Beranda blog Halaman 3

Sigap dan Tangguh! KM Sinozi Terbalik, Lanal Cirebon Langsung Tancap Gas

SUBANG – Di tengah laut tenang Pelabuhan Patimban, tiba-tiba suasana jadi heboh. KM. Sinozi, kapal mungil yang biasanya cuma wara-wiri antar logistik, mendadak bikin ulah: miring, jungkir balik, lalu… byur! tenggelam ke dasar dermaga Jety Miring, Sabtu (12/7). Tapi tenang, karena TNI AL lewat Pangkalan TNI AL (Lanal) Cirebon langsung pasang badan!

Kapal kecil berkapasitas GT 8 itu sejatinya cuma bertugas nganter logistik ke MV. Cassiopeia V, kapal dreging yang sedang rajin mengeruk lumpur buat proyek Paket 6 PT. Penta. Tapi, entah karena salah posisi atau lapar mata muat barang, KM. Sinozi kelebihan beban hingga akhirnya tumbang kayak anak magang kehabisan kopi.

Untungnya, aksi cepat Tim SAR gabungan tak kalah gesit. Dengan semangat “asal bukan tenggelam cinta”, personel Lanal Cirebon, Polres Subang, PT. Penta, KSOP Kelas II Patimban, plus petugas keamanan pelabuhan, langsung kompak menyelamatkan awak kapal dan barang bawaan yang ikut nyemplung.

Total enam awak KM. Sinozi sukses dievakuasi. Barang logistik pun ikut diselamatkan—walau mungkin sempat basah-basah dikit. Sementara kapalnya? Diselamatkan pakai mobil crane andalan milik KSOP. Naik darat dulu, ya, Bang Kapal!

Komandan Lanal Cirebon, Letkol Laut (P) Faisal Yanova Tanjung, menjelaskan bahwa keterlibatan personelnya dalam evakuasi ini bukan sekadar hura-hura di pinggir pelabuhan, tapi sudah bagian dari tugas pokok TNI AL.

“Ini sesuai dengan penekanan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal), Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali,” ujar Letkol Faisal. “Bahwa prajurit TNI AL punya peran penting dalam membina keamanan dan menjamin keselamatan di wilayah perairan nasional.”

Satu hal yang pasti: laut kita aman, karena para penjaganya on standby, kapan pun dibutuhkan. Salut, Lanal Cirebon!

Subang Siap Bagi-Bagi Beras: 15 Ribu Warga Dapat “Cinta” dari Bulog!

Bantuan pangan Bulog Subang 2025

SUBANG – Ada kabar yang bikin dapur makin semangat ngebul! Sebanyak 15 ribu keluarga di Subang akan segera menerima bantuan pangan dari Perum Bulog. Bantuan ini dijadwalkan turun mulai pertengahan Juli 2025. Bukan sekadar bantuan biasa, tapi ini semacam pelukan hangat dalam bentuk beras untuk dua bulan penuh — Juni dan Juli 2025.

Djoko Purnomo, sang nahkoda dari Kantor Cabang Bulog Subang, mengibarkan bendera ajakan kolaborasi lintas sektor. Ia tidak sedang main tebak-tebakan, tapi serius ingin semua pihak nyemplung bareng agar penyaluran bantuan ini tepat waktu dan sasaran.

“Kami mohon bantuan dan keterlibatan lintas sektoral demi lancarnya penyaluran bantuan pangan untuk masyarakat Subang, agar bisa berjalan tepat waktu dan tepat sasaran,” ujar Djoko, Jumat kemarin.

Nah, Bulog Subang pun bukan main-main. Mereka sudah siapkan segala amunisi: stok CBP melimpah di gudang, armada logistik siaga seperti pasukan Avengers, dan sistem distribusi yang terpantau real-time — bukan sekadar “Feeling Based Operation”.

“Sebagai bagian dari strategi nasional penguatan ketahanan pangan dan perlindungan sosial, Bulog terus memperkuat koordinasi lintas sektor di lingkungan Pemkab Subang,” katanya dengan semangat yang bisa bikin nasi jadi pulen.

Distribusi kali ini tidak sekadar lempar-beras-saja-lalu-selesai. Dirancang rapi dan cermat, tujuannya satu: jumlah pas, tempat pas, waktunya juga jangan molor. Pokoknya no drama, no miskom.

“Bulog berkomitmen menjalankan tugas ini dengan penuh tanggung jawab dan sinergi. Kami akan terus mendukung pemerintah dalam memperkuat perlindungan sosial serta menjaga akses pangan masyarakat,” lanjutnya.

Menariknya, pembagian beras ini pakai sistem one shoot delivery alias dikirim sekaligus untuk dua bulan. Jadi, setiap KPM akan langsung menerima 20 kg beras — cukup buat banyak nasi goreng, lontong sayur, bahkan tumpeng kecil kalau mau.

“Sesuai arahan Bapanas, distribusi bantuan pangan dilakukan secara one shoot atau satu kali pengiriman untuk alokasi dua bulan sekaligus, yakni bulan Juni dan Juli 2025. Setiap PBP akan menerima 10 kg beras per bulan, dengan total 20 kg per penerima,” imbuh Djoko mantap.

Jadi, siap-siap ya warga Subang, karena pertengahan Juli ini dapur-dapur akan dipenuhi aroma kebaikan dan nasi putih hangat dari tangan Bulog. Jangan lupa disambut dengan senyum dan piring bersih!

Dari Wartawan Jadi Juragan Kolam: Cerita Lucu dan Inspiratif Alanin Swimming Pool di Subang

kolam renang anak Subang

SUBANG – Siapa sangka, di balik kamera dan kertas berita, ternyata ada seorang wartawan yang justru nyemplung ke dunia kolam renang—secara harfiah!

Namanya Warlan Putra, warga Subang yang biasanya sibuk liputan dan ngetik berita, kini punya kesibukan baru: jadi ‘bos’ kolam renang anak bernama Alanin Swimming Pool. Lokasinya? Bukan di tengah kota, bukan pula di pegunungan wisata. Tapi justru di Kampung Sukarandeg, Desa Gunungsari, Kecamatan Pagaden, Kabupaten Subang.

Awalnya, tanah itu diniatkan buat rumah pensiun. Iya, rumah pensiun—bayangan adem-adem ngopi sore sambil denger suara jangkrik. Tapi karena masa pensiun Warlan masih kayak jodoh: “belum datang-datang juga,” ide itu pun putar balik.

“Awalnya memang niatnya bikin rumah pensiun di pinggir kampung. Tapi karena pensiunnya masih lama, ketika berdiskusi sama istri tiba-tiba terpikir kenapa enggak dimanfaatkan dulu saja buat yang bisa dinikmati orang banyak,” ujar Warlan Putra.

Maka lahirlah kolam renang mungil nan ramah anak ini. Gaya desainnya mirip rumah pribadi yang cozy, tapi fungsinya buat bocah-bocah kampung yang ingin main air tanpa harus ke kota.

Kedalamannya? Aman banget! Ada dua versi: 50 cm dan 80 cm. Cukup buat anak-anak ciblon ria tanpa bikin orang tua panik.

“Harapannya, kolam ini bisa jadi tempat anak-anak berlibur bersama orang tuanya tanpa harus jauh-jauh ke kota. Cukup di kampung sendiri sudah bisa senang,” tambahnya.

Tapi tunggu dulu, ini bukan sekadar kolam air bening plus pelampung bebek. Bagi Warlan, kolam ini adalah semacam kapsul harapan ekonomi lokal. Ia membayangkan tetangganya bisa buka warung cilok, sewa ban pelampung, bahkan ngatur parkiran. Ekonomi mikro pun bisa berenang bareng!

“Semoga ini bisa jadi awal kecil yang berdampak besar. Kolam renang ini bukan hanya mimpi pribadi, tapi juga bagian dari cita-cita saya untuk memajukan kampung sendiri,” pungkasnya.

Dan yang paling bikin senyum? Tiket masuknya cuma Rp 5 ribu! Yup, lima ribu doang—enggak perlu nunggu THR atau promo akhir tahun. Langsung bisa nyemplung.

“Iya, harga tiket masuknya cuma Rp 5 ribu,” pungkasnya lagi, seolah menutup kisah ini seperti penutup berita yang manis dan segar.

Warlan membuktikan bahwa mimpi besar kadang bisa dimulai dari ide iseng dan diskusi ringan bareng istri. Dan siapa tahu, Alanin Swimming Pool jadi awal kisah yang bakal viral, bukan karena drama, tapi karena air… dan cinta pada kampung halaman.

Festival Muharram di Subang: Bahagia Dunia Akhirat, Anak Yatim Dapat “Tanda Cinta”

Festival Muharram Subang

Subang – Subang kembali menghangat—bukan karena cuaca, tapi karena hati yang terpanggil untuk berbagi! Hari Minggu, 13 Juli 2025, Graha Sofia STIESA Subang berubah menjadi lautan cinta dalam gelaran Muharram Festival ke-4 bertema “Bahagia di Dunia, Mulia di Surga.”

Acara yang tidak hanya bikin hati adem tapi juga bikin mata berkaca-kaca ini diinisiasi oleh komunitas-komunitas sosial keren seantero Subang. Mulai dari Sahabat Kebaikan Kalijati, ODOJ Subang, PPA Subang, Shohibul Qur’an, Sahabat Berbagi, sampai Gerakan Cinta Yatim—semuanya kompak mewujudkan momen penuh makna bagi anak-anak yatim.

Wakil Bupati Subang, Kang Akur—yang nama lengkapnya adalah H. Agus Masykur Rosyadi, S.Si., M.M.—ikut hadir, lengkap dengan pendamping kece, Wakil Ketua TP PKK Subang, Ega Agustine Rosyadi. Duo ini tampak sumringah menyambut suasana penuh cinta dan tawa anak-anak yatim yang jadi bintang utama hari itu.

“Kita memberikan apresiasi kepada panitia atas kegiatan Festival Muharram ke-4 ini. Bahwa di Subang masih banyak orang-orang baik yang bisa berbagi,” ujar Kang Akur dengan nada bangga, sambil mungkin dalam hati nyanyi, “masih banyak orang baik…”

Ia menambahkan, acara seperti ini adalah contoh konkret bahwa kalau pemerintah punya keterbatasan, rakyat punya kelebihan: kebaikan hati dan tangan-tangan yang mau turun langsung. “Karena kita sadar, pemerintah memiliki keterbatasan. Maka perlu peran serta masyarakat untuk saling membantu,” tegasnya dengan gaya khas yang bikin pendengar manggut-manggut penuh semangat.

Tak cukup dengan apresiasi, Kang Akur mengajak semua yang punya waktu luang dan dompet longgar (atau minimal hatinya luas) untuk ikut dalam gerakan berbagi. “Kalau kita punya keluangan materi, keluangan waktu, ayo kita berbagi. Karena insya Allah, pahala yang berlipat akan kita terima. Di dunia bahagia, di akhirat mulia.”

Sementara itu, Bu Ega tampil dengan gaya anggun namun menggelegar secara spiritual. Singkat, padat, dan ngena. “Insya Allah, nggak akan kekurangan kalau kita menyumbangkan apa yang kita punya,” katanya. Ya, begitulah—filosofi hidup level emak-emak, tapi cocok dijadikan caption Instagram.

Acara makin meriah dengan iringan marawis, dongeng inspiratif, dan tentu saja, momen haru saat anak-anak yatim menerima tanda cinta. Eh, jangan salah, bukan sekadar bingkisan, tapi simbol dari kasih sayang tak bersyarat. Hadir pula tamu spesial, Bunda Fuzna Marzuqoh—broadcaster senior sekaligus motivator nasional—yang sukses bikin suasana makin cair dan hati makin lembut kayak tisu premium.

Muharram Festival ini bukan sekadar ajang seremonial. Ia adalah “Idul Yatama”, lebarannya anak-anak yatim. Di balik tawa dan pelukan, tersimpan pesan luhur: mari berkolaborasi, saling berbagi, dan menjadikan bulan Muharram sebagai momentum mengalirkan cinta ke penjuru Subang dan sekitarnya.

Bel Sekolah Subang Berbunyi Lebih Pagi! Bupati Reynaldi Ketuk Jam Masuk PAUD hingga SMP

Penyesuaian jam belajar Subang 2025

Subang – Selamat pagi, siang, atau malam—tergantung kapan Anda membaca kabar fresh from the oven dari Kabupaten Subang ini. Jadi begini ceritanya: Bupati Subang, Reynaldi Putra Andita Budi Raemi, baru saja menandatangani surat sakti alias Surat Edaran Nomor 9 Tahun 2025. Isinya? Penyesuaian jam belajar untuk para bocil PAUD hingga siswa SMP se-Kabupaten Subang. Dan ya, isinya cukup bikin alarm Anda berpikir ulang: “Saya sudah cukup pagi belum, ya?”

Surat edaran ini nggak asal cuap-cuap lho. Ini adalah bentuk tindak lanjut dari Permendikbud Nomor 23 Tahun 2017 tentang Hari Sekolah, ditambah lagi Surat Edaran Gubernur Jawa Barat Nomor 58/PK.03/DISDIK yang nongol tanggal 28 Mei 2025 kemarin. Jadi jelas, ini bukan soal bangun pagi doang, tapi bagian dari misi besar: “Gapura Panca Walagri Jawa Barat Istimewa.” Wah, namanya aja sudah bikin kita berdiri tegak, ya!

Yang menarik, edaran ini juga ngepas banget sama program prioritas Kabupaten Subang: “9 Langkah Pembangunan Pendidikan.” Dan, ada sentuhan lembut tapi tegas dari Bupati soal Jam Malam untuk Peserta Didik. Artinya, malam hari bukan waktunya rebahan sambil scrolling TikTok semata. Ada pembinaan karakter, kegiatan keagamaan, dan hal-hal positif yang sebaiknya dilakukan dari pukul 18.00 sampai 21.00 WIB. Jadi, malam bukan waktunya ngelamun, tapi waktu bertumbuh!

Lalu bagaimana detail jam belajar baru ini? Catat, ya:

PAUD:
Senin sampai Jumat, mulai pukul 07.30 WIB, minimal 120 menit. Tidak ada kompromi. Anak-anak balita pun diajak tertib waktu sejak dini—karena, siapa cepat dia dapat!

SD Kelas I & II:
Senin–Kamis: Masuk pukul 06.30 WIB, belajar minimal 7 jam pelajaran.
Jumat: Tetap 06.30 WIB, tapi Kelas I cukup 4 JP, Kelas II 6 JP.

SD Kelas III–VI:
Senin–Kamis: Masuk 06.30 WIB, 8 JP.
Jumat: 06.30 WIB juga, 6 JP. Jadi, Jumat tetap barakah, tapi tetap ada belajar serius.

SMP:
Senin–Kamis: Mulai 06.30 WIB, 9 JP (dengan catatan: 1 JP = 40 menit, ya).
Jumat? Tenang, tetap 06.30 WIB, cukup 6 JP.

Menurut Bupati, kebijakan ini bertujuan agar pembelajaran lebih optimal dan sesuai potensi siswa. “Tertib waktu” jadi kunci, bukan hanya karena kita takut terlambat, tapi karena kita menghargai proses. As simple as that!

Dan tentu saja, ada harapan besar di balik perubahan jadwal ini: generasi muda Subang bisa jadi pribadi unggul, produktif, dan berkarakter kuat. Karena masa depan bangsa, ya dimulai dari bel berbunyi lebih pagi.


Frasa kunci utama:

Deskripsi meta:
Bupati Subang resmi atur jam masuk sekolah lebih pagi untuk PAUD, SD, dan SMP mulai 2025. Simak rincian jadwal dan tujuan kebijakannya!

Tag:
pendidikan Subang, jam belajar 2025, kebijakan sekolah Subang, Reynaldi Putra Andita, siswa PAUD SD SMP

Subang Smartpolitan: “Kota Pintar” Raksasa yang Siap Menyedot Ribuan Tenaga Kerja Lokal!

Subang Smartpolitan pusat industri baru

SUBANG — Pernah bayangin kota baru yang bukan cuma ada di film fiksi ilmiah, tapi benar-benar dibangun di Jawa Barat? Nah, kenalan dulu sama Subang Smartpolitan—kawasan industri super luas, lebih dari 2.700 hektare, yang bakal jadi magnet investasi dan lapangan kerja!

Seperti yang disampaikan Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, kawasan ini tak cuma akan mendatangkan investor nasional dan internasional, tapi juga menyerap tenaga kerja dalam jumlah jumbo.

“Bahkan sebelum pabrik dibuka, sudah menyerap tenaga kerja dari kontraktor lokal. Ini patut diapresiasi,” ujar Rahayu, Jumat (11/7/2025), sambil mungkin dalam hati ikut menghitung berapa banyak nasi padang yang bakal laku jika ribuan pekerja mulai berdatangan.

Bukan Cuma Pabrik, Tapi Ekosistem Ekonomi Serba Canggih

Rahayu nggak main-main. Ia membayangkan Subang Smartpolitan bukan sekadar tempat pabrik ngepul dan mesin berdengung. Harapannya, kawasan ini jadi ekosistem ekonomi yang lengkap, dari level direktur sampai tukang parkir, semua bisa kecipratan rejeki.

Dan yang bikin senyum makin lebar: kontraktor dalam negeri diberdayakan! Ini semacam nasi uduk pagi-pagi—mengenyangkan dan bikin hati tenang karena asli buatan lokal.

Prioritas Warga Lokal: Bukan Slogan, Tapi Target Serius

Sementara itu, Ketua Komisi VII DPR RI, Saleh Partaonan Daulay, angkat bicara dengan semangat ala komentator pertandingan final.

“Kami ingin masyarakat sekitar yang paling pertama merasakan manfaat pembangunan ini,” tegasnya, seperti sedang menyuarakan aspirasi warga yang tiap hari lihat truk lalu-lalang sambil nanya, “Ini proyek buat siapa sih?”

Menurut Saleh, lapangan kerja yang dibutuhkan nggak main-main: dari teknisi, operator, sampai tukang sapu dan satpam. Jadi, pemerintah daerah diminta jangan rebahan—segera siapkan SDM lokal dengan pelatihan dan pendidikan vokasi.

Investasi Besar, Tapi Rakyat Jangan Ditinggal

Tapi tunggu dulu, jangan sampai gegap gempita pembangunan ini cuma dinikmati segelintir konglomerat. Saleh menegaskan, investasi raksasa di Subang harus mendorong pertumbuhan ekonomi rakyat.

UMKM, warung kopi, jasa laundry, dan bahkan penjual es kelapa muda pun harus punya tempat dalam skema besar ini.

“Komisi VII akan dorong kolaborasi antara pemda dan pelaku industri dalam hal pelatihan kerja,” ujarnya mantap, sambil dalam hati mungkin berharap pelatihan itu juga menyediakan kopi sachet dan camilan ringan.

Dengan semangat gotong-royong dan fokus pada rakyat kecil, Subang Smartpolitan bukan hanya kawasan industri, tapi bisa jadi simbol kemajuan yang membumi—tempat di mana mimpi besar Indonesia dimulai dari akar rumput.(*)

Subang Masih Madya: Kota Layak Anak yang Masih “Belajar Jalan”

kabupaten layak anak Subang

SUBANG – Wahai warga Subang, mari kita duduk sejenak, siapkan teh hangat dan kudapan ringan. Sebab, ada kabar penting yang datang dari ranah kebijakan, tapi kita bawakan dengan gaya yang tak bikin ngantuk!

Kepala Dinas DP2KBP2A Kabupaten Subang, Bapak Yayat Sudradjat, baru-baru ini membagikan kabar seputar status kabupaten layak anak. Eits, jangan langsung tepuk tangan dulu! Subang memang sudah melangkah ke arah itu, tapi rupanya kita masih ada di level madya. Iya, seperti anak sekolah yang sudah lulus kelas 3, tapi belum naik ke kelas 4. Masih harus banyak belajar.

Menurut Pak Yayat, ada beberapa indikator yang bikin Subang belum bisa naik kelas ke level utama. Salah satunya yang paling bikin nyesek: masih ada kasus kekerasan terhadap anak. Waduh, ini seperti ingin dapat bintang lima, tapi dapur rumah masih bocor.

“Kita masih menuju kabupaten layak anak, namun sejumlah kendala, masih menjadi indikator yang menjadi penyebab status kabupaten layak anak di Kabupaten Subang masih berada di level madya,” tutur Yayat Sudradjat, kepada RRI, Jumat (11/7/2025).

Lalu, siapa yang mesti kerja keras? Jawabannya: semua pihak! Mulai dari OPD, dunia pendidikan, dunia kesehatan, hingga urusan kependudukan. Semua harus kompak kayak boyband Korea, biar bisa mencegah kekerasan terhadap anak.

“Jadi bicara soal Kabupaten layak anak itu, merupakan tanggung jawab masing-masing OPD dan juga pemangku kepentingan lainnya, bagaimana agar tidak terjadi kasus kekerasan terhadap anak. Mulai dari dunia pendidikan, dunia kesehatan, dan dunia kependudukan harus benar-benar terpadu,” tegasnya, penuh semangat seperti pelatih timnas.

Intinya, segala hal yang menyangkut anak-anak harus dipikirkan matang-matang, seolah mereka adalah tunas muda yang suatu hari nanti akan memimpin negeri. Mereka butuh perlindungan, kasih sayang, dan tentunya fasilitas yang layak bukan layak-layakan.

“Maka kebutuhan anak tersebut, harus dipenuhi oleh seluruh OPD terkait. Dunia pendidikan harus ditopang dengan fasilitas yang memadai, agar anak bisa berkembang, kemudian di sisi kesehatan, bagaimana anak bisa tumbuh sehat sesuai proporsinya, dunia ekonomi bagaimana anak-anak itu betul-benar sejahtera di bidang pembiayaan belanja,” pungkas Yayat.

Nah, mari kita doakan semoga Subang segera naik level. Tak hanya layak anak, tapi juga membahagiakan anak. Karena kota ramah anak itu bukan cuma soal taman bermain dan warna cat dinding, tapi tentang masa depan yang benar-benar aman dan menjanjikan. Yuk, Subang bisa!

Subang Siap Bagi-Bagi Beras: Rapat Koordinasi Bantuan Pangan Dibuka dengan Gaya!

bantuan pangan Subang

Subang — Ada yang beda di Kantor Perum BULOG Subang, Jumat pagi (11/7/2025). Bukan karena AC-nya lebih dingin atau karena kopi rapatnya lebih kental dari biasanya, tapi karena Pemerintah Kabupaten Subang dan Perum BULOG sedang duduk bareng. Mereka menggelar rapat koordinasi yang serius tapi santai, demi satu tujuan mulia: menyalurkan bantuan pangan untuk bulan Juni dan Juli 2025.

Niatnya manis, tujuannya jelas. Bantuan ini akan menyapa 15 ribu warga Subang yang telah terdata sebagai penerima manfaat. Jangan salah, distribusinya bukan tahun depan, tapi dimulai pekan depan! Cepat saji, tapi bukan mi instan.

Kepala Kantor Cabang Perum BULOG Subang, Djoko Purnomo, tampil tenang tapi tegas. Ia mengingatkan pentingnya sinergi—alias kerja sama yang bukan hanya di atas kertas—agar distribusi bantuan ini lancar, tepat sasaran, dan berasnya nggak berubah jadi bubur di jalan.

“Mutu harus tetap terjaga,” kata Pak Djoko. Intinya, yang dikirim bukan sekadar beras, tapi beras dengan kualitas layak makan, bukan layak lempar.

Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Rd. Maman Firmansyah, datang dengan semangat 45. Ia mendukung penuh program ini karena yakin bahwa perut kenyang adalah pondasi ketahanan masyarakat. Kalau rakyat lapar, mana bisa diajak gotong royong?

Lalu hadir juga sosok penuh energi, Kang Asep Nuroni. Dalam sambutannya, Kang Asep tak hanya memberikan tepuk tangan untuk BULOG Subang yang berhasil menyerap beras dan gabah petani melebihi target, tapi juga memberi catatan penting.

“Program ini bagian dari strategi ketahanan pangan dan pengendalian inflasi. Alhamdulillah, Subang masih adem, inflasinya di bawah rata-rata Jawa Barat. Nah, itu harus dijaga!” ujar Kang Asep dengan semangat.

Setelah pidato, Kang Asep tak lantas pulang. Beliau langsung meluncur ke Gudang Bulog Karanganyar bersama para peserta rapat. Di sana, dilakukan aksi nyata: uji takar dan uji kualitas beras. Bukan sulap, bukan sihir, setiap karung ditimbang untuk memastikan beratnya 10 kg dan kualitasnya bukan sembarangan. Yang dikasih ke rakyat, ya, harus yang terbaik.

Rapat koordinasi ini juga dihadiri oleh Asda II, Sekretaris Dinas Sosial, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kabag Perekonomian Setda, serta unsur TNI/Polri, Kejaksaan, dan jajaran BULOG Subang. Jadi, kalau urusan bantuan pangan kali ini sukses besar, kita tahu siapa saja yang di balik layar.

Resmi Ganti Komandan! Polres Subang Kini Dipimpin Sosok Baru nan Bergelar Ph.D

Kapolres Subang baru

Jumat siang, 11 Juli 2025 – Subang—sebuah hari yang tampaknya biasa saja, tapi tidak untuk Polres Subang. Di lantai empat Aula Direktorat Lalu Lintas Polda Jawa Barat, suasana mendadak sakral dan penuh khidmat. Bukan karena sedang ada ujian CPNS, melainkan karena momen sakral Serah Terima Jabatan (sertijab) Kapolres Subang sedang berlangsung!

Tepat pukul 13.00 WIB, acara digelar dengan rapi, tertib, dan tentu saja tanpa drama. Semua yang hadir tampak seperti barisan pasukan yang baru saja disetrika: licin, disiplin, dan tenang.

Sertijab ini bukan dadakan seperti tugas mendadak dari guru matematika. Ia adalah hasil turunan sah dari Surat Telegram Kapolri Nomor: KEP/927/VI/2025 tertanggal 24 Juni 2025. Surat sakti ini mengatur mutasi dan promosi perwira Polri seantero Polda Jawa Barat.

Lalu siapa saja yang terlibat dalam prosesi penuh wibawa ini?

Pertama, AKBP Ariek Indra Sentanu, S.H., S.I.K., M.H.—sang mantan Kapolres Subang—yang kini melaju mulus ke posisi Wadirlantas Polda Metro Jaya. Perjalanan kariernya seperti jalur tol, mulus tanpa hambatan.

Selanjutnya, panggung disambut sosok baru dengan gelar akademik panjang bak nama Wi-Fi tetangga: AKBP Dony Eko Wicaksono, S.H., S.I.K., M.H., Ph.D. Beliau sebelumnya menjabat sebagai Kanit 5 Subdit IV Dittipidnarkoba Bareskrim Polri. Kini, beliau resmi menjabat sebagai Kapolres Subang yang baru. Bukan hanya polisi, tapi juga akademisi. Kombinasi antara Intel dan Intelek. Mantap!

Acara ini dipimpin langsung oleh Kapolda Jawa Barat, didampingi para Pejabat Utama Polda Jabar, serta para Kapolres dari wilayah Polda Jabar lainnya. Semua hadir, semua rapi, semua ikut sertijab sesuai ketetapan mutasi. Lengkap, seperti nasi padang dengan rendang.

Dengan tongkat estafet kepemimpinan telah berpindah tangan, harapannya tentu tak main-main: kepemimpinan baru ini diharapkan bisa terus menjaga sinergi dan dedikasi dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat di Kabupaten Subang. Karena bagaimanapun, kamtibmas itu penting, bahkan lebih penting daripada sinyal Wi-Fi saat zoom meeting.

“Ngabret” Urus KTP dan KK? Kini Bisa di Kecamatan, Gak Perlu Ngegas ke Kabupaten!

Layanan KTP dan KK di kecamatan Subang

Subang – Warga Subang, siap-siap bersorak sambil nyengir! Mulai Agustus 2025, urusan KTP dan KK gak lagi bikin kaki pegal atau dompet kempes gara-gara harus bolak-balik ke Kantor Disdukcapil Kabupaten. Sekarang, cukup melipir ke kecamatan masing-masing. Praktis, hemat bensin, dan bebas drama antri panjang sambil menahan lapar.

Kepala Disdukcapil Subang, H. Dr. Sumarna, S.Sos., M.AP., pun bersyukur banget atas gebrakan ini. Dalam wawancaranya via sambungan telepon dengan Lampusatu.com, beliau menyampaikan, “Alhamdulillah Pak Bupati sangat mendukung akan perbaikan pelayanan publik. Termasuk di dalamnya Disdukcapil. Dengan program pelayanan Adminduk (Administrasi Kependudukan) di kecamatan dengan maksud mendekatkan pelayanan kepada masyarakat. Masyarakat tidak perlu lagi datang ke kabupaten.”

Mantap kan? Jadi bukan cuma sayur mayur yang bisa dibeli dekat rumah, ngurus dokumen penting juga bisa dilakukan di ‘warung sebelah’ alias kecamatan terdekat.

Tapi ya, namanya juga perubahan, pasti ada rem-nya. Pak Sumarna mengakui kalau perjalanan ini gak semulus jalan tol, “Tantangan dan hambatan pasti ada. Kita laksanakan dulu aja programnya. Sambil jalan kita perbaiki dan disempurnakan,” ujarnya. Santai, pelan asal selamat, yang penting jalan terus.

Nah, motor utama di balik program ini siapa lagi kalau bukan Bupati Subang, Kang Rey alias Reynaldy Putra Andita. Dalam Forum Konsultasi Publik bertema “Pemanfaatan Pengaduan Masyarakat dalam Peningkatan Kualitas Layanan Administrasi Kependudukan”, beliau membeberkan rencananya yang bikin warga tersenyum sumringah.

“Insyaallah di Agustus nanti, layanan administrasi seperti KTP dan KK bisa selesai di kecamatan. Tidak perlu lagi ke Disdukcapil. Tinggal datang ke kecamatan masing-masing. Ini bentuk kemudahan akses pelayanan yang sedang kami dorong,” ujar Kang Rey di Aula Pemda Subang, Selasa (17/6/2025).

Kang Rey juga menegaskan bahwa Subang saat ini sedang masuk mode turbo alias ‘Ngabret’. Bahkan, demi menggugah rasa empati para ASN, beliau sempat melantik pejabat di jalan rusak! Simbol yang tidak main-main agar para pengambil kebijakan tahu persis apa yang rakyat rasakan: licin, becek, dan bikin motor nyelonong.

Dengan semangat ‘Ngabret’, semoga bukan hanya pelayanan yang ngebut, tapi juga senyum masyarakat yang makin lebar karena urusannya jadi lancar. Yuk, siap-siap urus KTP dan KK di kecamatan, jangan lupa bawa senyum dan fotokopi, ya!

Recent Posts