Beranda blog Halaman 19

Sertifikat Elektronik: Jurus Digital Subang Atasi Drama Tanah Berlapis

Sertifikat Elektronik Pertanahan Subang
Foto: subang.pikiran-rakyat.com

Subang — Bayangkan satu tanah tapi punya dua sertifikat. Wah, bukan cuma bikin pusing kepala, tapi bisa jadi bahan sinetron juga! Nah, untuk mengakhiri drama pertanahan yang penuh plot twist itu, Kabupaten Subang punya solusi: sertifikat elektronik.

Senin, 16 Juni 2025, di Hotel Laska yang adem nan berkelas, Wakil Bupati Subang, H. Agus Masykur Rosyadi—atau yang akrab disapa Kang Akur—memimpin langsung seremoni sosialisasi kebijakan ini. Ia tidak sekadar membuka acara, tapi juga membuka harapan baru. “Dengan sertifikat elektronik, pengelolaan data pertanahan akan lebih aman, efisien, dan transparan. Ini juga akan mencegah kasus satu bidang tanah dimiliki oleh dua sertifikat,” tegasnya.

Transformasi digital kini masuk hingga ke akar rumput—atau lebih tepatnya, ke akar tanah. Kang Akur menyebut langkah ini sebagai strategi legalitas yang rapi jali. Tidak hanya hemat kertas dan tenaga, tapi juga memperkuat transparansi di sektor yang kerap jadi ladang konflik.

Tak cukup sampai di situ, Kang Akur juga menyoroti pentingnya peran Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT). Menurutnya, tugas mereka bukan cuma stempel dan tanda tangan, tapi juga sebagai guru dadakan yang mendidik masyarakat soal pertanahan. “Harapan kami, kebijakan ini bisa mengurangi persoalan tanah yang kompleks,” imbuhnya dengan nada penuh semangat.

Anggota DPR RI, Ir. H. Ateng Sutisna, MBA, yang ikut nimbrung dalam forum tersebut, juga ikut menyuarakan hal serupa. Ia menyebut sertifikat elektronik sebagai solusi nasional yang rasional. “Ini adalah salah satu langkah untuk menyelesaikan masalah pertanahan di Indonesia. Kita perlu memperbaiki regulasi dan pelaksanaannya agar tidak ada lagi penerbitan berulang terhadap satu bidang tanah,” ucap Ateng, dengan mimik serius nan nasionalis.

Sosialisasi ini pun bukan sekadar ajang presentasi satu arah. Di dalamnya, aspirasi dari lapangan ditampung untuk menyempurnakan naskah akademik kebijakan pertanahan yang tengah disusun. Harapannya, kebijakan ini tak hanya bagus di atas kertas, tapi juga aplikatif di lapangan.

Acara ini dihadiri oleh banyak pihak, mulai dari Asisten Daerah I Setda Kabupaten Subang, perwakilan Kantor Wilayah ATR/BPN Provinsi Jawa Barat, hingga camat dan PPAT dari seluruh penjuru Subang. Seolah seluruh semesta pertanahan Subang berkumpul dalam satu ruangan demi masa depan yang lebih tertib—dan tentunya tanpa drama berebut lahan.

Berita ini disusun berdasarkan artikel asli berjudul “Sertifikat Elektronik Diharapkan Jadi Solusi Masalah Pertanahan di Subang Subang marketing consulting” yang telah tayang di: https://subang.pikiran-rakyat.com/subang-raya/pr-659421821/sertifikat-elektronik-diharapkan-jadi-solusi-masalah-pertanahan-di-subang

BNI & Republikorp Rangkul Tangan, Bangun Pertahanan dari Subang!

kerja sama BNI dan Republikorp
Foto: finansial.bisnis.com

Subang bukan cuma punya nanas, tapi kini juga jadi markas masa depan pertahanan Indonesia.

Subang – Di penghujung Indo Defence 2024, sebuah kolaborasi strategis nan serius resmi diumumkan: PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. alias BNI dan PT Republik Korpora atau Republikorp kini resmi satu barisan dalam upaya memperkuat industri pertahanan nasional.

“Pertahanan bukan semata tugas militer, tetapi juga tanggung jawab seluruh rakyat,” ujar Norman Joesoef, Founder Republikorp, dengan nada penuh semangat, dikutip Senin (16/6/2025). Katanya lagi, Indonesia ini negara kepulauan raksasa, dikelilingi tetangga dari segala penjuru, jadi kesadaran kolektif itu bukan bonus—itu keharusan.

Nah, bentuk keseriusannya? Bukan sekadar salam komando atau jabat tangan manis di depan kamera, tapi langsung tancap gas dengan penandatanganan strategic cooperation agreement. Alias, surat cinta dalam bentuk MoU yang berisi dukungan finansial dari BNI untuk Republikorp.

BNI siap pasang badan finansial dengan menyediakan fasilitas perbankan demi menopang pengembangan teknologi, logistik, hingga investasi pembangunan kawasan industri pertahanan terpadu. Lokasinya? Subang, Jawa Barat. Siapa sangka, kota nanas kini jadi titik tembak industri strategis?

Republikorp sendiri bukan nama asing di dunia pertahanan. Perusahaan ini jago bikin kendaraan tempur infanteri 8×8, MRAP 4×4, kapal rudal cepat, sampai sistem pemandu roket yang bisa bikin musuh berpikir dua kali. Jadi, kalau kalian bayangkan Transformers tapi versi Indonesia, mungkin itu buatan mereka.

“Lewat ajang ini, kami ingin masyarakat makin peduli pada isu pertahanan nasional,” lanjut Joesoef. Karena jaga negara itu bukan kerjaan segelintir orang berseragam saja. Ini kerja tim, dari rakyat untuk rakyat.

Dengan paduan modal dari BNI dan semangat inovasi dari Republikorp, masa depan industri pertahanan Indonesia sedang dibentuk. Bukan hanya sekadar proyek, tapi juga simbol bahwa Indonesia serius dalam menjaga kedaulatan, dengan gaya dan teknologi yang tak kalah gagah.

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul “Bangun Industri Pertahanan di Subang, Ini Isi Kerja sama BNI (BBNI) dan Republikorp”, ditulis oleh Akbar Evandio.

Jalan Rusak, Jabatan Melambung: Sekda Subang Beri Pesan ‘Nyelekit’ di Apel Pagi

Sekda Subang pimpin apel pagi
Foto: rii.co.id

SUBANG – Senin pagi, mentari belum sempat minum kopi, tapi Sekda Subang, Asep Nuroni, sudah tampil garang dan bersahaja di hadapan para ASN. Bertindak sebagai Pembina Apel (16/6/2025), ia tak sekadar menyapa, tapi juga menyulut semangat kerja dengan gaya khas yang bisa bikin semangat ngopi dua gelas.

“Terima kasih atas kehadiran di apel yang merupakan momen menggali semangat, dalam bekerja melayani masyarakat,” ujarnya, seperti menyuntikkan espresso ke dalam semangat para ASN.

Tapi tunggu dulu, ini bukan apel biasa. Ini apel penuh makna, mengingat aroma mutasi, rotasi, dan promosi jabatan masih hangat tercium di lingkungan Pemkab Subang. Sekda Asep pun mengajak semua ASN untuk tidak hanya sekadar hadir, tapi juga mewarisi api semangat dari sang Bupati.

Bayangkan ini: pelantikan pejabat dilakukan di atas jalan rusak. Ya, betul. Jalan rusak! Bukan ballroom mewah, bukan juga halaman kantor yang kinclong. Sebuah simbol keras kepala—eh, keras tekad—bahwa jabatan tinggi itu tetap harus membumi dan siap menambal jalan yang bolong.

“Pelaksanaan mutasi rotasi, yang telah dilaksanakan di Patokbeusi. Pertama kali di tempat terbuka, bahkan di jalan yang masih jelek. Pak Bupati mengingatkan kita tentang tanggung jawab dan fokus pekerjaan kita yaitu perbaikan jalan jelek menjadi leucir. Intinya itu, untuk mengingatkan kita tentang tanggung jawab kepada masyarakat,” jelasnya, seperti membunyikan klakson kewaspadaan.

Tapi belum selesai, ASN juga diingatkan agar menjadi sound system Pemerintah Daerah—bukan buat karaoke, tapi buat menyosialisasikan kebijakan strategis. Salah satunya, soal jam operasional kendaraan angkutan barang yang kini punya ‘jam malam’ versi sendiri.

“Penertiban kendaraan berat di jam tertentu, sesuai dengan Peraturan Bupati. Hari kerja jam 05.00-09.00 dan 16.00-20.00, tidak boleh beroperasi. Sedangkan hari libur pukul 05.00-21.00. Saya harap, kita sebagai ASN ikut menyebarkan informasi strategis kepada masyarakat, baik secara langsung maupun lewat media sosial,” pungkas Asep Nuroni, sambil memberi kode bahwa ASN bukan hanya admin absen, tapi juga admin informasi.

Dengan gaya serius tapi santai, apel ini jadi lebih dari sekadar rutinitas. Ini pengingat: bahwa sekecil apa pun tugas, sejauh apa pun jabatan, semua bermuara pada pelayanan kepada masyarakat—dan jalan yang rusak pun bisa menjadi panggung penyadaran.

Berita ini sudah dimuat berdasarkan sumber rii.co.id dengan judul “Pimpin Apel Senin Pagi, Ini Pesan Sekda Subang”.

Sabu Tak Dibayar, Tersangka Tertangkap: Drama Narkoba ala Pagaden Barat

Penangkapan sabu Subang
Foto: tribratanews.jabar.polri.go.id

Subang – Warga Kp. Ciwaru, Desa Sumurgintung, Kecamatan Pagaden Barat, Kabupaten Subang, mendadak jadi sorotan. Bukan karena lomba balap karung atau hajatan gedean, tapi gara-gara satu nama: D.A. Ia ditangkap oleh Satuan Reserse Narkoba Polres Subang karena diduga terlibat dalam peredaran sabu.

Kejadiannya terjadi pada Minggu, 15 Juni 2025. Ceritanya bermula dari bisikan warga yang resah. Polisi pun bergerak cepat. Dan… jreng!, dalam sebuah penggerebekan penuh strategi, petugas menemukan 50 paket sabu seberat 15,35 gram brutto. Tak cuma itu, ada pula timbangan digital, plastik klip, tas selempang, dan ponsel ikut diamankan. Barang bukti yang cukup lengkap untuk bikin siapa pun susah tidur.

Dari hasil interogasi awal—yang mungkin lebih tegang dari wawancara kerja—tersangka D.A. buka suara. Ia mengaku cuma ‘dititipin’ sabu dari seorang misterius berinisial Ateng, yang kini jadi DPO alias Daftar Pencarian Orang. Misi D.A. adalah memecah sabu jadi paket kecil, dengan janji imbalan Rp2 juta. Tapi sayang, hingga dirinya diamankan, duit yang dijanjikan itu masih fiktif, alias belum juga mendarat di rekening. Ngenes, ya?

Tapi meski belum sempat menikmati upah, D.A. keburu dijerat pasal berat. Ia harus menghadapi Pasal 114 ayat (2) Jo Pasal 112 ayat (2) UU RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Ancaman hukuman? Tidak main-main—dari 6 tahun penjara sampai seumur hidup. Sekali salah langkah, hidup bisa berubah total.

Namun ini belum selesai. Polres Subang, di bawah komando Plh Kapolres Kompol Endar Supriyatna, S.Kom., S.I.K, masih terus melakukan pengembangan. Mereka bertekad membongkar jaringan peredaran sabu ini sampai ke akar-akarnya.

Kami mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama memerangi narkoba dan segera melaporkan kepada pihak kepolisian apabila mengetahui adanya indikasi peredaran gelap narkotika di lingkungan sekitarnya,” ujar Kompol Endar dalam pernyataan resminya.

Kisah ini bukan sekadar penangkapan, tapi pengingat serius: narkoba bukan solusi, tapi jalan menuju kehancuran. Jangan sampai sabu-sabu bikin masa depanmu jadi abu-abu.

Berita ini telah dimuat berdasarkan sumber dari tribratanews.jabar.polri.go.id dengan judul asli “Polres Subang Ungkap Kasus Peredaran Sabu, Amankan Tersangka dan 15 Gram Barang Bukti.”

Booth DEFEND ID Diserbu! Hari Keempat Indo Defence 2024 Banjir Pengunjung

Booth DEFEND ID Indo Defence 2024

suarasubang.com – Hari keempat Indo Defence 2024 berubah jadi lautan manusia. Kalau biasanya Sabtu itu waktunya healing, ribuan orang justru “mengungsi” ke JIExpo Kemayoran. Tapi tenang, ini bukan demo atau konser, melainkan ajang pameran pertahanan paling bergengsi: Indo Defence 2024, yang resmi membuka gerbangnya untuk publik!

Salah satu spot paling ramai? Paviliun DEFEND ID. Bayangkan saja: dari anak sekolah berseragam, mahasiswa pencari ide skripsi, sampai komunitas pecinta teknologi persenjataan—semuanya berdesakan ingin melihat langsung karya anak bangsa dari BUMN Industri Pertahanan. Salah satu yang bikin penasaran? Booth PT DAHANA.

Booth ini bukan sembarang booth. Ia seperti magnet yang menyedot perhatian. Di balik kacanya, berjejer Rudal Merapi, Bomb P Series, dan berbagai jenis bahan peledak militer lain yang dikembangkan oleh tangan-tangan anak negeri. Rasanya seperti nonton film laga, tapi ini nyata—dan buatan Indonesia!

Arfian, sang Supervisor Riset Bahan Peledak Militer PT DAHANA, menjadi pemandu tak resmi bagi rasa ingin tahu publik. “Selain melihat langsung produk, pengunjung juga mendapatkan penjelasan teknis dari tim DAHANA terkait fungsi dan keunggulan masing-masing produk,” ujarnya penuh semangat. Edukasi? Jelas. Tapi yang lebih penting: ini soal menyuntikkan kebanggaan nasional.

Antusiasme itu tak luput dari perhatian Cipta Ismaya Kusumah, Senior Manager Komunikasi Perusahaan & TJSL PT DAHANA. Wajahnya sumringah melihat booth penuh sesak, tapi hatinya lebih riang melihat betapa generasi muda turut menunjukkan ketertarikan. “Keterlibatan masyarakat, khususnya generasi muda, sangat penting dalam mendukung kemajuan industri pertahanan nasional,” ungkap Cipta. Ia percaya bahwa edukasi yang tepat bisa menumbuhkan akar kemandirian pertahanan dalam benak rakyat.

Salah satu pengunjung bernama Fakhri pun jadi saksi hidup dari efek pameran ini. Dengan mata berbinar, ia mengaku bangga melihat langsung teknologi pertahanan dalam negeri. “Ternyata kita punya Holding Industri Pertahanan yang spesialisasinya keren-keren. Semoga industri ini makin maju dan inovatif,” katanya, sambil tak lepas menatap Rudal Merapi—mungkin sambil membayangkan jadi ilmuwan roket di masa depan.

Pameran Indo Defence 2024 bukan sekadar tontonan, tapi jadi ruang bertemu antara inovasi dan aspirasi. Di sinilah pertahanan tak hanya soal kekuatan, tapi juga soal harapan.

Bupati Subang Ngamuk! Truk Bandel Disemprit, Warganet: “Jangan Biarkan Beliau Marah Sendirian”

Bupati Subang sidak truk
foto: tintahijau.com

SUBANG – Bupati Subang, H. Reynaldy Putra, mendadak jadi selebriti dadakan—bukan karena joget TikTok atau goyang viral, tapi karena… ngamuk! Ya, ngamuk beneran, bukan akting sinetron.

Dalam sidak di jalur Purwadadi–Sukamandi–Pasirbungur, Pak Bupati meledak emosinya. Penyebabnya? Truk-truk berat ngeyel masih berkeliaran di luar jam operasional, padahal sudah jelas-jelas ada larangannya lewat Peraturan Bupati No. 21 Tahun 2025. Truk-truk ini bukan cuma bandel, tapi kayak nggak tahu diri, nabrak aturan seolah nggak ada pemerintah.

Aksi sang bupati pun viral di jagat maya. Bukan karena efek kamera sinematik, tapi karena keberaniannya menyuarakan kekesalan atas ketidakpatuhan segelintir oknum. Komentarnya pun membakar semangat warganet yang langsung menyerbu kolom komentar Facebook.

“Mantapppp Bupati Subang…” tulis akun Bah Zen sambil, mungkin, senyum-senyum sendiri.
“Mantap Kang Rey, Bupati Subang idaman inih mah,” tambah akun Kabayan Lintuh—mungkin sambil ngopi.

Dan yang paling bikin adem, komentar dari Yayat Ruhiyat dalam bahasa Sunda yang menyentuh, “Karasa ayeuna mah boga Bupati teh bela pisan ka rahayatna. Barokallah hu lakum, Pak.”

Komentar-komentar ini bukan sekadar tempelan, tapi ekspresi dukungan yang nyata. Adi Saputra pun tak mau ketinggalan: “Keren, Pak. Lanjutkan!”

Tapi Tunggu Dulu…
Di balik pujian yang mengalir bak air galon tumpah, muncul juga suara kritis yang nyelekit tapi jujur. Netizen ramai-ramai menyentil Dinas Perhubungan dan aparat lainnya. Katanya, jangan dong biarkan Pak Bupati kerja sendirian sambil ngomel-ngomel di jalan.

“Dishub-nya ke mana atuh? Karunya bupati kudu gogorowokan!” celetuk Agus Mss Subang—yang sukses membuat netizen angguk-angguk setuju.

Udi Suhartono juga ikut nimbrung, “Tolong atuh jangan biarkan bupati bekerja sendiri. Hebat beliau, tapi aparat di bawahnya juga harus bantu. Jangan hanya diam di balik meja kantor.”

Dan jangan lupakan Kang Gunawan Zebredz yang menambahkan dengan gaya deg-degan: “Pantau juga arah Subang-Pamanukan, bikin deg-degan. Jalan rusak, apalagi kalau hujan.”

Serius, Ini Bukan Cuma Soal Sopir
Netizen nggak mau setengah-setengah. Mereka bukan cuma minta sopir ditegur, tapi juga bos-bos besar pemilik armada dan penyedia material yang ngotot operasional di luar jam.

“Jangan supir aja yang dimarahin. Petinggi perusahaannya juga pak. Termasuk armadanya. Jangan cuma di lapangan, akarnya juga harus diberesin,” tegas akun Ipin Nengviatrans—kayak detektif investigasi.

“Supir tronton nggak punya aturan, Pak. Segera ditindak,” keluh Kang Evol, dengan nada sudah lelah tapi masih peduli.

Semangat, Tapi Jangan Sekali Doang Ya, Pak!
Aksi Bupati Reynaldy ini memang bikin semangat warga melonjak. Tapi netizen juga minta: jangan cuma hari ini marahnya, besok lusa hilang.

Perbup No. 21 Tahun 2025 itu sudah ketok palu, berlaku sejak 10 Juni 2025. Isinya jelas: kendaraan berat yang bawa tanah, batu, pasir, air mineral, sampai limbah—harus taat jam operasional. Kalau bandel? Siap-siap izin operasional dicabut.

Yang warga harapkan sekarang, konsistensi. Tegakkan aturan sampai ke akar-akarnya, dan pastikan semua pihak, dari Dishub sampai aparat lapangan, ikut bergerak. Jangan biarkan bupati jadi one-man-show dalam serial drama ketertiban lalu lintas.

Berita ini telah dimuat oleh portal berita Tintahijau.com dengan judul asli: “Viral Aksi Bupati Reynaldy Ngamuk Truk Langgar Jam Operasional, Warganet Sentil Kinerja Dishub Subang”

12 Kecamatan Tanpa SMA Negeri: Ketika Mimpi Anak Subang Terbentur Tembok Sekolah

SMA Negeri di Subang
foto: ilustrasi

SUBANG – Bayangkan ini: semangat membara anak-anak Subang untuk sekolah tinggi-tinggi, eh, malah mentok di gerbang sekolah yang tak kunjung dibangun. Ibarat ingin naik pesawat, tapi bandara di kampung halaman belum juga muncul di peta!

Sampai tahun ajaran 2024/2025 ini, ada 12 kecamatan di Subang yang masih ‘puasa’ SMA Negeri. Alias, tak punya satu pun. Duh, padahal siswa-siswa di sana sudah siap berjuang demi seragam putih abu-abu. Tapi apalah daya, bangunan tempat menuntut ilmu belum juga jadi nyata.

Iwan Masna, praktisi pendidikan yang tak asing di jagat edukasi Subang, ikut bersuara. “Minat siswa di 12 kecamatan itu sangat tinggi, tapi tidak ada SMA Negeri di wilayah mereka. Ini menciptakan ketimpangan dan memaksa banyak siswa masuk SMK, meski sebenarnya ingin ke SMA,” katanya. Ugh, kebayang sedihnya—suka tapi tak bisa milih.

Pemerintah sih sudah menunjuk beberapa SMA Negeri sebagai “sekolah penyangga”, berdasarkan SK Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah IV. Tapi ibarat tambal ban bocor, daya tampungnya cuma cukup buat segelintir siswa.

Coba lihat ini: kuotanya hanya 3 siswa per rombel. Kalau satu sekolah punya 12 rombel, maksimal cuma 48 siswa dari wilayah ‘tak berjodoh’ dengan SMAN yang bisa masuk. Sisanya? Ya terlempar ke zona galau pendidikan.

Buat yang penasaran, ini dia 12 kecamatan Subang yang masih menanti hadirnya SMA Negeri seperti menanti hujan di musim kemarau:
Cikaum, Cibogo, Pusakajaya, Ciater, Kasomalang, Sagalaherang, Dawuan, Tambakdahan, Cipunagara, Cijambe, Pagaden Barat, Sukasari, dan Legonkulon.

Kalau dilihat dari data PPDB 2024, situasinya bukan sekadar genting, tapi nyaris gawat darurat! Dari 6.854 pendaftar di 15 SMAN, cuma 4.789 yang berhasil masuk. Sisanya—sebanyak 2.065 siswa—harus gigit jari karena kuotanya udah kepenuhan.

Contoh ‘sengitnya’ persaingan:

  • SMAN 1 Cisalak, kuota 180, pendaftar 452 → 272 gagal
  • SMAN 3 Subang, kuota 396, pendaftar 617 → 221 gagal
  • SMAN 1 Ciasem, kuota 432, pendaftar 686 → 254 gagal

Dan jangan lupa, ini belum termasuk anak-anak dari 12 kecamatan ‘tanpa rumah’ itu. Mereka harus berjuang ekstra keras, bersaing di zona khusus yang super sempit, atau… ya sudah, pindah haluan ke SMK meskipun hati tak sepenuh itu.

“Pemerintah seolah-olah sedang merampas hak siswa untuk mendapatkan pendidikan sesuai minat dan potensi mereka. Jangan dulu bicara kualitas, saat ini saja banyak yang tidak punya pilihan,” tegas Iwan, penuh keprihatinan.

Solusi jangka panjang? Menurut Iwan, satu-satunya jalan adalah membangun SMA Negeri baru di setiap kecamatan yang belum punya. “Pemerataan pembangunan sekolah harus jadi prioritas. Kalau tidak, setiap tahun ribuan anak akan mengalami hal yang sama: tidak diterima di SMA, dipaksa masuk SMK, atau bahkan tidak melanjutkan pendidikan sama sekali,” ujarnya.

Pertanyaannya: akankah mimpi anak-anak Subang terus tertahan oleh dinding tak kasatmata bernama ‘akses pendidikan’? Ataukah pemerintah akan membuka mata dan hati, dan menjadikan pembangunan sekolah sebagai hadiah nyata, bukan sekadar janji?

Karena pada akhirnya, sekolah bukan hanya soal bangunan—tapi soal harapan.

Berita ini telah dimuat oleh portal berita Tintahijau.com dengan judul asli: “Darurat Pendidikan! Minat Siswa di 12 Kecamatan Tanpa SMA Negeri di Subang Sangat Tinggi!”

Drama Rawa-Rawa Subang: Mau Ditolong, Eh Malah Nunjuk-nunjuk Pistol!

suarasubang.com
foto; Ilustrasi

Subang — Minggu pagi di Subang yang biasanya tenang mendadak berubah jadi drama aksi bak film laga. Lokasinya? Jalan Kapten Hanafiah Rawabadak, Kelurahan Karanganyar. Dua pria yang diduga kuat sebagai pencuri sepeda motor bikin geger warga, bukan cuma karena aksinya, tapi juga karena gaya kaburnya yang dramatis—komplit dengan senjata dan adegan nyemplung ke rawa-rawa!

Peristiwa ini terjadi pada Minggu, 15 Juni 2025 sekitar pukul 09.00 WIB. Polisi yang dapat laporan ada maling motor, langsung meluncur ke lokasi. Tapi begitu sampai, eh, pelakunya malah nabrak pengendara lain! Bukannya minta maaf atau pura-pura pingsan, pelaku justru makin menjadi.

“Saat tiba di lokasi kejadian, pelaku menabrak pengendara lain yang sedang melintas, melihat kejadian tersebut, sejumlah warga berupaya memberikan pertolongan. Namun pelaku justru mendorong kendaraan milik pengendara yang ditabrak,” jelas Kapolres Subang AKBP Ariek Indra Sentanu lewat Kasat Reskrim Polres Subang AKP Bagus Panuntun.

Kendaraan si pelaku memang mencolok: sepeda motor putih bernomor polisi E-5090-USB. Tapi yang lebih mencolok lagi adalah kelakuannya. Saat warga berniat menolong—ya, menolong!—eh, mereka malah disuguhi pemandangan yang tidak mengenakkan: pistol ditodong ke arah muka!

“Pelaku diduga mengacungkan senjata api yang terlihat oleh warga, yang menyebabkan situasi menjadi panik, pelaku lalu melarikan diri ke arah rawa-rawa di sekitar lokasi kejadian. Sebelum menceburkan diri ke rawa, pelaku menodongkan senjata api ke arah warga dan petugas yang mengejar,” lanjut Bagus.

Warga pun langsung bubar jalan. Polisi mengambil alih pengejaran. Tapi ini bukan sembarang kejar-kejaran, karena medan tempurnya adalah… rawa-rawa! Untuk mempercepat pencarian, polisi sampai harus menerbangkan drone—yup, kayak operasi militer mini.

Karena pelaku membawa senjata dan sudah menunjukkan niat jahat yang jelas, polisi mengambil langkah tegas. “Pada saat pencarian maka anggota kepolisian memberikan tembakan peringatan. Namun, pelaku tetap berupaya melarikan diri, sehingga anggota melakukan tindakan tegas terukur dengan menembak pelaku, hingga pelaku berhasil dilumpuhkan,” terang Bagus.

Akhirnya, kedua pelaku berhasil ditangkap di dalam rawa. Satu orang terkena tembakan, satu lagi menyerah tanpa banyak gaya. Polisi mengamankan mereka bersama barang bukti, salah satunya kunci astag—kunci para maling sejati.

“Setelah diamankan salah satu Pelaku atas nama Mohamad Nur Pashah yang mengalami luka tembak segera dibawa ke RSUD Subang untuk mendapatkan penanganan medis dan satu pelaku atas nama Gus Dede Maolanah Usmaul Arifin dibawa ke Mako Sat Reskrim Polres Subang untuk dimintai keterangan lebih lanjut, keduanya merupakan warga Indramayu,” pungkasnya.

Jadi, lain kali kalau ada orang minta tolong habis nabrak, jangan langsung percaya. Siapa tahu, bukan butuh bantuan… tapi butuh ditangkap!

Berita ini dimuat berdasarkan sumber dari detikjabar: “Todong Warga Saat Mau Ditolong, Kriminal di Subang Ditembak Polisi” (https://www.detik.com/jabar/hukum-dan-kriminal/d-7965642/todong-warga-saat-mau-ditolong-kriminal-di-subang-ditembak-polisi)

Frasa kunci utama: , pelaku todong senjata, drama rawa Subang, kriminal Subang ditangkap, polisi tembak pelaku
Deskripsi meta:

Tag:

Panahan Subang Siapkan Anak Panah Emas Jelang Porprov 2026!

coaching clinic panahan Subang
foto: www.lampusatu.com

SUBANG – Angin segar berembus dari lereng Gunung Tangkuban Parahu, tepatnya dari Rumah Kebun Sari Ater Subang, tempat di mana panah-panah harapan sedang ditempa. Ya, menjelang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) XV Jawa Barat 2026, Persatuan Panahan Indonesia (Perpani) Kabupaten Subang resmi menggelar coaching clinic perdana selama dua hari, 14–15 Juni 2025. Dan bukan sembarang acara—ini semacam bootcamp panahan versi Subang yang digodok serius tapi santai.

Siapa sangka, yang jadi narasumber bukan kaleng-kaleng. Dialah Fauzi Hockiaji S.Pd., alias Coach Oki, pelatih Pelatda Panahan Jawa Barat yang sudah malang melintang di dunia anak panah dan tali busur. Beliau turun langsung membekali 13 pelatih lokal Subang, mulai dari guru SD, dosen, prajurit TNI AU, sampai mahasiswa yang tampaknya jago memanah tugas akhir.

Ketua Perpani Subang, H. Cecep Mulyono, S.Pd., M.Si., menyebutkan bahwa inilah langkah awal untuk memperbanyak pelatih berkualitas di Subang. “Kegiatan ini adalah bentuk ikhtiar kami untuk meningkatkan kualitas dan kompetensi seluruh pelatih panahan di Kabupaten Subang,” ujar beliau dengan semangat panah melesat.

Dalam sambutannya, Cecep menegaskan bahwa 70 persen keberhasilan atlet panahan ditentukan oleh pelatihnya. Jadi, jangan remehkan peran pelatih. Tanpa mereka, anak panah bisa nyasar ke gorengan tetangga.

“Coaching clinic ini jadi momen penting untuk memberikan motivasi dan inspirasi bagi para pelatih untuk terus mengembangkan diri dan menjadi pelatih yang lebih baik,” tambahnya, seakan memberi semangat layaknya busur yang menegang sebelum anak panah dilepaskan.

Tidak berhenti di situ, Cecep juga menyebut coaching clinic ini akan menjadi acara rutin. Targetnya? Menelurkan lebih banyak pelatih panahan profesional, bukan hanya jago menembak tapi juga jago membina atlet masa depan. Eh, jangan lupa, Subang juga punya gawe rutin: Subang Series 1 dan 2 yang sukses dihelat beberapa waktu lalu.

“Kami akan buat kalender event panahan minimal empat kali dalam setahun. Jadi, tiga bulan sekali ada kegiatan. Biar semangat pelatih dan atlet nggak turun kayak panah yang salah tarikan,” katanya sembari menyusun rencana jangka panjang ala Robin Hood versi Sunda.

Yang bikin makin seru, Perpani Subang juga membuka pintu lebar-lebar bagi masyarakat. Mau jadi atlet? Hayu. Mau sekadar hobi-hobi manis? Bisa banget. “Silakan daftar ke klub-klub di bawah naungan Perpani Subang,” ajak Cecep dengan nada menggoda, seolah sedang menawarkan kupon belanja gratis.

Sementara itu, Coach Oki tampil all out. Dari teknik dasar recurve dan compound, tuning alat, sampai program latihan dan pembinaan mental—semuanya disajikan ngalir kayak aliran sungai Cipunagara. “Coaching clinic ini berdampak positif pada perkembangan olahraga panahan, khususnya di Kabupaten Subang,” ujar Coach Oki, sang maestro busur.

Tak ketinggalan, peserta bernama Ahmad Sirojuddin ikut bersuara. “Melalui coaching clinic ini kami mendapatkan banyak ilmu. Mudah-mudahan Archery Subang semakin berkembang,” ucapnya, sambil mengelus quiver (tempat anak panah), mungkin.

Panahan bukan sekadar olahraga. Di Subang, panahan jadi jalan ninjanya para pelatih dan atlet untuk menorehkan prestasi, menyemai mimpi, dan menancapkan nama Subang di papan skor Porprov 2026 nanti.

Berita ini telah dimuat di portal berita www.lampusatu.com dengan judul asli “Jelang Porprov Jabar 2026, Perpani Subang Gelar Coaching Clinic Bagi Pelatih”

Terobos Rawa Demi Curanmor: Aksi Polisi Subang Ini Bikin Netizen Pegang Kepala

kejar-kejaran polisi Subang curanmor rawa
foto: www.radarbandung.id

SUBANG – Siapa bilang rawa cuma tempat kodok bernyanyi dan nyamuk bercengkrama? Di Subang, Minggu (15/6/2025), rawa-rawa justru jadi panggung aksi kejar-kejaran dramatis antara polisi dan dua terduga maling motor!

Kejadian ini mendadak viral setelah video aksi tersebut diunggah oleh akun @jurnal.informasi di media sosial. Netizen pun dibuat tercengang, bukan karena adegan sinetron, tapi karena keberanian polisi dan aksi dramatis pelaku yang seolah lolos dari film laga.

Menurut Plh Kapolres Subang, Kompol Endar Supriyatna, insiden bermula di Jalan Kapten Hanafiah, Kelurahan Karanganyar, Kecamatan/Kabupaten Subang sekitar pukul 09.00 WIB. Dua pria yang mengendarai Yamaha N-Max mendadak menabrak pengendara lain. Tapi yang bikin mata melotot bukan itu.

“Saat warga berupaya memberikan pertolongan, salah satu terduga pelaku justru mengeluarkan senjata api dan mengancam warga, kemudian melarikan diri ke arah area rawa-rawa di sekitar lokasi kejadian. Warga pun lantas mengejar dan mengepung dan mengejarnya,” ujar Kompol Endar.

Kejadian ini bukan sekadar kejar-kejaran biasa. Ketika warga dan polisi bersatu padu, bak pasukan film aksi, tim Polres Subang langsung mengerahkan personel lengkap — plus drone! Yup, bukan cuma burung yang bisa terbang di atas rawa, tapi juga teknologi kepolisian.

Penyisiran dilakukan dengan cermat dan penuh adrenalin. Polisi menyusuri semak-semak dan cekungan air. Setelah beberapa saat, keberadaan para terduga pelaku berhasil dideteksi.

Hasilnya? Dua pria itu berhasil diamankan tanpa sempat berbuat macam-macam lagi. Keduanya kini sudah meringkuk di Mapolres Subang untuk menjalani proses penyelidikan lebih lanjut.

“Saat ini, kedua terduga pelaku telah diamankan di Mapolres Subang guna menjalani proses penyelidikan lebih lanjut,” tutup Kompol Endar, dengan nada yang tentu jauh lebih tenang dari kondisi di lapangan.

Berita ini telah dimuat di portal berita www.radarbandung.id dengan judul asli “Viral, Aksi Personel Polres Subang Kejar Terduga Curanmor yang Lari ke Rawa”

Recent Posts