harapanrakyat.com,- Ratusan massa dari Desa Karangsari, Kecamatan Pakenjeng, Garut melakukan unjuk rasa di Kantor DPRD berlangsung ricuh. Mereka mendesak transparansi sengketa Pilkades di wilayahnya mendapatkan tanggapan dan jawaban secara terbuka, Kamis (15/6/23). 

Pantauan di lapangan, aksi gabungan warga desa dengan mahasiswa ini sempat terjadi kericuhan. Mereka terlibat aksi dorong dengan petugas pengamanan Satpol PP dan Polisi saat berusaha memaksa masuk ke halaman DPRD Garut. 

Baca juga: Buntut Penganiayaan Anggota Polisi di Garut, 81 Preman Diamankan

Berdasarkan informasi, sengketa keberatan atas hasil Pilkades serentak di Desa Karangsari yang berlangsung tersebut lantaran pada Senin (15/5/2023) lalu tidak mendapat perhatian serius dari Panitia Pemilihan Kabupaten (PPK) Pilkades serentak.

Menurut Dedi Arisandi, salah satu calon kades yang kalah, pihaknya hanya menuntut agar penyelesaian permasalahan dan perselisihan bisa selesai. Namun, proses verifikasi, investigasi serta mediasi perlu ditempuh. 

“Sampai saat ini belum ada apa-apa, baru ada surat dari PPK Kabupaten,” katanya.

Dedi menambahkan, PPK Garut yang menganggap seolah bahwa permasalahan ini sudah selesai itu tidak sesuai. Sebab, PPK belum pernah melakukan langkah investigasi dan klarifikasi.

“Menganggap permasalahan ini sudah selesai, itu kata surat dari DPMPD. Padahal belum ada verifikasi, investigasi belum ada mediasi. Laporan tiga hari setelah pemilihan (Pilkades serentak – red),” jelasnya.

Sementara itu, kericuhan mulai mereda setelah korlap aksi menenangkan massa aksi. Namun mereka mendesak agar DPMPD, DPRD dan pihak terkait duduk bersama membahas sengketa ini. (Pikpik/R6/HR-Online/Editor: Muhafid) 

Kisah TKW pulang ke Indonesia setelah 8 tahun di Taiwan mendapat sambutan haru keluarganya viral di media sosial. TKW asal Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah yang bernama Fitri Naia itu pulang pada Selasa (6/6/23) lalu.

Berdasarkan penelusuran dari berbagai sumber, TKW tersebut beralasan merantau hingga 8 tahun lamanya di Taiwan lantaran ingin membantu perekonomian keluarga.

Baca juga: Out of The Box! Pengantin di Yogyakarta Gelar Pesta Pernikahan di Kebun Binatang

Bahkan, Fitri sendiri berencana akan menetap di Indonesia selama satu bulan dan akan kembali lagi ke Taiwan pada 5 Juli mendatang.

Kisah TKW Pulang yang Bikin Haru

Viralnya kisah perjuangan Fitri kembali ke Indonesia bermula dari unggahan video di media sosialnya, @fitrinaia.

Unggahan tersebut memperlihatkan Fitri yang tengah melakukan panggilan video bersama sang Ayah yang memintanya untuk pulang.

Ayah dari Fitri itu berumur sekitar 70 tahunan. Ia mengaku rindu dan ingin bertemu sang anak.

“Bapak nggak butuh uangmu, yang bapak mau hanya ingin ditemani kamu di masa tua bapak,” aku sang Ayah pada keterangan dalam video tersebut.

Usai video itu viral, TKW itu kembali mengunggah video yang memperlihatkannya tengah menangis meminta izin pulang ke Indonesia pada sang majikan.

Ketika Fitri mendapatkan izin, TKW tersebut segera mempersiapkan kepulangannya ke Indonesia.

Saat di bandara, Fitri hanya mendapat sambutan suami dan sang anak. Sebab ia tidak memberi kabar pada keluarganya.

Kemudian, video lain memperlihatkan Fitri yang tengah memberi kejutan pada sang Ayah yang tengah duduk di teras rumah.

Awalnya, Ayah dari Fitri itu tidak mengenali sang anak lantaran tertutup masker. Lama menyadari, Fitri akhirnya membuka masker dan langsung memeluk sang Ayah dengan isak tangis.

Tak hanya sang Ayah, Fitri juga tampak memberi kejutan pada sang kakak di toko baju yang menyamar sebagai konsumen.

Sang kakak Fitri tidak mengenalnya karena memakai masker. Namun, saat Fitri membuka maskernya, sang kakak pun terlihat sejenak diam dan kikuk. 

Karena menyadari yang di depannya itu adalah adiknya, sontak saja kakak Fitri itu langsung histeris dan memeluk Fitri dengan isak tangis.

Kisah perjuangan Fitri untuk pulang ke Indonesia usai merantau 8 tahun akhirnya viral hingga menembus jutaan penonton. 

Tak sedikit dari warganet yang mengaku ikut menangis melihat video dari kisah TKW pulang ke Indonesia tersebut.

“Please siapa yg naruh bawang disini, ikut mewek,” komentar salah satu warganet. (Fatmawati/R6/HR-Online/Editor: Muhafid)

harapanrakyat.com,- Diduga karena penanganan medis lambat, seorang warga di Kecamatan Sodonghilir, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat meninggal dunia, Rabu (14/6/23). 

Pasien bernama Abdul Nasir (45) warga Kampung Cikalapa, Desa Sepatnunggal, Kecamatan Sodonghilir, meninggal dunia usai mengalami kejang-kejang.

Baca juga: Maling HP Babak Belur Dihajar Massa di Tasikmalaya

“Jadi tadi malam ada warga kami sakit pecah pembuluh darah dan membawa ke Puskesmas Sodonghilir. Namun tidak mendapat penanganan, malahan langsung minta dirujuk,” kata Mohammad Kamil Idris, tokoh Pemuda Desa Sepatnunggal, Kamis (15/6/2023).

Saat itu, lanjutnya, pihak Puskesmas menyuruh pasien agar membawa ke Puskesmas Fatma. Namun, belum sampai Puskesmas Fatma, pasien sudah meninggal di perjalanan. 

Idris menambahkan, mendengar kabar Abdul Nasir meninggal, pihak keluarga pun tidak terima dan beramai-ramai mendatangi UPT Puskesmas Sodonghilir untuk meminta kejelasan. 

Bahkan, situasi yang sempat memanas membuat Koramil Sodonghilir turun tangan untuk proses mediasi kasus dugaan penanganan medis lamba tersebut. 

“Pukul 21.20 WIB, pihak keluarga tidak terima dengan meninggalnya pasien. Mereka terus menerus mencoba untuk mencari petugas Puskesmas. Namun, petugas piket Koramil 1223 dan Polsek Sodonghilir mengarahkan untuk mediasi. Soalnya kantor koramil dan Puskesmas berdampingan,” imbuhnya. 

Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Dinkes Kabupaten Tasikmalaya dr. Aa Ahmad Nurdin mengaku masih menelusuri terkait kasus ini. 

Selain tengah meminta klarifikasi dari Puskesmas, pihaknya juga sedang mengumpulkan kronologis pastinya.

“Kami belum bisa menyampaikan banyak hal, karena kita masih menelusuri kasus ini ke Puskesmas,” kata Aa.

Ia menambahkan, dalam kasus ini pihaknya belum bisa memastikan apakah kasus ini terjadi karena penanganan medis lambat atau hanya kesalahan komunikasi.

“Kita belum tahu apakah ada unsur kelalaian petugas atau hanya miskomunikasi. Jadi tunggu hasil klarifikasi karena sekarang lagi kita tindak lanjuti di lapangan,” pungkasnya. (Apip/R6/HR-Online/Editor: Muhafid)

Presiden Jokowi undang Putri Ariani ke istana usai mengharumkan nama Indonesia. Sebab, putri meraih Golden Buzzer di ajang America’s Got Talent 2023, Rabu (14/6/2023).

Nama putri yang kembali menggoncangkan Indonesia bahkan dunia dengan penampilan yang memukau di kompetisi Internasional itu tidak luput dari perhatian Presiden Jokowi.

Presiden Indonesia tersebut turut bangga atas pencapaian penyanyi berbakat asal Indonesia itu hingga bersorak mendukungnya. Dukungan tersebut langsung Jokowi sampaikan kepada Putri saat berkunjung ke Istana.

Baca juga: Anthony Ginting Juara Singapore Open 2023, Jokowi Beri Apresiasi 

Saat pertemuan itu juga, Putri Ariani memamerkan bakatnya di hadapan Presiden dengan menyanyikan lagu ciptaannya dengan iringan piano.

Begini Momen Jokowi Undang Putri Ariani ke Istana

Belum lama ini banyak dari orang Indonesia yang mengapresiasi keberhasilan Putri dalam ajang America’s Got Talent 2023. 

Seperti halnya Menteri Pendidikan Nadiem Makarim yang memberikan beasiswa pada Putri untuk mengenyam pendidikan di kampus impiannya di The Juilliard School, Amerika.

Bahkan, kini Presiden Indonesia turut memberi apresiasi dengan mengundang penyanyi bertalenta tersebut ke Istana Merdeka Jakarta.

Pada kesempatan tersebut, Presiden Jokowi tidak hanya mengucapkan selamat atas Golden Buzzer America’s Got Talent 2023. 

Namun, Presiden Jokowi juga memberikan dukungan kepada penyanyi berbakat itu dengan memberikan tabungan untuk bekal saat melanjutkan kompetisi di ajang America’s Got Talent 2023 nanti.

Sebagai informasi, Putri Ariani sendiri akan kembali ke Amerika pada bulan Agustus mendatang untuk melanjutkan perjuangannya di kompetisi America’s Got Talent 2023.

Jokowi Minta Dukungan untuk Putri

Tak hanya itu, Presiden Jokowi juga akan mengerahkan warga Indonesia serta pengikut media sosialnya untuk mendukung Putri Ariani di ajang Internasional tersebut.

Rencananya juga, Presiden Indonesia tersebut akan mengundang Putri Ariani pada hari kemerdekaan nanti 17 Agustus mendatang ke Istana untuk bernyanyi.

Namun, Presiden Jokowi menegaskan hal itu akan terjadi bilamana tidak mengganggu persiapan Putri menghadapi kompetisinya.

“Kalau tidak mengganggu waktunya Putri, nanti 17 Agustus akan kita undang,” tegas Jokowi.

Atas apresiasi Presiden Jokowi dengan mengundangnya ke Istana hingga memberikan bekal, Putri Ariani sendiri mengaku tidak menyangka serta dilanda rasa bahagia.

“Luar biasa bangga dan terharu, putri tidak menyangka akan mendapat apresiasi sama bapak Presiden. Terima kasih banyak pak,” ujar Putri Ariani.(Fatmawati/R6/HR-Online/Editor: Muhafid)

harapanrakyat.com,- Polres Pangandaran mengamankan sebuah eskavator dari tambang galian C ilegal yang berada di Empangsari, Desa Kalipucang, Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran. 

Berdasarkan informasi, kasus tersebut merupakan limpahan dari Polda Jabar yang melakukan operasi galian C ilegal di Pangandaran. 

Kasat Reskrim Polres Pangandaran AKP Luhut Sitorus menjelaskan, pihaknya berhasil mengamankan barang bukti satu unit eskavator dan tumpukan batu cabluk dari kasus tersebut.

“Kita sedang menangani kasus limpahan Polda Jabar,” katanya, Kamis (15/6/23). 

Selain barang bukti, lanjutnya, pihaknya juga mengamankan seseorang yang berinisial Y dan sejumlah saksi untuk pemeriksaan lebih lanjut. 

Dalam kasus ini, lanjutnya, bila ada aktivitas ilegal yang serupa dan masyarakat melaporkannya, Polres Pangandaran tidak segan-segan akan menindaknya.

Bahkan, menurutnya kasus galian C ilegal adalah persoalan serius. Sehingga pihaknya akan menanganinya sampai tuntas, apalagi jika ada laporan dari masyarakat.

Sebab, berdasarkan peraturan pengusaha yang melakukan aktivitas pertambangan tanpa izin terancam pasal 158 UU nomor 4 tahun 2009. 

“Sesuai ketentuan pasal tersebut, pengusaha terancam hukuman penjara paling lama 10 tahun dan denda paling banyak Rp 10 miliar,” pungkasnya. (Mad/R6/HR-Online/Editor: Muhafid)