Beranda blog Halaman 14

Ditangkap! Pemuda Pamanukan Kedapatan “Ngoplos” Obat Tanpa Izin, Polisi Turun Tangan!

Pengedar OKT Subang ditangkap

Subang — Malam itu, udara Pamanukan terasa biasa saja. Tapi siapa sangka, di balik kesunyian itu, ada operasi senyap yang bikin deg-degan. Seorang pemuda berinisial SK (33 tahun), warga Desa Pamanukan, digaruk Satresnarkoba Polres Subang karena diduga mengedarkan obat keras terbatas (OKT) tanpa izin edar. Plot twist? Barang bukti yang disita dari rumahnya bukan kaleng-kaleng: 946 butir OKT, satu ponsel, dan sebuah sepeda motor yang mungkin sempat dipakai “nganter orderan”.

AKP Udiyanto, S.H., M.H., Kepala Satresnarkoba Polres Subang, membocorkan kronologinya. Katanya, semua bermula dari laporan masyarakat yang curiga dengan aktivitas SK di rumahnya. Mungkin ada yang lihat banyak orang bolak-balik, tapi bukan untuk arisan atau pengajian, ya. Ini lebih ke arah “transaksi misterius” ala drama kriminal.

Tim Unit 2 pun langsung meluncur bak detektif dalam sinetron investigasi. SK akhirnya diamankan tanpa perlawanan. Dalam interogasi, ia ngaku dapat pasokan dari seseorang berinisial FZ—sayangnya, si FZ ini sudah kabur ke antah berantah dan kini masuk daftar pencarian orang alias DPO. Jadi, jangan heran kalau di jalan nanti ada wajah yang familiar di poster “Dicari!”.

SK pun resmi kena jerat Pasal 435 Jo Pasal 436 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan. Ancaman hukumannya? Ya jelas bukan cuma ditertawakan netizen—tapi bisa menginap lama di hotel prodeo.

Pihak kepolisian menegaskan, kasus ini belum titik akhir. Masih banyak yang harus dibongkar dari jaringan gelap obat-obatan ilegal ini. Jadi bisa jadi, SK hanyalah “pemain cadangan” dalam liga besar peredaran farmasi ilegal.

“Kami mengimbau kepada masyarakat untuk tidak segan melaporkan jika mengetahui adanya peredaran obat-obatan terlarang di lingkungannya. Polres Subang berkomitmen penuh memberantas peredaran gelap obat tanpa izin demi menjaga kesehatan dan keselamatan masyarakat,” tegas AKP Udiyanto.

Nah, kalau ada tetangga yang jualan obat tapi kok lebih laris dari warung sebelah, coba dicek dulu, ya. Jangan-jangan bukan paracetamol biasa!

Belok Mendadak, Truk Meluncur: Ibu dan Anak Tewas di Jalur Pantura Subang

kecelakaan maut Subang

SUBANG – Suasana pagi yang semestinya diiringi riuh klakson dan deru mesin di Jalur Pantura Subang berubah mencekam. Tepat di Pertigaan Srengseng, Desa Gempolsari, Kecamatan Patokbeusi, Selasa (24/6/2025) pukul 07.00 WIB, dua nyawa melayang dalam kecelakaan tragis. Seorang ibu dan anak perempuan yang tengah berboncengan, jadi korban maut setelah terlindas truk.

Pagi itu, jalur padat merayap seperti cendol di jam buka puasa. Tapi lalu lintas makin tersendat bukan hanya karena volume kendaraan, melainkan lantaran banyak pengendara berhenti—bukan untuk foto selfie, tapi menyaksikan dua korban yang tergeletak di tengah jalan arah Cirebon.

Kapolsek Patokbeusi Kompol Anton Indra Gunawan, melalui Aiptu Hilmi Yudi Komara, menjelaskan dengan nada prihatin, bahwa insiden ini bermula saat kedua korban hendak berbelok. “Peristiwa kecelakaan tersebut berawal saat korban Nani Wahyuni (40) tengah mengendarai sepeda motor jenis Honda Beat No.Polisi T 5393 ZU dan berboncengan dengan ibunya Unaenah (62) ketika mau belok malah tertabrak truk, diduga belok mendadak,” kata Hilmi.

Ya, bukannya sampai tujuan, Nani dan ibunya justru dijemput maut. Belum sempat manuver belok rampung, dari belakang muncul truk dengan kecepatan ala kereta cepat Whoosh, dan bam!—tabrakan tak terelakkan.

“Tiba-tiba dari arah belakang truk (N 8244 UQ) yang disupiri oleh Galuh Pramono datang mendatang sehingga terjadilah kecelakaan tersebut hingga menyebabkan 2 orang tewas seketika di TKP,” lanjut Hilmi.

Evakuasi berlangsung cepat. Polisi bersama warga langsung bahu-membahu mengevakuasi jenazah menggunakan ambulans menuju RS Central Medika Karawang. Di tengah hiruk-pikuk pagi, duka menyelimuti.

Kendaraan yang terlibat, baik truk maupun motor, langsung diamankan ke Mapolsek Patokbeusi. Penanganan kasus pun dilimpahkan ke Unit Laka Lantas Satlantas Polres Subang, karena setiap tragedi di jalan harus ditelusuri—bukan sekadar duka, tapi juga pelajaran.

Amanda Supermarket Bagi-Bagi Umroh dan Hadiah Fantastis di HUT ke-3, Pedagang Kopi Menangis Bahagia!

Amanda Supermarket hadiah Umroh

SUBANG – Di antara hiruk-pikuk diskon dan deretan belanjaan yang menggoda dompet, Amanda Supermarket tak cuma jadi tempat cari kebutuhan harian, tapi juga ladang rejeki yang tak disangka-sangka! Selasa, 24 Juni 2025 lalu, supermarket ini resmi tiup lilin ulang tahunnya yang ke-3 dengan cara yang wow, wah, dan bikin warga hepi luar biasa.

Bertajuk SERBU alias Semarak Rejeki Berhadiah untukmu, acara digelar meriah di Jalan Kapten Hanafiah Subang, tepatnya di depan Gate 2 PT TKG Taekwang Indonesia. Dan siapa sangka? Dua tiket umroh, sepeda motor, sepeda listrik, TV, mesin cuci, dan voucher belanja segunung siap dibagikan! Bukan kaleng-kaleng, semua hadiah ini disponsori langsung oleh PT Wings—ya, yang sabun cuci piringnya pasti ada di dapur ibu-ibu sejagat raya itu.

Dari Bandung sampai Purwakarta, sebanyak 25.720 peserta turut serta dalam undian. Mulai dari pelanggan Amanda Supermarket, AmandaMart, AmandaMart Cool and Fresh, hingga Amanda Go+ – semua punya peluang yang sama. Satu kupon, satu harapan, satu kesempatan jadi pemenang.

Panggung Meriah, Musik Bergema, Hadiah Menggoda

Tak tanggung-tanggung, panggung pun diguncang suara manis penyanyi muda, Sallsa Bintan & Band. Penonton jingkrak-jingkrak, selfie berseliweran, dan balita pun ikut goyang gemas. Dari games interaktif sampai lomba video kreatif bertema ulang tahun Amanda, acara ini serasa pesta rakyat yang dicampur promo gede-gedean.

Pedagang Kopi Dapat Umroh, Tangis Bahagia Pecah

Nah, siap-siap sediakan tisu. Salah satu pemenang Umroh adalah Samah (39), pedagang kopi di Cinangsih, Subang. Saat namanya dipanggil, Samah langsung histeris, bukan karena digigit semut, tapi karena campuran syok dan haru luar biasa.

“Saya sama sekali gak nyangka, gak mimpi, gak punya firasat apa-apa. Sehari sebelumnya juga saya tetap jualan seperti biasa,” katanya sambil usap air mata—bukan karena debu, tapi karena doa yang dikabulkan.

Rupanya, Samah rutin belanja di Amanda tiap minggu: mie, kopi, minyak, beras—semua lengkap di sana. Ia menyebut Amanda sebagai tempat belanja favorit karena harganya bersahabat dan tempatnya nyaman. Duh, makin cinta sama Amanda ya, Bu!

Selain Samah, tiket Umroh juga jatuh ke tangan Neni dari cabang Antapani, Bandung. Selamat ya, Bu Neni!

Apresiasi dari Wakil Bupati: Amanda Bukan Sekadar Supermarket

Wakil Bupati Subang, H. Agus Masykur Rosyadi, turut hadir dan memberikan jempol empat. Menurutnya, Amanda bukan hanya jualan barang, tapi juga ikut menyejahterakan masyarakat, membuka lapangan kerja, dan mengangkat produk lokal ke pasar modern.

“Amanda telah menjadi mitra strategis pemerintah daerah. Kehadirannya memberi dampak nyata bagi ekonomi, UMKM, hingga kesejahteraan masyarakat Subang,” ucapnya penuh bangga.

Ritel Bukan Hanya Dagang, Tapi Juga Peduli

Dari pihak Amanda, Jasa Permana menjelaskan bahwa program ini adalah bentuk cinta Amanda kepada para pelanggan setianya. Bukan sekadar cari cuan, tapi juga berbagi rejeki.

Perwakilan PT Wings, Ega, juga ikut angkat bicara, “Kami bangga bisa menjadi bagian dari program SERBU bersama Amanda. Semoga ke depan kolaborasi ini makin kuat dan membawa manfaat yang lebih luas.”

Dan benar saja, Amanda Supermarket kini bukan cuma tempat belanja, tapi juga tempat di mana harapan kecil bisa jadi kenyataan besar. Siapa bilang belanja nggak bisa bikin kamu ke Tanah Suci?

Raisya Kecil, Bocah Tangguh dari Subang yang Dapat Kunjungan Spesial dari Kadinkes

bantuan untuk Raisya Subang

SUBANG – Di balik gemerlap cahaya kota dan hiruk pikuk rutinitas, ada kisah hangat dari sebuah desa di Kecamatan Pusakanagara, Kabupaten Subang. Seorang bayi perempuan berusia 8 bulan bernama Raisya mencuri perhatian Kadinkes Subang, dr Maxi, S.H, M.H.Kes, yang langsung datang menjenguk dan memberi bantuan pada Selasa, 24 Juni 2025.

Anak dari pasangan Rasidin (55 tahun) dan Naisah (47 tahun) ini bukan bayi biasa. Raisya adalah pejuang cilik yang tengah bergulat dengan kondisi down syndrome, infeksi paru-paru, dan kebocoran jantung. Meski tubuhnya kecil, perjuangannya besar, dan perhatian pun datang dari para petinggi daerah.

Kunjungan Kadinkes ini bukan dadakan seperti hujan sore hari yang tak diundang. Beliau datang sesuai arahan Bupati Subang, Reynaldy Putra Andita Budi Raemi. Misinya jelas: memberi pelayanan terbaik untuk masyarakat, termasuk Raisya yang sedang bertarung dengan kondisi medisnya.

Saat menjenguk, dr Maxi memberikan kabar baik. Raisya sudah ditangani dengan baik oleh tim medis di RSHS Bandung dan akan kembali kontrol ke sana keesokan harinya. Supaya Raisya dan orang tuanya tidak mondar-mandir capek di jalan, mereka juga difasilitasi Rumah Singgah Kabupaten Subang yang letaknya tak jauh dari rumah sakit.

Namun perjuangan Raisya belum selesai. RSHS Bandung berencana merujuknya ke RS Harapan Kita di Jakarta karena kondisi kebocoran jantungnya cukup signifikan. Tapi tenang, Raisya tak akan berjuang sendiri—bantuan dan fasilitas tetap mengiringi langkah kecilnya.

Di sela-sela suasana haru, Kadinkes menyuntikkan semangat untuk kedua orang tua Raisya. “Ibu jangan putus asa, bapak terus semangat. Mudah-mudahan Raisya bisa sehat dan besar,” ujarnya penuh empati. Kalimat sederhana, tapi bisa jadi bahan bakar semangat bagi orang tua yang tengah diuji.

Sang ibu, Naisah, tak bisa menyembunyikan rasa syukurnya. Dengan mata yang berkaca-kaca, ia menyampaikan terima kasih kepada Kadinkes dan jajaran Puskesmas Pusakanagara. “Kami sangat ingin punya anak perempuan. Terima kasih bapak dan ibu telah jenguk dan beri bantuan,” ucapnya penuh haru.

Dari balik rumah sederhana di Desa Kalentambo, semangat hidup terus menyala. Raisya mungkin masih bayi, tapi kisahnya sudah mengajarkan kita satu hal: bahwa harapan tak pernah kehilangan tempatnya, selama ada kepedulian dan cinta yang menyertainya.

Subang Bersatu: Dari Donor Darah hingga Donasi Miliaran untuk Palestina!

Subang Bela Palestina

SUBANG — Kalau hari Minggu biasanya jadi waktu rebahan nasional, beda halnya dengan ribuan warga Subang pada 22 Juni 2025 lalu. Mereka tumpah ruah di Alun-alun Subang, bukan untuk nonton konser biasa, tapi untuk aksi yang luar biasa: “Subang Bersatu untuk Palestina Merdeka”.

Diiringi semangat kemanusiaan dan irama khas Wali Band, kegiatan ini jadi kombinasi unik antara aksi damai dan konser amal. Dan bukan cuma nyanyi-nyanyi saja, lho. Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Subang pun ikut tampil, bukan dengan gitar, tapi dengan kantong darah!

“Kami berhasil mengumpulkan 51 kantong darah dari 60 pendaftar. Sembilan orang nggak bisa donor karena alasan medis, salah satunya hipertensi,” ungkap H. Dally Kardilan, Kepala Markas PMI Subang, mewakili Kepala UTD PMI Subang dr. Achmad Nasuhi.

Kalau darahnya dibikin komposisi seperti es campur, isinya lengkap juga: 19 kantong golongan A, 12 B, 14 O, dan 6 AB. Lengkap, tinggal dikasih es batu aja—eh, maksudnya siap disalurkan ke yang membutuhkan.

Tidak berhenti di urusan donor, suasana haru juga terasa saat Dally mengabarkan hasil penggalangan dana, “Alhamdulillah, terkumpul donasi Rp1.140.110.743,00 dan logam mulia 2,5 gram. Semoga semua yang hadir dan berdonasi dicatat sebagai amal ibadah.” Aamiin ya robbal alamin!

Kegiatan ini sudah heboh bahkan sebelum ayam berkokok. Massa aksi berdatangan sejak pukul 04.00 WIB. Mereka shalat subuh berjamaah, berdzikir, hingga sarapan bareng. Subang pagi itu bukan hanya adem karena angin pagi, tapi juga karena hangatnya solidaritas.

Sebagai bentuk penolakan terhadap genosida yang dilakukan Israel di Palestina, aksi ini diwarnai dengan penggalangan dana secara door to door. Petugas menyusuri kerumunan, membawa kencleng, dan tak lupa tiap stand UMKM pun diberi kotak amal.

Dan hasilnya? Fantastis! Donasi mencapai angka Rp1.120.000.000. Ternyata, kalau solidaritas dibumbui kreativitas, hasilnya bisa setajir itu!


Frasa kunci utama:
Deskripsi meta: Aksi damai dan konser amal di Subang berhasil kumpulkan donasi Rp1,1 miliar dan 51 kantong darah. Warga tumpah ruah bela Palestina bersama PMI dan Wali Band.

Tag: Subang Bela Palestina, konser amal Wali Band, PMI Subang donor darah, donasi Palestina, aksi kemanusiaan Subang

Kapolres Subang Pulang dari Tanah Suci, Disambut Apel dengan Aroma Haru dan Loyalitas Tingkat Dewa

Kapolres Subang

SUBANG — Pagi yang cerah di Lapangan Apel Tatag Trawang Tungga, Senin (23/6/2025), bukan hanya tentang deretan seragam rapi dan barisan tegap. Ada yang lebih hangat dari matahari—sambutan para personel Polres Subang untuk Kapolres mereka, AKBP Ariek Indra Sentanu, yang baru saja menuntaskan ibadah di tanah suci.

Tak kurang dari 250 personel hadir. Mulai dari Wakapolres, PJU, Kapolsek seantero jagat Subang, perwira, hingga para penjaga garda terdepan. Suasana apel pun berubah jadi semacam reuni akbar dengan suasana kekeluargaan yang manis—semanis kurma di Madinah.

Dengan suara mantap dan gaya khasnya yang bersahaja namun berwibawa, Kapolres Ariek menyampaikan rasa terima kasih tulus. Katanya, selama beliau beribadah, situasi di wilayah hukum Polres Subang tetap adem-ayem, tak ada huru-hara, tak ada ribut-ribut—semua tetap kondusif.

“Saya ingin berterima kasih, kepada rekan-rekan semua, karena selama saya melaksanakan ibadah di tanah suci, wilayah hukum Polres Subang dalam keadaan aman dan kondusif. Ini semua berkat kerja sama dari seluruh personel,” ujar AKBP Ariek.

Tak cuma soal rasa syukur, Kapolres juga menyelipkan pesan yang menusuk tapi menyejukkan: pentingnya loyalitas! Bukan cuma loyal ke bos atau ke institusi, tapi juga ke diri sendiri dan pekerjaan. Bahasa sederhananya: jangan cuma rajin kalau dilihat atasan, tapi tetap tulus meski tak terlihat.

“Saya mengucapkan terima kasih, karena rekan-rekan telah menunjukkan loyalitas kepada pribadi saya, kepada pimpinan, dan kepada pekerjaan masing-masing,” tambahnya.

Nah, karena masa tugasnya tak lama lagi akan berganti halaman, Kapolres Ariek pun menabur pesan perpisahan. Tapi jangan salah, ini bukan tangisan ala sinetron. Ini semacam nasihat hangat dari seorang pemimpin yang ingin meninggalkan jejak bukan hanya di jabatan, tapi di hati.

“Apa yang baik dari saya, silakan dilaksanakan. Jika ada yang kurang baik, tidak perlu diikuti. Siapapun nanti yang menjabat sebagai Kapolres, jaga terus kekompakan,” tutupnya.

Sebuah apel yang bukan sekadar formalitas, tapi perayaan diam-diam tentang dedikasi, ketulusan, dan ikatan yang tidak dibuat-buat. Polres Subang, tampaknya, tidak hanya kuat di lapangan, tapi juga solid di hati.

Subang Berkah Prestasi! Bupati Hadiahi Kafilah MTQH dengan Uang Kadedeuh

Kafilah MTQH Subang 2025

Subang – Subang kembali bersinar, bukan karena matahari, tapi karena cahaya prestasi anak-anak Qur’ani! Dalam ajang Musabaqah Tilawatil Qur’an dan Hadits (MTQH) ke-XXXIX tingkat Provinsi Jawa Barat tahun 2025, kafilah dari Kabupaten Subang sukses menorehkan prestasi gemilang.

Bupati Subang, Reynaldy Putra Andita Budi Raemi, S.IP.—yang biasa tampil kalem tapi penuh semangat ini—langsung menyerahkan penghargaan kepada para juara. Acaranya berlangsung pada Senin, 23 Juni 2025, di ruang kerja Bupati. Momen ini tak ubahnya seperti seremoni Oscar versi Qur’ani, lengkap dengan tepuk tangan dan senyum bangga.

“Prestasi ini bukan sulap bukan sihir. Ini hasil dari dedikasi, latihan konsisten, dan kerja sama tim yang kompak!” ujar Bupati Reynaldy, penuh haru tapi tetap kece.

Sebagai bentuk apresiasi, Pemerintah Daerah Subang membagikan uang pembinaan alias kadedeuh. Moh. Aryadi yang meraih Juara II Kaligrafi Kontemporer langsung diganjar Rp20 juta. Uangnya asli, bukan gambar di kaligrafinya!

Sementara itu, trio hebat—Ahmad Subhani (Kaligrafi Digital Putra), Iffah Nurhalimmah (Kaligrafi Digital Putri), dan Anisa Febriani (Hadits 100 dengan Sanad)—masing-masing mendapat Rp10 juta. Cuan dan Qur’an, ternyata bisa akur!

Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Subang, Dr. H. Badruzaman, S.Ag., M.Pd., juga hadir meramaikan. Beliau tidak hanya senyum-senyum, tapi juga menyampaikan rasa terima kasih yang tulus atas dukungan Pemda. “Capaian ini adalah awal yang baik. Kita harus terus menjaga semangat pembinaan,” katanya sambil membakar semangat hadirin.

Peringkat ke-11 dari 27 kabupaten/kota memang belum podium utama, tapi ini sudah seperti naik kelas dari bangku belakang ke baris tengah. Dan kata Pak Badruzaman, Subang siap naik panggung besar MTQH berikutnya!

Acara ini juga dihadiri para pengurus LPTQ Kabupaten Subang. Jangan bayangkan rapat kaku—suasana penuh semangat, layaknya briefing tim futsal sebelum final.

Dengan kolaborasi manis antara Pemda, Kemenag, dan LPTQ, mimpi Subang untuk jadi gudang generasi Qur’ani unggul makin terang. Semoga ke depan, Subang tak hanya harum oleh nanas, tapi juga oleh prestasi anak-anak Qur’an!

50 Remaja Subang “Digembleng” di Lanud Suryadarma: Bukan Hukuman, Tapi Awal Perubahan!

pelatihan karakter siswa Subang

Subang — Senin pagi yang biasanya hanya diiringi kopi dan kabut tipis, kali ini berubah jadi panggung semangat dan harapan baru. Sebanyak 50 siswa SMP dari Kabupaten Subang resmi diberangkatkan ke Lanud Suryadarma Kalijati. Tapi tunggu dulu, ini bukan kirim-kirim sembako atau kunjungan wisata, ya. Mereka akan mengikuti program pelatihan karakter dan bela negara. Serius, bukan main!

Apel pagi yang mengawal keberangkatan ini dipimpin langsung oleh Gubernur Jawa Barat, H. Dedi Mulyadi—alias Kang Dedi—di halaman Kantor Bupati Subang, Senin (23/06/2025). Yang hadir? Lengkap! ASN, pejabat, TNI-Polri, dan tentu saja, para calon peserta pelatihan yang wajahnya campur aduk antara grogi dan penasaran.

Di tengah deretan barisan, digelar juga penandatanganan Berita Acara Serah Terima Peserta Didik antara Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Subang dan Lanud Suryadarma. Yang bertandatangan? Tak tanggung-tanggung—ada Bupati Subang Kang Rey alias Reynaldy Putra Andita, Kepala Dinas Pendidikan Ibu Nunung Suryani, serta Komandan Lanud Suryadarma. Serius dan sah, bukan sekadar basa-basi.

Kang Dedi, dalam amanatnya yang tajam tapi tetap dengan gaya khasnya yang suka nyelekit, menyuarakan kegelisahan. “Anak sekarang lebih dekat dengan HP daripada orang tuanya,” cetus beliau. Waduh, kena semua nih! Kalau dibiarkan, kata Kang Dedi, masa depan bangsa bisa tergerus bukan oleh badai, tapi oleh scrolling TikTok tanpa henti.

Tak cuma itu, struktur birokrasi pemerintahan juga kena semprot. Terlalu gemuk, kata beliau, dan kebanyakan anggaran habis di kertas, bukan rakyat. Lalu, Kang Dedi angkat topi—secara verbal—untuk Lanud Suryadarma yang dianggap bisa bersih, tertib, dan disiplin tanpa embel-embel dana jumbo. “Yang penting itu keteladanan, bukan anggaran,” katanya. Nyess!

Usai apel, suasana jadi hangat dan penuh haru. Kang Dedi mendekati satu per satu siswa. Dialog pun mengalir. Ada yang ngaku pernah tawuran, ada yang spesialis bolos, bahkan ada yang keasikan main HP di… makam! Wah, level rebahan mereka bukan main.

Namun, momen ini justru jadi titik balik. Kang Dedi menegaskan, “Anak-anak ini bukan dikirim untuk dihukum, tapi untuk dididik.” Ini bukan reality show bertahan hidup, tapi investasi sosial untuk masa depan. Ia juga menyampaikan bahwa perubahan butuh kerjasama: guru, orang tua, dan pemerintah harus satu frekuensi.

Bupati Subang, Kang Rey, menyambut program ini dengan tangan terbuka dan hati penuh harap. Ia percaya bahwa meski latar belakang anak-anak ini berwarna-warni seperti pelangi, mereka semua pantas dapat kesempatan kedua. “Mereka semua punya masa depan,” ujarnya mantap.

Dan tentu, pendidikan karakter bukan urusan sekolah semata. “Ini kerja bareng, tanggung jawab kita semua,” pesan Kang Rey, mengingatkan bahwa mendidik anak bukan seperti kirim paket J&T—setelah diantar, langsung lepas tangan.

Program ini adalah harapan, bukan hukuman. Dan siapa tahu, dari Lanud Suryadarma, kelak lahir generasi emas yang bisa membuat Indonesia bangga, bukan sekadar trending di media sosial.

120 Mahasiswa IPB “Turun Gunung” ke Subang, KKN Tematik Bawa Misi Inovasi dan Kehangatan Sosial!

KKN Tematik IPB Subang

SUBANG – Ada yang rame-rame di Subang nih! Bukan pasar malam, bukan pula konser dadakan. Tapi, rombongan 120 mahasiswa IPB University yang datang dengan semangat membara, siap membaur dalam Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Inovasi. Bukan sekadar magang atau piknik akademik, tapi ini serius—mereka membawa tema kece: Pengembangan Berkelanjutan Agromaritim, untuk Mencapai Sosio Resilience.

Lokasinya? Tiga kecamatan jadi panggung utama: Pagaden, Pagaden Barat, dan Cisalak. Dengan 15 desa yang siap jadi ladang inovasi, para mahasiswa dibagi menjadi kelompok kecil berisi delapan orang dari jurusan berbeda. Jadi, bukan cuma kerja tim, tapi juga kerja lintas fakultas—semacam Avengers, tapi versi kampus pertanian!

Dr. Erianto Indra Putra, sang dosen pembimbing lapangan, menegaskan bahwa misi mereka tak sebatas ngejalanin program. Lebih dari itu, katanya, “Harapan kami, kehadiran mahasiswa di tengah masyarakat, bisa memberikan pemanfaatan yang unggul dan membekas.” Alias, jangan cuma datang, foto-foto, terus pulang. Tapi benar-benar memberi kesan dan manfaat!

Nah, sambutan hangat juga datang dari Wakil Bupati Subang, Kang Akur. Sosok yang sudah langganan nyambut mahasiswa IPB sejak 2018 ini bilang, “Ini bentuk kemitraan yang konsisten, dan patut kita jaga.” Waduh, jadi makin romantis ya hubungan IPB dan Subang—kayak pasangan yang setia sejak kuliah!

Tapi Kang Akur nggak cuma senyum-senyum manis. Beliau juga nitip pesan penting: mahasiswa harus nyetel alias adaptif sama kondisi sosial dan budaya setempat. Jangan sok ilmuwan tapi nggak nyambung sama warga. Karena, katanya, “Subang hari ini sedang bergerak menuju industrialisasi, namun tetap menjaga posisinya sebagai lumbung padi nasional.”

Dan yang bikin hati makin hangat, di akhir sambutannya, Kang Akur melempar petuah ala motivator level kabupaten, “Bangun komunikasi yang baik dengan masyarakat. Jangan hanya hadir secara fisik, tapi hadir juga secara emosional dan sosial.” Duh, meleleh, Kang…

Acara ini ditutup secara resmi lewat penandatanganan serah terima peserta KKN dari pihak kampus ke pemerintah daerah. Di sana juga hadir Kepala BP4D Subang dan jajaran OPD terkait—lengkap seperti nasi liwet pakai sambel terasi dan tahu goreng!

Ketua DPRD Subang Kutuk Zionis, Serukan Boikot Produk Israel:

suarasubang.com – Ketua DPRD Kabupaten Subang, H. Victor Wirabuana, menyampaikan pernyataan tegas mengutuk kekejaman Zionis Israel dalam aksi Bela Palestina dan Konser Amal yang digelar di Alun-alun Pemkab Subang, Minggu, 22 Juni 2025. Dalam orasinya yang menggugah, Victor menegaskan bahwa penjajahan yang dilakukan Israel terhadap Palestina adalah kejahatan kemanusiaan yang harus dilawan secara konsisten.

Dalam kesempatan tersebut, Victor menyuarakan sikap resmi lembaga legislatif tertinggi di Kabupaten Subang, bahwa pihaknya akan terus berdiri bersama rakyat Palestina.

“Kami dari DPRD Kabupaten Subang menyatakan sikap tegas: akan selalu membersamai perjuangan rakyat Palestina. Tidak hanya hari ini, tetapi selama penjajahan itu masih berlangsung,” tegasnya di hadapan ribuan peserta yang hadir.

Ia menambahkan bahwa tragedi kemanusiaan di Gaza bukan sekadar konflik geopolitik, melainkan bentuk nyata pelanggaran hak asasi manusia dan amanat konstitusi yang harus diperjuangkan.

Poin penting dalam orasi Ketua DPRD Subang ini adalah seruan boikot terhadap produk-produk yang terafiliasi dengan Zionis Israel. Menurut Victor, langkah sederhana seperti kesadaran dalam berbelanja dapat menjadi bentuk nyata perlawanan sipil.

“Kita bisa mulai dari kesadaran belanja sehari-hari. Jangan dukung ekonomi yang menopang penjajahan. Ini bentuk kecil tapi bermakna dari solidaritas kita,” ujarnya.

Aksi yang digagas oleh Yayasan Bina Masyarakat Berdaya (BMB) ini turut dihadiri oleh berbagai tokoh penting, di antaranya:

  • Bupati Subang Reynaldy Putra Andita
  • Anggota DPR RI Elita Budiarti dan Ateng Sutisna
  • Konser Amal bersama Wali Band yang turut menyuarakan solidaritas kemanusiaan.

Acara ini juga menayangkan dokumenter kekejaman Zionis Israel dan melakukan penggalangan dana kemanusiaan, yang hingga siang hari telah mengumpulkan donasi sementara sebesar Rp1,1 miliar, serta 2,5 gram logam mulia, yang akan disalurkan melalui lembaga kemanusiaan terpercaya untuk rakyat Palestina.

Victor menutup orasinya dengan seruan moral:

“Penjajahan di atas dunia harus dihapuskan. Ini amanat konstitusi, ini perintah kemanusiaan. Kita tidak bisa diam melihat pembantaian terhadap anak-anak dan warga sipil tak bersenjata. Ini bukan konflik, ini kejahatan,” pungkasnya.

Recent Posts