Beranda blog Halaman 23

Duh! Kades dan Direktur BUMDes di Subang Tersandung Korupsi Pasar Rp1,5 Miliar

korupsi pengelolaan Pasar Kalijati Timur
foto: www.lampusatu.com

Subang — Ada yang kisruh di balik meja pengelolaan Pasar Desa Kalijati Timur, Subang. Bukan soal harga cabai atau bawang naik, tapi aroma tak sedap dari praktik korupsi yang bikin dompet negara jebol sampai Rp1,5 miliar lebih. Ya, Anda tidak salah dengar. Uang sebanyak itu raib entah ke mana, dan kini dua tokoh desa harus berurusan dengan hukum.

Sebut saja mereka: Ahadiyat Amaludin, sang Kepala Desa Kalijati Timur, dan Sutisna, Direktur BUMDes Makmur Lestari tahun 2024. Keduanya tak sedang mencalonkan diri jadi pasangan duet penyanyi dangdut, melainkan duet tersangka korupsi yang resmi diumumkan oleh Kejaksaan Negeri Subang. Wah, bukan duet impian masyarakat, ya!

Kepala Kejaksaan Negeri Subang, Bambang Winarno, menyampaikan langsung kabar mengejutkan ini dalam konferensi pers pada Rabu (11/6/2025). “Dalam proses penyidikan yang kami lakukan berdasarkan Surat Perintah Penyidikan Nomor PRINT-02/M.2.28/Fd.1/05/2025 tanggal 23 Mei 2025, ditemukan adanya tindakan melawan hukum dalam pengelolaan Pasar Desa Kalijati Timur. Tindakan tersebut mengarah pada upaya memperkaya diri sendiri atau orang lain, yang berdampak langsung terhadap keuangan negara,” ujarnya tegas seperti dikutip dari INews.com.

Nah, kalau Anda berpikir kasus ini hanya sekadar salah kelola dana parkir, Anda keliru. Kajari menyebut, penyimpangan yang terjadi pada tahun 2022 hingga 2024 itu cukup sistematis. Saking seriusnya, kerugian negara ditaksir tembus miliaran rupiah. Jumlah yang cukup untuk beli sekampung tahu bulat, plus bonus mobil keliling.

Ahadiyat dan Sutisna pun tak hanya dilirik, tapi juga langsung digiring ke Lapas Kelas IIB Subang. Mereka kini resmi mengenakan “seragam baru” berupa rompi tahanan, dengan wajah tertunduk yang entah karena menyesal atau silau lampu kamera wartawan. Yang jelas, mereka ditahan selama 20 hari demi memudahkan penyidikan lanjutan.

Keduanya dijerat pasal yang bukan main-main: Pasal 2 ayat (1) jo Pasal 18 UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tipikor, yang telah diperbarui dengan UU Nomor 20 Tahun 2001. Kalau itu belum cukup serem, masih ada jo Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP, atau sebagai alternatif, Pasal 3 jo Pasal 18 UU yang sama. Pokoknya, lengkap seperti paket kombo nasi ayam geprek level 5.

Kajari Subang menegaskan ini bukan akhir cerita. “Kami tegaskan bahwa penyidikan ini tidak berhenti sampai di sini. Ke depan, kami juga akan melakukan penyelidikan terhadap pasar-pasar lain yang berada di bawah pengelolaan pemerintah daerah di Kabupaten Subang. Ini sebagai bentuk komitmen kami dalam pemberantasan tindak pidana korupsi yang merugikan masyarakat,” tegasnya lagi. Hayo, pasar lain jangan keburu santai!

Dengan langkah ini, Kejari Subang seolah memberi sinyal keras: uang rakyat bukan untuk dijadikan dompet pribadi. Transparansi dan akuntabilitas bukan slogan semata, tapi harga mati. Dan bagi masyarakat, semoga ini jadi pengingat agar tak lengah dalam mengawasi pengelolaan dana publik, meski cuma soal pasar tradisional.

Sumber berita ini telah dimuat sebelumnya di www.lampusatu.com dengan judul asli “Kejari Subang Tetapkan Kades Kalijati Timur Tersangka Dugaan Korupsi Pengelolaan Pasar Rp.1,5 Miliar”

Smash Silaturahmi! Polsek Sagalaherang Gelar Turnamen Bulu Tangkis Antar Instansi

Turnamen bulu tangkis antar instansi Polsek Sagalaherang
foto: lampuhijau.com

suarasubang.com Smash! Bukan Sembarangan Smash—Ini Smash Persaudaraan

Ada yang seru di Kecamatan Sagalaherang! Bukan demo, bukan dangdutan, tapi turnamen bulu tangkis antar instansi yang bikin keringat netes tapi hati adem.

Polsek Sagalaherang Polres Subang sedang dalam mode “sportif dan solid” menyambut Hari Bhayangkara ke-79 tahun 2025. Bertempat di GOR PGRI Kecamatan Sagalaherang, sebanyak 21 tim dari berbagai instansi berkumpul bukan untuk sidang atau rapat dinas, tapi untuk menyabet Piala Kapolsek!

Kapolsek Bersuara, Shuttlecock Terbang di Udara

Kapolsek Sagalaherang Polres Subang, AKP H. Irpan Taufik Firmansyah S.Pd., M.M. angkat bicara (dan bukan cuma raket), menyampaikan bahwa turnamen ini digelar selama sepuluh hari. Mulainya? Selasa, 10 Juni 2025 kemarin. Finalnya? Tunggu dulu, masih Selasa depan!

Beliau menjelaskan dengan tenang, tapi penuh makna (kayak smash yang masuk garis):
“Kegiatan ini bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi antara Polri dan instansi pemerintah khususnya di Kecamatan Sagalaherang dan Serangpanjang,” ujar mantan Kasie Dokkes Polres Subang ini dengan semangat yang tak kalah dari servis pertama.

Bulu Tangkis Bukan Sekadar Olahraga, Tapi Jurus Jitu Jaga Kamtibmas

Tak cuma buat ngilangin pegal atau nguras semangat kompetitif, turnamen ini juga punya misi mulia. Masih menurut AKP Irpan—yang tampaknya tahu betul jurus menyatukan dari balik net:
“Turnamen bulu tangkis ini diharapkan menjadi wadah positif dalam menjalin kebersamaan, meningkatkan sportifitas dan memperkuat sinergi dalam rangka menjaga kamtibmas.”

Jadi, bukan cuma bola yang melesat cepat, tapi juga semangat kolaborasi yang makin melekat!

GOR PGRI Kini Jadi Arena Kolaborasi, Bukan Sekadar Kompetisi

Dengan atmosfer yang penuh tawa, tepuk tangan, dan—tentu saja—teriakan “out!” atau “masuk!”, GOR PGRI Sagalaherang menjelma jadi panggung adu teknik sekaligus ruang silaturahmi yang tak biasa.

Tak ada sekat dinas, tak ada pangkat. Yang ada hanya raket, semangat, dan mungkin sedikit pegal otot. Tapi bukankah itulah indahnya kebersamaan dalam rangka Bhayangkara?

Berita ini telah dimuat berdasarkan sumber dari lampuhijau.co.id dengan judul asli “Polsek Sagalaherang Polres Subang Gelar Turnamen Bulu Tangkis Antar Instansi.”

Rakor Serius Tapi Santai: Polres Subang dan Kemenko Polkam Kompak Bahas Stabilitas Nasional

Rakor Polres Subang dan Kemenko Polkam
foto: jabarpress.com

Subang, Jabarpress.com – Kalau biasanya aula dipakai buat seminar atau ujian skripsi, kali ini Aula Patriatama Polres Subang berubah jadi medan diskusi nasional! Para petinggi berseragam dan bersetelan rapi tumplek blek dalam Rapat Koordinasi alias Rakor antara Polres Subang dengan Staf Ahli Kemenko Polkam RI.

Kegiatan yang dimulai pada pukul 13.00 WIB ini bukan sekadar kumpul-kumpul. Ini bagian dari kunjungan kerja yang punya misi besar: memperkuat koordinasi, sinkronisasi, dan pengawasan implementasi program prioritas nasional. Yup, berat tapi penting, apalagi buat daerah sekelas Subang yang kini makin seksi di mata investor.

Yang jadi bintang utama? Marskal Muda TNI Oka Prawira, M.Si., Han., Staf Ahli Bidang Ketahanan Nasional. Didampingi oleh PLH Kapolres Subang, KOMPOL Endar Supriyatna, S.Kom., S.I.K., serta sejumlah tokoh penting macam Irjen Pol Desman S Tarigan, S.H., dan Irjen Pol Dr. Toni Hermawan, S.I.K., M.Sos. Rasanya kalau aula itu punya nyawa, dia pasti deg-degan.

PLH Kapolres Subang tampil percaya diri dalam sambutannya. Ia menyampaikan bahwa situasi kamtibmas di Subang relatif kondusif. Tapi jangan salah, premanisme tetap jadi musuh bersama. Solusinya? Posko anti-premanisme di Kawasan Industri Suryacipta pun didirikan. Preman-preman auto ciut!

Sementara itu, Irjen Pol Dr. Toni Hermawan membawa angin segar dengan semangat sinergi TNI/Polri. Ia menyampaikan pentingnya Forkopimda dalam mendukung program strategis nasional. “Visi dan misi Presiden dan Wakil Presiden harus kita kawal bersama,” tegasnya sambil menjelaskan struktur Kemenko Polhukam yang rumit tapi strategis.

Lanjut ke Marskal Muda Oka Prawira yang tampil seperti guru besar di depan mahasiswa. Ia menekankan pentingnya tanggung jawab dalam menjalankan program nasional. Fokusnya? Target pelaksanaan SPPG dan menciptakan iklim investasi yang adem dan nyaman, bukan bikin investor lari terbirit-birit.

Tak kalah penting, Irjen Pol Desman S Tarigan memaparkan betapa vitalnya peran intelijen dan data yang valid. “Jangan reaktif hanya karena sesuatu viral, kita harus tetap preventif,” katanya bijak. Ia juga menyentil perlunya pemetaan ormas dan perusahaan di Subang.

Setelah otak dijejali info berat, acara berlanjut dengan sesi tanya jawab yang lebih santai, disusul dengan coaching and counseling—versi serius dari ‘curhat profesional’. Plakat pun diberikan sebagai bentuk apresiasi, lalu ditutup dengan foto bareng. Karena ya, tak ada rapat hebat tanpa foto bersama, bukan?

Kegiatan berakhir sore hari dengan suasana yang adem dan penuh komitmen. Sinergi antar instansi? Check. Koordinasi kuat? Check. Stabilitas nasional? Bismillah, semoga terjaga!

Berita ini telah dimuat berdasarkan sumber: www.jabarpress.com dengan judul asli “Polres Subang Gelar Rakor Bersama Staf Ahli Kemenko Polkam RI”

Subang Ngabret! SIC 2025, Ajang Adu Ide yang Bikin Otak Meletup-letup

Subang Innovation Challenge 2025
foto: www.tintahijau.com

SUBANG – Pernah bayangin Subang jadi sarang inovasi? Bukan mimpi, tapi kenyataan! Rabu, 11 Juni 2025, Pemerintah Kabupaten Subang resmi menyalakan mesin ide lewat peluncuran Subang Innovation Challenge (SIC) 2025. Acaranya? Bukan sekadar seremoni potong pita dan tumpengan—ini tempat di mana ide-ide “anti-mainstream” bertarung dengan elegan.

Acara ini diprakarsai oleh BP4D Subang bareng The Local Enablers. Kolaborasi yang bisa dibilang seperti duet maut antara otak strategis pemerintah dan penggerak inovasi yang penuh kejutan. Semua ini bagian dari euforia Subang Innovation Festival 2025, sebuah festival yang nggak hanya berpesta, tapi juga berpikir.

Di bawah komando Bupati H. Reynaldy Arifin dan Wakil Bupati H. Agus Masykur Rosyadi, SIC hadir sebagai pelatuk percepatan menuju Subang Ngabret—bukan lari sembarangan, tapi lari penuh gagasan cemerlang.

Kepala BP4D, Iwan Syahrul Anwar, dengan ekspresi serius tapi visioner, menekankan bahwa zaman sudah berubah. Pelayanan publik tak bisa lagi jalan lambat seperti keong yang ngantuk. “Kami mengusung tema Akselerasi Inovasi untuk Kesejahteraan Masyarakat karena inovasi bukan lagi pilihan, tapi keharusan. Kebutuhan masyarakat semakin kompleks, dan layanan publik harus adaptif serta relevan,” ucapnya.

Dari balik meja panitia, sudah ada lebih dari 100 proposal yang masuk. Tapi hanya 50 inovator super terpilih yang mendapat golden ticket untuk tampil di SIC. Mereka datang dari berbagai penjuru dunia… eh, Subang maksudnya—mulai dari pegawai pemerintah, pebisnis, akademisi, sampai komunitas yang punya semangat lokal tapi cita rasa global.

Tapi tunggu dulu, SIC bukan cuma soal lomba ide. Ada juga sesi diskusi ciamik yang mempertemukan narasumber dari perangkat daerah dengan fasilitator dari The Local Enablers. Di sini, teori nggak cuma jadi pajangan, tapi harus adu kuat dengan kenyataan. Itulah momen ketika ide dan realita saling menantang, kayak duel intelektual penuh adrenalin.

Fun fact: Kabupaten Subang sudah punya 221 inovasi resmi yang tercatat dalam SK Bupati. Tapi, Iwan nggak mau puas begitu saja. “Melalui SIC, kami ingin melihat kembali relevansi inovasi-inovasi yang sudah ada. Apakah masih sesuai dengan tantangan zaman, ataukah kita perlu membuat lompatan baru,” katanya dengan nada penuh evaluasi tapi juga semangat petualangan.

Dan tentu saja, semua ini bukan ngasal. SIC berdiri kokoh di atas landasan hukum yang sahih: Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2017 tentang Inovasi Daerah. Aturannya jelas—pemerintah harus terus bergerak dan berinovasi demi pelayanan publik yang semakin kece dan berdaya guna.

Akhir kata, SIC bukan cuma ajang pamer ide. Ia adalah panggung kolaborasi lintas sektor yang diharapkan mampu menjadi bahan bakar perubahan di Subang. “Harapan kami, ini jadi ruang bersama untuk menciptakan solusi yang betul-betul berdampak langsung bagi kesejahteraan masyarakat,” tutup Iwan, dengan semangat yang mungkin bisa membuat lampu jalan menyala lebih terang.

Dimuat dari www.tintahijau.com dengan judul asli “Gaas Wujudkan Subang Ngabret, 50 Inovator Adu Ide Out of the Box di SIC 2025”

Mahasiswa UIN Siap “Turun Gunung” ke Subang, Kang Akur Minta Jangan Asal Nyemplung!

KKN Orda Mitra Pemda Subang
Foto: rii.co.id


SUBANG — Ada kabar segar dan sedikit beraroma perjuangan dari Ruang Kerja Wakil Bupati Subang, Rabu (11/6/2025). Wakil Bupati Subang, Kang Akur—sapaan khas Agus Masykur Rosyadi—ditemui para pendekar muda dari Himpunan Mahasiswa Kabupaten Subang (Himkas) yang datang bukan untuk sekadar basa-basi.

Didampingi oleh Dindin Firmansyah dari jajaran fungsional hukum (yang sepertinya diam-diam jadi bodyguard legal), audiensi ini membahas topik yang hangat-hangat mendidik: Kuliah Kerja Nyata (KKN) Orda Mitra Pemda dan segala tetek-bengek tentang pembangunan daerah.

Ketua Himkas, M. Nabiel, tampil dengan semangat 45, mempresentasikan program KKN kolaborasi antara UIN Sunan Gunungjati Bandung dan Pemda Subang. Dengan gaya lugas tapi berisi, Nabiel bilang, “Program KKN Orda Mitra Pemda yang baru dikeluarkan oleh kampus UIN.”

Dan ini bukan sekadar KKN iseng-iseng. Rencananya, sebanyak 90 mahasiswa akan membanjiri dua desa pilihan di Subang, yakni Desa Ciater dan Palasari. Misi mereka? Mengabdi! Dan tentu saja, sambil membawa nama harum almamater—dan mungkin sedikit oleh-oleh khas desa.

“Ingin mewadahi putra-putri daerah, khususnya dari UIN Bandung,” ujar Nabiel penuh harap.

Lebih lanjut, Nabiel juga menyisipkan kabar bahwa Himkas sudah punya “bakti desa” yang mirip-mirip KKN, dan itu sudah jadi agenda rutin tahunan. Jadi, ini bukan proyek coba-coba. Ini semacam “season lanjutan” dari serial pengabdian mereka.

Setelah proposal resmi mendarat manis di tangan Kang Akur, sang Wabup pun menanggapi dengan gaya khas pemimpin berwawasan hukum. Ia menegaskan: “Program KKN Orda Mitra Pemda harus dilakukan secara formal.”

Maksudnya? Harus ada MoU, Bung! Memorandum of Understanding. Ini bukan cuma buat gaya-gayaan tanda tangan, tapi sebagai payung hukum biar semua sah dan tak tergelincir ke ranah “ilegalitas administratif”.

“Ada dasar hukum yang menguatkan kerjasama antara kampus dengan Pemerintah Daerah,” kata Kang Akur.

Tak berhenti sampai situ, Kang Akur juga mengingatkan: Himkas jangan jadi penonton! Harus ikut serta aktif, terutama karena program ini melibatkan mahasiswa Subang untuk membangun… ya Subang juga. Simpel tapi sarat makna.

“Peserta KKN yang ke Subang itu, mahasiswa asal Subang,” ujarnya, menegaskan nuansa “dari rakyat untuk rakyat”.

Akhirnya, Kang Akur menutup obrolan dengan harapan bahwa program KKN ini kudu nyambung—eh, tersinkronisasi—dengan rencana pembangunan daerah. Jadi bukan asal datang, bikin taman, terus pulang. Harus terarah dan tepat guna.

“Nanti disinkronkan dengan BP4D, tentang apa saja yang bisa dilakukan oleh peserta KKN,” tutupnya, mengunci pertemuan dengan nada strategis.

Berita ini dimuat berdasarkan sumber dari Rii.co.id dengan judul asli “Wabup Minta Mahasiswa Asal Subang Turut Dorong Pembangunan.”

Pedagang Protes, Kang Rey Angkat Suara: “Sabar, Uang Duduk Segera Cair!”

Demo Pedagang Jalancagak Subang
Foto: kotasubang.com

SUBANG – Di tengah panasnya terik Subang, tiba-tiba Bunderan Tugu Nanas di Jalancagak mendadak jadi pusat perhatian. Bukan karena nanas raksasanya mengeluarkan aroma, tapi karena massa Paguyuban Pedagang Mikro Kecil Menengah (PPMKM) menggelar aksi unjuk rasa, Selasa (10/6/2025).

Para pedagang ini bukan sedang liburan atau jalan-jalan sore. Mereka menuntut kejelasan nasib. Sudah hampir sebulan mereka tak punya penghasilan, sejak kios-kios mereka dibongkar. Lapar tak bisa ditunda, apalagi janji!

“Kami tidak sedang meminta-minta. Tapi ini janji yang disampaikan sendiri oleh Kang Dedi Mulyadi. Janji itu mencakup uang ganti rugi dagangan, uang tunggu dua bulan, sembako seperti beras dan telur, serta pembangunan tempat baru untuk para pedagang,” tegas Husni, salah satu koordinator aksi dengan nada yang lebih tajam dari cabe rawit.

Namun, angin dari sisi pemerintahan pun berembus. Bupati Subang, Reynaldy Putra Andita—yang lebih akrab dipanggil Kang Rey—tidak tinggal diam. Lewat akun Instagram resminya, beliau menyampaikan perasaannya dengan nada yang tak kalah ‘adem panas’.

“Untuk para pedagang di Jalancagak yang saya dengar hari ini melakukan unjuk rasa ke Kantor Pak Gubernur, Saya sangat menyayangkan dan ingin mencoba memberikan pandangan dan berharap para pedagang ini jangan mau Terprovokasi, mau di hasut, mau diadu dombakan dengan Pemerintah Daerah oleh oknum-oknum tertentu,” ujar Kang Rey.

Lebih lanjut, Kang Rey menyoroti soal siapa sebenarnya ‘sutradara’ di balik demo ini.

“Kenapa saya bilang jangan mau di politisasi, karena bisa kita lihat dari izin yang mereka sampaikan ingin mendemo, itu kordinatornya sama sekali orang-orangnya tidak ada yang pedagang disitu… ada dari oknum ormas dan LSM, kita bisa sama-sama menilai itu,” katanya, sambil menyelipkan tanda tanya besar dalam benak publik.

Kang Rey kemudian mengimbau dengan penuh harap: jangan terbakar hasutan, sabar sebentar lagi, uang duduk dua bulan itu sedang disiapkan.

“Intinya Sabar, uang dagangan sudah kita ganti, sekarang tinggal uang duduk dua bulan. Jujur, uang duduk dua bulan itu akan kita berikan di minggu-minggu ini rencananya… tapi begitu ada kejadian ini, ternyata ko pedagang mau di hasut dan di provokasi, maka saya dan pak gubernur akan menunggu akan seperti apa,” jelasnya.

Tak berhenti di situ, Kang Rey juga menegaskan bahwa pemerintah daerah akan melayani pedagang yang mau diurus. Istilahnya, yang nyambung frekuensi.

“Jadi kalau pedagangnya tidak mau di urus, tidak mau ditata, tidak mau berkalaborasi… ya silahkan nanti uang ganti rugi, penempatan lagi berdagangnya, mintanya ke koordinator-koordintor yang mengajak para pedagang pergi ke Gedung Sate hari ini,” ungkapnya, setengah geram setengah nyindir.

Dalam penutupannya, Kang Rey menyelipkan untaian kata yang cukup dalam: “Seharusnya itu salah, tapi bayangkan, gak yang salahpun kita mencoba mencari kebaikan di dalamnya…”

Dengan gaya puitis administratif itu, Kang Rey berharap masyarakat sabar dan jangan tergoda provokasi. Pemerintah katanya tetap hadir, asal yang diurus juga mau diurus. Kalau tidak, ya jangan salahkan kalau bantuan berubah jadi wacana.

Berita ini telah dimuat berdasarkan laporan dari KOTASUBANG.com.

Operasi Palsu Regent! Polisi Subang Bongkar Dapur Rahasia Si ‘Ahli Campur’ Pestisida

pemalsuan pestisida di Subang
Foto: indometro.id

SUBANG – Ada-ada saja kelakuan manusia zaman sekarang. Kalau biasanya dapur jadi tempat ibu masak rendang, nah yang ini justru jadi “laboratorium dadakan” buat nyampur pestisida! Tapi jangan salah, ini bukan eksperimen sains—melainkan pemalsuan kelas berat yang berhasil diungkap Polres Subang.

Kejadian ini terkuak di Desa Jatimulya, Kecamatan Compreng, Kabupaten Subang. Dalam konferensi pers yang digelar Senin, 9 Juni 2025, Plh. Kapolres Subang, Kompol Endar Supriyatna, S.Kom., S.I.K., menyampaikan bahwa pelaku berinisial BMG (46 tahun), warga Binong, diduga mengoplos pestisida merek Regent asli dengan… tadaa!… air 20 liter, pewarna makanan, dan cairan kimia lainnya.

Modusnya? Aduh, jangan ditiru. Campuran cairan itu dikemas ulang ke dalam botol bekas aneka merek pestisida, disegel ulang dengan lem dan solder (iya, solder!), lalu ditempeli label palsu. Kalau dilihat sekilas, mungkin lebih rapi dari kemasan asli. Tapi ingat, cantik di luar belum tentu aman di ladang!

“Campuran tersebut dikemas ulang ke dalam botol bekas pestisida berbagai merek yang disegel ulang menggunakan lem dan solder, lalu ditempeli label palsu,” katanya, dengan nada tegas.

Dari dapur mini si pelaku, polisi mengamankan 198 botol Regent palsu (500 ml) yang sudah siap edar, 95 botol Virtako (50 ml) dalam tahap produksi, plus satu jerigen cairan kimia yang entah berasal dari planet mana. Tak ketinggalan, 316 botol kosong, 430 tutup botol, dua bundel stiker palsu, dan satu set alat produksi lengkap mulai dari setrika sampai lakban. Duh, lengkap banget kayak lagi mau buka stan pameran.

Tapi ya, sepintar-pintarnya tupai melompat, akhirnya jatuh juga. Kini BMG harus berhadapan dengan Pasal 123 Jo Pasal 77 Ayat (1) UU No. 22 Tahun 2019 tentang Sistem Budi Daya Pertanian Berkelanjutan dan/atau Pasal 62 Ayat (1) Jo Pasal 8 Ayat (1) huruf e UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Ancaman hukumannya? Penjara maksimal 7 tahun atau denda sampai Rp5 miliar! Gagal panen, gagal kaya.

Berita ini telah tayang di portal berita indometro.id dengan judul asli “Polres Subang Ringkus Pelaku Pemalsuan Obat-obatan Pertanian, Regent dan Virtako.”

Belajar Digital Bareng! DAHANA ‘Ngintip’ Dapur Canggih Pelindo

Suarasubang.com – Di era serba digital ini, ngopi doang sama teknologi nggak cukup. Harus benar-benar paham cara kerja si teknologi biar bisnis nggak cuma jalan, tapi juga ngebut di jalur tol digital. Itulah yang dilakukan PT DAHANA saat menyambangi markas Pelindo untuk ‘ngintip’ resep sukses mereka dalam mengaduk-aduk proses bisnis pakai teknologi canggih.

Kamis kemarin (5/6), suasana di Pelindo Tower, Jakarta, mendadak jadi lebih ramai. Bukan karena flash mob mendadak, tapi karena kedatangan rombongan dari PT DAHANA yang dipimpin langsung oleh Direktur Keuangan, Manajemen Risiko, dan SDM-nya, Mohamad Nur Sodiq. Mereka datang bukan buat piknik, tapi untuk belajar—secara serius—tentang digitalisasi yang sudah sukses diterapkan Pelindo.

Dalam sambutan hangatnya, Sodiq memperkenalkan DAHANA sebagai BUMN yang tergabung dalam holding pertahanan DEFEND ID. Perusahaan ini spesialis dalam urusan bahan peledak dan layanan peledakan. Tapi jangan salah, meskipun ‘kerjanya meledak-ledakkan’, mereka tetap ingin menjalankan bisnis yang tertib, rapi, dan tentunya… digital!

“DAHANA terus berupaya mengembangkan proses bisnis dan memperkuat kemampuan operasional melalui transformasi digital. Kami berterima kasih kepada Pelindo atas kesempatan untuk belajar langsung dari pengalaman implementasi digitalisasi yang telah dijalankan,” ucap Sodiq, dengan nada semangat bak mahasiswa semester akhir yang baru paham skripsinya sendiri.

Lalu, apa sih yang bikin Pelindo keren banget sampai dikunjungi DAHANA? Rahasianya ada di sistem bernama SAP HANA. Bukan, ini bukan nama selebgram. Ini sistem ERP canggih yang dipakai Pelindo untuk mengurus segala tetek bengek non-operasional: keuangan, anggaran, SDM, pengadaan barang, sampai risiko. Semua dijalankan dalam satu platform yang dibantu oleh 400 pasukan IT internal. Canggih, kan?

Dengan sistem ini, Pelindo bisa mengambil keputusan bisnis secara kilat. Real-time. Tanpa harus nunggu wangsit dari spreadsheet yang berlembar-lembar. DAHANA pun kepincut, ingin belajar agar bisa menghindari jebakan digitalisasi yang asal-asalan.

“Kami ingin meminimalkan risiko kegagalan, menghindari pemborosan anggaran, dan memastikan sistem yang kami adopsi benar-benar sesuai dengan kebutuhan bisnis perusahaan,” lanjut Sodiq, kali ini dengan wajah serius dan alis agak mengerut.

Sementara itu, tuan rumah kita, Mega Satria, Direktur Keuangan Pelindo, menyambut DAHANA dengan senyum lebar dan niat tulus untuk berbagi.

“Pelindo berterima kasih dan merasa senang atas kunjungan dari PT DAHANA ini. Tim dari Pelindo akan siap membantu proses implementasi digitalisasi yang sedang dilakukan oleh Tim DAHANA. Saya rasa ini suatu program yang sangat bagus sebagai wujud kolaborasi dan sinergi antar BUMN untuk kemajuan bangsa,” ujar Mega dengan gaya diplomat yang bersahabat.

Benchmarking ini bukan sekadar silaturahmi sambil ngopi. Ini adalah aksi nyata dari nilai AKHLAK yang digadang-gadang BUMN—terutama nilai Kolaborasi. Sodiq pun menegaskan harapannya agar sinergi ini bisa jadi awal dari banyak hal keren lainnya.

“Semoga sinergi ini dapat membawa kontribusi positif demi pelayanan yang lebih baik untuk negeri,” tutupnya, dengan nada seperti narrator film dokumenter, tapi yang lebih hangat.

Berita ini sudah dimuat berdasarkan sumber resmi dari Siaran Pers PT DAHANA No. 084/DHN/VI/2025.

DEFEND ID Unjuk Gigi di Indo Defence 2024: Becak Listrik Sampai Rudal, Semua Ada!

DEFEND ID Indo Defence 2024

Suarasubang.com – Awas! Jangan kaget kalau selama 11–14 Juni ini kawasan JIExpo Kemayoran jadi arena unjuk kekuatan teknologi mutakhir—bukan alien, tapi pameran Indo Defence 2024 Expo & Forum!

DEFEND ID, sang raksasa pertahanan Indonesia, hadir gagah membawa semangat “Strong, Independent, Competitive.” Bukan cuma jargon, tapi bukti nyata bahwa negeri ini tak main-main soal kemandirian pertahanan.

Booth mereka nongkrong di Hall A279. Eits, jangan lewatkan! Karena Presiden Prabowo Subianto sendiri yang meresmikan pameran ini.

“Bersama, kami membawa satu visi besar yaitu mengantar Indonesia masuk dalam jajaran 50 besar industri pertahanan dunia,” ucap Prof. Joga Dharma Setiawan, Ph.D, bos besar PT Len Industri dan Holding DEFEND ID. Wah, visi-nya selangit, tapi tetap membumi!

PT Len Industri tampil sebagai otak di balik sistem tempur yang nggak cuma keren, tapi juga pintar. Mulai dari Len Navysys Intercom M2 sampai UAV yang bisa mengudara diam-diam bak ninja.

Eh, jangan salah! Becak Listrik juga jadi primadona. Bukan becak biasa, tapi simbol ketahanan rakyat—disorot langsung oleh Menhan Sjafrie Sjamsoeddin. Becak lokal rasa teknologi tinggi!

PT Pindad? Si jago darat! Mereka bawa senapan serbu SS3-M1, senjata anti-drone SPS-1, sampai monster listrik 4×4 bernama Pandu. Serius, ini kendaraan militer tapi tenaganya full listrik—ramah lingkungan, tapi galak di medan perang.

Sementara itu, PT Dirgantara Indonesia (PTDI) nggak mau kalah. Mereka pamerin kekuatan udara, dari CN235-220 Anti-Submarine, pesawat N219, sampai UAV Wulung dan MALE. Jangan dikira drone biasa—ini mata-mata digital dengan ketahanan super dan sudah bersertifikasi!

Di sisi maritim, PT PAL Indonesia tampil sebagai galangan kapal sekaligus integrator teknologi kapal tempur. Dari Frigate, KCR, kapal rumah sakit, sampai kapal selam Scorpene—semuanya hasil tangan-tangan anak negeri.

Terakhir, si spesialis ledakan PT Dahana meledakkan ekspektasi pengunjung lewat Bomb P Series, drone kamikaze RAJATA, sampai Rudal Merapi dan motor roket RHAN 450. Nama-namanya saja sudah bikin deg-degan!

Namun bukan cuma soal pamer, ini juga ajang menjajaki kolaborasi global dan modernisasi alat tempur nasional. DEFEND ID melangkah mantap menuju panggung industri pertahanan dunia, dan pastinya tetap dengan gaya khas Indonesia—serius tapi santai, berteknologi tinggi tapi penuh kearifan lokal.

Berita ini telah dimuat berdasarkan Siaran Pers PT DAHANA No. 085/DHN/VI/2025.

Subang Bergerak! Aksi Bela Palestina dan Konser Amal Siap Guncang Alun-Alun

Aksi Bela Palestina Subang 2025

Subang – Subang, bersiaplah! Bukan untuk konser biasa, bukan pula untuk demo biasa. Tapi keduanya: dalam satu momen, satu semangat, satu suara — untuk Palestina!

Yup, tepat di hari Ahad, 22 Juni 2025, langit Alun-Alun Subang bakal bersenandung beda. Yayasan Bina Masyarakat Berdaya (BMB) mengajak seluruh elemen masyarakat untuk turun tangan, bukan sekadar jalan-jalan, tapi jalan bersama untuk keadilan. Acaranya? Aksi Bela Palestina dan Konser Amal. Mulai dari pukul 06.00 pagi sampai 13.00 siang — pastikan sarapan dulu, biar semangat sampai akhir!

Ketua Yayasan BMB, Ustadz Cecep Muhrom Mubarok, menyampaikan kabar bahagia: persiapan acara ini berjalan mulus bak jalan tol di dini hari. “Kami mendapat dukungan dari pemerintah daerah, termasuk Bupati dan Wakil Bupati Subang, serta dari berbagai organisasi Islam seperti MUI, NU, Muhammadiyah, Persis, dan lainnya. Perizinan juga sudah kami tempuh dengan baik,” jelas beliau dengan senyum semangat.

Targetnya bukan kaleng-kaleng: 10.000 peserta! Dan bukan hanya berkumpul, tapi juga berdonasi. Panitia berharap dana yang terkumpul bisa menyentuh angka Rp3 miliar. Kalau ini bukan solidaritas, kita nggak tahu lagi apa namanya. Dan hebatnya, pengumpulan dana ini sudah dimulai sejak awal Juni lho. Mulai dari lembaga sosial hingga CFD-an sambil bawa kotak amal.

“Dana yang terkumpul akan disalurkan melalui Assyifa Peduli, lembaga resmi dan terpercaya. InsyaAllah amanah,” tambah Ustadz Cecep, memastikan bahwa setiap rupiah sampai ke tujuan dengan selamat sentosa.

Oh iya, ini bukan acara yang bikin kering kerongkongan. Selain aksi damai dan tausiyah kebangsaan, masyarakat juga bakal disuguhi alunan lembut dari Band Wali! Yup, konser amal bukan hanya urusan kantong, tapi juga hati. “Selain berdonasi, masyarakat juga akan mendapatkan hiburan yang menyejukkan hati,” ujar Ustadz Cecep.

Panitia mengajak semua — dari emak-emak pejuang dapur, bapak-bapak pecinta kopi pagi, sampai anak muda pencari WiFi — untuk hadir dan turut menyuarakan kepedulian. “Kehadiran Anda bukan hanya soal donasi, tapi juga sebagai pesan kepada dunia bahwa masyarakat Indonesia terus bersama Palestina hingga kemerdekaannya terwujud,” tegas panitia.

Mau bantu tapi belum bisa datang? Tenang, donasi tetap bisa disalurkan lewat rekening resmi berikut:

Rekening Donasi Resmi:
a.n. Assyifa Peduli Palestina
BSI (Bank Syariah Indonesia): 7301652032
Konfirmasi Donasi: Ressa – 0853 2059 5056

📞 Informasi dan Kontak Panitia:
Panitia Aksi Peduli Palestina dan Konser Amal
Yayasan Bina Masyarakat Berdaya (BMB):
• Kodar – 0858 6109 2922
• Amar – 0851 4126 5465
• Juli – 0859 4094 1357

Acara ini bukan hanya soal panggung dan suara. Ini panggilan nurani. Sampai jumpa di sana, Subang!

Berita ini telah dimuat berdasarkan siaran pers resmi dari Yayasan Bina Masyarakat Berdaya No. 04/VI/2025/BMB, tertanggal 10 Juni 2025.

Recent Posts