suarasubang.com – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, kembali mencuri perhatian lewat pernyataannya yang blak-blakan soal kedisiplinan ASN. Dalam sebuah pertemuan, ia menegaskan bahwa semua pegawai negeri harus bekerja dengan penuh tanggung jawab dan dedikasi.
Dengan nada santai namun tegas, Dedi mengungkapkan alasan mengapa ia jarang memimpin apel pagi. Menurutnya, kegiatan apel sering kali tidak efektif karena banyak pegawai yang justru tidak hadir.
“Apel setahun sekali cukup lah, pas Agustusan aja. Kenapa? Karena yang datang cuma 30, padahal pegawainya 60,” ujar Dedi Mulyadi di hadapan para ASN.
Lebih lanjut, ia menyoroti kebiasaan pejabat yang justru marah-marah di hadapan pegawai yang rajin hadir. “Kepala dinasnya malah pidato sejam setengah di depan 30 orang yang hadir. Yang harusnya dimarahi itu yang tidak datang,” tegasnya.
Dedi menyayangkan budaya kerja yang sering kali tak adil. Ia menyindir, yang rajin justru sering dimarahi, sementara yang malas dibiarkan begitu saja.
Ia meminta sistem seperti itu dihentikan dan memerintahkan Sekda Jawa Barat untuk mengambil langkah tegas. Dedi mengusulkan cara yang unik namun penuh pesan: pasang papan nama besar di kantor. Di sebelah kanan tertulis “Pegawai Paling Rajin”, di sebelah kiri “Pegawai Paling Kedul”.
Bukan hanya simbolik, ia juga mengancam pemotongan tunjangan bagi ASN yang malas. “Itu gampang, motong tunjangan mah. Tapi naik-naik terus, tiap naik langsung top up,” sindirnya soal sistem tunjangan ASN.
Tak berhenti di situ, Dedi juga menyentil gaya hidup ASN yang menurutnya luar biasa. “Ada yang gajinya tinggal Rp200 ribu, tapi tiap hari bisa beli skincare, anaknya sekolah di kedokteran. Malah ada yang gayanya melebihi saya,” ucapnya sambil tertawa.
Meski terdengar nyeleneh, Dedi ingin mengingatkan bahwa rezeki tidak hanya datang dari tempat kerja. “Yang sayang sama kita belum tentu yang kita bantu. Rezeki bisa datang dari arah yang tak disangka-sangka,” jelasnya.
Di akhir pernyataannya, Dedi mengajak ASN untuk tidak berharap balasan dari setiap kebaikan. “Apa yang kita lakukan belum tentu dibalas. Tapi bisa jadi kita dibalas dari apa yang tidak kita lakukan,” tutupnya bijak.