Beranda blog Halaman 18

Mulai Agustus, Urus KTP dan KK di Subang Cukup di Kecamatan: “Ngabret”-nya Kang Rey!

Urus KTP dan KK di kecamatan Subang
Foto: lampusatu.com

SUBANG – Kabar bahagia menyapa warga Subang yang sering cemas kalau urusan KTP dan KK mesti “naik haji kecil” ke kantor Disdukcapil. Mulai Agustus 2025, cukup mampir ke kecamatan, beres! Gak perlu lagi antre panjang sambil menahan lapar dan lelah di kantor pusat.

Bupati Subang yang satu ini, Kang Rey alias Reynaldy Putra Andita, sepertinya memang sedang “Ngabret”, bukan cuma gaya, tapi kerja nyata. Dalam Forum Konsultasi Publik bertema “Pemanfaatan Pengaduan Masyarakat dalam Peningkatan Kualitas Layanan Administrasi Kependudukan”, Selasa (17/6/2025), ia mengumumkan kebijakan ini dengan penuh semangat.

“Insyaallah di Agustus nanti, layanan administrasi seperti KTP dan KK bisa selesai di kecamatan. Tidak perlu lagi ke Disdukcapil. Tinggal datang ke kecamatan masing-masing. Ini bentuk kemudahan akses pelayanan yang sedang kami dorong,” ujar Kang Rey sambil tersenyum ramah namun penuh determinasi.

Ternyata, di balik senyum itu ada semangat ‘lari marathon’ membangun Subang. “Subang lagi ‘Ngabret’. Ngabret itu lari kencang. ASN sedang saya ajak lari cepat,” ucapnya. Bahkan, demi simbolisasi yang agak ‘nyeleneh tapi mengena’, ia pernah melantik pejabat langsung di jalan rusak. Maksudnya? Biar para abdi negara peka, bukan hanya ke regulasi, tapi ke jalanan berlubang yang merana!

“Setiap malam jam 7, para Kepala Dinas ‘deg-degan’ karena aduan media sosial saya aktif. Minggu lalu ada 145 laporan masuk, 79 selesai. Saya share ke grup, keesokannya harus sudah selesai. Kalau belum, saya tegur langsung saat briefing,” tegasnya. Gaya kepemimpinan yang bikin jantung dag-dig-dug, tapi rakyat jadi plong!

Soliditas juga tak luput disinggung. Kang Rey memuji sinerginya dengan sang Wakil Bupati. “Saya dan Wakil Bupati saling melengkapi. Saya Ngabret, beliau kalem dan paham regulasi,” katanya. Seimbang seperti nasi timbel dan ikan etong—eh, benar saja, dua kuliner khas itu ikut disebut dalam sambutan penutupnya, bikin forum mendadak laper berjamaah.

Ia menekankan, pengaduan masyarakat bukan beban, tapi vitamin bagi birokrasi. “Pengaduan adalah bagian dari proses evaluasi dan inovasi layanan,” ucapnya. Jadi, daripada ngedumel di warung kopi, mendingan lapor resmi. Siapa tahu, langsung ditindak!

Acara forum ini juga dihadiri tokoh nasional seperti Anggota Komisi II DPR RI Dapil Jabar IX H. Ateng Sutisna, serta Deputi Bidang Pelayanan Publik Kementerian PANRB RI, Otok Kuswandaru. Semua hadir sebagai mitra perubahan, membuktikan bahwa Subang tak hanya ngebut, tapi juga solid.

“Dan terakhir, jangan lupa coba nasi timbel dan etong Subang, Pak,” tutup Kang Rey, disambut tawa dan tepuk tangan. Ya, karena pelayanan publik itu penting, tapi makan enak juga tidak kalah sakral.

Berita ini telah dimuat berdasarkan sumber dari lampusatu.com dengan judul asli “Bupati Subang Beri Kemudahan ke Masyarakat, Bulan Agustus 2025 Urus KTP dan KK Tidak Perlu ke Disdukcapil, Tapi di Kantor Kecamatan”

19 Miliar Ngegas Masuk Kas! Samsat Subang Raup Cuan dari Pemutihan Pajak

Pemutihan pajak kendaraan Samsat Subang
Foto: rii.co.id

SUBANG – Kalau biasanya kita nyebut “pemutihan” itu soal gigi atau wajah, nah… di Subang beda! Kali ini, pemutihan justru bikin wajah para petugas Samsat makin berseri. Kok bisa? Soalnya, sejak program pemutihan pajak kendaraan bermotor diluncurkan, Kantor P3DW Samsat Subang berhasil ngegas pendapatan hingga tembus angka wow—Rp 19,2 miliar!

Nggak tanggung-tanggung, duit sebanyak itu disumbangkan oleh 68.570 kendaraan yang “taubat” dan kembali membayar pajak. Kepala Kantor P3DW Samsat Subang, Lovita Andriana Rosa, senyum semringah pas ditanya RRI soal ini, “Mudah-mudahan saja, sampai berakhirnya program pemutihan nanti, pendapatan kita terus beranjak naik,” ucapnya penuh harap, Selasa (17/6/2025).

Program pemutihan ini sendiri masih akan ngebut terus sampai garis finish di akhir Juni 2025. Dan Lovita optimistis, hingga bendera finish dikibarkan, pendapatan bisa tembus 52 persen dari target sejak Januari. “Estimasi kita, sampai berakhirnya program pemutihan, bisa mencapai 52 persen, itu kita total kan pendapatan sejak Januari hingga akhir Juni nanti,” ungkapnya.

Tapi tunggu dulu, cerita belum selesai! Ternyata, di Kabupaten Subang sendiri, total kendaraan wajib pajak jumlahnya bagaikan lautan—sekitar 420 ribu kendaraan. Tapi baru 151 ribu saja yang sudah bayar pajak.

“Dengan rincian 130 ribu lebih kendaraan roda dua, dan 20 ribu kendaraan roda empat, yang terhitung bayar pajak sejak Januari hingga saat ini,” jelas Lovita.

Nah, sisanya? Sebanyak 269 ribu kendaraan lagi masih ogah-ogahan bayar pajak. Bahkan, ada yang nekat menunda sampai bertahun-tahun, kayak mantan yang belum bisa move on. “Di kita ada rekor penunggak pajak kendaraan yang sudah mencapai 18 tahun dan yang 20 tahun,” pungkasnya, sambil mungkin menahan geleng-geleng kepala.

Ayo warga Subang, masih ada waktu buat balik ke jalan yang benar! Jangan sampai kendaraan Anda jadi legenda karena menunggak pajak sampai dua dekade.

Berita ini telah dimuat berdasarkan sumber dari rii.co.id dengan judul asli “Tembus 19 Miliar Lebih, Pemutihan PKB Samsat Subang”.

Ngabret dan Kalem: Duo Pemimpin Subang Siap Bikin Layanan Publik Lebih Ngebut!

Bupati Subang
Foto: tintahijau.com

SUBANG – Kalau kepemimpinan itu ibarat sepeda motor, maka Subang sekarang lagi gaspol! Bupati dan Wakil Bupati Subang, Kang Rey dan H. Agus Masykur Rosyadi, tampil bak duo rider yang saling melengkapi—yang satu ngebut, yang satu jadi navigator regulasi.

Kekompakan ini bukan sekadar gaya-gayaan. Dalam Forum Konsultasi Publik bertema “Pemanfaatan Pengaduan Masyarakat dalam Peningkatan Kualitas Layanan Administrasi Kependudukan”, Kang Rey menegaskan peran penting sinergi ini dalam mempercepat reformasi layanan publik.

“Saya dan Wakil Bupati saling melengkapi. Saya Ngabret, beliau kalem dan paham regulasi. Kami sepakat, pelayanan harus berpihak ke masyarakat,” ucap Kang Rey dengan gaya khasnya yang penuh semangat dan blak-blakan.

Bertempat di Aula Pemda Subang, Selasa (17/6/2025), Forum itu bukan cuma jadi ajang diskusi, tapi juga panggung unjuk komitmen Pemkab Subang dalam menyulap pengaduan jadi inovasi.

Salah satu gebrakan nyata yang lagi dimasak matang adalah pelimpahan layanan administrasi kependudukan—macam urusan KTP dan KK—ke tingkat kecamatan. Targetnya? Bulan Agustus 2025, warga cukup datang ke kantor kecamatan tanpa perlu ziarah ke Disdukcapil.

“Ini bentuk kemudahan akses pelayanan yang sedang kami dorong,” tegas Kang Rey, seolah ingin bilang: “Lupakan antri panjang, cukup turun ke kecamatan!”

Kang Rey juga membeberkan gaya kerjanya yang bikin para kepala dinas was-was tiap malam. Bukan karena horor, tapi karena medsosnya aktif layaknya pusat komando keluhan warga.

“Setiap malam jam 7, para Kepala Dinas ‘deg-degan’ karena aduan media sosial saya aktif. Minggu lalu ada 145 laporan masuk, 79 selesai,” ujarnya. Gaya real-time problem solving ini membuat warga makin percaya, dan para dinas makin sigap. Kalau belum beres? Siap-siap disemprit pas briefing!

Menurutnya, pengaduan bukan duri dalam daging, tapi vitamin buat memperbaiki layanan. “Kami ingin hadir sebagai mitra perubahan, bukan sekadar penyedia layanan,” ucapnya, penuh visi layaknya motivator birokrasi.

Turut hadir di forum ini, Deputi Pelayanan Publik Kementerian PANRB, Otok Kuswandaru, yang tampak sumringah melihat gaya kepemimpinan Subang yang unik namun berdampak.

“Pelayanan publik itu bukan soal administrasi semata, tapi soal hadirnya negara di tengah rakyat,” kata Otok, memuji responsivitas Kang Rey yang menurutnya layak jadi contoh daerah lain.

Ia pun mengingatkan, kepala daerah itu bukan patung di balai kota, melainkan wajah pelayanan publik itu sendiri. Jadi kudu peka, cepat tanggap, bahkan sebelum warga sempat mengeluh.

“Masyarakat kita bukan lagi pasif. Mereka kritis, aktif, dan menuntut pelayanan berbasis pengalaman,” tutup Otok, dengan nada serius tapi penuh harapan.

Ya, Subang hari ini bukan cuma ‘ngabret’ di jalan, tapi juga di jalur pelayanan publik. Semoga gasnya awet, dan remnya tetap pakem!

Berita ini telah dimuat berdasarkan sumber dari portal berita tintahijau.com dengan judul asli “Kepemimpinan Kompak Bupati dan Wabup Subang: Saya Ngabret, Wabup Kalem dan Paham Regulasi”.

Operasi ODOL di Subang: Satlantas Kerahkan Semua Polsek, Sopir Truk Wajib Merapat!

penindakan ODOL Subang
Foto: rii.co.id

SUBANG – Satlantas Polres Subang sedang gencar-gencarnya mengangkat isu yang bikin jalanan ngos-ngosan: pelanggaran Over Dimensi dan Over Loading alias ODOL. Tapi tenang, ini bukan sekadar operasi tempel stiker atau pasang spanduk manis. Ini gerakan semesta! Seluruh Unit Lantas Polsek se-Kabupaten Subang pun dilibatkan. Serius, ini ODOL bukan odol gigi, ya.

AKP Asep Saepudin, sang komandan lalu lintas Polres Subang, menjelaskan dengan gaya tegas tapi tetap sopan bahwa sosialisasi ini harus menjalar ke pelosok-pelosok, bahkan hingga ke tikungan tajam yang suka dijadikan tikungan hati. Ia berkata, “Kami juga sosialisasikan tentang rencana penindakan pelanggaran over dimensi dan over louding tersebut kepada seluruh jajaran Unit Lantas Polsek, yang kami kumpulkan di Mapolres beberapa waktu lalu.”

Jadi jangan kaget kalau nanti di warung kopi atau pos ronda ada Pak Polisi tiba-tiba ngomongin dimensi dan muatan truk. Targetnya memang begitu—masyarakat harus tahu, dan tahu betul.

Masyarakat wajib tahu,” ujar Asep, dengan nada yang membuat kita ingin langsung baca buku panduan lalu lintas. Menurutnya, penyampaian informasi bisa lewat Satlantas, bisa juga lewat para Panit Lantas Polsek setempat. Intinya: from Subang with warning.

Masih menurut Kasat Lantas yang satu ini, ODOL bukan hanya bikin jalanan susah napas, tapi juga jadi biang kerok meningkatnya angka kecelakaan, apalagi di jalur selatan Subang yang katanya turunan curamnya bisa bikin jantung netizen ikut berdebar.

“Over dimensi dan over loading tersebut merupakan salah satu penyebab tingginya kecelakaan di jalan raya,” kata Asep. Apalagi daerah dari Tangkuban Parahu sampai ke pusat kota Subang, itu tanjakannya bukan main.

Dan tunggu dulu, ini bukan cuma urusan pelanggaran administratif semata. Katanya sih, pelaku ODOL juga bisa masuk kategori pelanggaran pidana. Waduh!

“Pelaku over dimensi, tak hanya bisa ditindak dengan tindakan tilang di tempat, tetapi juga pelanggarannya masuk dalam ranah pidana umum, artinya pelakunya bisa ditahan,” jelas Asep.

Nah, buat para sopir truk dan pemilik angkutan barang, sekarang waktunya timbang ulang muatan—bukan timbang perasaan. ODOL itu serius, bukan istilah lucu-lucuan. Jangan sampai niat ngangkut untung malah berakhir buntung.

Berita ini telah dimuat berdasarkan sumber dari portal berita rii.co.id dengan judul asli “Penindakan ODOL Melibatkan Seluruh Unit Lantas Polsek di Subang”.

Obat Ilegal Bersarang di Cigadung: Satres Narkoba Grebek dan Tangkap Pemuda Lokal

penggerebekan obat ilegal di Subang
Foto: tintahijau.com

SUBANG – Warga Kelurahan Cigadung, Kecamatan Subang, mungkin harus mulai lebih sering menyapa tetangga—siapa tahu, diam-diam rumah sebelah adalah “apotek gelap” berkedok rumah tinggal.

Ya, benar sekali! Satuan Reserse Narkoba Polres Subang baru saja mengungkap praktik jual-beli obat tanpa izin edar yang beroperasi diam-diam di jantung permukiman padat penduduk. TKP-nya? Sebuah rumah di Jalan MT. Haryono Gang Kudapawana No. 38. Pelakunya? Seorang pemuda lokal bernama Yusup Andiana alias YA, kelahiran tahun 2000. Usianya muda, tapi barang buktinya? Wah, bikin geleng-geleng kepala.

Selasa pagi yang tenang, 17 Juni 2025 pukul 11.00 WIB, berubah jadi ramai saat petugas menggedor pintu rumah YA. Hasilnya? Panen barang bukti! Ada 327 butir obat terlarang yang disita dari lokasi. Rinciannya mencakup:

  • 25 blister Tramadol, masing-masing berisi 10 butir
  • Potongan blister Tramadol dengan isi 5 butir
  • 4 plastik klip, masing-masing berisi 12 butir Hexymer
  • 4 plastik klip, masing-masing berisi 6 butir Hexymer
  • Uang tunai Rp10.000 (cukup buat beli gorengan, mungkin)
  • Satu unit HP OPPO A15 warna putih, lengkap dengan SIM card

Sumber obat ini rupanya lebih misterius dari sinetron azab. YA mengaku mendapatkan barang-barang tersebut dari seseorang berinisial NYA, yang kini resmi masuk Daftar Pencarian Orang alias DPO. Menurut pihak kepolisian, sasaran utama peredaran ini diduga adalah kaum muda—yang kadang lebih mudah terpikat rayuan diskon dibanding bahaya kesehatan.

“Kami tak akan memberi ruang bagi peredaran obat ilegal di Kabupaten Subang. Ini kejahatan serius yang dapat merusak masa depan generasi muda,” tegas AKP Udiyanto, S.H., M.H., selaku Kasat Narkoba Polres Subang. Beliau juga menambahkan bahwa pengejaran terhadap pelaku lain masih terus berlanjut, termasuk sang pemasok misterius, NYA.

Kini YA harus menjalani hidup yang tak seindah feed Instagram-nya. Ia resmi ditahan di Mapolres Subang dan dikenai Pasal 435 jo Pasal 436 UU No. 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan. Ancaman hukumannya cukup bikin jera—apalagi kalau harus berpisah lama dari WiFi dan teh botol di rumah.

Pihak kepolisian juga sedang melengkapi rangkaian penyidikan: mulai dari pemeriksaan saksi, tes kesehatan tersangka, hingga pengumpulan administrasi hukum. Semua dijalankan demi menutup rapat celah peredaran sediaan farmasi tanpa izin.

Cigadung sendiri kini jadi perhatian khusus. Kawasan ini dianggap cukup rentan dan rawan disusupi jaringan obat ilegal. Maka dari itu, masyarakat diminta jangan cuma rajin menyiram tanaman, tapi juga rajin memperhatikan gelagat di sekitar.

Polres Subang mengimbau siapa saja yang melihat aktivitas mencurigakan—entah itu tetangga yang mendadak tajir atau suara berisik tengah malam—untuk segera melapor. Kerja sama antara warga dan aparat adalah kunci utama menciptakan lingkungan yang sehat, bebas dari jebakan zat adiktif.

Berita ini telah dimuat berdasarkan sumber dari Tintahijau.com dengan judul asli “Polres Subang Bongkar Jaringan Obat Ilegal di Cigadung, Ratusan Butir Diamankan.”

Sertifikat Elektronik: Jurus Digital Subang Atasi Drama Tanah Berlapis

Sertifikat Elektronik Pertanahan Subang
Foto: subang.pikiran-rakyat.com

Subang — Bayangkan satu tanah tapi punya dua sertifikat. Wah, bukan cuma bikin pusing kepala, tapi bisa jadi bahan sinetron juga! Nah, untuk mengakhiri drama pertanahan yang penuh plot twist itu, Kabupaten Subang punya solusi: sertifikat elektronik.

Senin, 16 Juni 2025, di Hotel Laska yang adem nan berkelas, Wakil Bupati Subang, H. Agus Masykur Rosyadi—atau yang akrab disapa Kang Akur—memimpin langsung seremoni sosialisasi kebijakan ini. Ia tidak sekadar membuka acara, tapi juga membuka harapan baru. “Dengan sertifikat elektronik, pengelolaan data pertanahan akan lebih aman, efisien, dan transparan. Ini juga akan mencegah kasus satu bidang tanah dimiliki oleh dua sertifikat,” tegasnya.

Transformasi digital kini masuk hingga ke akar rumput—atau lebih tepatnya, ke akar tanah. Kang Akur menyebut langkah ini sebagai strategi legalitas yang rapi jali. Tidak hanya hemat kertas dan tenaga, tapi juga memperkuat transparansi di sektor yang kerap jadi ladang konflik.

Tak cukup sampai di situ, Kang Akur juga menyoroti pentingnya peran Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT). Menurutnya, tugas mereka bukan cuma stempel dan tanda tangan, tapi juga sebagai guru dadakan yang mendidik masyarakat soal pertanahan. “Harapan kami, kebijakan ini bisa mengurangi persoalan tanah yang kompleks,” imbuhnya dengan nada penuh semangat.

Anggota DPR RI, Ir. H. Ateng Sutisna, MBA, yang ikut nimbrung dalam forum tersebut, juga ikut menyuarakan hal serupa. Ia menyebut sertifikat elektronik sebagai solusi nasional yang rasional. “Ini adalah salah satu langkah untuk menyelesaikan masalah pertanahan di Indonesia. Kita perlu memperbaiki regulasi dan pelaksanaannya agar tidak ada lagi penerbitan berulang terhadap satu bidang tanah,” ucap Ateng, dengan mimik serius nan nasionalis.

Sosialisasi ini pun bukan sekadar ajang presentasi satu arah. Di dalamnya, aspirasi dari lapangan ditampung untuk menyempurnakan naskah akademik kebijakan pertanahan yang tengah disusun. Harapannya, kebijakan ini tak hanya bagus di atas kertas, tapi juga aplikatif di lapangan.

Acara ini dihadiri oleh banyak pihak, mulai dari Asisten Daerah I Setda Kabupaten Subang, perwakilan Kantor Wilayah ATR/BPN Provinsi Jawa Barat, hingga camat dan PPAT dari seluruh penjuru Subang. Seolah seluruh semesta pertanahan Subang berkumpul dalam satu ruangan demi masa depan yang lebih tertib—dan tentunya tanpa drama berebut lahan.

Berita ini disusun berdasarkan artikel asli berjudul “Sertifikat Elektronik Diharapkan Jadi Solusi Masalah Pertanahan di Subang Subang marketing consulting” yang telah tayang di: https://subang.pikiran-rakyat.com/subang-raya/pr-659421821/sertifikat-elektronik-diharapkan-jadi-solusi-masalah-pertanahan-di-subang

BNI & Republikorp Rangkul Tangan, Bangun Pertahanan dari Subang!

kerja sama BNI dan Republikorp
Foto: finansial.bisnis.com

Subang bukan cuma punya nanas, tapi kini juga jadi markas masa depan pertahanan Indonesia.

Subang – Di penghujung Indo Defence 2024, sebuah kolaborasi strategis nan serius resmi diumumkan: PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. alias BNI dan PT Republik Korpora atau Republikorp kini resmi satu barisan dalam upaya memperkuat industri pertahanan nasional.

“Pertahanan bukan semata tugas militer, tetapi juga tanggung jawab seluruh rakyat,” ujar Norman Joesoef, Founder Republikorp, dengan nada penuh semangat, dikutip Senin (16/6/2025). Katanya lagi, Indonesia ini negara kepulauan raksasa, dikelilingi tetangga dari segala penjuru, jadi kesadaran kolektif itu bukan bonus—itu keharusan.

Nah, bentuk keseriusannya? Bukan sekadar salam komando atau jabat tangan manis di depan kamera, tapi langsung tancap gas dengan penandatanganan strategic cooperation agreement. Alias, surat cinta dalam bentuk MoU yang berisi dukungan finansial dari BNI untuk Republikorp.

BNI siap pasang badan finansial dengan menyediakan fasilitas perbankan demi menopang pengembangan teknologi, logistik, hingga investasi pembangunan kawasan industri pertahanan terpadu. Lokasinya? Subang, Jawa Barat. Siapa sangka, kota nanas kini jadi titik tembak industri strategis?

Republikorp sendiri bukan nama asing di dunia pertahanan. Perusahaan ini jago bikin kendaraan tempur infanteri 8×8, MRAP 4×4, kapal rudal cepat, sampai sistem pemandu roket yang bisa bikin musuh berpikir dua kali. Jadi, kalau kalian bayangkan Transformers tapi versi Indonesia, mungkin itu buatan mereka.

“Lewat ajang ini, kami ingin masyarakat makin peduli pada isu pertahanan nasional,” lanjut Joesoef. Karena jaga negara itu bukan kerjaan segelintir orang berseragam saja. Ini kerja tim, dari rakyat untuk rakyat.

Dengan paduan modal dari BNI dan semangat inovasi dari Republikorp, masa depan industri pertahanan Indonesia sedang dibentuk. Bukan hanya sekadar proyek, tapi juga simbol bahwa Indonesia serius dalam menjaga kedaulatan, dengan gaya dan teknologi yang tak kalah gagah.

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul “Bangun Industri Pertahanan di Subang, Ini Isi Kerja sama BNI (BBNI) dan Republikorp”, ditulis oleh Akbar Evandio.

Jalan Rusak, Jabatan Melambung: Sekda Subang Beri Pesan ‘Nyelekit’ di Apel Pagi

Sekda Subang pimpin apel pagi
Foto: rii.co.id

SUBANG – Senin pagi, mentari belum sempat minum kopi, tapi Sekda Subang, Asep Nuroni, sudah tampil garang dan bersahaja di hadapan para ASN. Bertindak sebagai Pembina Apel (16/6/2025), ia tak sekadar menyapa, tapi juga menyulut semangat kerja dengan gaya khas yang bisa bikin semangat ngopi dua gelas.

“Terima kasih atas kehadiran di apel yang merupakan momen menggali semangat, dalam bekerja melayani masyarakat,” ujarnya, seperti menyuntikkan espresso ke dalam semangat para ASN.

Tapi tunggu dulu, ini bukan apel biasa. Ini apel penuh makna, mengingat aroma mutasi, rotasi, dan promosi jabatan masih hangat tercium di lingkungan Pemkab Subang. Sekda Asep pun mengajak semua ASN untuk tidak hanya sekadar hadir, tapi juga mewarisi api semangat dari sang Bupati.

Bayangkan ini: pelantikan pejabat dilakukan di atas jalan rusak. Ya, betul. Jalan rusak! Bukan ballroom mewah, bukan juga halaman kantor yang kinclong. Sebuah simbol keras kepala—eh, keras tekad—bahwa jabatan tinggi itu tetap harus membumi dan siap menambal jalan yang bolong.

“Pelaksanaan mutasi rotasi, yang telah dilaksanakan di Patokbeusi. Pertama kali di tempat terbuka, bahkan di jalan yang masih jelek. Pak Bupati mengingatkan kita tentang tanggung jawab dan fokus pekerjaan kita yaitu perbaikan jalan jelek menjadi leucir. Intinya itu, untuk mengingatkan kita tentang tanggung jawab kepada masyarakat,” jelasnya, seperti membunyikan klakson kewaspadaan.

Tapi belum selesai, ASN juga diingatkan agar menjadi sound system Pemerintah Daerah—bukan buat karaoke, tapi buat menyosialisasikan kebijakan strategis. Salah satunya, soal jam operasional kendaraan angkutan barang yang kini punya ‘jam malam’ versi sendiri.

“Penertiban kendaraan berat di jam tertentu, sesuai dengan Peraturan Bupati. Hari kerja jam 05.00-09.00 dan 16.00-20.00, tidak boleh beroperasi. Sedangkan hari libur pukul 05.00-21.00. Saya harap, kita sebagai ASN ikut menyebarkan informasi strategis kepada masyarakat, baik secara langsung maupun lewat media sosial,” pungkas Asep Nuroni, sambil memberi kode bahwa ASN bukan hanya admin absen, tapi juga admin informasi.

Dengan gaya serius tapi santai, apel ini jadi lebih dari sekadar rutinitas. Ini pengingat: bahwa sekecil apa pun tugas, sejauh apa pun jabatan, semua bermuara pada pelayanan kepada masyarakat—dan jalan yang rusak pun bisa menjadi panggung penyadaran.

Berita ini sudah dimuat berdasarkan sumber rii.co.id dengan judul “Pimpin Apel Senin Pagi, Ini Pesan Sekda Subang”.

Sabu Tak Dibayar, Tersangka Tertangkap: Drama Narkoba ala Pagaden Barat

Penangkapan sabu Subang
Foto: tribratanews.jabar.polri.go.id

Subang – Warga Kp. Ciwaru, Desa Sumurgintung, Kecamatan Pagaden Barat, Kabupaten Subang, mendadak jadi sorotan. Bukan karena lomba balap karung atau hajatan gedean, tapi gara-gara satu nama: D.A. Ia ditangkap oleh Satuan Reserse Narkoba Polres Subang karena diduga terlibat dalam peredaran sabu.

Kejadiannya terjadi pada Minggu, 15 Juni 2025. Ceritanya bermula dari bisikan warga yang resah. Polisi pun bergerak cepat. Dan… jreng!, dalam sebuah penggerebekan penuh strategi, petugas menemukan 50 paket sabu seberat 15,35 gram brutto. Tak cuma itu, ada pula timbangan digital, plastik klip, tas selempang, dan ponsel ikut diamankan. Barang bukti yang cukup lengkap untuk bikin siapa pun susah tidur.

Dari hasil interogasi awal—yang mungkin lebih tegang dari wawancara kerja—tersangka D.A. buka suara. Ia mengaku cuma ‘dititipin’ sabu dari seorang misterius berinisial Ateng, yang kini jadi DPO alias Daftar Pencarian Orang. Misi D.A. adalah memecah sabu jadi paket kecil, dengan janji imbalan Rp2 juta. Tapi sayang, hingga dirinya diamankan, duit yang dijanjikan itu masih fiktif, alias belum juga mendarat di rekening. Ngenes, ya?

Tapi meski belum sempat menikmati upah, D.A. keburu dijerat pasal berat. Ia harus menghadapi Pasal 114 ayat (2) Jo Pasal 112 ayat (2) UU RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Ancaman hukuman? Tidak main-main—dari 6 tahun penjara sampai seumur hidup. Sekali salah langkah, hidup bisa berubah total.

Namun ini belum selesai. Polres Subang, di bawah komando Plh Kapolres Kompol Endar Supriyatna, S.Kom., S.I.K, masih terus melakukan pengembangan. Mereka bertekad membongkar jaringan peredaran sabu ini sampai ke akar-akarnya.

Kami mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama memerangi narkoba dan segera melaporkan kepada pihak kepolisian apabila mengetahui adanya indikasi peredaran gelap narkotika di lingkungan sekitarnya,” ujar Kompol Endar dalam pernyataan resminya.

Kisah ini bukan sekadar penangkapan, tapi pengingat serius: narkoba bukan solusi, tapi jalan menuju kehancuran. Jangan sampai sabu-sabu bikin masa depanmu jadi abu-abu.

Berita ini telah dimuat berdasarkan sumber dari tribratanews.jabar.polri.go.id dengan judul asli “Polres Subang Ungkap Kasus Peredaran Sabu, Amankan Tersangka dan 15 Gram Barang Bukti.”

Booth DEFEND ID Diserbu! Hari Keempat Indo Defence 2024 Banjir Pengunjung

Booth DEFEND ID Indo Defence 2024

suarasubang.com – Hari keempat Indo Defence 2024 berubah jadi lautan manusia. Kalau biasanya Sabtu itu waktunya healing, ribuan orang justru “mengungsi” ke JIExpo Kemayoran. Tapi tenang, ini bukan demo atau konser, melainkan ajang pameran pertahanan paling bergengsi: Indo Defence 2024, yang resmi membuka gerbangnya untuk publik!

Salah satu spot paling ramai? Paviliun DEFEND ID. Bayangkan saja: dari anak sekolah berseragam, mahasiswa pencari ide skripsi, sampai komunitas pecinta teknologi persenjataan—semuanya berdesakan ingin melihat langsung karya anak bangsa dari BUMN Industri Pertahanan. Salah satu yang bikin penasaran? Booth PT DAHANA.

Booth ini bukan sembarang booth. Ia seperti magnet yang menyedot perhatian. Di balik kacanya, berjejer Rudal Merapi, Bomb P Series, dan berbagai jenis bahan peledak militer lain yang dikembangkan oleh tangan-tangan anak negeri. Rasanya seperti nonton film laga, tapi ini nyata—dan buatan Indonesia!

Arfian, sang Supervisor Riset Bahan Peledak Militer PT DAHANA, menjadi pemandu tak resmi bagi rasa ingin tahu publik. “Selain melihat langsung produk, pengunjung juga mendapatkan penjelasan teknis dari tim DAHANA terkait fungsi dan keunggulan masing-masing produk,” ujarnya penuh semangat. Edukasi? Jelas. Tapi yang lebih penting: ini soal menyuntikkan kebanggaan nasional.

Antusiasme itu tak luput dari perhatian Cipta Ismaya Kusumah, Senior Manager Komunikasi Perusahaan & TJSL PT DAHANA. Wajahnya sumringah melihat booth penuh sesak, tapi hatinya lebih riang melihat betapa generasi muda turut menunjukkan ketertarikan. “Keterlibatan masyarakat, khususnya generasi muda, sangat penting dalam mendukung kemajuan industri pertahanan nasional,” ungkap Cipta. Ia percaya bahwa edukasi yang tepat bisa menumbuhkan akar kemandirian pertahanan dalam benak rakyat.

Salah satu pengunjung bernama Fakhri pun jadi saksi hidup dari efek pameran ini. Dengan mata berbinar, ia mengaku bangga melihat langsung teknologi pertahanan dalam negeri. “Ternyata kita punya Holding Industri Pertahanan yang spesialisasinya keren-keren. Semoga industri ini makin maju dan inovatif,” katanya, sambil tak lepas menatap Rudal Merapi—mungkin sambil membayangkan jadi ilmuwan roket di masa depan.

Pameran Indo Defence 2024 bukan sekadar tontonan, tapi jadi ruang bertemu antara inovasi dan aspirasi. Di sinilah pertahanan tak hanya soal kekuatan, tapi juga soal harapan.

Recent Posts