Beranda blog Halaman 13

PHRI Subang Ngobrol Serius di Prikitiew Land, Tapi Gaya Santainya Tetap Nomor Satu!

PHRI Subang

SUBANG – Rabu cerah (25/6/2025) di Pagaden Barat mendadak jadi ajang tukar ide cerdas dan gelitik! Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) BPC Kabupaten Subang menggelar pertemuan rutin bulanan mereka, dan lokasi kali ini bukan tempat biasa—tapi di Prikitiew Land, destinasi wisata yang namanya saja sudah bikin senyum-senyum sendiri.

Tapi jangan salah, meski suasananya santai dan penuh canda, isi diskusinya serius banget. Bertajuk “Hentikan Polusi Plastik,” PHRI Subang menggelar Focus Group Discussion (FGD) bareng Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Subang. Lokasinya di Panggung Ngobras—iya, nama panggungnya aja udah ngajak ngobrol!

Ketua PHRI Subang, Hj. Ratna Setiawan, tampil dengan penuh semangat menyampaikan komitmen mereka dalam mendukung pariwisata yang bukan cuma asyik, tapi juga ramah lingkungan.

“Hal ini sebagai komitmen kami dalam upaya mendorong pariwisata ramah lingkungan dan menjaga kelestarian lingkungan,” ungkapnya tegas tapi tetap bersahabat.

Dari DLH Subang, ada Agus Gunawan yang mengungkap fakta bikin geleng-geleng kepala: tumpukan sampah di Kabupaten Subang udah mencapai 900 ton per hari! Waduh, itu sih kalau dijadikan bola salju, bisa bikin musim dingin dadakan.

“Karenanya saya sangat mengapresiasi kegiatan seperti ini. Karena salah satu aspek penting dalam pengelolaan sampah adalah pelibatan masyarakat,” ujar Agus dengan nada optimis.

Ia pun membuka peluang kolaborasi bareng PHRI Subang untuk membuat pilot project pengelolaan sampah. Wah, ini sih bukan cuma buang sampah pada tempatnya, tapi buang masalah sampah bareng-bareng!

Kabid Destinasi Wisata, Agus Muslim, juga ikut menyoroti pentingnya solusi mandiri untuk urusan sampah. Katanya, sampah dari hotel atau destinasi wisata sebaiknya diselesaikan langsung di tempatnya.

“Kita akan himbau tempat wisata untuk menyelesaikan sampah di tempatnya masing-masing,” ujarnya sambil melempar harapan besar kepada para pengelola wisata.

Di balik layar, terselip ucapan terima kasih manis dari Hj. Ratna kepada pengelola Prikitiew Land dan dr. Setiawan Widjaya—sosok di balik Tridjaya Group—yang jadi tuan rumah pertemuan kece ini.

Sang owner, dr. Setiawan Widjaya, juga tak ketinggalan memberi semangat agar pertemuan rutin seperti ini terus berjalan dan makin menggandeng banyak pihak, mulai dari sesama pengusaha sampai instansi pemerintah.

Dengan suasana yang penuh semangat, diskusi yang berbobot, dan lokasi yang instagramable, pertemuan PHRI kali ini membuktikan: kolaborasi bisa kok dimulai dari ngobrol santai di tengah udara segar. Siapa bilang urusan sampah nggak bisa dibahas dengan gaya yang prikitiew?

Frasa kunci utama: , Prikitiew Land, Hentikan Polusi Plastik, pengelolaan sampah Subang, pariwisata ramah lingkungan

Deskripsi meta: PHRI Subang menggelar diskusi serius bertema “Hentikan Polusi Plastik” di destinasi wisata Prikitiew Land. Kolaborasi apik ini bahas solusi pengelolaan sampah Subang dengan gaya yang santai tapi berbobot.

Tag: PHRI Subang, Prikitiew Land, pengelolaan sampah, pariwisata Subang, lingkungan hidup

Aspal Baru di Jalur Pamanukan: Jalan Rusak Disulap, Warga Sumringah!

perbaikan jalan Subang Pamanukan

Subang – Kalau Anda sempat lewat jalur Subang–Pamanukan belakangan ini dan merasa seperti lagi off-road tanpa niat, selamat! Anda tidak sendirian. Jalan provinsi yang satu ini sempat berubah fungsi menjadi kolam pancing dadakan gara-gara hujan deras plus saluran air yang tersumbat. Duh, kombo maut!

Akibatnya? Jalan rusak di mana-mana! Lobang menganga macam jebakan Batman, bikin para pengendara deg-degan tiap menit. Masyarakat pun ramai-ramai resah—dan bukannya resah biasa, tapi resah yang sudah level “tolong kami, wahai PUPR!”

Tapi jangan khawatir, karena pahlawan datang bukan dari langit, tapi dari grup WhatsApp! Yap, Aliansi Masyarakat Pantura Subang (AMPUS) kirim voice note kece ke Dinas PUPR Jawa Barat. Gaya komunikasinya kekinian, hasilnya pun tak kalah ngebut!

“Alhamdulillah, Dinas PUPR Provinsi Jawa Barat langsung merespons cepat dengan melakukan pengaspalan dan penutupan lubang di beberapa titik jalan yang rusak,” tutur Sukadi alias Joker, tokoh masyarakat Pamanukan yang jadi langganan orasi demi rakyat.

Joker—eh, Sukadi maksudnya—bilang kalau gerak cepat ini patut diacungi jempol. Harapannya, tentu, bukan sekadar tambal sulam, tapi tambal mantap. “Semoga penanganan jalan arah Subang – Pamanukan – Pondok Bali ini terus berlanjut demi keselamatan dan kenyamanan pengendara. Jalur ini sangat padat dan strategis,” imbuhnya.

Tak hanya tokoh masyarakat yang bersuara, Heri—tukang ojek legendaris Pamanukan—ikut angkat bicara. Dengan helm setia dan motor yang tak kenal lelah, ia tahu betul kondisi jalan macam apa yang bikin shockbreaker menjerit.

“Ini jalur utama, jantung Pamanukan. Hampir tiap jam dilewati kendaraan besar, termasuk truk pengangkut material untuk Pelabuhan Patimban. Sudah lama kami harapkan perbaikannya, dan sekarang sudah mulai dikerjakan. Terima kasih PUPR Jabar,” katanya penuh haru dan gaspol semangat.

Memang, jalan Subang–Pamanukan bukan sekadar jalan. Ia nadi pergerakan logistik, penghubung antarwilayah, dan tempat bertemunya jutaan roda dengan harapan. Maka dari itu, langkah sigap Dinas PUPR Jawa Barat jadi penyegar kabar di tengah kepenatan aspal retak. Semoga ke depan, jalan ini tak lagi menjadi zona uji adrenalin, tapi jalur nyaman menuju tujuan.

Frasa Kunci Utama:

Deskripsi Meta:
Jalan Subang–Pamanukan yang rusak kini mulai diperbaiki oleh Dinas PUPR Jawa Barat. Warga bersyukur, pengendara lega, dan aspal baru jadi harapan baru.

Tag:
jalan rusak Subang, perbaikan jalan Pamanukan, Dinas PUPR Jabar, AMPUS Subang, logistik Patimban

Diskon Pajak Kendaraan Mau Habis, Warga Subang Diminta Gaskeun Sebelum Menyesal!

Program pemutihan pajak kendaraan Subang 2025
Foto: www.pikiran-rakyat.com

SUBANG — Warga Subang, gaskeun sebelum kehabisan! Program pemutihan pajak kendaraan 2025 bakal masuk angin alias tamat riwayatnya tanggal 30 Juni 2025. Nah, Lovita Adriana Rosa, Kepala Samsat Subang, udah sounding keras-keras nih biar warga nggak cuma jadi penonton pas kesempatan emas ini lewat begitu aja. Soalnya, belum tentu tahun depan ada promo secuan ini lagi, lho!

Program yang udah melaju sejak 20 Maret 2025 ini bukan cuma sekadar diskon biasa, tapi full package penghapusan tunggakan dan denda pajak kendaraan. Alias, utang pajak mau setua hubungan mantan juga cukup bayar setahun aja! “Berapa tahun pun tunggakannya, cuma bayar setahun. Pembebasan tunggakan pajak yang diinisiasi Bapak Gubernur Jabar ini disambut antusiasme masyarakat Subang,” kata Lovita, Rabu 25 Juni 2025. Ciee, rakyat bahagia, negara sejahtera!

Selama program ini ngebut, sebanyak 76.750 objek pajak udah memanfaatkan pemutihan ini. Uang yang masuk? Nggak kaleng-kaleng: Rp 21,7 miliar! Sementara dari Januari sampai 25 Juni 2025, pendapatan pajak kendaraan Samsat Subang udah nembus Rp 54,1 miliar — alias udah dapet 51,20% dari target setahun. Jumlah kendaraan yang setor? 162.800 unit roda dua dan roda empat. Seru ya, kayak kompetisi MotoGP tapi versi pajak.

Biar nggak penasaran, total kendaraan terdaftar di Kabupaten Subang tuh ada 459.000 unit. Tapi yang aktif bayar pajak sekitar 320.000 unit aja. Masih banyak yang ngumpet dari tanggung jawab nih. “Program ini bisa menurunkan jumlah kendaraan tidak mendaftar ulang (KTMDU). Mengingat, pajak kendaraan yang dibayar masyarakat kembali untuk masyarakat dalam bentuk pembangunan jalan,” ujar Lovita sambil mengingatkan bahwa setiap lembar STNK yang hidup itu bikin aspal jalan juga ikutan happy.

Nah, buat kamu yang udah nunda-nunda kayak nonton drama korea episode terakhir, Juli nanti akan ada bulan taat pajak. Tim Pembina Samsat Provinsi Jawa Barat bakal nyalain sirine dan turun ke jalan buat operasi kepatuhan, terutama di daerah-daerah dengan tunggakan tinggi. “Operasi kepatuhan di jalan tentunya ini banyak manfaatnya. Selain soal kepatuhan, juga tentang keselamatan selama berkendara, dan sosialisasi taat pajak,” beber Lovita, dengan gaya yang mungkin sambil tunjuk papan pajak.

Terakhir, Lovita ngasih pesan mendalam tapi nggak pakai backsound sedih. Ia menegaskan bahwa pajak adalah bentuk cinta kita ke negara, yang nantinya balik lagi ke kita dalam wujud pembangunan. “Kepada masyarakat Subang yang sudah patuh membayar pajak, dan juga memanfaatkan program pemutihan ini, kami ucapkan terima kasih,” tutupnya.

Ayo warga Subang, sebelum tanggal 30 berubah jadi kenangan, buruan ke Samsat dan hidupkan STNK-mu. Karena kalau bukan sekarang, kapan lagi?

Deskripsi meta:

Tag:

Generasi Tangguh Jabar ‘Dikarantina’ di Barak! 50 Pelajar Dikirim ke Lanud, Bukan untuk Liburan!

pendidikan karakter pelajar Subang di barak militer
Foto: jawapos.com

SUBANG – Kalau biasanya anak SMP dan MTs dikirimi ke pesantren atau outbound, yang ini beda level, Sob! Sebanyak 50 pelajar di Subang justru “naik kasta” dengan dikirim ke barak militer! Yap, bukan buat syuting film laga, tapi buat ikut program pendidikan karakter, disiplin, dan bela negara. Lokasinya? Pangkalan Udara (Lanud) TNI AU Suryadarma. Serius, ini bukan prank!

Kabar resmi ini mendarat di meja redaksi pada Rabu (25/6), dan menyebutkan bahwa pelatihan super disiplin ini dimulai sejak Senin (23/6). Acara dibuka dengan penuh wibawa oleh Kadispotdirga Lanud TNI AU Suryadarma, Kolonel Pom Tomi Wahyu. Beliau membacakan sambutan dari Komandan Lanud—dan jangan salah, ini bukan sekadar formalitas.

Menurut Kolonel Tomi, program ini adalah gebrakan keren dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat di bawah kepemimpinan Dedi Mulyadi. Bukan cuma gebrakan, ini lompatan gaya Spiderman menuju masa depan cerah generasi muda. Tujuannya? Bikin anak-anak muda kita jadi pribadi yang bukan kaleng-kaleng: disiplin, patriotik, dan punya rasa cinta tanah air setebal lem tembak!

“Melalui pendidikan ini, diharapkan para pelajar menjadi pribadi yang hormat, santun, disiplin, serta bertanggung jawab,” kata Kolonel Tomi. Nah, catet tuh, empat karakter utama yang dicetak: hormat, santun, disiplin, dan bertanggung jawab. Lengkap seperti paket komplit mi instan dengan telur dan kerupuk.

Program ini digelar selama 10 hari, dari 23 Juni sampai 2 Juli 2025. Sepuluh hari bukan untuk santai-santai, tapi buat ngasah jiwa nasionalis! Dari materi kedisiplinan, wawasan kebangsaan, sampai semangat bela negara—semuanya disampaikan langsung oleh para instruktur militer yang udah terbukti kredibilitasnya. Gak main-main, mereka dari Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat) dan Lanud TNI AU Suryadarma!

Dan sebelum para pelajar ini berangkat ke barak, ada momen epik di halaman Kantor Bupati Subang. Gubernur Dedi Mulyadi sendiri yang melepas keberangkatan mereka. Mungkin sambil bisik-bisik, “Ayo, Nak… Jangan pulang kalau belum jadi orang hebat!”

Ini bukan sekadar program. Ini investasi jangka panjang buat membentuk pahlawan masa depan—tanpa perlu jubah, cukup dengan semangat dan disiplin baja!

Deskripsi Meta:

Antara Teh, Warung, dan Wewenang: Riuh Penertiban Jalur Ciater-Jalancagak

Penertiban bangunan Ciater Jalancagak

SUBANG – Di balik aroma sejuk daun teh yang membentang dari Jalancagak sampai Ciater, kini terselip kisah panas yang bikin dahi berkerut dan pedagang meringis. Penertiban bangunan di jalur perkebunan teh itu kembali jadi sorotan, dan kali ini panggung utamanya berada di Kantor Kecamatan Ciater, Selasa (24/6). Pemerintah Kecamatan dan PTPN I Regional 2 pun duduk bareng, bukan untuk minum teh, tapi membahas nasib warung-warung yang sudah lebih dulu “ngeteh” di lokasi itu.

Sehari sebelumnya, Senin (23/6), Gedung DPRD Jawa Barat di Bandung sempat terasa lebih semarak. Bukan karena konser atau lomba pantun, melainkan audiensi antara DPRD Jabar, para pedagang, dan pihak PTPN I. Para pedagang yang bangunannya terancam bubar jalan menyuarakan keluh kesah. Mereka menolak pembongkaran yang menurut mereka dadakan kayak mantan ngajak balikan. Sementara itu, pihak PTPN berdalih mereka cuma mengeksekusi perintah dari atasan—yakni Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Nah, semua drama ini sejatinya bermuara pada satu tokoh: Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Beliau ingin kawasan hijau di jalur perkebunan dikembalikan fungsinya. Tak cuma di Ciater, operasi sapu bangunan liar ini juga menyambangi Dawuan dan perkebunan karet Jalupang. Wah, sepertinya tidak ada tempat aman bagi bangunan-bangunan tak bertuan resmi.

Wakil Ketua DPRD Jabar, Ono Surono, ikut menabuh genderang koordinasi. Ia menegaskan, pembersihan semacam ini butuh sinergi yang mantap, bukan kerja individu ala solo karier. “Gubernur tidak bisa menyelesaikan semua pekerjaan sendiri. Harus ada pendelegasian yang tepat kepada Wakil Gubernur dan juga Sekda agar roda pemerintahan berjalan optimal,” ujarnya. Mantap, Pak Ono—pendelegasian yang bukan asal lempar bola!

Dari pihak PTPN, sang Kabag Hukum Ferdian Adi Nugroho turun tangan menjelaskan duduk perkaranya. Ia bilang, tanah itu milik PTPN, tapi mereka tetap patuh sama aturan provinsi. Apalagi jika tanahnya berada di ruang milik jalan (rumija), maka Pemerintah Provinsi punya hak juga untuk menertibkan. “Lahan yang dimaksud adalah milik PTPN… Ketika areal PTPN berada di wilayah rumija, juga menjadi kewenangan Pemprov Jabar untuk menertibkannya,” tegas Ferdian.

Kalau bangunan kedapatan melanggar aturan tata ruang atau nyelonong dari garis aturan, PTPN I siap pasrah sekaligus patuh. “Nah, kami PTPN I adalah pemilik lahan yang bersangkutan, maka kami akan mendukung jika hal itu tidak diizinkan,” lanjutnya. Kurang lebih seperti tamu di rumah sendiri yang tetap sopan karena ikut aturan tuan rumah.

Kini, DPRD Jabar mencoba menyeimbangkan dua sisi koin: satu sisi tentang perlindungan pedagang kecil, dan sisi lain soal menjaga kelestarian lingkungan. Sepertinya solusi win-win masih diseduh, sambil menanti dingin dan bisa diminum tanpa terbakar lidah.

Tag:

Penertiban ini merupakan tindak lanjut dari Arah Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang ingin mengembalikan fungsi dan kelestarian kawasan perkebunan di sepanjang jalur tersebut. Tidak hanya di Ciater, penertiban juga sudah dilakukan di wilayah Dawuan Subang, termasuk pada bangunan liar di kawasan perkebunan karet Jalupang milik PTPN I.

Wakil Ketua DPRD Jabar, Ono Surono, menekankan pentingnya kerja sama antara pemerintah daerah dan BUMN dalam proses penertiban ini. Ia menyaring siapa pihak yang memiliki wewenang utama untuk melakukan penertiban di lapangan.

“Gubernur tidak bisa menyelesaikan semua pekerjaan sendiri. Harus ada pendelegasian yang tepat kepada Wakil Gubernur dan juga Sekda agar roda pemerintahan berjalan optimal,” ujar Ono.

Kabag Hukum PTPN I, Ferdian Adi Nugroho, menjelaskan bahwa penertiban ini melibatkan banyak instansi dan dasar hukum, termasuk peraturan daerah dan kepemilikan aset.

“Lahan yang dimaksud adalah milik PTPN. Tentunya, PTPN sebagai salah satu BUMN, juga ikut tunduk pada peraturan di Jawa Barat. Ketika areal PTPN berada di wilayah rumija (ruang milik jalan), juga menjadi kewenangan Pemprov Jabar untuk menertibkannya,” ucapnya.

Ferdian menambahkan, jika di suatu kawasan perkebunan terdapat bangunan yang melanggar aturan tata ruang atau peraturan gubernur, maka PTPN siap mengikuti kebijakan yang berlaku.

“Nah, kami PTPN I adalah pemilik lahan yang bersangkutan, maka kami akan mendukung jika hal itu tidak diizinkan,” katanya.

Saat ini, DPRD Jabar terus mendorong hadirnya solusi yang memperhatikan kepentingan pedagang kecil sekaligus menjaga kelestarian kawasan. Penataan lahan harus dilakukan dengan melibatkan semua pihak agar hasilnya tidak merugikan masyarakat dan tetap sesuai dengan aturan.

Kang Rey Ajak Anak Muda “Ngegas” Lagi di Sawah: Petani Zaman Now Wajib Keren!

Program YESS Subang

SUBANG – Di tengah gempuran pabrik dan polusi, ada satu suara yang berseru lantang dari Aula BP4D Subang. Suara itu datang dari Kang Rey—sapaan akrab Bupati Subang, Reynaldy Putra Andita—yang tengah semangat menyuarakan satu hal: anak muda harus balik ke sawah!

Dalam forum District Multi-Stakeholders Forum (DMSF) Program YESS yang digelar Selasa (24/6/2025), Kang Rey dengan nada khasnya yang blak-blakan namun membumi mengatakan, “Kita sedang mengalami degradasi untuk para petani kita di mana sudah sangat jarang rasa-rasanya anak-anak muda kita yang ingin berkecimpung di dunia pertanian.”

Bayangkan, sawah makin luas tapi minatnya makin menciut. Ini seperti punya nasi padang tapi tak ada yang mau makan. Padahal, Program YESS—singkatan dari Youth Entrepreneurship and Employment Support Services—ini bukan sembarang program. Ini kerja sama antara Kementerian Pertanian dan IFAD (International Fund for Agricultural Development) untuk memompa semangat dan kemampuan anak muda agar mau bertani dengan gaya.

“Bagaimana produktivitas pertanian kita menurun? Selain faktor lahan, cuaca, salah satunya menurut saya juga yaitu para petani yang sudah tidak lagi seperti dulu,” lanjut Kang Rey dengan nada prihatin namun penuh harap.

Masih dalam forum yang dihadiri berbagai pihak itu, Kang Rey kembali mengingatkan bahwa Subang itu bukan kota biasa. Ini tanah lumbung padi nasional, penjaga perut rakyat! “Kita ingin mulai menunjukan lagi jati diri Kabupaten Subang maupun Provinsi Jawa Barat selaku penjaga pertahanan pangan yang ada di Indonesia,” tuturnya.

Harapannya jelas: Program YESS bisa menjadi semacam “kompor gas” bagi anak muda. Bukan hanya untuk turun ke sawah, tapi juga bikin inovasi yang kece. Dari traktor pintar sampai pupuk ala startup, semuanya mungkin kalau generasi muda mau turun tangan.

Kang Rey pun menyinggung betapa selama ini pertanian masih belum dianggap cuanable alias menguntungkan. “Bagaimana meningkatkan, betul-betul meningkatkan minat anak-anak muda kita untuk bisa berkebun dan bertani,” ujarnya.

Tak berhenti di situ, ia juga yakin bahwa generasi petani baru akan membawa segudang inovasi-renovasi yang bukan hanya sekadar gimmick, tapi punya nilai ekonomi nyata. “Inovasi-renovasi dan bisa memberikan nilai ekonomi juga untuk masyarakat sekitarnya,” tegasnya.

Sebagai penutup, Kang Rey menekankan pentingnya pendidikan dan pelatihan bagi anak muda usia produktif. “Bagaimana kita hari ini sudah mulai fokus memberikan pendidikan yang khususnya kepada anak kita yang usia produktif dan belum bekerja,” pungkasnya.

Jadi, siap-siap ya anak muda Subang! Karena jadi petani zaman sekarang bukan cuma soal cangkul dan lumpur, tapi juga soal inovasi, ekonomi, dan… gaya hidup berdaulat pangan!

Emak Turseni Dapat Rumah Baru, Polres Subang Tembus Hati Rakyat Lewat Bedah Rutilahu

Polres Subang bedah rumah Emak Turseni

SUBANG — Kalau Anda lewat Desa Gempol kemarin siang, jangan kaget kalau ada senyum lebar yang menular ke mana-mana. Bukan, bukan karena diskon sembako atau konser dangdut dadakan. Tapi karena Polres Subang lagi-lagi bikin kejutan manis!

Dalam rangka menyambut Hari Bhayangkara ke-79, Polres Subang menggelar aksi sosial penuh makna: peresmian dan penyerahan kunci rumah hasil bedah Rutilahu alias Rumah Tidak Layak Huni. Sasarannya? Emak Turseni (70), seorang ibu rumah tangga di Dusun Gempol 1 yang selama ini tinggal di rumah seadanya.

Acara digelar pada Selasa (24/6/2025) dan dipimpin langsung oleh Kapolres Subang, AKBP Ariek Indra Sentanu, S.H., S.I.K., M.H. Beliau datang tak cuma membawa senyum, tapi juga… kunci rumah baru! Diserahkan langsung ke tangan Emak Turseni—yang jelas saja hari itu jadi tokoh utama paling bahagia di Gempol Raya.

Bukan cuma Kapolres yang hadir. Rombongan tamu juga tak kalah lengkap. Ada Ketua Bhayangkari Cabang Subang, Wakapolres, para pejabat dan perwira Polres Subang, Kapolsek, Danramil, hingga para kepala desa se-Kecamatan Pusakanagara. Pokoknya kalau daftar hadir dicetak, bisa jadi spanduk!

Acara dimulai pukul 11.00 WIB dengan rangkaian penuh kehangatan: sambutan dari Kepala Desa, lalu sambutan Kapolres yang bikin merinding, peresmian rumah, penyerahan kunci, doa, dan ditutup dengan sesi foto bareng—yang katanya, jumlah fotonya bisa bikin memori HP penuh.

AKBP Ariek Indra Sentanu dalam sambutannya menegaskan, “Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan dan kedekatan antara Polri dengan masyarakat, serta menumbuhkan semangat gotong royong dan kepedulian sosial di lingkungan masyarakat.”

Ia juga menekankan bahwa kegiatan ini bukan sekadar simbolik, melainkan bukti cinta nyata Polri kepada rakyat. Terutama di momen spesial Hari Bhayangkara ke-79, di mana pengabdian tak cukup dengan kata, tapi harus bisa dirasa.

Dan Emak Turseni? Beliau sekarang tidur lebih nyenyak, tidak khawatir bocor saat hujan, dan senyumnya… secerah cat baru di dinding rumahnya.

Bidan Bicara Bahaya: RSUD Subang Gelar Edukasi Ibu Hamil dengan Gaya Serius Tapi Santai

Tanda bahaya kehamilan

Subang – Ada yang berbeda di RSUD Subang pada Selasa cerah, 24 Juni 2025 kemarin. Suasana ruang tunggu yang biasanya dipenuhi dengan suara antrean berubah menjadi kelas mini penuh tawa, rasa ingin tahu, dan tentu saja—perut buncit para ibu hamil yang semangat menimba ilmu.

Momen ini bukan sembarang temu arisan emak-emak, melainkan penyuluhan kesehatan gratis yang diadakan dalam rangka memperingati Hari Bidan Nasional. Temanya? “Tanda Bahaya Kehamilan dan Persiapan Melahirkan.” Serius, tapi tetap dibawakan dengan hangat oleh sang pemandu acara: Bidan Ahli Madya RSUD Subang, Arie Nurhani, S.ST.

Bidan Arie, dengan gaya khasnya yang tenang tapi nendang, membuka dialog interaktif. Ibu-ibu yang datang dari berbagai pelosok Subang menyambut dengan antusias. Tangan terangkat, kepala mengangguk, dan catatan kecil pun ramai ditulis. Bukan catatan utang belanja, lho, tapi ilmu soal keselamatan kehamilan.

Menurut Bu Bidan Arie, penyuluhan ini bukan hanya soal teori, tapi soal nyawa. Ia bilang, “Banyak ibu hamil terlambat mendapatkan penanganan karena tidak memahami gejala awal yang sebenarnya sudah masuk kategori bahaya. Inilah yang kita cegah lewat edukasi.”

Nah, ini dia daftar gejala ‘lampu merah’ kehamilan yang harus diwaspadai menurut pedoman Kementerian Kesehatan RI. Jangan main-main dengan:

– Mual muntah tanpa henti sampai tak bisa makan minum
– Demam tinggi ala setrika
– Perdarahan walau cuma setetes
– Janin yang tadinya nendang jadi mager
– Kepala nyut-nyutan, mata burem, dan kaki bengkak (awas preeklampsia)
– Ketuban pecah sebelum waktunya
– Nyeri perut luar biasa dan sesak napas

Kalau satu aja muncul, jangan pakai nunggu bulan purnama. Segera cuss ke faskes terdekat.

Bidan Arie juga membagikan “resep sehat” selama hamil: periksa ke bidan atau dokter minimal enam kali, makan yang bergizi, dan jangan begadang nonton drakor. “Deteksi dini menyelamatkan,” pesannya. “Jangan anggap remeh pembengkakan, muntah berlebih, atau perdarahan. Segera konsultasikan.”

Dan kalau ternyata sudah masuk kategori komplikasi? Tenang. RSUD Subang siap gerak cepat, dari terapi cairan, pengobatan infeksi, hingga tindakan medis darurat. Semua disesuaikan dengan kondisi si ibu, bukan kondisi dompet—karena layanan BPJS pun bisa diakses.

Dari acara ini, satu hal yang pasti: jadi ibu itu tangguh, tapi juga harus tanggap. Dan bidan? Mereka bukan cuma membantu persalinan, tapi juga penyelamat di garis awal kehidupan.

Penggerebekan ala Polisi Subang: Lemari Baju Isinya Bukan Baju, Tapi Ribuan Obat Terlarang!

penggerebekan obat terlarang Subang

Subang – Senin sore (23/6/2025), suasana di Desa Pamanukan mendadak berubah. Bukan karena dangdut keliling atau lomba balap karung dadakan, tapi karena Unit II Satres Narkoba Polres Subang tiba-tiba ngegas dan melakukan penggerebekan ke rumah SK, warga setempat berusia 33 tahun.

SK bukan sedang menyambut tamu dengan teh manis dan gorengan. Ia justru kedapatan menyimpan ribuan butir obat keras golongan G tanpa izin edar—di lemari pakaian! Iya, benar. Lemari yang biasanya jadi tempat menyimpan kaos oblong dan celana kolor, kali ini menyimpan “koleksi” yang bikin petugas geleng-geleng kepala.

Apa saja yang ditemukan? Jangan kaget: 179 butir Tramadol, 52 butir Hexymer yang dibungkus rapi dalam 13 paket kecil, dan satu paket super berisi 715 butir Hexymer. Kalau dihitung-hitung, totalnya jadi 946 butir. Sungguh, bukan isi lemari biasa.

Tak hanya obat-obatan, polisi juga menyita satu unit handphone—yang diduga jadi alat komunikasi “bisnis”—dan sepeda motor. Mungkin motor itu juga sempat jadi kurir dadakan, siapa tahu.

Dalam pengakuannya, SK menyebut bahwa ia mendapat semua itu dari seseorang berinisial F. Nah, si F ini sekarang resmi masuk daftar pencarian orang alias DPO. Mungkin lagi sembunyi di balik lemari juga, entahlah.

Kini, SK dan seluruh barang bukti sudah diamankan di Mapolres Subang. Proses hukum sedang berjalan. Kita tunggu saja, apakah lemari-lemari lain di Subang menyimpan rahasia serupa?

PT SUAI Buka Lowongan! Anak SMK Subang, Siap-Siap Tancap Gas!

Lowongan kerja SMK Subang PT SUAI

SubangBreaking news, anak SMK! Jangan cuma rebahan dan scroll TikTok terus, ya! Ada angin segar dari dunia kerja yang siap menyapa kamu yang baru lulus atau sedang cari peluang emas. PT SUAI resmi membuka lowongan kerja dengan dua posisi kece yang bisa bikin masa depanmu makin cemerlang kayak chrome motor baru poles!

Bertempat di akun Instagram resmi mereka, @suaijobs, pengumuman ini sudah tayang dengan gaya yang nggak neko-neko tapi to the point. Deadline-nya? Catat baik-baik! 25 Juni 2025. Jadi, jangan tunggu ilham datang dulu baru daftar, nanti nyesel ketinggalan!

Dua Kursi Strategis Menanti Pemenangnya!

Yang pertama: Admin Finance & Accounting. Ini cocok banget buat kamu para jebolan SMK Akuntansi atau bahkan anak RPL (Rekayasa Perangkat Lunak) yang ngerti debit-kredit dan jago utak-atik Excel sampe formula keluar dari mimpi.

Yang kedua: Teknisi Engineering. Posisi ini dipersembahkan spesial untuk alumni SMK Teknik Kendaraan Ringan. Buat kamu yang tangannya lebih jago pegang gerinda daripada pulpen, ini waktumu bersinar!

Syaratnya Gampang, Tapi Jangan Disepelekan

Kalau kamu:

  • Cowok usia 18 sampai 25 tahun
  • Belum menikah (yang sudah, jangan baper dulu, ya!)
  • Punya KTP, KK, NPWP, dan clear dari tunggakan BPJS
  • Punya semangat kerja dan peduli sama K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)

Maka kamu eligible banget buat daftar!

Tapi jangan berhenti di situ. Ada syarat khusus juga, lho!

Untuk posisi Admin, kamu harus ngerti jurnal dan laporan keuangan, mahir Excel, dan paham program PHP, VS Code, Laragon, serta Xampp. Wah, ini mah bukan sekadar hitung duit, tapi juga harus bisa coding dikit-dikit!

Sementara buat Teknisi, kamu wajib bisa ngebor, ngegrinda, dan cutting. Pokoknya yang berhubungan dengan suara ngiiing-ngiiing, kamu harus lulus ujian dari semesta alat teknik.

Yuk Daftar, Jangan Sampai Nunggu Tahun Depan!

Pendaftaran dilakukan online via tautan berikut: https://linktr.ee/suaijobs. Jangan tunggu jam karet, ya. Deadline mepet, saingan banyak, dan kesempatan nggak datang dua kali!

So, anak Subang dan sekitarnya, ini saatnya tunjukkan bahwa kamu bukan generasi rebahan. Siapkan CV terbaikmu dan gaskeun!

Recent Posts