MEDIAJABAR.COM, SUBANG – Telah digelar Refleksi Dies Natalis GMNI Subang Ke-68 yang mengusung tema: Mempertajam Gerakan Reinassance Pedagogie Demi Kejayaan Nusantara di Aula Pemda Subang, Minggu (27/3/2022).
Dies natalis kali ini GMNI Subang mengundang beberapa perwakilan kaum marhaen yang terdiri dari petani yaitu Uju, perwakilan serikat nelayan Subang Samsul, Perwakilan buruh Subang dari KASBI Edi Junaedi, OKP Cipayung Plus, Wakil Ketua Komisi IV DPRD Subang H. Adik Lf Solihin serta para OKP yang lain hadir dalam kegiatan ini.
Ketua Pelaksana Dies Natalis GMNI Subang, Angga Ahmad Ridho menyampaikan, bahwasannya kegiatan ini merupakan inisiasi dari kawan-kawan untuk tetap konsen memperjuangkan marhaenisme.
Presiden BEM Universitas Subang yang merupakan kader GMNI Subang mengatakan. Ia melihat GMNI sebagai Kawah Candradimuka, GMNI merupakan tempat dimana ia digembleng dari yang tidak tau bisa menjadi banyak hal.
“Didalam GMNI inilah saya banyak belajar, tentang bagaimana manejerial gerakan. Bagaimana menjadi seorang pemimpin, maka beruntunglah saya sebagai kader dilahirkan didalam organisasi ini,” imbuhnya.
Perwakilan Buruh Subang atau KASBI, saudara Edi Junaedi memaparkan bahwa per hari ini GMNI harus ikut serta mengawal para buruh di kabupaten Subang, yang dimana banyak sekali problem yang belum terselesaikannya baik itu perda ketenagakerjaan, Omnibuslaw yg in-konstitusional ataupun hak-hak buruh yang lain.
Sementara, perwakilan serikat nelayan Subang, mengapresiasi kegiatan yang diusung oleh kawan-kawan GMNI. Mengingat sangat jarang momen seperti ini, dimana para buruh, nelayan, dan petani hadir dalam satu waktu yg sama. Namun sangat menyayangkan ketidak hadiran eksekutif didalam kegiatan ini.
“Dmana kami para nelayan ingin menanyakan perhatian dari pemkab Subang terhadap kami para kaum nelayan. Dimana kami tidak bisa melaut, karena berdirinya perusahaan-perusahaan akibat adanya pelabuhan Patimban. Bahkan jaring-jaring yang kami pasang pun malah rusak tertabrak oleh kapal yg berlalu-lalang,” katanya.
Sedangkan perwakilan petani sendiri menginginkan agar para mahasiswa yang tergabung dalam GMNI ini, selalu berjuang atas kepentingan rakyat bawah.
“Kami juga sangat membutuhkan kawan-kawan mahasiswa untuk dapat menyuarakan apa yang menjadi masalah bagi para petani,” katanya.
Ketua DPC GMNI Subang, sebagai penanggungjawab dalam kegiatan ini, Fernando Manggala dalam sambutannya menyampaikan, bahwa GMNI sudah memasuki usia ke 68 tahun, merupakan usia yang cukup matang sebagai organisasi pengkaderan. Dimana ketidak hadiran nya ekseskutif dalam kegiatan ini, bukanlah hal yang harus dikhawatirkan.
“Justru kita lebih khawatir apabila perwakilan para marhaen inilah yg tidak hadir. Karena GMNI berdiri dengan Usia menginjak Ke-68 Tahun, bukan karena hadir atau tidaknya pejabat pemerintah dalam setiap kegiatannya, melainkan karena adanya rakyat marhaen. Karena kita memiliki spirit perjuang marhaenisme, dengan salam perjuangan marhaen menang. Namun realita hari ini, kaum marhaen ini belum menang. Kita sebagai DPC GmnI Subang, mendorong pemerintah kabupaten Subang. Agar segera dibuatkannya Payung Hukum bagi para kaum marhaen. Dimana per hari ini, kita belum memiliki perda perlingdungan petani, yg dimana kita merupakan lumbung pangan terbesar ketiga di Jawa Barat, kita juga belum memiliki Perda perlindungan Nelayan, yg saat ini sudah berdirinya Pelabuhan Internasional Patimban, Dan kita juga belum memiliki Perda Ketenagakerjaan, padahal kita memiliki Ratusan Pabrik dikabupaten Subang, sedangkan perdanya belum dibuat,” katanya.
Sekretaris DPC PA GMNI Subang, Darmawan Santosa S.H., mengungkapkan GMNI dengan Usia 68 Tahun secara Nasional, dan 12 Tahun secara lokal berdiri di Subang. Sudah saatnya untuk menjalankan hal-hal yang kongkret yang harus mementingkan kepentingan berbangsa &ldan bernegara, mementingkan kepentingan masyarakat marhaen serta rakyat miskin kota.
“Karena kita sebagai penerus gagasan bung Karno harus tetap setia berada didalam rel perjuangan. Selama masih ada ratap tangis digubuk derita, GMNI harus berada paling depan dalam memperjuangkan kepentingan kaum marhaen,” katanya.
Wakil Ketua Komisi IV DPRD Subang, H. Adik LF Solihin menyampaikan akan meneruskan apa yang menjadi problem para kaum marhaen apalagi dalam hal Perda, mudah-mudahan dapat segera disahkan perda-perda yang tadi disampaikan oleh perwakilan nelayan, buruh, petani dan kawan-kawan GMNI.
Kegiatan Dies Natalis ini, dihadiri pula oleh Bung Niko Rinaldo, M.Ikom yang merupakan Alumni GmnI Subang serta Tokoh Muda Kabupaten Subang. Ia mengatakan dalam sambutannya, Meski GmnI di Subang baru berusia 12 tahun, kalau kita analogikan dengan Orang mungkin sedang labil-labilnya. Tetapi saya berharap sebagai orang yang dilahirkan di GmnI. GMNI harus mempunyai Grand Desain yang Genuin, harus tetap membumikan Pancasila ditengah tantangan zaman seperti saat sekarang ini. Serta harus mampu melahirkan kader yang mampu survive di era digitalisasi seperti sekarang. kegiatan ini ditutup dengan pemotongan tumpeng secara simbolis oleh seluruh peserta serta tamu undangan dan dokumentasi secara bersama. Kegiatan ini berjalan lancar dan kondusif.
Sedangkan dihubungi secara terpisah Ketua DPC Persatuan Alumni GMNI Subang, Ugi berharap para mahasiswa khususnya kader GMNI Subang agar terus menjadi garda terdepan dalam mengawal Pemerintahan, serta menjadi agen perubahan khususnya di Kabupaten Subang. Masih banyak problematika yang masih perlu di benahi, tugas kita mengawal jangan sampai yang menjadi kebutuhan rakyat bawah tidak terakomodir dengan baik. GMNI harus bergerak maju untuk Kabupaten Subang.