuk mengungkap jaringan mereka. Polisi masih memburu tersangka lain dan barang bukti tambahan yang diduga belum ditemukan.

Sakit Hati Jadi Motif, Suratno Bunuh Teman Sendiri dan Sempat Ingin Akhiri Hidup

pembunuhan bank keliling Subang
Foto: Jajaran Satreskrim Polres Subang membawa pelaku pembunuh petugas Bank Emok ke Gedung Satreskrim Polres Subang. (ahya nurdin/tribun jabar) Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Ini Tampang Pembunuh Bengis Petugas Bank Emok di Subang, Ternyata Kawan Sendiri, https://jabar.tribunnews.com/2025/05/25/ini-tampang-pembunuh-bengis-petugas-bank-emok-di-subang-ternyata-kawan-sendiri#google_vignette. Penulis: Ahya Nurdin | Editor: Ravianto

Subang — Drama tragis terjadi di balik kasus pembunuhan Amsori, seorang bank keliling asal Subang. Setelah penyelidikan intensif selama sepuluh hari, pihak kepolisian akhirnya berhasil meringkus pelaku yang ternyata adalah teman dekat korban sendiri.

Suratno, warga Indramayu, tak menyangka langkah pelariannya berakhir di sebuah rumah sempit di kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Pria ini ditangkap saat tengah terlelap di rumah temannya, Sabtu sore (24/5/2025) pukul 15.30 WIB.

“Tanpa perlawanan, pelaku langsung kami bawa ke Gedung Satreskrim Polres Subang untuk pemeriksaan lebih lanjut,” jelas Kanit Jatanras Ipda Tatang Suryaman.

Penangkapan ini merupakan hasil kerja sama antara tim Satreskrim Polres Subang dan Resmob Polda Jabar. Selama tiga hari pertama, penyidik mengumpulkan bukti dan keterangan saksi, lalu mengejar pelaku selama tujuh hari hingga akhirnya tertangkap.

Motif dari aksi nekat ini mengungkap sisi gelap hubungan pertemanan. Suratno mengaku sakit hati karena merasa dihina oleh korban. Amsori disebut merendahkan dirinya dengan ucapan yang menyinggung kondisi ekonomi dan kebiasaan berjudi sabung ayam.

Tak hanya itu, usai melakukan pembunuhan, Suratno sempat berniat mengakhiri hidupnya sendiri karena merasa menyesal. Namun niat itu urung terlaksana.

Hingga malam hari, pihak kepolisian masih melakukan pemeriksaan intensif terhadap pelaku untuk mendalami motif dan kronologi kejadian secara lengkap.

“Kami masih dalami keterangan pelaku. Nanti akan kami sampaikan secara resmi dalam press release,” tutup Ipda Tatang.

Razia Malam di Pagaden: 16 Motor Knalpot Brong Diamankan

razia knalpot brong Subang
Foto: www.jabarpress.com

Subang – Suasana malam di Pagaden mendadak berbeda saat jajaran Polsek Pagaden menggelar razia knalpot brong tepat di depan markas mereka, Sabtu (24/05/2025). Langkah tegas ini dipimpin langsung oleh Kapolsek Pagaden, AKP Ikin Sodikin SH., dan melibatkan unit gabungan dari Polsek setempat.

Dalam razia tersebut, sebanyak 16 sepeda motor berbagai merek dengan knalpot brong berhasil diamankan. Aksi ini merupakan respons atas keluhan warga yang merasa terganggu dengan kebisingan, terutama dari kendaraan para pekerja perusahaan di sekitar wilayah Pagaden.

Kapolsek Ikin Sodikin tak hanya menindak, tetapi juga memberikan edukasi langsung kepada para pengendara yang terjaring. Ia menekankan pentingnya menaati aturan lalu lintas, serta melengkapi kendaraan dengan SIM, helm, kaca spion, dan komponen standar lainnya.

Lebih jauh, beliau menegaskan bahwa penggunaan knalpot brong bertentangan dengan Pasal 285 ayat (1) UU No. 22 Tahun 2009. Knalpot jenis ini tidak hanya menciptakan polusi suara, tetapi juga memperparah kualitas udara dan kenyamanan pengguna jalan lain.

Sebagai langkah lanjutan, seluruh knalpot brong yang disita akan diamankan di Mako Polsek Pagaden. Para pemilik kendaraan diwajibkan mengganti dengan knalpot standar. Hingga proses penggantian dilakukan, kendaraan tetap ditahan di kantor polisi.

Frasa kunci utama:

Deskripsi meta:
Polsek Pagaden mengamankan 16 motor berknalpot brong dalam razia malam di Subang sebagai respons atas keluhan warga. Pelanggar diminta mengganti knalpot sesuai standar.

Tag:
razia knalpot brong, Polsek Pagaden, pelanggaran lalu lintas, motor berknalpot racing, Subang Jawa Barat

Preman Industri Subang Diciduk: Polres Tegas Jaga Investasi Aman

penangkapan preman industri Subang

Subang – Empat preman jalanan yang kerap memalak sopir truk di kawasan industri Subang, Jawa Barat, akhirnya diringkus aparat kepolisian. Mereka tertangkap tangan saat beraksi di dua titik rawan, yakni Pabuaran dan Cikaum, pada Jumat, 23 Mei 2025.

Para pelaku, yang diketahui sering mengintimidasi pengemudi angkutan barang, selama ini membuat resah para pekerja logistik di area pabrik. Tindakan mereka pun tak tanggung-tanggung—menghalangi sopir keluar dari pabrik jika tak mau membayar “kontribusi” keamanan.

Kapolres Subang, AKBP Ariek Indra Sentanu, menjelaskan bahwa keempat preman ini masing-masing berinisial AS (36), EJ (38), SB (20), dan U alias Koncleng. Mereka berasal dari berbagai kecamatan di Subang seperti Purwadadi, Cikaum, Pabuaran, dan Patokbeusi.

Modus yang digunakan pun tergolong brutal. Di kawasan pabrik PT Pungkook, Kecamatan Pabuaran, mereka menekan sopir untuk membayar Rp30 ribu. Jika menolak, kendaraan bisa rusak di tangan mereka. Dalih “uang keamanan” ini pun akhirnya memicu keberanian para sopir melapor ke polisi.

“Pada hari ini, Satreskrim telah menangkap empat pelaku pemalakan terhadap sopir di dua lokasi berbeda,” ujar Kapolres Subang. Proses hukum terhadap mereka pun sudah berjalan, dengan ancaman hukuman hingga sembilan tahun penjara.

Langkah tegas ini jadi bagian dari komitmen Polres Subang menjaga iklim investasi yang aman dan kondusif. Pihak kepolisian kini mengintensifkan pengamanan di kawasan industri agar kegiatan bisnis tak terganggu aksi premanisme.

Nyaah Ka Indung: Kasih Ibu Jadi Fondasi Masyarakat Subang yang Berdaya

Gerakan Nyaah Ka Indung Subang

Subang – Perumda Tirta Rangga Subang membuktikan bahwa cinta ibu bukan sekadar kata, melainkan aksi nyata. Dalam mendukung penuh gerakan “Nyaah Ka Indung”, para direksi hingga staf tak ragu turun langsung ke 10 desa di Kecamatan Cipeundeuy. Mereka membawa bantuan, berinteraksi hangat dengan warga, dan hadir sebagai penguat para ibu yang jadi tulang punggung keluarga.

Dipimpin langsung oleh Direktur Utama Lukman Nurhakim, aksi ini tak berdiri sendiri. Sinergi terasa kuat dengan hadirnya pemerintah desa dan Baznas Kabupaten Subang. Ini menjadi contoh apik kolaborasi antar lembaga demi tujuan bersama: keluarga yang sehat dan masyarakat yang berdaya.

“Nyaah Ka Indung” bukan sekadar program bantuan sosial. Ini adalah gerakan strategis yang menghormati dan mengangkat peran penting perempuan, terutama ibu. Dalam budaya Sunda, sosok “indung” melambangkan kasih sayang dan keteladanan. Filosofi ini kini diterjemahkan dalam aksi nyata.

Lukman menyebut gerakan ini sebagai momentum penting dalam menempatkan peran ibu sebagai garda terdepan pembangunan. “Kami mendukung penuh. Ini bukan hanya soal bantuan, tetapi soal perubahan cara pandang terhadap peran ibu,” tegasnya.

Tak berhenti di pembagian bantuan, gerakan ini didorong menjadi langkah berkelanjutan. Visi jangka panjangnya mencakup pelayanan kesehatan, perlindungan perempuan, penguatan ekonomi keluarga, hingga pendidikan karakter. Semua demi keluarga yang lebih kuat dan mandiri.

Lukman juga menyoroti keberpihakan program ini terhadap masyarakat yang selama ini kurang tersentuh. Banyak lansia di pelosok yang akhirnya mendapatkan perhatian. “Ini wujud kehadiran pemerintah hingga ke akar rumput. BUMD pun punya peran vital dalam mendorong keberhasilan program seperti ini,” tambahnya.

Subang kini punya semangat baru. Dengan gerakan “Nyaah Ka Indung”, seluruh elemen masyarakat diajak membangun fondasi kokoh: keluarga yang kuat, ibu yang berdaya, dan masa depan yang cerah.

Judul:Premanisme di Sekitar PT SPS Subang Dibongkar, Tersangka dan Barang Bukti Diserahkan ke Kejaksaan

Pemerasan sopir Subang
Foto: 86news.co

Subang – Drama pemerasan yang meresahkan sopir angkutan di sekitar PT Superior Porcelain Sukses (PT SPS), Subang, akhirnya memasuki babak baru. Setelah melalui proses penyidikan intensif, Polres Subang resmi menyerahkan tersangka dan barang bukti ke Kejaksaan Negeri Subang dalam proses Tahap II, Kamis, 22 Mei 2025.

Operasi Tangkap Tangan (OTT) yang dilakukan pada Sabtu, 22 Maret 2025, membongkar praktik premanisme yang selama ini menghantui jalur angkutan di Jl. Raya Cipeundey, Pabuaran. Tersangka berinisial R bersama beberapa rekannya ditangkap karena diduga memeras para sopir yang melintas di area tersebut.

Kejaksaan menyatakan berkas perkara sudah lengkap, sesuai dengan Surat Pemberitahuan Hasil Penyidikan Perkara Pidana atau P-21, bernomor B-1465/M.2.28/Eoh.1/05/2025, yang dikeluarkan tepat pada tanggal 22 Mei 2025.

Kasat Reskrim Polres Subang, AKP Bagus Panuntun, menyampaikan bahwa penyerahan tahap II dilakukan setelah berkas dinyatakan P-21. “Setelah lengkap, kami serahkan tersangka beserta barang bukti ke Kejaksaan Negeri Subang,” ujarnya.

Dengan pelimpahan ini, tanggung jawab perkara kini resmi berada di tangan Jaksa Penuntut Umum. Tersangka R dkk dijerat dengan Pasal 368 Ayat (1) jo Pasal 55 Ayat (1) KUHP, atau alternatif Pasal 368 Ayat (1) KUHP, terkait tindak pidana pemerasan.

“Semua tersangka dan barang bukti diserahkan dalam kondisi aman, sehat, dan lengkap,” tutup AKP Bagus Panuntun.

Subang Kembali Raih WTP: Kang Rey Soroti Transparansi dan Perbaikan Sistem Keuangan

WTP Subang 2025

Subang – Kabupaten Subang kembali mencatat prestasi membanggakan. Untuk ketujuh kalinya secara berturut-turut, daerah ini berhasil meraih Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Tahun Anggaran 2024 dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Jawa Barat.

Penyerahan laporan dilakukan langsung oleh Kepala Perwakilan BPK Jawa Barat, Eydu Oktain Panjaitan, di Kantor Perwakilan BPK Provinsi Jawa Barat, Jumat (23/05/2025). Hadir dalam kesempatan tersebut Bupati Subang, Reynaldy Putra Andita atau yang akrab disapa Kang Rey.

Namun bagi Kang Rey, pencapaian WTP bukan sekadar piala untuk dipajang. Ia menegaskan bahwa WTP adalah bentuk tanggung jawab yang melekat pada setiap pemerintah daerah.

“WTP bukan untuk dirayakan secara berlebihan. Ini kewajiban dasar dalam mengelola keuangan yang harus akuntabel dan transparan,” ungkapnya tegas.

Lebih dari sekadar pencapaian, Kang Rey menyebut raihan ini sebagai pemantik semangat untuk terus memperbaiki sistem keuangan daerah secara menyeluruh, berbasis data dan objektivitas.

Ia juga menyoroti pentingnya catatan dari BPK sebagai masukan berharga. Salah satunya terkait pengelolaan Dana BOS sebelum masa kepemimpinannya. Catatan ini, menurutnya, adalah pijakan penting untuk membenahi sistem pendidikan dari sisi keuangan.

“Temuan BPK tentang Dana BOS itu penting sekali. Ini jadi bekal saya untuk membangun pengelolaan dana pendidikan yang lebih baik,” jelasnya.

Isu lain yang menjadi perhatian Kang Rey adalah Pajak Barang dan Jasa Tertentu (PBJT) yang dinilai mengalami kebocoran. Ia menyebut hal ini sebagai potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang harus dikejar maksimal.

“PBJT ini jangan dibiarkan bocor. Harus dikejar dan dioptimalkan untuk peningkatan PAD kita,” tegasnya.

Bukan hanya di atas kertas, Kang Rey turun langsung ke lapangan. Ia mengaku melakukan inspeksi proyek hingga malam hari demi memastikan tak ada lagi ketimpangan antara pelaksanaan dan pembayaran proyek infrastruktur.

Lebih jauh, ia menyatakan akan memanggil seluruh kepala sekolah dan koordinator wilayah pendidikan yang terindikasi bermasalah dalam pengelolaan Dana BOS. Ia tak segan bertindak tegas.

“Kalau memang ada penyalahgunaan, saya tidak akan ragu. Saya copot dan serahkan ke aparat penegak hukum,” ujarnya mantap.

Di akhir pernyataannya, Kang Rey menegaskan komitmennya untuk terus menjaga transparansi. Semua temuan BPK akan dibuka ke publik, sebagai bentuk pertanggungjawaban pemerintah kepada rakyat.

“LHP BPK adalah hak publik. Tahun depan pun akan saya buka kembali. Ini bagian dari komitmen saya bersama DPRD untuk mewujudkan Subang yang transparan,” pungkasnya.

Acara tersebut turut dihadiri oleh Ketua DPRD Kabupaten Subang, Inspektur Daerah, serta Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah. Semua elemen berkomitmen untuk bersama menjaga akuntabilitas dan integritas pemerintahan daerah.

Recent Posts