Beranda blog Halaman 2

Bupati Subang Bongkar Ribuan Bangunan Liar, Gubernur & Menteri BUMN Dukung Penataan Subang Selatan

Penataan Subang Selatan dan pengembalian fungsi hutan

Suarasubang.com — Ada yang serius tapi penuh harapan di Gedung Pakuan, Bandung, Senin pagi (14/7/2025). Di sana, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, Menteri BUMN Erick Thohir, dan para kepala daerah, termasuk Bupati Subang Reynaldy Putra Andita, duduk semeja membahas satu hal penting: bagaimana caranya tanah-tanah milik BUMN bisa jadi lebih berfaedah buat masyarakat.

Menteri Erick Thohir dengan semangat khasnya menegaskan bahwa aset negara seperti lahan Perhutani dan PTPN tidak boleh hanya jadi “tanah nganggur”. Ia bilang,
“Kami berkoordinasi dan berkolaborasi untuk mengoptimalkan aset-aset BUMN seperti Perhutani dan PTPN di Jawa Barat, untuk memastikan program pemerintah dapat melindungi rakyat, membuka lapangan pekerjaan, dan mengurangi angka kemiskinan,” ujar Erick.

Gubernur Dedi Mulyadi pun tak mau kalah menyampaikan visi jangka panjangnya. Menurutnya, lahan hutan negara bukan hanya soal kehutanan, tapi juga masa depan lingkungan dan keseimbangan wilayah.
“Pak Presiden ingin agar lahan hutan dikembalikan, tapi dengan jenis pohon yang sesuai karakteristik wilayah, agar bisa menjadi sumber karbon yang penting di masa depan,” tegas Kang Dedi.

Lalu, spotlight pun beralih ke Bupati Subang, Kang Rey—panggilan akrab Reynaldy Putra Andita—yang membawa kabar mengejutkan: hampir seribu bangunan liar di kawasan Subang Selatan telah dibongkar! Tapi jangan khawatir, masyarakat terdampak juga diberi kompensasi. Gercep dan manusiawi!

“Kami sedang berproses menata kembali kawasan Subang Selatan. Alhamdulillah, dengan dukungan Pak Gubernur, hampir seribu bangunan liar berhasil kami bongkar dan diberikan kompensasi,” ujar Kang Rey.

Rupanya, langkah ini bukan ujug-ujug. Pemkab Subang tengah menjalin koordinasi dengan PTPN untuk menyiapkan lahan relokasi bagi pedagang dari Subang hingga ke area wisata Ciater dan Tangkuban Parahu.

Tapi, belum selesai sampai di situ. Bupati Subang juga menyoroti kawasan Ciater yang, alih-alih rimbun dengan pepohonan, malah tumbuh vila liar seperti jamur di musim hujan. Jumlahnya? 300 lebih!
“Jika dibiarkan, bisa mengancam kelestarian air panas Sari Ater. Ini perlu langkah serius,” katanya, dengan nada tegas penuh rasa cinta lingkungan.

Semua langkah ini katanya sejalan dengan penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang baru di Kabupaten Subang—agar kawasan wisata, hutan, dan ruang hidup masyarakat bisa tertata, lestari, dan tak sembarangan dibangun.

Jadi, dari lahan kosong hingga vila liar, dari hutan hingga kawasan wisata—semuanya sedang ditata ulang. Harapannya? Subang bukan cuma indah di peta, tapi juga lestari di dunia nyata.

Disnakertrans Subang Stop Job Fair, Wajibkan Perusahaan Laporkan Lowongan Kerja!

Disnakertrans Subang wajibkan laporan lowongan kerja

Subang — Job fair? Udahan dulu ya! Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Subang resmi menyetop kegiatan job fair. Tapi jangan panik dulu—bukan berarti peluang kerja ikutan lenyap. Justru, pendekatan baru tengah disiapkan agar dunia kerja di Subang makin on point.

Hal ini ditegaskan langsung oleh Kepala Disnakertrans Subang, Rona Mairansyah, saat duduk bareng dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan sejumlah Lembaga Pelatihan Kerja (LPK), Selasa (15/7/2025).

Dalam pertemuan itu, Rona bicara blak-blakan. Menurutnya, kolaborasi lintas sektor—antara pemerintah, dunia usaha, dan LPK—adalah kunci emas untuk menurunkan angka pengangguran di Subang.

“LPK harus mampu menyalurkan tenaga kerja yang kompeten sesuai dengan kebutuhan dunia industri. Kolaborasi ini penting untuk menciptakan ekosistem ketenagakerjaan yang lebih sehat,” ujar Rona, dengan nada mantap seperti HRD lagi wawancara calon karyawan.

Rona menegaskan bahwa seluruh perusahaan di wilayah Subang sekarang wajib melaporkan setiap informasi lowongan kerja ke Disnakertrans. Gak boleh lagi main diam-diam atau rekrut lewat jalur ‘rahasia dapur’. Transparansi jadi harga mati!

Dan soal job fair? “Job fair kita evaluasi dan hentikan sementara. Fokus kita sekarang pada pendekatan yang lebih nyata, langsung, dan berkelanjutan melalui LPK dan kerja sama lintas sektor,” jelasnya.

Bukan hanya mengasah keterampilan, LPK juga dituntut jadi mak comblang antara lulusan pelatihan dan dunia kerja. Artinya, lulus pelatihan enggak cuma bawa sertifikat, tapi juga bawa peluang kerja nyata.

Dalam dialog hangat dengan salah satu yayasan LPK, Rona juga menekankan: pelatihan harus nyambung dengan kebutuhan industri. Jangan sampai anak-anak Subang jago di pelatihan tapi malah nganggur karena skill-nya nggak nyetel sama dunia kerja.

Di akhir pertemuan, Rona dan DLH sepakat: mengatasi pengangguran bukan kerjaan satu pihak. Perlu gotong royong semua elemen—dari perusahaan, pelatihan, sampai komunitas.

“Pengurangan angka pengangguran tidak bisa hanya dilakukan pemerintah. Kita perlu keterlibatan aktif perusahaan, LPK, dan komunitas. Dengan bersama-sama, insyaAllah kita bisa menciptakan Subang yang lebih sejahtera,” tutup Rona sambil memantik semangat kolaborasi.

MATSAMA MTsN 1 Subang Resmi Dibuka: Serius Islami tapi Tetap Asyik dan Ramah Anak!

Pembukaan MATSAMA MTsN 1 Subang
{"remix_data":[],"remix_entry_point":"challenges","source_tags":["local"],"origin":"unknown","total_draw_time":0,"total_draw_actions":0,"layers_used":0,"brushes_used":0,"photos_added":0,"total_editor_actions":{},"tools_used":{"addons":1,"transform":1},"is_sticker":false,"edited_since_last_sticker_save":true,"containsFTESticker":false}

Subang — Senin pagi (14/07/2025), halaman MTsN 1 Subang tampak lebih semarak dari biasanya. Bukan karena ada bazar gorengan atau kunjungan artis TikTok, tapi karena dibukanya Masa Ta’aruf Siswa Madrasah alias MATSAMA Tahun Ajaran 2025/2026!

Yang membuka? Bukan sembarang orang—langsung Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Subang, Dr. H. Badruzaman, M.Pd, yang datang dengan gaya kalem tapi penuh wibawa. Acaranya pun penuh khidmat, tapi jangan salah, tetap dibalut dengan semangat yang menyenangkan.

Pembukaan ini dihadiri oleh seluruh warga madrasah: kepala sekolah, para guru, staf TU, siswa kelas 8 dan 9, serta tentunya para peserta didik baru. Jumlahnya? Persis 288 anak yang dibagi menjadi 9 gugus. Jangan dibayangkan seperti gugus tugas Covid ya—ini gugus semangat dan silaturahmi!

Dalam sambutannya, Dr. Badruzaman menekankan pentingnya MATSAMA sebagai lebih dari sekadar acara sambutan ala-ala.
“MATSAMA bukan sekadar kegiatan orientasi biasa, tetapi momentum awal untuk menanamkan nilai-nilai keislaman, kebangsaan, dan integritas sejak dini,” ujar beliau.
Wah, mantap betul! Ini bukan cuma kenalan, tapi awal dari proses menjadi pelajar berkelas dunia—dengan akhlak Islami!

MATSAMA ini dijadwalkan berlangsung selama tiga hari, dari tanggal 14 sampai 16 Juli. Temanya? Bukan yang bikin keringat dingin, justru “Menyenangkan, Membahagiakan, dan Tidak Menegangkan”. Wah, cocok buat generasi yang deg-degan kalau ditanya “Kamu duduknya di mana, ya?”

Kegiatan diisi dengan berbagai agenda kece—seminar motivasi, pengenalan organisasi siswa, lomba kreativitas, sampai pemaparan program unggulan madrasah. Semua dibungkus dengan nuansa edukatif dan tentu saja: fun.

Dengan resmi dibukanya MATSAMA ini, harapannya siswa baru bisa adaptasi tanpa panik, senyum tanpa beban, dan belajar dengan hati yang gembira. Semoga langkah pertama di MTsN 1 Subang ini jadi awal dari perjalanan yang penuh prestasi dan berkah!

MPLS Dibuka dengan Semangat Merah Putih: SMAN 1 Subang Sambut Siswa Baru dengan Gaya Nasionalis!

Pembukaan MPLS SMAN 1 Subang

Subang — Senin pagi yang biasanya hanya ditemani deru motor dan semilir angin, kali ini berubah menjadi panggung semangat kebangsaan. Ya, SMA Negeri 1 Subang membuka tahun ajaran baru 2025/2026 dengan gaya yang tak biasa. Bukan cuma sekadar upacara bendera, tapi juga pembukaan resmi kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang bikin halaman sekolah bergetar oleh semangat baru.

Tepat di Kelurahan Dangdeur, Kecamatan Subang, para siswa baru—dengan seragam masih kaku dan wajah antara semangat dan gugup—berbaris rapi di bawah langit pagi. Mereka disambut oleh segenap jajaran guru, staf, dan tentu saja tamu kehormatan: pasukan TNI dari Koramil 0501/Subang dan Kodim 0605/Subang. Iya, MPLS di sini enggak main-main, Sob!

Danramil 0501/Subang, Kapten Czi. Supardi, datang bersama anggotanya. Tapi bukan buat latihan militer lho—melainkan buat menyuntik semangat kepada para siswa baru yang siap menjalani MPLS selama beberapa hari ke depan. Gaya beliau? Tegas tapi adem. Tegasnya militer, ademnya seperti guru BK yang lagi mood baik.

Dalam sambutannya, Kapten Supardi berkata, “Kegiatan MPLS ini bukan sekadar pengenalan lingkungan sekolah, tetapi juga menjadi awal pembentukan karakter siswa agar kelak menjadi generasi penerus bangsa yang berintegritas.”
Nah lho, langsung bergetar dompet—eh, jiwa nasionalisme maksudnya!

Beliau juga menegaskan pentingnya tiga hal: disiplin, hormat kepada guru, dan semangat kebangsaan. Kalau ini bisa dipraktikkan sejak hari pertama, bukan cuma jadi siswa keren, bisa-bisa jadi calon pemimpin masa depan yang berwibawa!

Upacaranya sendiri berlangsung khidmat. Mulai dari penghormatan kepada bendera Merah Putih, sambutan dari pihak sekolah dan TNI, hingga simbolisasi pembukaan MPLS—semua berjalan tertib, rapi, dan penuh makna. Kayak acara pernikahan, tapi bedanya enggak ada lempar bunga. Yang dilempar? Semangat dan harapan!

Harapannya, lewat MPLS ini, siswa baru bisa cepat akrab dengan lingkungan barunya, enggak salah masuk toilet lagi, dan tentu saja—semangat belajarnya meledak-ledak demi prestasi yang gemilang.

Begitu ceritanya dari halaman SMAN 1 Subang, tempat di mana merah putih dikibarkan tinggi, dan semangat baru dikibarkan lebih tinggi lagi.

SDN Sukamanah Hanya Dapat 7 Murid Baru: Sekolah atau Kelas Privat?

SDN Sukamanah hanya terima 7 murid baru

SUBANG – Ada kabar hangat dari belantara pendidikan di Pantura Subang! SDN Sukamanah, yang berlokasi di Desa Muara, Kecamatan Blanakan, tahun ini tampil beda—bukan karena mural baru atau ruang kelas canggih, tapi karena… hanya kebagian 7 siswa baru saja di Tahun Ajaran 2025–2026.

Angka ini tentu bikin dahi mengernyit dan kepala bergeleng. Pasalnya, tahun lalu masih ada 13 siswa yang masuk. Sekarang? Nyaris tinggal separuh. Seolah-olah sekolah ini sedang bersiap mengubah status jadi bimbel eksklusif.

Menurut Kepala SDN Sukamanah, Bapak Hendrawan Sukmara—yang tampaknya tetap tegar meski jumlah murid seperti hitungan jari tangan—fenomena ini bukan tanpa sebab. Beliau menjelaskan dengan nada yang tetap tenang, “Turunnya jumlah siswa baru salah satu faktornya minimnya jumlah penduduk di Dusun Sukamanah Baru, juga minim fasilitas sekolah sehingga warga memilih menyekolahkan anaknya ke luar kampung,” ujar Hendrawan pada Senin (14/7/2025).

Nah, ini bukan sekadar soal sekolah yang tak laku. Ini potret nyata bagaimana daerah dengan kepadatan penduduk rendah dan fasilitas terbatas mesti berjuang menjaga nyala lilin pendidikan agar tak padam tertiup angin zaman.

Masalah klasik seperti jumlah anak usia sekolah yang menyusut—entah karena migrasi atau memang angka kelahirannya menurun—bertemu dengan persoalan prasarana yang belum ‘menggoda’. Jadilah SDN Sukamanah sedikit demi sedikit ditinggalkan. Bukan karena tak sayang, tapi karena cari alternatif yang dianggap lebih nyaman.

Kondisi ini seolah menyisakan PR besar bagi dunia pendidikan lokal. Apakah perlu inovasi besar-besaran? Atau cukup panggil tim kreatif untuk bikin SDN Sukamanah viral di TikTok? Siapa tahu.

Yang pasti, meski hanya ada tujuh murid baru, semangat para guru di sana (semoga) tetap membara. Karena kadang, mendidik segelintir anak juga berarti menjaga nyala harapan bagi masa depan desa.

Warung Pinus Subang: Liburan Santai di Tengah Hutan, Nongkrong Rasa Staycation

Warung Pinus Subang

SUBANG – Kalau kamu lagi jenuh sama rutinitas, bosan sama polusi, atau mendadak pengen jadi versi “anak alam” yang kalem, Warung Pinus Villa & Glamping adalah tempat yang harus kamu sambangi. Lokasinya di Panaruban, Jalan Raya Cicadas, Kecamatan Sagalaherang, Subang – alias kaki Gunung Tangkuban Perahu yang udaranya bisa bikin overthinking kamu ikut menguap pelan-pelan.

Tenang, ini bukan warung biasa yang cuma jual gorengan dan teh manis. Warung Pinus levelnya beda! Tempat ini siap manjain kamu dengan kombinasi maut: villa estetik + glamping keren + kopi lokal + suasana hutan pinus yang Instagramable banget. Belum datang aja udah kebayang sejuknya, kan?

Villa, Glamping, dan Kopi di Tengah Hutan? Yes Please!

Warung Pinus punya segalanya buat kamu yang pengen rehat total tapi tetap gaya. Mulai dari villa buat keluarga, glamping buat pasangan yang mau sensasi camping anti-derita, sampai coffee shop kece dengan kopi khas Subang yang aromanya bisa bikin kamu lupa mantan.

Menu makanannya? Dari kuliner tradisional sampai modern, lengkap tersedia. Jadi, mau ngemil pisang goreng sambil lihat kabut atau makan pasta sambil dengerin suara burung, semua bisa!

Fasilitas yang Bikin Betah Pulang Lama

Selain udara segar dan view yang cantik, fasilitas di Warung Pinus juga niat banget:

  • Area indoor dan outdoor yang cozy
  • Spot foto estetik buat feed Instagram
  • Area bermain anak biar bocil nggak cranky
  • Wi-Fi gratis (karena healing tetap butuh sinyal)
  • Parkiran luas, mobil keluarga besar juga bisa

Dekat Tapi Berasa Jauh dari Dunia

Cuma sekitar 1 jam dari Kota Subang atau 1,5 jam dari Bandung, Warung Pinus jadi tempat pelarian ideal buat warga Jabodetabek yang mau ngilang sebentar dari riuhnya deadline dan klakson.

Jam Operasional? Jangan Salah Waktu Datang!

  • Hari biasa: 11.00 – 20.00 WIB
  • Weekend & Hari libur: 08.00 – 20.00 WIB

Pro tip: Datang pagi-pagi biar bisa menikmati kabut dan kopi bersamaan. Sensasinya kayak lagi syuting film indie bertema romansa alam.

Tempat Healing Paling Syahdu di Subang

Dikelilingi pinus yang menjulang dan hawa adem yang menenangkan, Warung Pinus bukan cuma tempat liburan, tapi juga tempat buat ‘healing’ mental yang mulai kusut. Buat anak-anak, tempat ini juga oke banget buat wisata edukasi ringan yang jauh dari layar gadget.

Belakangan, nama Warung Pinus makin eksis di Google Maps dan Instagram. Bahkan, jumlah unit villa dan tenda glamping-nya ditambah karena makin banyak yang kepincut buat datang. Tapi ingat, buat kamu yang mau stay, disarankan booking minimal seminggu sebelumnya—apalagi kalau mau datang di akhir pekan atau musim liburan. Jangan sampai healing kamu malah gagal gara-gara kehabisan tempat, ya!

Upacara, Semangat, dan Seruan Bela Negara: MPLS di SMAN 1 Purwadadi Serasa Aksi Heroik!

MPLS SMAN 1 Purwadadi

Subang – Senin pagi (14/07/2025), suasana di lapangan SMAN 1 Purwadadi mendadak terasa seperti momen klimaks dalam film perjuangan. Bukan karena ada adegan kejar-kejaran atau efek slow motion, tapi karena sosok gagah Kapten Inf Herry Arfiantono, sang Komandan Koramil 0508/Purwadadi, memimpin langsung upacara bendera sekaligus membuka secara resmi kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).

Para siswa baru tahun ajaran 2025/2026 pun berdiri gagah, meski beberapa masih kikuk karena seragam barunya belum terlalu akrab dengan tubuh mereka. Di bawah sinar mentari yang menyengat namun tetap nasionalis, upacara ini menjadi titik tolak mereka memasuki dunia SMA yang katanya sih penuh tugas, tapi juga penuh kenangan.

Dalam amanatnya yang penuh wibawa tapi tetap membumi, Kapten Herry menegaskan pentingnya membangun karakter disiplin, tanggung jawab, dan semangat kebangsaan sejak dini. Tak ada yang bisa membantah—karena siapa juga yang berani debat sama Danramil di pagi-pagi buta?

Lebih dari itu, beliau mengajak para siswa agar memanfaatkan masa pengenalan ini bukan hanya untuk cari teman nebeng PR, tapi juga untuk menumbuhkan semangat belajar. “Masa pengenalan ini bukan hanya sekadar formalitas, tetapi merupakan kesempatan emas untuk menanamkan nilai-nilai kejujuran, kerja sama, serta rasa cinta tanah air. Jadilah generasi yang tangguh, mandiri, dan siap menghadapi tantangan di masa depan,” ujarnya, membuat para siswa sejenak melupakan rasa kantuk mereka.

Namun, bukan Kapten Herry namanya kalau tidak menyinggung hal serius dengan cara yang tetap menggugah. Ia mengingatkan bahwa bangsa ini sedang menghadapi tantangan berat, termasuk di wilayah Jawa Barat dan Kabupaten Subang. Tantangan yang tak kasat mata, tapi terasa nyata: degradasi moral, lunturnya nasionalisme, hingga meningkatnya kasus kriminal dan masalah sosial. Semua ini, katanya, ikut terdorong oleh arus teknologi yang deras dan sulit ditahan seperti air galon tumpah di tanjakan.

Ia pun menekankan bahwa kehadiran TNI, khususnya melalui Kodim 0605/Subang dan Koramil 0508/Purwadadi, bukan hanya formalitas upacara semata. “Kami sangat mengapresiasi dengan adanya dukungan dan partisipasi dari pihak Kodim 0605/Subang melalui Koramil 0508/Purwadadi, dengan harapan mampu memberikan dampak positif dalam pembentukan karakter, menambah Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara bagi peserta didik baru,” tegasnya.

Tak tanggung-tanggung, semangat bela negara disampaikan dengan penuh penghayatan. Menurutnya, generasi muda harus punya mental siap tempur—bukan untuk adu argumen di kolom komentar medsos, tapi siap mengorbankan waktu, tenaga, pikiran, dan harta benda demi tanah air tercinta.

Acara MPLS ini juga dihadiri oleh para guru, staf sekolah, Babinsa AD, dan Binmas Polri. Kehadiran mereka seolah memberi pesan tersirat: “Anak-anak, kalian tak sendiri. Negara bersama kalian, bahkan sejak kalian masih nyari-nyari kelas baru.”

Dari pantauan bewara.co.id, sinergi antara TNI dan dunia pendidikan hari itu terasa begitu hangat dan penuh harapan. Semoga, dari halaman sekolah ini, lahir generasi muda yang tak hanya cerdas secara akademik, tapi juga tangguh secara mental dan cinta tanah air—karena sejatinya, bangsa besar tak hanya butuh juara olimpiade, tapi juga penjaga nilai-nilai luhur yang tidak luntur meski kena hujan zaman.

Truk-Truk Ngambek! Sopir Subang Demo Lagi, Joget di Jalan Jadi Penutup Aksi

unjuk rasa sopir truk Subang

SUBANG – Hari Senin yang biasanya padat merayap karena macet, kali ini tambah ‘spesial’ di Kabupaten Subang. Bukan karena diskon besar-besaran atau artis datang ke kota, melainkan karena… truk-truk mogok berjamaah! Sekitar 500 truk diparkir manis di pinggir jalan, membuat lalu lintas tersendat seperti tahu goreng tanpa kuah.

Aksi ini adalah babak ketiga dari serial unjuk rasa para sopir truk yang menolak keras aturan Over Dimension Over Loading alias ODOL. Bukan karena mereka anti aturan, tapi karena merasa aturan itu berat—bahkan lebih berat dari muatan mereka.

Sopir truk menuntut pemerintah mengkaji ulang Rancangan Undang-Undang (RUU) ODOL dan menyiapkan solusi sebelum menerapkan kebijakan tersebut, karena mereka merasa kebijakan tersebut memberatkan,” ujar Ketua Umum Rumah Berdaya Pengemudi Indonesia (RBPI), Ika Rosdianti, sambil berdiri gagah di antara truk-truk yang seolah juga ingin ikut orasi.

Aksi damai tapi tetap bikin heboh ini berlangsung di jalan Subang-Pagaden, depan rumah Bupati, sampai ke akses Gerbang Tol Cilameri. Walau tidak sampai menutup total jalan, aksi ini tetap sukses membuat pengendara lain mengelus dada—dan klakson.

Salah satu sopir, Kang Deri, melontarkan keluh kesah yang relatable banget. “Kita contohnya membawa muatan 10 ton dengan ongkos tiga juta rupiah. Kalau misalkan aturan ODOL diterapkan, kita jadi 8-5 ton (muatan yang dibawa). Bisa tidak pemerintah menyesuaikan harga jasa angkut barangnya?” katanya, dengan nada seperti tukang bakso yang ditawar lima ribu.

Sopir-sopir ini tak hanya bicara soal tonase. Mereka juga menyuarakan unek-unek lain yang kerap tersimpan dalam kenalpot—eh, maksudnya dalam hati. Tuntutannya beragam: mulai dari perlindungan hukum, kemudahan administrasi untuk bus wisata, sampai permintaan khusus: berantas pungli, plis!

Pungutan liar yang bikin dompet tipis itu jadi musuh bersama. Mereka curhat langsung ke petugas dari Satlantas Polres Subang dan Dishub. Hasilnya? Ada janji manis.

Tadi kami sudah dapat kepastian dari Kepala Satlantas Polres Subang dan juga Dishub Subang, mereka tidak akan melakukan penindakan, baik itu tilang maupun pemberhentian di jalan, dan juga akan menindak tegas jika ada anggotanya yang lakukan pungli terhadap sopir truk ODOL,” kata Ika Rosdianti.

Kepala Satlantas Polres Subang, Ajun Komisaris Asep Saepudin, tampil sebagai juru damai. Ia menekankan bahwa langkah hukum terhadap ODOL belum dilakukan. Masih tahap edukasi dan sosialisasi. Polisi belum turun tangan penuh—alias belum masuk mode galak.

Saat ini kami belum masuk ke tahap penindakan. Kami masih fokus pada edukasi dan sosialisasi kepada pengemudi serta pengusaha angkutan. Tujuan kami adalah membangun kesadaran bersama, bukan menimbulkan ketakutan,” ujar Asep dengan gaya ala guru BK yang sabar.

Meski begitu, Asep tampaknya memilih skip saat ditanya tentang dugaan pungli oleh petugas. Mungkin jawabannya masih di jalan tol.

Aksi damai ini hampir selesai tanpa drama. Tapi ya, namanya juga massa, pasti ada yang ingin tampil beda. Seorang sopir truk mendadak jadi bintang panggung dengan berjoget di tengah jalan! Sayangnya, gaya bebasnya ini tidak mendapat sambutan hangat. Petugas keamanan langsung mengamankan sang dancer dadakan karena dianggap mengganggu ketertiban. Tarian itu pun jadi ending aksi yang… dramatis.

Subang pun kembali seperti semula—walau mungkin jalanan masih menyimpan aroma diesel dan jejak perjuangan para sopir yang hanya ingin didengar, bukan dibebani.

Gelar Operasi Patuh Lodaya 2025, Polisi Subang Turun Gunung Demi Lalu Lintas yang Lebih Santun!

Operasi Patuh Lodaya 2025 Subang

SUBANG – Suasana Lapangan Apel Tatag Trawang Tungga pagi itu bukan sembarang apel. Bukan juga apel malang atau apel fuji yang sedang hits di minimarket. Tapi ini… apel gelar pasukan! Yup, Polres Subang resmi menyalakan mesin Operasi Patuh Lodaya 2025, yang bakal berlangsung dari 14 hingga 27 Juli 2025.

Dengan tema yang sungguh nasionalis dan futuristik, “Tertib Berlalu Lintas Demi Terwujudnya Indonesia Emas”, operasi ini bukan cuma soal tilang-tilangan. Tapi lebih kepada ajakan cinta damai di jalan raya—biar Indonesia enggak cuma emas di cita-cita, tapi juga mulia di marka jalan.

Dipimpin langsung oleh Wakapolres Subang KOMPOL Endar Supriyatna, S.Kom., S.I.K., apel ini digelar atas arahan dari sang Kapolres Subang, AKBP Dony Eko Wicaksono, S.H., S.I.K., M.H., Ph.D. Lengkap betul gelar beliau, sampai-sampai SIM A rasanya jadi terlihat kurang keren.

“Tujuan utama Operasi Patuh ini adalah untuk menurunkan angka kecelakaan serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya keselamatan di jalan,” ujar Wakapolres, dengan nada suara yang tak hanya serius, tapi juga sarat cinta terhadap jalanan yang lebih damai.

Dan tentu saja, pesan klise yang selalu relevan kembali digaungkan: patuhi aturan lalu lintas, lengkapi dokumen kendaraan, dan jangan lupa utamakan keselamatan. Kalau helm bisa jadi gaya hidup, kenapa harus ditaruh di siku, bukan di kepala?

Operasi ini pun bukan datang tiba-tiba seperti hujan pas musim kemarau. Ia bagian dari cipta kondisi usai peringatan Hari Bhayangkara 2025. Jadi, semacam oleh-oleh Bhayangkara untuk para pengendara: tertib itu keren, bro.

Fokusnya? Segala bentuk Potensi Gangguan (PG), Ambang Gangguan (AG), dan Gangguan Nyata (GN). Singkatnya, semua yang bisa bikin jalanan Subang jadi ajang balapan liar atau panggung sinetron konflik lampu merah.

Yang bikin adem, pendekatan humanis bakal dikedepankan. Artinya, teguran disampaikan dengan sopan, senyum tetap manis, dan tilang elektronik (ETLE) berjaga diam-diam. Jadi, jangan tertipu! Kamera bisa lebih jujur dari mantan.

Subang Tancap Gas: Jam Belajar Baru Resmi Meluncur, Anak Sekolah Siap Bangun Pagi!

Jam belajar baru SubangJam belajar baru Subang

Subang – Ada yang baru dan segar dari dunia pendidikan di Kabupaten Subang! Pemerintah setempat resmi menerbitkan Surat Edaran (SE) Nomor 9 Tahun 2025 tentang Jam Belajar Efektif. Jangan kaget, ya. Bukan sekadar perubahan jadwal biasa, tapi ini semacam “alarm” besar untuk semua siswa PAUD, SD, hingga SMP agar bisa ngopi alias ngopi ilmu lebih awal, lebih fokus, dan tentu saja… lebih semangat!

Eits, jangan ngeluh dulu! Perubahan jam belajar ini bukan asal geser-geser waktu, tapi memang dirancang untuk mengoptimalkan daya serap otak mungil para pelajar. Pagi hari dipilih karena katanya, saat itu otak manusia masih fresh from the oven, belum tercampur sinetron semalam atau drama rebutan charger.

SE ini bukan tiba-tiba turun dari langit, lho. Ia lahir dari hasil kawin silang antara Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 23 Tahun 2017 dan SE Gubernur Jawa Barat per Mei 2025. Nah, di level lokal, Bupati Subang pun menyempurnakannya dengan SE Nomor 400.3.1/01/Disdikbud tentang 9 Langkah Pembangunan Pendidikan dan… yang agak bikin deg-degan: Penerapan Jam Malam untuk Pelajar!

Nah, ini dia jadwal belajar barunya:

🧒 PAUD
Senin–Kamis: Mulai pukul 07.30 WIB, minimal 195 menit
Jumat: Mulai pukul 07.30 WIB, minimal 120 menit
(Nyantai, tapi jangan kebanyakan ngemil, ya!)

📘 SD Kelas I & II
Senin–Kamis: 06.30 WIB, minimal 7 jam pelajaran
Jumat: 06.30 WIB, minimal 4–6 jam pelajaran
(1 jam pelajaran = 35 menit. Kira-kira cukup buat belajar, main, dan rebutan tempat duduk.)

📗 SD Kelas III–VI
Senin–Kamis: 06.30 WIB, minimal 8 jam pelajaran
Jumat: 06.30 WIB, minimal 6 jam pelajaran
(Lebih padat, karena kelas atas kan makin kritis.)

📚 SMP
Senin–Kamis: 06.30 WIB, minimal 9 jam pelajaran
Jumat: 06.30 WIB, minimal 6 jam pelajaran
(Siap-siap bawa bekal lebih banyak, karena belajarnya juga lebih panjang!)

Bagaimana dengan malam dan akhir pekan?
Jangan dikira bisa leha-leha tanpa batas. Dari pukul 18.00–21.00 WIB, anak-anak dianjurkan untuk ngadem di rumah: ikut kegiatan keagamaan, belajar, atau aktivitas positif lainnya. Sabtu dan Minggu? Bebas, tapi tetap produktif. Bisa isi waktu dengan aktivitas keluarga atau ekstrakurikuler, tentunya atas izin orangtua. Bukan waktu buat maraton nonton film zombie, ya!

Bupati Subang, H. Reynady Putra Andita Budi Raemi, menyampaikan pesan yang tak kalah penting. Katanya,

“Kami harap edaran ini menjadi perhatian dan pedoman bagi seluruh satuan pendidikan dan masyarakat demi mewujudkan pendidikan Subang yang lebih maju dan berkarakter.”

Lho, ini bukan sekadar ngatur-ngatur waktu doang, tapi juga misi besar mencetak generasi unggul yang siap tempur dengan karakter luhur! Gimana? Siap jadi pejuang pagi?

Recent Posts