Beranda blog Halaman 61

Gaya Tegas Dedi Mulyadi: ASN Rajin Harus Dihargai, Bukan Dimarahi

kedisiplinan ASN Jawa Barat
Foto: radarbogor.jawapos.com

suarasubang.com – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, kembali mencuri perhatian lewat pernyataannya yang blak-blakan soal kedisiplinan ASN. Dalam sebuah pertemuan, ia menegaskan bahwa semua pegawai negeri harus bekerja dengan penuh tanggung jawab dan dedikasi.

Dengan nada santai namun tegas, Dedi mengungkapkan alasan mengapa ia jarang memimpin apel pagi. Menurutnya, kegiatan apel sering kali tidak efektif karena banyak pegawai yang justru tidak hadir.

“Apel setahun sekali cukup lah, pas Agustusan aja. Kenapa? Karena yang datang cuma 30, padahal pegawainya 60,” ujar Dedi Mulyadi di hadapan para ASN.

Lebih lanjut, ia menyoroti kebiasaan pejabat yang justru marah-marah di hadapan pegawai yang rajin hadir. “Kepala dinasnya malah pidato sejam setengah di depan 30 orang yang hadir. Yang harusnya dimarahi itu yang tidak datang,” tegasnya.

Dedi menyayangkan budaya kerja yang sering kali tak adil. Ia menyindir, yang rajin justru sering dimarahi, sementara yang malas dibiarkan begitu saja.

Ia meminta sistem seperti itu dihentikan dan memerintahkan Sekda Jawa Barat untuk mengambil langkah tegas. Dedi mengusulkan cara yang unik namun penuh pesan: pasang papan nama besar di kantor. Di sebelah kanan tertulis “Pegawai Paling Rajin”, di sebelah kiri “Pegawai Paling Kedul”.

Bukan hanya simbolik, ia juga mengancam pemotongan tunjangan bagi ASN yang malas. “Itu gampang, motong tunjangan mah. Tapi naik-naik terus, tiap naik langsung top up,” sindirnya soal sistem tunjangan ASN.

Tak berhenti di situ, Dedi juga menyentil gaya hidup ASN yang menurutnya luar biasa. “Ada yang gajinya tinggal Rp200 ribu, tapi tiap hari bisa beli skincare, anaknya sekolah di kedokteran. Malah ada yang gayanya melebihi saya,” ucapnya sambil tertawa.

Meski terdengar nyeleneh, Dedi ingin mengingatkan bahwa rezeki tidak hanya datang dari tempat kerja. “Yang sayang sama kita belum tentu yang kita bantu. Rezeki bisa datang dari arah yang tak disangka-sangka,” jelasnya.

Di akhir pernyataannya, Dedi mengajak ASN untuk tidak berharap balasan dari setiap kebaikan. “Apa yang kita lakukan belum tentu dibalas. Tapi bisa jadi kita dibalas dari apa yang tidak kita lakukan,” tutupnya bijak.



Majasari Gelar Aksi Beberesih Serentak, Wujud Nyata Sinergi Warga dan Pemerintah

Bakti sosial Majasari
Foto: www.jabarpress.com

Subang – Pemerintah Desa Majasari, Kecamatan Cibogo, Kabupaten Subang, menggelar kegiatan bakti sosial serentak pada Minggu (20/4/2025). Aksi kebersihan ini melibatkan seluruh lingkungan RW, halaman rumah warga, hingga sepanjang jalan kabupaten. Titik kumpul utama berada di halaman kantor desa.

Kepala Desa Majasari, Hatayudin, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program kebersihan rutin yang sudah menjadi agenda mingguan desa. Setiap hari Minggu, warga bersama perangkat desa bergotong royong menjaga kebersihan lingkungan.

Menurut Hatayudin, program ini tidak hanya digelar secara internal, tetapi melibatkan seluruh unsur masyarakat. Mulai dari BPD, LPM, para kepala dusun, RT, RW, hingga karang taruna desa turut serta dalam kegiatan ini. Semangat gotong royong menjadi kekuatan utama dalam menjaga lingkungan tetap bersih dan sehat.

Aksi ini sekaligus menjadi bentuk dukungan terhadap program Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam menciptakan lingkungan bersih. Hatayudin menyebut, melalui kegiatan ini, ikatan sosial antarwarga dan perangkat desa juga semakin erat. Selain membersihkan lingkungan, kegiatan ini menjadi ajang menyapa warga dan mendengar aspirasi mereka secara langsung.

Harapannya, kegiatan bersih-bersih ini terus berlanjut dan mampu menciptakan desa yang sehat, bersih, dan harmonis. Kolaborasi antara warga dan pemerintah desa menjadi kunci utama dalam mewujudkan cita-cita tersebut. Kegiatan ini juga diharapkan mampu memperkuat hubungan sinergis antara pemerintah desa dan masyarakat.




Dedi Mulyadi Tertibkan Bangunan Liar, Bantu Ibu Penjual Gorengan di Subang

Penertiban bangunan liar Subang oleh Dedi Mulyadi
Foto: YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel

Subang – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, kembali turun tangan menertibkan bangunan liar yang berdiri di atas tanah milik pemerintah. Kali ini, penertiban dilakukan di wilayah Kabupaten Subang.

Salah satu bangunan yang ditertibkan adalah milik seorang ibu penjual gorengan. Ia membangun warung sekaligus tempat tinggal di atas lahan milik Dinas Pekerjaan Umum (PU) Jawa Barat, tanpa izin resmi.

Dalam video yang diunggah di kanal YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel, Dedi terlihat bertanya langsung kepada ibu tersebut mengenai izin pendirian bangunannya. Ibu asal Cikawali, Subang itu mengakui, bangunan tersebut didirikan tanpa izin dan belum pernah mendapat teguran dari pemerintah setempat.

“Kalau ditotal, habis Rp 45 juta. Sedikit-sedikit pasang listrik, gali sumur. Saya tidur di sini juga,” ucap ibu tersebut lirih. Ia mengaku tidak memiliki rumah, sehingga memilih tinggal dan berjualan di tempat itu.

Saat Dedi bertanya apakah ada petugas yang menegur, sang ibu menjawab, “Gak ada, Pak. Gak pernah ada yang negur.”

Berbeda dengan pengakuan ibu itu, pihak Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang (DBMPR) Jawa Barat menyatakan bahwa mereka sudah memberi peringatan dengan memasang plang di lokasi. Namun, Dedi menilai hal itu tidak cukup.

“Hanya dipasangi plang itu tidak membuat orang jera. Ini akibat dari pembiaran yang terlalu lama. Sekarang kasihan, tapi tetap harus ditertibkan,” tegas Dedi.

Dedi menambahkan bahwa penertiban seperti ini sudah lama ia inginkan. Namun, baru bisa dilakukan saat ia menjabat sebagai Gubernur, karena sebelumnya tidak memiliki wewenang.

Usai mendengar kisah sang ibu, Dedi memberikan bantuan uang tunai sebesar Rp 5 juta. Bantuan itu diberikan sebagai biaya hidup sementara selama penertiban berlangsung.

“Terima kasih, Pak. Makasih ya Allah,” ucap ibu itu terharu. Dedi kemudian menanyakan kabar pendidikan anak-anaknya.

Sang ibu mengungkapkan bahwa salah satu anaknya baru lulus SD dan akan melanjutkan ke SMP. Sementara anak lainnya, yang mondok di pesantren tingkat SMP, belum bisa melanjutkan ke SMA karena ijazahnya masih ditahan akibat tunggakan biaya.

Mendengar hal tersebut, Dedi langsung meminta Bupati Subang, Reynaldi Putra Andita, yang ikut mendampingi, untuk menyelesaikan persoalan ijazah itu secepatnya.

“Nanti hari Senin, diambilin sama Pak Bupati,” ujar Dedi. Sang ibu pun tampak sangat lega mendengar janji tersebut.

Tak hanya itu, Dedi juga memberikan tambahan bantuan untuk biaya sekolah anak-anaknya. Sang ibu tak kuasa menahan haru, bahkan sampai bersujud syukur di hadapan Dedi Mulyadi.

“Nuhun ya Allah, nuhun,” ucapnya penuh rasa syukur.



Viral! Ucapan Polisi Soal Seniman di Subang Tuai Kecaman

Oknum polisi hina seniman di Subang
Foto: dok.istimewa

Subang – Sebuah video yang memperlihatkan seorang polisi melontarkan ucapan tak pantas kepada para seniman saat tampil di hajatan di Kecamatan Dawuan, Subang, menjadi viral di media sosial. Kejadian ini terjadi pada Sabtu, 20 April 2025, dan menuai kecaman dari berbagai pihak, khususnya komunitas seni.

Dalam rekaman video yang diunggah ke berbagai platform, tampak seorang polisi naik ke atas panggung dan menyampaikan pernyataan yang menyinggung pelaku seni. Polisi tersebut diketahui bernama Aiptu Hendra Gunawan, anggota Polsek Kalijati.

“Siang malam, bayarannya berapa? Saya tanya bayarannya berapa?” ucap Hendra dalam video yang dikutip dari kanal YouTube Rusdy Oyag Percussion. Ia kemudian menambahkan kalimat yang memicu kemarahan banyak seniman, menyebut bahwa seniman adalah profesi yang “murahan” dan tidak akan menjadi kaya.

Situasi sempat memanas, namun sejumlah anggota TNI dan Polri segera naik ke panggung dan meredakan ketegangan. Momen tersebut terekam jelas dalam video yang kini ramai diperbincangkan.

Reaksi keras datang dari para seniman, baik lokal Subang maupun penyanyi nasional asal daerah tersebut. Mereka merasa dilecehkan dan kecewa atas pernyataan yang dinilai merendahkan profesi seni.

Menanggapi viralnya video itu, Kapolres Subang AKBP Ariek Indra Sentanu bergerak cepat. Pada Sabtu sore, 19 April 2025, digelar pertemuan klarifikasi yang dihadiri oleh jajaran kepolisian dan perwakilan seniman Subang. Dalam forum tersebut, hadir Kasat Intelkam, Kapolsek Kalijati, Kasi Humas, Kasi Propam, serta tokoh seni lokal Joni Januar alias Raka AB.

Dalam pertemuan itu, Aiptu Hendra menyampaikan permintaan maaf secara terbuka. Ia mengaku tidak bermaksud menghina dan menyatakan bahwa ia sangat menghormati profesi seniman.

“Saya mohon maaf sebesar-besarnya kepada seluruh seniman dan masyarakat. Saya tidak ada niat untuk menghina. Saya justru menghargai peran seniman dalam membangun budaya bangsa,” ujar Hendra dalam video permintaan maaf yang dirilis Humas Polres Subang.

Sebagai bentuk tindak lanjut, Aiptu Hendra menjalani pemeriksaan oleh Sie Propam dan tes urine—hasilnya negatif dari zat narkotika. Ia juga dikenai sanksi penempatan khusus (patsus) di ruang Sie Propam Polres Subang sambil menunggu proses sidang disiplin.

“Kapolres menindaklanjuti secara serius. Aiptu Hendra disanksi dan menjalani pemeriksaan disipliner,” ujar AKP Edi Juhedi, Kasi Humas Polres Subang.

Langkah cepat dan terbuka Polres Subang dalam menangani kasus ini mendapat apresiasi dari komunitas seni. Mereka menilai kepolisian telah menunjukkan profesionalisme dan komitmen untuk menjaga hubungan baik dengan masyarakat, khususnya pelaku seni.

Polres Subang pun menegaskan bahwa pihaknya akan terus membangun sinergi positif dengan semua elemen masyarakat. Etika dan profesionalisme akan dijaga demi menciptakan suasana aman dan kondusif, sekaligus mendukung perkembangan budaya di wilayah Subang.

Bawa Ribuan Obat Terlarang, Pemuda Asal Aceh Dibekuk di Subang

Pemuda Aceh bawa ribuan obat terlarang
Foto: ilustrasi

Subang – Seorang pemuda asal Langsa, Aceh, berinisial OW, harus berurusan dengan hukum setelah ditangkap Satuan Reserse Narkoba Polres Subang. Penangkapan terjadi di Jalan Pamanukan, Kabupaten Subang, saat OW kedapatan membawa ribuan butir obat-obatan terlarang.

Penangkapan OW bermula dari laporan masyarakat yang mencurigai adanya aktivitas peredaran obat terlarang di wilayah tersebut. Polisi langsung menindaklanjuti informasi ini dengan melakukan penyelidikan mendalam.

Setelah identitas OW dikantongi, petugas bergerak cepat. OW akhirnya berhasil diamankan bersama sejumlah barang bukti yang mencengangkan. Ia diketahui membawa ratusan blister obat jenis Tramadol saat ditangkap.

“OW diamankan saat membawa ratusan blister obat terlarang jenis Tramadol,” ungkap AKP Udiyanto, Kasat Narkoba Polres Subang, saat dikonfirmasi, Minggu (20/4).

Tak berhenti di situ, polisi juga melakukan pengembangan kasus. Dari hasil penggeledahan di tempat tinggal OW, ditemukan ribuan butir obat keras lainnya yang siap edar.

Obat-obatan yang ditemukan mencakup Tramadol, Hexymer, Double Y, dan Trihexyphenidil. Semua sudah dikemas dalam berbagai bentuk dan diduga kuat untuk diedarkan.

“Total barang bukti yang kami amankan mencapai 7.915 butir,” tambah Udiyanto.

Kepada polisi, OW mengaku mendapat pasokan obat dari seseorang berinisial AK yang kini berstatus sebagai DPO. Saat ini, OW dan seluruh barang bukti telah diamankan di Mapolres Subang untuk proses hukum lebih lanjut.

Kasus ini akan diproses berdasarkan Pasal 435 jo Pasal 436 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan. Polres Subang juga tengah memburu jaringan lain yang terlibat dalam distribusi obat-obatan berbahaya ini.




TRS Evaluasi Layanan Air Subang Kota, Atasi Gangguan dan Kekeruhan

Evaluasi SPAM Subang Kota
Foto: www.mediajabar.com

Subang – Dalam upaya meningkatkan layanan air bersih di Kabupaten Subang, Perumda Tirta Rangga Subang (TRS) melakukan evaluasi menyeluruh terhadap Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Subang Kota, Rabu (16/4/2025). Evaluasi ini menjadi bagian dari komitmen TRS dalam menjaga kualitas layanan air bagi masyarakat.

Langkah ini bertujuan memastikan distribusi air memenuhi standar kualitas, kuantitas, kontinuitas, dan keterjangkauan. Direktur Teknik Perumda TRS menegaskan bahwa evaluasi merupakan agenda rutin untuk memperkuat performa layanan air minum.

Gangguan Distribusi Masih Terjadi di Subang Kota

Subang Kota masih kerap mengalami gangguan layanan air. Air yang keruh, tekanan rendah, dan aliran yang tidak stabil menjadi keluhan utama warga. Bahkan, beberapa wilayah belum mendapatkan pasokan air selama 24 jam penuh.

Dari hasil pemantauan tim teknis, permasalahan ini dipicu oleh penurunan daya dukung lingkungan di mata air Cibulakan. Mata air ini merupakan sumber utama SPAM Subang Kota. Di sisi lain, teknologi pengolahan yang saat ini digunakan belum mampu mengatasi perubahan kualitas air secara optimal.

Upaya Rekayasa Distribusi dan Tantangan Turbulensi

TRS tengah melakukan alih teknologi pengolahan dan rekayasa distribusi. Tujuannya agar debit dan tekanan air lebih merata ke seluruh pelanggan. Namun, rekayasa ini juga memunculkan tantangan baru. Salah satunya adalah risiko peningkatan kekeruhan akibat perubahan aliran dalam pipa distribusi.

“Normalisasi sistem diperkirakan membutuhkan waktu sekitar satu bulan,” ungkap Direktur Teknik TRS.

Langkah Konkret untuk Atasi Masalah

Berbagai langkah teknis telah dilakukan Perumda TRS, antara lain:

  • Mengganti teknologi pengolahan sesuai kondisi air baku
  • Menyesuaikan jalur distribusi untuk pemerataan pasokan
  • Memperbaiki titik-titik distribusi bermasalah
  • Melakukan pembersihan saluran secara berkala
  • Meningkatkan intensitas pemantauan tekanan dan volume aliran
  • Berkoordinasi aktif dengan instansi terkait

Selain itu, pemetaan jaringan SPAM terus dilakukan. Tim teknis menyusun solusi bertahap, baik jangka pendek maupun jangka panjang, untuk menanggulangi permasalahan secara menyeluruh.

Permintaan Maaf dan Imbauan kepada Warga

TRS menyampaikan permintaan maaf atas gangguan yang terjadi. Pihak manajemen mengapresiasi kesabaran pelanggan selama proses perbaikan berlangsung.

“Kami berterima kasih atas kerja sama dan pengertian masyarakat Subang, khususnya pelanggan di wilayah Subang Kota,” ujar perwakilan TRS.

Masyarakat dihimbau untuk bijak dalam menggunakan air. TRS juga meminta warga mengikuti informasi resmi terkait perkembangan penanganan distribusi air agar tetap mendapatkan layanan terbaik di tengah masa penyesuaian ini.

Aktif Bergerak, Hidup Lebih Sehat: Seruan RSUD Subang di Hari Aktivitas Fisik Sedunia

Aktivitas fisik untuk hidup sehat
Foto: ilustrasi

Subang – Memperingati Hari Aktivitas Fisik Sedunia yang jatuh pada Minggu, 6 April 2025, RSUD Subang menggelar kampanye ajakan hidup sehat. Kampanye ini menyoroti pentingnya aktivitas fisik sebagai bagian dari gaya hidup sehari-hari.

Melalui media sosial resminya, rumah sakit milik pemerintah daerah ini mengajak masyarakat untuk lebih aktif bergerak. Ajakan tersebut dikemas dalam visual kampanye yang menarik dan edukatif.

RSUD Subang menekankan bahwa aktivitas fisik memberikan banyak manfaat. Mulai dari mengontrol berat badan, menstabilkan tekanan darah, memperbaiki postur tubuh, hingga meningkatkan daya tahan tubuh secara keseluruhan.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam RSUD Subang, dr. Roosmalia Ponti Harfadiani, Sp.PD, juga memberikan edukasi penting. Ia mengungkapkan bahwa menjaga tubuh tetap aktif adalah bentuk investasi kesehatan jangka panjang.

Kampanye ini membawa semangat melalui tagline #mitrasehatimenujusehat. RSUD Subang ingin hadir sebagai mitra kesehatan yang selalu siap mendampingi masyarakat dalam menjalani pola hidup sehat.

Manajemen rumah sakit juga mengajak masyarakat untuk tak ragu berkonsultasi ke fasilitas kesehatan terdekat. Konsultasi dini adalah langkah bijak untuk mencegah risiko penyakit.

“Bergerak itu sederhana, namun dampaknya luar biasa. Mari jadikan aktivitas fisik bagian dari rutinitas sehari-hari,” tulis manajemen RSUD Subang dalam keterangannya.

Untuk informasi dan edukasi kesehatan lainnya, masyarakat dapat mengikuti akun media sosial RSUD Subang:

  • Instagram & YouTube: @rsudsubangofficial
  • Facebook: RsudSubang
  • Website:

Frasa Kunci Utama:
Aktivitas fisik untuk hidup sehat



Penantian 30 Tahun Terbayar: Warga Panjalin Gotong Royong Perbaiki Jalan Desa

perbaikan jalan Dusun Panjalin Subang
Foto: dok.istimewa

Subang – Setelah hampir tiga dekade menunggu, warga Dusun Panjalin, Desa Dukuh, Kecamatan Ciasem, Subang, akhirnya bisa bernapas lega. Jalan utama yang selama ini rusak parah mulai diperbaiki, Sabtu (19/4/2025).

Panjang jalan mencapai 210 meter dengan lebar 4 meter dan tebal 20 sentimeter. Proses perbaikan ini melibatkan belasan tenaga kerja dan disambut antusias oleh masyarakat setempat.

Warga bahkan turun langsung ke jalan, membantu meratakan material coran. Semangat gotong royong terasa kuat di tengah proses pembenahan infrastruktur ini.

Jalan ini merupakan satu-satunya akses vital yang menghubungkan Dusun Panjalin ke pusat Kecamatan Ciasem. Tanpa jalan ini, aktivitas warga, yang sebagian besar adalah petani dan pedagang, terganggu.

“Untuk memperkokoh rabat beton, kita pasang rangka baja ukuran 8 inci di atas permukaan jalan,” ujar Kepala Desa Dukuh, Ade.

Ade menambahkan, perbaikan jalan ini merupakan respons dari unjuk rasa warga beberapa waktu lalu. Mereka sempat turun ke jalan, menuntut perbaikan atas kondisi jalan yang tak kunjung mendapat perhatian.

Kini, penantian panjang itu akhirnya terjawab. Proyek ini dibiayai dari dana desa tahap pertama dengan anggaran ratusan juta rupiah.

Dengan jalan yang mulus, warga berharap aktivitas harian menjadi lebih lancar dan aman. Akses ke pasar, sekolah, dan layanan publik pun kian terbuka.





Kalau kamu butuh versi singkatnya untuk media sosial atau thumbnail YouTube juga, tinggal bilang aja ya!

Bangunan Liar di Subang Dibongkar, Gubernur Jabar Turun Tangan

Pembongkaran Bangunan Liar Subang
Foto: dok.istimewa

Subang – Puluhan bangunan liar di sepanjang jalan Perkebunan Karet Wangunreja, Kecamatan Dawuan, Kabupaten Subang, dibongkar petugas gabungan dari Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang (BMPR) Jawa Barat dan Satpoldam Kabupaten Subang, Sabtu siang (19/4/2025).

Langkah ini merupakan tindak lanjut dari instruksi Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, bersama Bupati Subang, Reynaldy Putra Andita. Tujuannya jelas: menertibkan pemanfaatan lahan milik pemerintah provinsi sekaligus mendorong proyek pelebaran jalan di kawasan tersebut.

Kasatpoldam Kabupaten Subang, Indri Tandia, menyebut pihaknya hanya mendampingi tim dari BMPR Jawa Barat dalam proses pembongkaran. Hari pertama, pembongkaran dilakukan mulai pukul 14.00 hingga 17.30 WIB, dengan menggunakan satu unit excavator.

“Total ada 35 bangunan liar yang rencananya dibongkar. Hari ini baru 8 bangunan, sisanya akan dilakukan besok mulai pukul 08.00 WIB,” ujar Indri saat diwawancarai oleh Lampusatu.com pada Sabtu malam.

Gubernur dan Bupati Subang juga memastikan pendekatan yang humanis dalam proses ini. Bagi penghuni yang masih menempati bangunan, pemerintah memberikan dana kerohiman dan waktu untuk mengemasi barang-barang mereka.

Indri menegaskan bahwa warga tidak langsung diusir begitu saja. “Bangunan yang belum dibongkar telah didata kembali agar penghuni mendapatkan haknya sesuai instruksi Gubernur dan Bupati,” jelasnya.

Sebelum eksekusi, pihak kecamatan dan instansi terkait sudah memberikan himbauan agar warga mengosongkan bangunan secara mandiri. Namun, ada alasan lain yang mempercepat pembongkaran.

Menurut Indri, Gubernur Dedi Mulyadi geram setelah mengetahui sebagian bangunan liar dijadikan warung remang-remang yang mengarah pada praktik prostitusi. Temuan ini memperkuat keputusan pembongkaran tanpa penundaan.

Pemerintah pun berencana melebarkan jalan di sepanjang area Perkebunan Karet Wangunreja. Proyek ini diharapkan dapat meningkatkan akses dan tata ruang yang lebih tertib di wilayah Subang.

Aksi pembongkaran ini turut menjadi perhatian publik dan viral di berbagai platform media sosial.


Aksi Cepat Bupati Subang Bersihkan Jalan Tercemar Tanah Merah

Jalan Kalijati Purwadadi tercemar tanah merah
Foto: dok.istimewa

Subang – Jalan provinsi yang menghubungkan Kalijati dan Purwadadi, Subang, belakangan berubah drastis. Warna coklat mendominasi, debu beterbangan, dan permukaan jalan menjadi licin. Penyebabnya tak lain adalah aktivitas truk besar pengangkut tanah merah dari proyek pertambangan di sekitar wilayah tersebut.

Kondisi ini tak hanya merusak pemandangan, tetapi juga membahayakan keselamatan pengguna jalan, terutama pengendara motor. Banyak yang terjatuh akibat licinnya permukaan jalan yang tertutup material tanah merah.

Merespons keluhan masyarakat, Bupati Subang Reynaldy Putra Andita langsung bergerak cepat. Berdasarkan instruksi dari Gubernur Jawa Barat dan dirinya, lima unit mobil pemadam kebakaran (Damkar) dikerahkan untuk membersihkan jalan. Empat unit berasal dari Damkar Subang dan satu dari Purwakarta.

“Kita langsung semprot dan bersihkan jalan yang tertutup material tanah merah itu,” ujar Indri Tandia, Kasatpoldam Subang, kepada Lampusatu.com, Jumat (18/4/2025). Ia menyebut, awalnya informasi ini diterima dari grup WhatsApp sebelum ditindaklanjuti bersama muspika setempat.

Tak hanya itu, Kapolsek Purwadadi Asep Suhendar juga turun langsung ke lapangan. Ia menegaskan bahwa pihak perusahaan diminta menghentikan sementara aktivitas galian dan pengangkutan tanah merah. Hal ini dilakukan demi menjaga keamanan dan kebersihan jalan umum.

“Tadi pagi kita bersama Muspika Purwadadi membersihkan jalan yang kotor itu,” kata Asep.

Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi terlihat geram saat meninjau langsung lokasi pertambangan. Aksinya yang memarahi pihak perusahaan sempat viral di media sosial. Ia meminta agar semua aktivitas dihentikan hingga jalan dari Kalijati, Purwadadi, hingga Tol Cipali benar-benar bersih dan aman dari ceceran tanah merah.




Recent Posts