Beranda blog Halaman 28

Kang Rey Serukan Semangat Pancasila: Rumah Besar Keberagaman Indonesia

Subang – Udara pagi di Halaman Kantor Bupati Subang mengiringi khidmatnya Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila, Senin 2 Juni 2025. Dalam balutan semangat merah putih, Bupati Subang Reynaldy Putra Andita tampil memimpin jalannya upacara sembari membacakan pidato resmi dari Kepala BPIP Republik Indonesia.

Bupati muda yang akrab disapa Kang Rey ini membawa pesan kuat: Pancasila bukan sekadar teks tua dalam buku sejarah. Ia adalah jiwa bangsa, denyut nadi Indonesia dalam menapaki jalan pembangunan, dari Sabang sampai Merauke, dari desa hingga kota.

“Pancasila adalah rumah besar keberagaman Indonesia,” seru Kang Rey dengan penuh semangat. Dari sila pertama sampai kelima, Pancasila mengajarkan bahwa perbedaan bukan alasan untuk berpecah, tapi kekuatan untuk bersatu.

Tak berhenti di seruan semangat, Kang Rey juga menyentuh akar persoalan bangsa hari ini. Ia menekankan pentingnya menjadikan Pancasila sebagai fondasi dalam pendidikan, ekonomi, birokrasi, hingga ruang digital yang kini menjadi panggung besar kehidupan masyarakat.

“Indonesia harus maju, bukan hanya secara teknologi, tapi juga secara moral,” tegasnya, menandai pentingnya karakter dan nilai dalam setiap langkah kemajuan.

Dalam kesempatan itu, ia menaruh perhatian besar pada pendidikan ideologis sejak dini. Juga pada pelayanan publik yang adil, ekonomi yang memberdayakan rakyat, serta budaya digital yang menjunjung etika dan toleransi.

Menutup pidatonya, Kang Rey mengajak warga Subang menjadikan Pancasila sebagai inspirasi sehari-hari. “Mari kita hayati Pancasila dalam setiap karya, dalam setiap langkah berbangsa dan bernegara,” ucapnya dengan harap.

Upacara ini juga dihadiri jajaran penting Kabupaten Subang. Mulai dari Wakil Bupati, Ketua DPRD, Forkopimda, Sekda, para staf ahli, camat, hingga tokoh masyarakat dari berbagai latar belakang. Semua bersatu dalam semangat yang sama: menjaga Pancasila tetap hidup di tengah zaman yang terus bergerak.

Jam Malam Pelajar di Purwakarta dan Subang: Disiplin atau Batasan Kreativitas?

jam malam pelajar Purwakarta dan Subang
Foto: www.pikiran-rakyat.com

Jam Malam Resmi Berlaku, Petugas Turun ke Jalan
Mulai 1 Juni 2025, pelajar di Kabupaten Purwakarta dan Subang tak lagi bebas berkeliaran di malam hari. Pemerintah daerah menetapkan jam malam bagi siswa SD hingga SMA, berlaku mulai pukul 21.00 hingga 04.00 dini hari.

Di Purwakarta, razia malam pertama dipimpin langsung oleh Bupati Saepul Bahri Binzein. Razia ini menindaklanjuti Surat Edaran Gubernur Jawa Barat Nomor 51/PA.03/DISDIK tentang Generasi Panca Waluya Jawa Barat Istimewa.

Razia Tak Main-Main, Orang Tua Langsung Ditegur
Petugas gabungan menyisir berbagai lokasi, termasuk Taman Balarea dan jalan-jalan kecil. Anak-anak yang kedapatan melanggar langsung dicatat, sementara orang tua mereka mendapat teguran lisan dari bupati.

“Anak-anak ini akan kita bina. Orang tuanya akan kami beri surat peringatan,” tegas Binzein. Ia tak ingin wilayahnya dilanda “tsunami moral” akibat kurangnya pengawasan terhadap anak-anak.

Pengecualian Khusus dan Perluasan Razia
Jam malam tak berlaku pada hari libur sekolah, asalkan pelajar ditemani orang tua. Mereka yang terlibat dalam kegiatan keagamaan atau sosial resmi pun diperbolehkan keluar malam dengan surat izin orang tua.

Tak hanya pusat kota, wilayah pinggiran dan tempat hiburan seperti kafe juga jadi target razia. Pemerintah ingin memastikan tak ada celah bagi pelajar untuk lolos dari pengawasan.

Gubernur Turun Langsung di Subang
Di Kabupaten Subang, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi memimpin langsung razia bersama Bupati Reynaldy Putra Andita Budi Raemi. Kepala Dinas Pendidikan setempat menyebut kebijakan ini penting demi mencegah pelajar terjerumus pada pergaulan bebas.

Sebagai pelengkap aturan, waktu masuk sekolah pun dimajukan menjadi pukul 06.00. Dengan begitu, pelajar diharapkan tidur lebih awal dan tak lagi berkegiatan larut malam.

Kritik dari Mahasiswa: Kreativitas Bisa Terbatas
Namun, tak semua pihak sepakat. PMII Cabang Purwakarta menilai kebijakan ini justru merugikan pelajar. Menurut mereka, pembatasan malam hari dapat menghambat kreativitas dan kebebasan berekspresi.

“Jam malam ini tidak menjawab kebutuhan pelajar. Justru akan membatasi ruang mereka untuk berkembang,” kata Ketua PMII Purwakarta, Ali Akbar, dalam pernyataannya.

Kongres Askab Subang 2025: Langkah Nyata Menuju Sepak Bola Berprestasi

Kongres Tahunan Askab PSSI Subang 2025
Foto: www.mediapatriot.co.id

Subang – Kongres Tahunan Askab PSSI Subang 2025 resmi digelar di Aula H. Oman Sachroni, Pemda Subang, pada Sabtu (31/5/2025). Agenda tahunan ini menjadi panggung penting bagi insan sepak bola Subang untuk melakukan evaluasi dan perencanaan program kerja ke depan.

Ketua Askab PSSI Subang, Hendra Purnawan, menekankan bahwa kongres ini bukan sekadar rutinitas, tetapi kewajiban strategis untuk memperkuat fondasi organisasi. Dengan mengusung tagline “Membangun Sepak Bola Rakyat Menuju Sepak Bola Prestasi”, kongres ini diharapkan mampu menjadi pemantik semangat pembinaan sepak bola sejak akar rumput.

Sekretaris Jenderal Asprov PSSI Jawa Barat, Muhammad Fahri Hasan, turut hadir dan memberikan dukungannya. Ia menegaskan bahwa Asprov siap menjadi fasilitator serta mediator dalam mendorong kemajuan sepak bola di Jawa Barat. Soliditas dan kekompakan di tubuh Askab Subang, menurutnya, adalah kunci utama untuk melesat lebih tinggi.

Wakil Bupati Subang sekaligus Dewan Pembina Askab, H. Agus Masykur Rosyadi atau Kang Akur, menyampaikan pentingnya kongres ini sebagai ruang evaluasi yang sehat. Menurutnya, pencapaian masa lalu harus menjadi standar minimum dalam menyusun langkah prestasi ke depan. Askab tidak boleh berjalan mundur.

Kang Akur juga menyoroti perubahan paradigma. Sepak bola bukan lagi sekadar hobi, tapi telah menjadi jalan hidup dan sumber kesejahteraan. Melalui pembinaan yang serius, Kabupaten Subang diyakini mampu mencetak atlet yang tak hanya berbakat, tapi juga siap bersaing di tingkat provinsi hingga nasional.

Komitmen Askab PSSI Subang dalam mencetak prestasi dibuktikan lewat berbagai turnamen pembinaan seperti Piala Soeratin dan Liga Pelajar. Turnamen ini menjadi wadah strategis dalam membentuk karakter dan kemampuan anak-anak yang bermimpi menjadi pemain profesional.

Menutup sambutannya, Kang Akur berharap Kongres Askab Subang 2025 bisa melahirkan kebijakan yang lebih matang dan terarah. Terutama dalam menghadapi ajang besar seperti Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Barat. Targetnya jelas—minimal tembus final.

Subang Dukung Penuh Program Nasional Susu dan Daging, Kang Asep: Potensi Peternakan Harus Dioptimalkan!

Program P2SDN Subang
Foto: fokuspriangan.id

Subang Siap Berlari Kencang di Jalur Peternakan

Balai Veteriner Subang mendadak jadi titik awal lompatan besar sektor peternakan nasional. Pada Senin, 2 Juni 2025, hadir para tokoh penting dan pemangku kebijakan dalam kegiatan Sosialisasi Program Percepatan Peningkatan Produksi Susu dan Daging Nasional (P2SDN).

Program ini bukan sekadar agenda tahunan. Ia merupakan bagian dari Asta Cita Presiden Prabowo Subianto yang terwujud nyata lewat gerakan Makan Bergizi Gratis (MBG).

Dukungan Subang untuk Ketahanan Pangan

Kehadiran Sekretaris Daerah Subang, H. Asep Nuroni, yang akrab disapa Kang Asep, menegaskan komitmen kuat Pemkab Subang. Ia menyampaikan apresiasi mendalam kepada Kementerian Pertanian dan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan atas langkah strategis ini.

Menurutnya, pelaksanaan P2SDN di Kabupaten Subang bukan hanya mendongkrak sektor peternakan, tapi juga menggerakkan roda ekonomi lokal.

Potensi Besar yang Siap Diolah

“Kabupaten Subang punya modal besar di bidang peternakan. Dengan sinergi bersama Kementerian Pertanian, potensi ini akan lebih maksimal,” ucap Kang Asep dengan penuh keyakinan.

Pemkab Subang tak ingin program ini hanya berakhir sebagai seremoni. Dukungan akan mengalir lewat kebijakan, pembinaan peternak, dan kolaborasi lintas sektor.

Sinergi Nasional Demi Kemandirian Gizi

Kang Asep menegaskan pentingnya pemahaman semua pihak terkait arah kebijakan nasional. Baik stakeholder, akademisi, maupun masyarakat luas, diharapkan mampu menyatu dalam semangat meningkatkan produksi susu dan daging.

Tujuannya jelas: menciptakan ketahanan pangan nasional yang tangguh dan merata.

Hadirkan Banyak Tokoh, Tunjukkan Seriusnya Program

Acara ini turut dihadiri sejumlah pejabat tinggi. Di antaranya Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Sesditjen, Aster Kasad TNI AD, serta perwakilan dari Mabes Polri dan BIN. Unsur daerah pun tak ketinggalan—termasuk Dandim, Kapolres, hingga para lurah setempat.

Kolaborasi lintas sektor ini menegaskan: P2SDN bukan sekadar program, tapi langkah strategis menuju masa depan pangan yang lebih mandiri.

Tegas! 10 ASN Subang Terancam Dipecat, Bupati Kang Rey Siap Reformasi Total

ASN Subang dipecat karena indisipliner
Foto: jabar.tribunnews.com

Subang – Reformasi birokrasi di Kabupaten Subang mulai digerakkan dengan langkah tegas. Sebanyak 10 Aparatur Sipil Negara (ASN) terancam dipecat karena tidak disiplin menjalankan tugas. Bupati Subang, Reynaldy Putra Andita, yang akrab disapa Kang Rey, menyampaikan hal ini langsung saat briefing staf di Aula Oman Syahroni, Senin (2/6/2025).

Kang Rey menyebut keresahannya berawal dari masih maraknya sikap indisipliner di kalangan ASN. Ia menekankan bahwa sebagai pemimpin, dirinya akan berdosa bila membiarkan hal itu terus terjadi tanpa tindakan nyata.

“Kalau saya diam, artinya saya ikut andil dalam ketidakbaikan itu,” ucapnya. Ia menyoroti ASN yang tidak bekerja, tapi tetap menerima gaji, bahkan ada yang diam-diam memiliki pekerjaan lain. Bagi Kang Rey, itu adalah bentuk korupsi paling nyata.

Reformasi ini, kata Kang Rey, bukan sekadar wacana. Ia telah mendapat restu dari Gubernur Jawa Barat dan Kementerian Dalam Negeri untuk bertindak tegas. Bahkan jika pelaku indisipliner adalah saudaranya sendiri, ia tak akan ragu mencabut status ASN-nya.

Dalam briefing tersebut, seluruh Kepala OPD dan Camat dikumpulkan bersama sekretarisnya. Tujuannya, menciptakan penilaian objektif. Menurut Kang Rey, ASN yang rajin tapi kurang mahir teknologi pun harus dinilai adil, begitu pula yang hanya mengisi absen tanpa bekerja.

Tekad Kang Rey makin terlihat saat ia mengungkapkan bahwa 10 ASN telah disidang dan segera diberhentikan karena melanggar aturan disiplin ASN dari BKN dan Kemendagri. Mereka terbukti tidak masuk kerja selama 28 hari dalam setahun atau bolos 10 hari berturut-turut.

Tak hanya soal sanksi, Kang Rey juga menyiapkan sistem penghargaan. Tunjangan dari ASN yang lalai akan dialihkan kepada ASN yang menunjukkan kinerja unggul, termasuk yang rela lembur demi pelayanan publik.

Ia ingin ASN di Subang bergerak cepat dalam merespons keluhan masyarakat, terutama yang disampaikan melalui media sosial. “Saya ingin setiap rupiah gaji ASN menghasilkan pelayanan yang dirasakan langsung oleh warga,” tegasnya.

CFD Subang Menggema: Langkah Nyata untuk Palestina

Aksi Solidaritas Palestina di CFD Subang

Subang – Alun-Alun Subang pagi itu bukan hanya jadi tempat jogging dan jalan santai. Di balik riuhnya Car Free Day (CFD), ada semangat yang berbeda: solidaritas untuk Palestina.

Sejumlah relawan dari Yayasan Bina Masyarakat Berdaya (BMB) menyapa warga dengan senyum hangat. Mengenakan atribut “Bela Palestina”, mereka membagikan selebaran dan mengedarkan kotak donasi. Misi mereka jelas: menggaungkan aksi kemanusiaan dan mengajak masyarakat ikut ambil bagian.

Ketua BMB, Cecep Muhram Mubarok menegaskan bahwa aksi ini bukan sekadar penggalangan dana. Lebih dari itu, ini adalah panggilan nurani—gerakan moral untuk membela sesama manusia yang tengah tertindas.

“Palestina bukan isu politik semata. Ini soal keadilan dan rasa kemanusiaan. CFD kami jadikan momentum menyampaikan pesan damai, mengajak masyarakat ikut dalam konser amal nanti,” ujarnya.

Puncak kegiatan akan digelar pada Ahad, 22 Juni 2025. Acara dimulai dengan Shalat Subuh berjamaah dan Dzikir Bersama di Masjid Agung Al-Musabaqoh Subang. Kemudian dilanjutkan dengan orasi kebangsaan, tausiyah, penggalangan dana, dan konser amal.

Yang menarik, Band Wali akan tampil dalam konser tersebut. Kehadiran mereka dinilai selaras dengan tema: semangat spiritual dan solidaritas sosial. Acara ini terbuka untuk umum dan dipastikan berlangsung damai.

Dukungan pun mengalir dari berbagai pihak. Pemerintah daerah, tokoh agama, dan organisasi besar seperti MUI, NU, Muhammadiyah, hingga Persis turut menyatakan dukungan. Semangat bela Palestina benar-benar menjadi milik bersama.

Cecep juga menyampaikan apresiasinya kepada warga Subang. “Terima kasih atas donasi dan semangat luar biasa hari ini. Ini baru permulaan. Kita bergerak bersama untuk kemanusiaan,” tuturnya.

Selain Band Wali, acara puncak juga akan diisi oleh tokoh-tokoh inspiratif dari Subang. Suara mereka akan memperkuat pesan solidaritas yang menggema dari Subang untuk Palestina.

Masyarakat yang ingin berpartisipasi secara finansial bisa menyalurkan donasinya melalui rekening resmi:

a.n. Assyifa Peduli Palestina
BSI (Bank Syariah Indonesia): 7301652032
Konfirmasi: Ressa – 0853 2059 5056

📞 Kontak Panitia Aksi:
Kodar – 0858 6109 2922
Amar – 0851 4126 5465
Juli – 0859 4094 1357

Raja Galuh Pakuan Siap Selamatkan Persikas dari Ancaman Akuisisi

Penyelamatan Persikas Subang

Subang – Menjelang dimulainya Liga 2 musim 2025-2026, awan mendung menggantung di atas langit sepak bola Subang. Persikas, klub kebanggaan warga, dikabarkan akan diakuisisi oleh Sumsel United. Kabar ini membuat para pendukung setia resah dan kecewa.

Namun secercah harapan muncul dari Sanggabuana. Raja Lembaga Adat Karatwan (LAK) Galuh Pakuan, Rahyang Mandalajati Evi Silviadi, dengan tegas menyatakan siap turun tangan. Ia bersedia menjadi bapak asuh sekaligus membeli saham Persikas demi menjaga klub tetap berpijak di tanah Subang.

“Saya siap membeli saham Persikas. Ini demi menyelamatkan klub dari kemungkinan pindah home base, pindah manajemen, hingga berpindah ke Sumatera Selatan,” ujar Evi kepada wartawan, Sabtu (31/5/2025), di Subang.

Bukan tanpa alasan, Evi sudah lama menunjukkan komitmennya terhadap dunia olahraga. Ia dikenal aktif membina berbagai cabang olahraga. Bagi Evi, Persikas bukan sekadar klub bola—tapi simbol jati diri Subang.

“Sebagai warga Subang, saya merasa memiliki Persikas. Klub ini harus tetap menjadi milik masyarakat, bukan dijual keluar,” tegasnya.

Lebih jauh, Evi menyentil peran pemerintah. Menurutnya, jika tak ada langkah konkret dari pemerintah daerah, maka masyarakat—termasuk dirinya—wajib menjaga warisan ini agar tidak lenyap dari pangkuan Subang.

“Galuh Pakuan punya tanggung jawab moral untuk mempertahankan Persikas. Klub ini harus tetap menjadi kebanggaan masyarakat Kabupaten Subang, selamanya,” tandas Evi.

DAM Serahkan Ambulans ke Desa Sukasari, Wujud Sinergi Bagi Negeri

DAM serahkan ambulans ke BUMDes Sukasari
Foto: Perwakilan DAM, Demmy Firmansyah, menyerahkan satu unit ambulans kepada Dadang Karwana, Direktur BUMDes Al Kahfi, Desa Sukasari, Subang, pada 16 Mei 2025. (DAM for Radartasik.id)

Bersama Masyarakat, DAM Melaju untuk Kesehatan Desa

PT Daya Adicipta Motora (DAM) kembali membuktikan komitmennya tak hanya di jalan raya, tapi juga di tengah masyarakat. Main dealer sepeda motor dan suku cadang Honda untuk wilayah Jawa Barat ini menyalurkan satu unit ambulans kepada Desa Sukasari, Subang.

Ambulans tersebut diserahkan pada 16 Mei 2025 kepada BUMDes Al Kahfi di Kecamatan Dawuan. Mobil Toyota Rangga ini secara simbolis diserahkan oleh Promotion Department Head DAM, Demmy Firmansyah, kepada Direktur BUMDes, Dadang Karwana.

Akses Kesehatan Lebih Cepat dan Dekat

Langkah ini bukan sekadar donasi, tapi strategi sosial yang berdampak langsung. Keberadaan ambulans ini diharapkan mampu menjawab kebutuhan penanganan darurat yang cepat di desa. DAM memahami bahwa waktu sangat menentukan dalam layanan medis.

Demmy menjelaskan bahwa bantuan ini merupakan perwujudan nyata dari kepedulian perusahaan terhadap akses kesehatan masyarakat. DAM ingin tumbuh dan berkembang seiring dengan kemajuan lingkungan sekitarnya.

CSR Bukan Hanya Program, Tapi Prinsip

Komitmen sosial DAM bukan cerita baru. Melalui program CSR yang berkelanjutan, perusahaan ingin hadir bukan hanya sebagai pemain industri otomotif, tapi juga mitra sosial yang andal. “Sinergi Bagi Negeri” menjadi semangat yang mengalir dalam setiap langkah kontribusi mereka.

Kontribusi yang mereka lakukan mungkin terlihat sederhana, namun bagi masyarakat, ini bisa menjadi titik balik. Kolaborasi antara dunia usaha dan komunitas lokal seperti ini adalah contoh harmoni yang memberi harapan baru.

Menjadi Lebih dari Sekadar Perusahaan

Meski bergerak di sektor otomotif, DAM membuktikan bahwa bisnis dan kemanusiaan bisa berjalan berdampingan. Mereka terus melahirkan program yang tidak hanya relevan, tapi juga berdampak jangka panjang.

Dengan visi untuk terus memberi nilai tambah, DAM menyatukan upaya bisnis dan sosial demi mendorong kemajuan bersama. Bukan hanya menjual kendaraan, tapi juga menggerakkan perubahan.

Lapas Subang Panen Raya: Dari Balik Jeruji, Tumbuh Harapan untuk Ketahanan Pangan

panen padi lapas subang
Dirjen Pemasyarakatan Mashudi bersama jajaran saat panen raya padi warga binaan di Lapas Kelas IIA Subang, Sabtu (31/5/2025). (Foto: Istimewa)

Subang – Dari balik pagar besi, sebuah harapan tumbuh subur di Lapas Kelas IIA Subang. Sabtu, 31 Mei 2025, bukan hanya menjadi hari panen bagi lahan seluas 2,3 hektare, tetapi juga panen harapan—12 ton gabah siap dituai, dibawa pulang oleh negeri ini sebagai wujud nyata dukungan terhadap ketahanan pangan nasional.

Dipimpin langsung oleh Direktur Jenderal Pemasyarakatan, Mashudi, panen ini menjadi simbol kuat bahwa lembaga pemasyarakatan bukan hanya tempat menjalani hukuman, tetapi juga ladang pembinaan yang menumbuhkan nilai, keterampilan, dan produktivitas.

Mashudi menyebut program pertanian ini sebagai bagian dari 13 Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan. Fokusnya jelas: menjadikan Lapas sebagai pusat pelatihan dan pemberdayaan yang mendukung kedaulatan pangan Indonesia.

Tak hanya padi yang tumbuh di balik jeruji. Sebanyak 80.000 benih ikan nila ditebar di kolam budidaya yang dikelola warga binaan. Air kolam menjadi saksi bahwa kehidupan produktif bisa terus mengalir meski di balik tembok tinggi.

“Kita ingin masyarakat tahu, di dalam Lapas pun ada pembinaan dan harapan yang tumbuh. Ini bukti bahwa Lapas bisa menjadi tempat yang bermanfaat, bukan sekadar hukuman,” ujar Mashudi.

Dukungan lintas sektor jadi kunci. Maulidi Hilal, Direktur Teknologi Informasi dan Kerja Sama Pemasyarakatan, menegaskan pentingnya sinergi—mulai dari pelatihan, pelaksanaan kegiatan, hingga pemasaran hasil panen. Semua bergerak bersama untuk hasil yang berdampak luas.

Lebih dari sekadar panen, kegiatan ini juga menyentuh sisi kemanusiaan. Bantuan sosial dibagikan kepada warga sekitar dan keluarga warga binaan. Langkah ini menegaskan bahwa Pemasyarakatan tak hanya menanam padi, tapi juga menanam kepedulian.

Panen ini turut disaksikan oleh Kepala Kanwil Ditjenpas Jawa Barat, Kusnali, para Kepala UPT Pemasyarakatan se-Jawa Barat, jajaran Forkopimda Kabupaten Subang, serta mitra kerja seperti BRI Cabang Subang. Sebuah kolaborasi yang menyiram subur harapan dari balik jeruji.

Sekolah Rakyat Subang Siap Dibangun: 15 Hektar untuk Masa Depan Anak Bangsa

Sekolah Rakyat Subang

Subang – Pemerintah Kabupaten Subang bersiap membangun masa depan cerah bagi anak-anak kurang mampu melalui proyek Sekolah Rakyat (SR). Lahan seluas 15 hektar kini tengah disiapkan di sekitar Politeknik Universitas Subang (Unsub), jauh melampaui permintaan awal Kementerian Sosial yang hanya 8,5 hektar.

Alasan perluasan lahan bukan tanpa visi besar. Asda II Setda Kabupaten Subang, Hidayat, menjelaskan bahwa SR tak hanya akan berdiri sebagai bangunan sekolah dan asrama. Di dalamnya, akan hadir rumah ibadah, laboratorium, sarana olahraga, hingga tempat pelatihan keterampilan bagi para siswa.

“Dengan ruang yang cukup, kami ingin SR jadi pusat pendidikan yang menyeluruh, tak hanya dari sisi akademik, tetapi juga karakter dan keterampilan,” ujar Hidayat, Sabtu (31/5/2025) di Subang.

SR dirancang menampung hingga 1.000 siswa dari jenjang SD hingga SMA atau yang sederajat. Ini bukan sekolah biasa—SR adalah wujud nyata dari komitmen negara dalam menyambut masa depan Indonesia yang lebih setara.

Program ini digagas langsung oleh Presiden Prabowo sebagai langkah memutus mata rantai kemiskinan. “Kalau orang tua miskin dan tak sekolah, anak-anaknya cenderung mengalami nasib serupa. SR hadir sebagai jembatan perubahan,” tegas Hidayat.

Dengan hadirnya SR, Subang tak hanya membangun sekolah, tapi juga harapan—bahwa setiap anak, apapun latar belakangnya, layak mendapat kesempatan terbaik.

Recent Posts