harapanrakyat.com,- Polisi rencananya akan memanggil orang tua pelajar yang kedapatan ugal-ugalan di jalan raya Kota Banjar, Jawa Barat.

Kapolres Kota Banjar, AKBP Bayu Catur Prabowo, melalui Kasat Reskrim AKP Ali Jupri mengatakan, selain orang tua, pihaknya juga rencananya akan memanggil pihak sekolah.

“Tujuannya untuk memberikan edukasi, supaya anak-anaknya tidak mengulangi perbuatannya lagi,” kata Ali Jupri, Minggu (4/6/2023).

Ia menyebutkan, perbuatan para pelajar yang tergabung dalam kelompok motor tersebut, dapat membahayakan diri sendiri dan juga pengguna jalan lainnya.

Sebab, saat melakukan aksi ugal-ugalan di jalan raya Kota Banjar, para pelajar itu juga tidak menggunakan kendaraan standar.

Baca Juga: Naik Motor Ugal-ugalan, Polres Banjar Amankan Puluhan Pelajar

“Selain itu masih belum cukup umur untuk mengendarai sepeda motor,” terangnya.

Ia mengakui, bahwa saat mengamankan pelajar yang ugal-ugalan tersebut, hanya memberikan edukasi dan mengamankan sepeda motornya ke Mapolres Banjar.

“Kita berikan edukasi supaya mereka tidak mengulangi perbuatannya. Untuk sepeda motor kita amankan sementara ke Mapolres Banjar,” imbuhnya.

Diberitakan sebelumnya, puluhan pelajar yang ugal-ugalan di jalan itu diamankan di Terminal Kota Banjar pada Minggu (4/6/2023) dini hari. Hal itu berdasarkan informasi masyarakat tentang aksi mereka di jalan raya.

Sementara dari hasil penggeledahan yang Polres Kota Banjar lakukan, menemukan bendera dengan warna hitam, bertuliskan AFRAK COMMUNITY. (Sandi/R5/HR-Online/Editor: Adi Karyanto)

harapanrakyat.com,- Seorang lansia bernama Ohan (78) warga Dusun Mekarjaya, RT 06 RW 01 Desa Cigayam, Kecamatan Banjaranyar, Kabupaten Ciamis dikabarkan hilang saat mengambil bambu di Gunung Geger Bentang. Kini ratusan warga tengah melakukan pencarian, Minggu (4/6/2023).

Kepala Desa Cigayam, Dodi Haryana mengatakan, warganya tersebut hilang sejak siang hari sekitar pukul 11.00 WIB. Berdasarkan keterangan keluarga, Ohan berangkat dari rumahnya pada pukul 09.00 WIB.

“Namun sampai malam ini kakek Ohan belum pulang, jadi akhirnya warga sekitar melakukan pencarian bersama tim relawan Ciamis selatan,” katanya.

Baca Juga : 3 Hari Menghilang, Gadis Berusia 21 Tahun di Kota Banjar Tak Kunjung Pulang

Menurut Dodi, sebelum hilang lansia tersebut terakhir kali terlihat oleh pihak keluarga saat masih berada di Gunung Geger Bentang, sedang menebang pohon bambu.

Saat itu, anaknya sempat mengajak Ohan untuk pulang, namun si kakek tidak mau pulang dan melanjutkan menebang pohon bambu.

“Jadi akhirnya anaknya meninggalkan kakek Ohan. Tapi setelah sore hari, bahkan malam ini tidak juga pulang,” terangnya.

Sementara itu, Ketua Divisi SAR Relawan Ciamis Selatan (RCS), Uju Suparman mengatakan, saat ini pihaknya tengah menerjunkan anggota untuk membantu warga dalam pencarian kakek Ohan.

Baca Juga : Lahan Sawah Kekeringan, Petani di Banjaranyar Ciamis Terjunkan Pompanisasi

“Untuk malam ini kami terjunkan sekitar 14 anggota untuk menyisir ke lokasi di mana sang kakek terakhir kali terlihat oleh keluarga. Kami juga saat ini tengah melakukan monitor rekan-rekan yang sedang melakukan pencarian,” ungkapnya.

Menurut Uju, tim RCS rencananya akan melakukan pencarian hingga pukul 23:00 WIB. Jika tim tidak menemukannya malam ini, pencarian akan berlanjut besok.

“Ketemu atau tidak pasukan akan kita tarik untuk istirahat, mudah-mudahan kakek Ohan segera ketemu.” Pungkasnya. (Suherman/R12/HR-Online/Editor: Rizki)

harapanrakyat.com,- Asal usul nama Gunung Sangkur yang berada di wilayah Kecamatan Pataruman, Kota Banjar, Jawa Barat, diyakini berkaitan dengan legenda Sangkuriang Gunung Tangkuban Perahu.

Rupanya Gunung Sangkur tak hanya memiliki situs sejarah dan menyimpan berbagai kisah menarik seperti Ki Tekel dan bagong gaib saja.

Salah seorang warga setempat, Hataswara, mengungkapkan asal usul riwayat penamaan Gunung Sangkur tersebut.

Ia mengatakan, Sangkur memiliki makna saha anu nyingkur atau siapa yang bersembunyi (mengasingkan diri). Sangkur berarti juga tajam layaknya senjata. Begitupun dengan sejarahnya.

Selain itu, berdasarkan penuturan secara turun-temurun dari para leluhur bahwa, dinamakan Sangkur karena ada hubungannya dengan kisah legenda Sangkuriang.

“Sangkur artinya saha anu nyingkur. Nyingkur artinya bersembunyi atau mengasingkan diri,” kata Hata kepada harapanrakyat.com, Minggu (04/06/2023).

Lanjutnya menjelaskan, asal usul nama Gunung Sangkur itu berawal dari kisah legenda Sangkuriang. Konon, Gunung Sangkur pernah disinggahi oleh Dewi Dayang Sumbi ketika diasingkan dari istana.

Setelah itu, nama Sangkur menjadi sebutan yang diwariskan secara turun-temurun dari nenek moyang. Hingga sekarang ini Gunung Sangkur tidak pernah berganti nama.

“Dinamakan Sangkur karena ada hubungannya dengan Sangkuriang. Sangkur itu artinya saha anu nyingkur. Bersembunyi atau mengasingkan diri,” ujar Hata yang juga Panglima Besar Pasukan Laskar Adat Maung Bodas Cakra Buana.

Baca Juga: Napak Tilas, Mengungkap Misteri Petilasan Eyang Singaperbaya Gunung Sangkur Kota Banjar

Nama Gunung Sangkur Kota Banjar dan Cerita Para Tetua

Warga lainnya, Kandar, mengatakan, penyebutan nama Gunung Sangkur sudah dari zaman dahulu. Menurut cerita para tetua memang ada kaitannya dengan legenda Sangkuriang.

Nama Sangkur juga tidak ada penambahan maupun penyusunan kata yang lain. Warga sampai sekarang pun menyebut dan mengenalnya dengan nama Gunung Sangkur.

“Nama Gunung Sangkur itu sudah dari dulu. Katanya memang ada kaitannya dengan Sangkuriang,” ujar Kandar.

Ia pun menceritakan bahwa sejak zaman dahulu kawasan Gunung Sangkur memang kerap terjadi kejadian-kejadian aneh. Seperti adanya orang masuk kerajaan alam gaib hingga berhari-hari.

Kejadian-kejadian aneh itu seperti cerita mitos, tapi nyata adanya. Karena beberapa warga ada yang mengalami kejadian aneh tersebut.

“Memang sejak dulu juga di Gunung Sangkur banyak cerita dan kejadian aneh. Saya sendiri sejak kecil sering mendengar banyak kejadian aneh, seperti orang masuk kerajaan besar, dan itu hampir terjadi setiap tahunnya,” pungkasnya. (Muhlisin/R3/HR-Online/Editor: Eva)

harapanrakyat.com,- Fenomena om telolet om kembali viral di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Hal itu seiring dengan banyaknya bus pariwisata yang selalu transit di sentra oleh-oleh Ciamis, tepatnya di Jalan Raya Ciamis-Banjar, Kecamatan Cijeungjing.

Pantauan harapanrakyat.com, Minggu (04/06/2023), banyak warga mulai dari anak-anak hingga orang dewasa di pinggir Jalan Raya Ciamis-Banjar, untuk melihat bus pariwisata yang lewat dan meneriaki “om telolet om”.

Ahmit Purnama, Ketua RW 05, Dusun Citutut, Desa Dewasari, Kecamatan Cijeungjing, mengatakan, semenjak banyaknya mobil wisata yang melintas dengan suara klakson unik menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat. Sehingga, fenomena om telolet om kembali terjadi.

Baca Juga: Warga Kedung Caung Ciamis tidak Pernah Makan Ikan Bebeong, Ini Alasannya!

“Banyaknya warga berkumpul biasanya hari Sabtu dan Minggu, karena banyak bus wisata datang ke sentra oleh-oleh Ciamis hanya pada waktu weekend saja,” terangnya kepada harapanrakyat.com, Minggu (04/06/2023).

Ia juga mengatakan, warga yang ada di pinggir jalan raya itu bukan hanya warga sekitar saja. Tetapi ada pula yang datang dari kecamatan lain maupun luar daerah. Mereka datang hanya ingin melihat bus-bus pariwisata dan meneriaki “om telolet”.

“Banyak anak-anak dan remaja yang datang. Rata-rata mereka seperti membuat konten video dan membawa gambar bus-bus wisata yang dianggap unik,” kata Ahmit.

Ia pun selalu mengimbau kepada warga yang datang ke dekat sentra oleh-oleh agar tidak mengganggu arus lalu lintas jalan. Serta harus selalu hati-hati ketika sedang menyaksikan bus-bus wisata yang lewat.

“Asalkan tidak mengganggu arus jalan tidak apa-apa, asalkan selalu berhati-hati saja agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan,” pungkasnya. (Fahmi/R3/HR-Online/Editor: Eva)

harapanrakyat.com – Batas waktu pendaftaran calon anggota Bawaslu Kabupaten Bandung tinggal 3 hari lagi. Sejak pembukaan pendaftaran anggota Bawaslu Wilayah V Jawa Barat, tercatat sebanyak 47 pendaftar.

Anggota Timsel Bawaslu Wilayah V Jabar Hadi Nur Amin mengatakan, proses rekrutmen calon anggota Bawaslu Kabupaten bersamaan dengan proses rekrutmen seluruh Bawaslu kabupaten/kota se-Indonesia.

Pola sistem rekrutmen calon anggota Bawaslu ini menggunakan sistem zonasi. Kabupaten Bandung, kata Hadi, termasuk dalam wilayah V Jawa Barat bersama dengan Kab Bandung Barat, Kota Cimahi, Kota Bandung dan Kabupaten Sumedang.

Baca Juga : Panwaslu Padaherang Pangandaran Gelar Tes Wawancara Calon PKD

“Hingga Sabtu (3 Juni 2023), total pendaftar di Wilayah V Jawa Barat baru mencapai 47 orang. Mungkin pendaftaran akan membludak pada hari-hari terakhir,” kata Hadi kepada wartawan, Minggu (4/6/2023).

Menurutnya, salah satu faktor penyebab belum masifnya para calon pendaftar menyerahkan berkas lantaran pendaftar harus menyiapkan seluruh administrasi. Misalnya, kata Hadi, surat keterangan kesehatan jasmani, rohani, dan narkoba dari rumah sakit pemerintah.

Disamping itu, mereka juga harus  melampirkan surat keterangan dari pengadilan dan memenuhi persyaratan lainnya.

Agar proses pendaftaran calon anggota Bawaslu ini berlangsung inklusif dan komprehensif, pihaknya sejauh ini telah melakukan sosialisasi di sejumlah titik di Bandung raya. Sosialisasi itu sesuai dengan daerah yang menjadi kewenangan timsel antara lain Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi, Kota Bandung, dan Kabupaten Bandung.

“Untuk di Kabupaten Bandung Barat kami sudah mensosialisasikan di Kantor Desa Cilame dengan menyasar kelompok masyarakat potensial. Di hari yang sama, kami juga melakukan kegiatan sosialisasi di Keuskupan Kota Bandung dengan sasaran kelompok agama minoritas,” ucapnya.

Pada Jumat (26 Mei 2023) lalu, kata Hadi, pihaknya melakukan kegiatan sosialisasi di Kota Cimahi dengan sasaran kelompok masyarakat disabilitas. Sedangkan di Kabupaten Bandung, bertempat di gedung PCNU dengan sasaran ormas keagamaan Islam.

Tata Cara Pendaftaran Calon Anggota Bawaslu

Sebagai informasi, pembukaan penerimaan pendaftaran calon anggota Bawaslu kabupaten/kota ini sejak 29 Mei hingga 7 Juni 2023.

Pendaftar calon anggota Bawaslu, lanjut Hadi, dapat mengantarkan berkas fisik ke kantor timsel Bawaslu wilayah V Jabar di Ruko Ruby Commercial Nomor 166, Jalan Sentra Raya Barat, Summarecon Bandung, Gedebage, Kota Bandung.

Baca Juga : Buntut Sawer Duit Ketua NasDem Garut, Ketua KPUD Dicecar Belasan Pertanyaan oleh Bawaslu

Penyampaian berkas dapat melalui surat elektronik (e-mail), pos kilat khusus, atau mengantarkan langsung di hari kerja pukul 8.00 WIB hingga 16.00 WIB.

“Pendaftar nantinya memberikan berkas tiga rangkap, 2 salinan dan 1 asli ke sekretariat timsel. Petugas akan membuatkan akun untuk pendaftar untuk mengunggah sendiri persyaratan berupa pindah yang dapat di rumah atau sekretariat timsel. Sebelum memberikan persyaratan fisik, diharapkan sudah melakukan pemindaian. Setelah memiliki akun, pendaftar calon anggota Bawaslu akan menerima tanda bukti penerimaan berkas,” ungkapnya. (Ecep/R13/HR Online)

harapanrakyat.com,- Kepala BPIP RI atau Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Yudian Wahyudi menangis melihat indahnya budaya Ciamis yang terus dijaga oleh para budayawan.

Ia mengaku terharu dan bangga karena budayawan dan warga masih menjaga budaya Sunda. 

“Apa yang saya lihat hari ini merupakan sebuah momen yang langka ,” ucapnya saat menghadiri kegiatan Hari Lahir Pancasila di Taman Lokasana Ciamis, Minggu (04/06/23). 

Yudian mengungkapkan, ia mengaku sampai meneteskan air mata pada saat kegiatan tadi karena sangat terpukau dengan para budayawan dalam menunjukkan keasrian budaya Sunda. 

“Ketika kita tidak mempunyai kekuatan pada zaman penjajahan dulu, merekalah para jawara dan tokoh tokoh agama yang berperang. Hal itu mereka buktikan keistimewaannya pada saat pentas,” katanya. 

Yudian menjelaskan, jasa para jawara dan alim ulama yang membuat Negara Indonesia sampai saat ini bisa merdeka.

Apalagi, kata Yudian, pada saat itu para pejuang berperang tidak dengan teknologi canggih, seperti halnya Belanda maupun Jepang. 

“Ini membuktikan bahwa para jawara masih ada, untuk sama sama menjaga NKRI dari ancaman apapun itu,” pungkas Yudian. (Fahmi/R6/HR-Online/Editor: Muhafid)

harapanrakyat.com,- Keberadaan petilasan Eyang Sitaguna yang berada di bukit Dusun Pasirnagara, Desa Cibeureum, Kota Banjar, Jawa Barat, hingga kini masih menjadi misteri yang belum terungkap. 

Konon, petilasan berusia ratusan tahun yang lokasinya berada di bawah pohon besar penuh bebatuan tersebut hingga kini masih terawat. Bahkan masyarakat sekitar menjaganya dengan baik. 

Baca juga: Warga Kedung Caung Ciamis tidak Pernah Makan Ikan Bebeong, Ini Alasannya!

Tak hanya itu, banyak yang percaya keberadaan Eyang Sitaguna masih memiliki hubungan erat dengan Kiai Kholeludin atau Ki Banteng Loreng. 

Misteri Petilasan Eyang Sitaguna

Kepala Desa Cibeureum Yayan Sukirlan menuturkan, warga masyarakat belum mengetahui persis riwayat dari Eyang Sitaguna yang makamnya penuh dengan bebatuan tersebut. 

Namun, dari penelusuran yang ia lakukan sementara ini, Eyang Sitaguna merupakan sosok sepuh dan masih memiliki hubungan dengan Kiai Kholeludin.

Ki Banteng Loreng sendiri merupakan tokoh kharismatik yang hingga sekarang ini masyarakat yakini sebagai sosok penjaga dan pengayom masyarakat desa Cibeureum. 

“Masih berhubungan dengan Ki Banteng Loreng. Cuman kalau Eyang Sitaguna itu saudara yang lebih tua,” kata Yayan Sukirlan, Minggu (4/6/23). 

Lanjutnya berujar, masyarakat sendiri sampai saat ini masih menelusuri riwayat Eyang Sitaguna. Warga tidak berani bercerita panjang karena takut terjadi sesuatu karena salah menyampaikan. 

Namun, yang jelas warga mempercayai sosok Eyang Sitaguna merupakan sesepuh yang kemudian menyerahkan mandatnya kepada Kiyai Kholeludin untuk menjadi pengayom masyarakat Desa Cibeureum. 

“Saya juga nggak berani bercerita banyak takut nanti ada yang salah karena ini nggak enteng. Nanti saya akan tanyakan langsung sama kasepuhan baru saya sampaikan,” katanya.

Lanjutnya mengatakan, warga sampai saat ini masih merawat dan menjaga petilasan Eyang Sitaguna dengan cara memberishkan sekedar untuk mencari keberkahan.

Ia juga tidak menampik banyak para warga yang berkunjung ke makam tersebut dengan maksud mendoakan, mencari keberkahan, terutama mereka yang masih merasa menjadi keturunannya. 

“Kalau bertapa iya. Tapi itu bukan bertapa siang malam di sana tetapi mendoakan, mengharap keberkahan. Ada juga yang untuk maksud keduniaan,” katanya. (Muhlisin/R6/HR-Online/Editor: Muhafid)