Beranda blog Halaman 4

Antara Teh, Warung, dan Wewenang: Riuh Penertiban Jalur Ciater-Jalancagak

Penertiban bangunan Ciater Jalancagak

SUBANG – Di balik aroma sejuk daun teh yang membentang dari Jalancagak sampai Ciater, kini terselip kisah panas yang bikin dahi berkerut dan pedagang meringis. Penertiban bangunan di jalur perkebunan teh itu kembali jadi sorotan, dan kali ini panggung utamanya berada di Kantor Kecamatan Ciater, Selasa (24/6). Pemerintah Kecamatan dan PTPN I Regional 2 pun duduk bareng, bukan untuk minum teh, tapi membahas nasib warung-warung yang sudah lebih dulu “ngeteh” di lokasi itu.

Sehari sebelumnya, Senin (23/6), Gedung DPRD Jawa Barat di Bandung sempat terasa lebih semarak. Bukan karena konser atau lomba pantun, melainkan audiensi antara DPRD Jabar, para pedagang, dan pihak PTPN I. Para pedagang yang bangunannya terancam bubar jalan menyuarakan keluh kesah. Mereka menolak pembongkaran yang menurut mereka dadakan kayak mantan ngajak balikan. Sementara itu, pihak PTPN berdalih mereka cuma mengeksekusi perintah dari atasan—yakni Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Nah, semua drama ini sejatinya bermuara pada satu tokoh: Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Beliau ingin kawasan hijau di jalur perkebunan dikembalikan fungsinya. Tak cuma di Ciater, operasi sapu bangunan liar ini juga menyambangi Dawuan dan perkebunan karet Jalupang. Wah, sepertinya tidak ada tempat aman bagi bangunan-bangunan tak bertuan resmi.

Wakil Ketua DPRD Jabar, Ono Surono, ikut menabuh genderang koordinasi. Ia menegaskan, pembersihan semacam ini butuh sinergi yang mantap, bukan kerja individu ala solo karier. “Gubernur tidak bisa menyelesaikan semua pekerjaan sendiri. Harus ada pendelegasian yang tepat kepada Wakil Gubernur dan juga Sekda agar roda pemerintahan berjalan optimal,” ujarnya. Mantap, Pak Ono—pendelegasian yang bukan asal lempar bola!

Dari pihak PTPN, sang Kabag Hukum Ferdian Adi Nugroho turun tangan menjelaskan duduk perkaranya. Ia bilang, tanah itu milik PTPN, tapi mereka tetap patuh sama aturan provinsi. Apalagi jika tanahnya berada di ruang milik jalan (rumija), maka Pemerintah Provinsi punya hak juga untuk menertibkan. “Lahan yang dimaksud adalah milik PTPN… Ketika areal PTPN berada di wilayah rumija, juga menjadi kewenangan Pemprov Jabar untuk menertibkannya,” tegas Ferdian.

Kalau bangunan kedapatan melanggar aturan tata ruang atau nyelonong dari garis aturan, PTPN I siap pasrah sekaligus patuh. “Nah, kami PTPN I adalah pemilik lahan yang bersangkutan, maka kami akan mendukung jika hal itu tidak diizinkan,” lanjutnya. Kurang lebih seperti tamu di rumah sendiri yang tetap sopan karena ikut aturan tuan rumah.

Kini, DPRD Jabar mencoba menyeimbangkan dua sisi koin: satu sisi tentang perlindungan pedagang kecil, dan sisi lain soal menjaga kelestarian lingkungan. Sepertinya solusi win-win masih diseduh, sambil menanti dingin dan bisa diminum tanpa terbakar lidah.

Tag:

Penertiban ini merupakan tindak lanjut dari Arah Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang ingin mengembalikan fungsi dan kelestarian kawasan perkebunan di sepanjang jalur tersebut. Tidak hanya di Ciater, penertiban juga sudah dilakukan di wilayah Dawuan Subang, termasuk pada bangunan liar di kawasan perkebunan karet Jalupang milik PTPN I.

Wakil Ketua DPRD Jabar, Ono Surono, menekankan pentingnya kerja sama antara pemerintah daerah dan BUMN dalam proses penertiban ini. Ia menyaring siapa pihak yang memiliki wewenang utama untuk melakukan penertiban di lapangan.

“Gubernur tidak bisa menyelesaikan semua pekerjaan sendiri. Harus ada pendelegasian yang tepat kepada Wakil Gubernur dan juga Sekda agar roda pemerintahan berjalan optimal,” ujar Ono.

Kabag Hukum PTPN I, Ferdian Adi Nugroho, menjelaskan bahwa penertiban ini melibatkan banyak instansi dan dasar hukum, termasuk peraturan daerah dan kepemilikan aset.

“Lahan yang dimaksud adalah milik PTPN. Tentunya, PTPN sebagai salah satu BUMN, juga ikut tunduk pada peraturan di Jawa Barat. Ketika areal PTPN berada di wilayah rumija (ruang milik jalan), juga menjadi kewenangan Pemprov Jabar untuk menertibkannya,” ucapnya.

Ferdian menambahkan, jika di suatu kawasan perkebunan terdapat bangunan yang melanggar aturan tata ruang atau peraturan gubernur, maka PTPN siap mengikuti kebijakan yang berlaku.

“Nah, kami PTPN I adalah pemilik lahan yang bersangkutan, maka kami akan mendukung jika hal itu tidak diizinkan,” katanya.

Saat ini, DPRD Jabar terus mendorong hadirnya solusi yang memperhatikan kepentingan pedagang kecil sekaligus menjaga kelestarian kawasan. Penataan lahan harus dilakukan dengan melibatkan semua pihak agar hasilnya tidak merugikan masyarakat dan tetap sesuai dengan aturan.

Kang Rey Ajak Anak Muda “Ngegas” Lagi di Sawah: Petani Zaman Now Wajib Keren!

Program YESS Subang

SUBANG – Di tengah gempuran pabrik dan polusi, ada satu suara yang berseru lantang dari Aula BP4D Subang. Suara itu datang dari Kang Rey—sapaan akrab Bupati Subang, Reynaldy Putra Andita—yang tengah semangat menyuarakan satu hal: anak muda harus balik ke sawah!

Dalam forum District Multi-Stakeholders Forum (DMSF) Program YESS yang digelar Selasa (24/6/2025), Kang Rey dengan nada khasnya yang blak-blakan namun membumi mengatakan, “Kita sedang mengalami degradasi untuk para petani kita di mana sudah sangat jarang rasa-rasanya anak-anak muda kita yang ingin berkecimpung di dunia pertanian.”

Bayangkan, sawah makin luas tapi minatnya makin menciut. Ini seperti punya nasi padang tapi tak ada yang mau makan. Padahal, Program YESS—singkatan dari Youth Entrepreneurship and Employment Support Services—ini bukan sembarang program. Ini kerja sama antara Kementerian Pertanian dan IFAD (International Fund for Agricultural Development) untuk memompa semangat dan kemampuan anak muda agar mau bertani dengan gaya.

“Bagaimana produktivitas pertanian kita menurun? Selain faktor lahan, cuaca, salah satunya menurut saya juga yaitu para petani yang sudah tidak lagi seperti dulu,” lanjut Kang Rey dengan nada prihatin namun penuh harap.

Masih dalam forum yang dihadiri berbagai pihak itu, Kang Rey kembali mengingatkan bahwa Subang itu bukan kota biasa. Ini tanah lumbung padi nasional, penjaga perut rakyat! “Kita ingin mulai menunjukan lagi jati diri Kabupaten Subang maupun Provinsi Jawa Barat selaku penjaga pertahanan pangan yang ada di Indonesia,” tuturnya.

Harapannya jelas: Program YESS bisa menjadi semacam “kompor gas” bagi anak muda. Bukan hanya untuk turun ke sawah, tapi juga bikin inovasi yang kece. Dari traktor pintar sampai pupuk ala startup, semuanya mungkin kalau generasi muda mau turun tangan.

Kang Rey pun menyinggung betapa selama ini pertanian masih belum dianggap cuanable alias menguntungkan. “Bagaimana meningkatkan, betul-betul meningkatkan minat anak-anak muda kita untuk bisa berkebun dan bertani,” ujarnya.

Tak berhenti di situ, ia juga yakin bahwa generasi petani baru akan membawa segudang inovasi-renovasi yang bukan hanya sekadar gimmick, tapi punya nilai ekonomi nyata. “Inovasi-renovasi dan bisa memberikan nilai ekonomi juga untuk masyarakat sekitarnya,” tegasnya.

Sebagai penutup, Kang Rey menekankan pentingnya pendidikan dan pelatihan bagi anak muda usia produktif. “Bagaimana kita hari ini sudah mulai fokus memberikan pendidikan yang khususnya kepada anak kita yang usia produktif dan belum bekerja,” pungkasnya.

Jadi, siap-siap ya anak muda Subang! Karena jadi petani zaman sekarang bukan cuma soal cangkul dan lumpur, tapi juga soal inovasi, ekonomi, dan… gaya hidup berdaulat pangan!

Emak Turseni Dapat Rumah Baru, Polres Subang Tembus Hati Rakyat Lewat Bedah Rutilahu

Polres Subang bedah rumah Emak Turseni

SUBANG — Kalau Anda lewat Desa Gempol kemarin siang, jangan kaget kalau ada senyum lebar yang menular ke mana-mana. Bukan, bukan karena diskon sembako atau konser dangdut dadakan. Tapi karena Polres Subang lagi-lagi bikin kejutan manis!

Dalam rangka menyambut Hari Bhayangkara ke-79, Polres Subang menggelar aksi sosial penuh makna: peresmian dan penyerahan kunci rumah hasil bedah Rutilahu alias Rumah Tidak Layak Huni. Sasarannya? Emak Turseni (70), seorang ibu rumah tangga di Dusun Gempol 1 yang selama ini tinggal di rumah seadanya.

Acara digelar pada Selasa (24/6/2025) dan dipimpin langsung oleh Kapolres Subang, AKBP Ariek Indra Sentanu, S.H., S.I.K., M.H. Beliau datang tak cuma membawa senyum, tapi juga… kunci rumah baru! Diserahkan langsung ke tangan Emak Turseni—yang jelas saja hari itu jadi tokoh utama paling bahagia di Gempol Raya.

Bukan cuma Kapolres yang hadir. Rombongan tamu juga tak kalah lengkap. Ada Ketua Bhayangkari Cabang Subang, Wakapolres, para pejabat dan perwira Polres Subang, Kapolsek, Danramil, hingga para kepala desa se-Kecamatan Pusakanagara. Pokoknya kalau daftar hadir dicetak, bisa jadi spanduk!

Acara dimulai pukul 11.00 WIB dengan rangkaian penuh kehangatan: sambutan dari Kepala Desa, lalu sambutan Kapolres yang bikin merinding, peresmian rumah, penyerahan kunci, doa, dan ditutup dengan sesi foto bareng—yang katanya, jumlah fotonya bisa bikin memori HP penuh.

AKBP Ariek Indra Sentanu dalam sambutannya menegaskan, “Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan dan kedekatan antara Polri dengan masyarakat, serta menumbuhkan semangat gotong royong dan kepedulian sosial di lingkungan masyarakat.”

Ia juga menekankan bahwa kegiatan ini bukan sekadar simbolik, melainkan bukti cinta nyata Polri kepada rakyat. Terutama di momen spesial Hari Bhayangkara ke-79, di mana pengabdian tak cukup dengan kata, tapi harus bisa dirasa.

Dan Emak Turseni? Beliau sekarang tidur lebih nyenyak, tidak khawatir bocor saat hujan, dan senyumnya… secerah cat baru di dinding rumahnya.

Bidan Bicara Bahaya: RSUD Subang Gelar Edukasi Ibu Hamil dengan Gaya Serius Tapi Santai

Tanda bahaya kehamilan

Subang – Ada yang berbeda di RSUD Subang pada Selasa cerah, 24 Juni 2025 kemarin. Suasana ruang tunggu yang biasanya dipenuhi dengan suara antrean berubah menjadi kelas mini penuh tawa, rasa ingin tahu, dan tentu saja—perut buncit para ibu hamil yang semangat menimba ilmu.

Momen ini bukan sembarang temu arisan emak-emak, melainkan penyuluhan kesehatan gratis yang diadakan dalam rangka memperingati Hari Bidan Nasional. Temanya? “Tanda Bahaya Kehamilan dan Persiapan Melahirkan.” Serius, tapi tetap dibawakan dengan hangat oleh sang pemandu acara: Bidan Ahli Madya RSUD Subang, Arie Nurhani, S.ST.

Bidan Arie, dengan gaya khasnya yang tenang tapi nendang, membuka dialog interaktif. Ibu-ibu yang datang dari berbagai pelosok Subang menyambut dengan antusias. Tangan terangkat, kepala mengangguk, dan catatan kecil pun ramai ditulis. Bukan catatan utang belanja, lho, tapi ilmu soal keselamatan kehamilan.

Menurut Bu Bidan Arie, penyuluhan ini bukan hanya soal teori, tapi soal nyawa. Ia bilang, “Banyak ibu hamil terlambat mendapatkan penanganan karena tidak memahami gejala awal yang sebenarnya sudah masuk kategori bahaya. Inilah yang kita cegah lewat edukasi.”

Nah, ini dia daftar gejala ‘lampu merah’ kehamilan yang harus diwaspadai menurut pedoman Kementerian Kesehatan RI. Jangan main-main dengan:

– Mual muntah tanpa henti sampai tak bisa makan minum
– Demam tinggi ala setrika
– Perdarahan walau cuma setetes
– Janin yang tadinya nendang jadi mager
– Kepala nyut-nyutan, mata burem, dan kaki bengkak (awas preeklampsia)
– Ketuban pecah sebelum waktunya
– Nyeri perut luar biasa dan sesak napas

Kalau satu aja muncul, jangan pakai nunggu bulan purnama. Segera cuss ke faskes terdekat.

Bidan Arie juga membagikan “resep sehat” selama hamil: periksa ke bidan atau dokter minimal enam kali, makan yang bergizi, dan jangan begadang nonton drakor. “Deteksi dini menyelamatkan,” pesannya. “Jangan anggap remeh pembengkakan, muntah berlebih, atau perdarahan. Segera konsultasikan.”

Dan kalau ternyata sudah masuk kategori komplikasi? Tenang. RSUD Subang siap gerak cepat, dari terapi cairan, pengobatan infeksi, hingga tindakan medis darurat. Semua disesuaikan dengan kondisi si ibu, bukan kondisi dompet—karena layanan BPJS pun bisa diakses.

Dari acara ini, satu hal yang pasti: jadi ibu itu tangguh, tapi juga harus tanggap. Dan bidan? Mereka bukan cuma membantu persalinan, tapi juga penyelamat di garis awal kehidupan.

Penggerebekan ala Polisi Subang: Lemari Baju Isinya Bukan Baju, Tapi Ribuan Obat Terlarang!

penggerebekan obat terlarang Subang

Subang – Senin sore (23/6/2025), suasana di Desa Pamanukan mendadak berubah. Bukan karena dangdut keliling atau lomba balap karung dadakan, tapi karena Unit II Satres Narkoba Polres Subang tiba-tiba ngegas dan melakukan penggerebekan ke rumah SK, warga setempat berusia 33 tahun.

SK bukan sedang menyambut tamu dengan teh manis dan gorengan. Ia justru kedapatan menyimpan ribuan butir obat keras golongan G tanpa izin edar—di lemari pakaian! Iya, benar. Lemari yang biasanya jadi tempat menyimpan kaos oblong dan celana kolor, kali ini menyimpan “koleksi” yang bikin petugas geleng-geleng kepala.

Apa saja yang ditemukan? Jangan kaget: 179 butir Tramadol, 52 butir Hexymer yang dibungkus rapi dalam 13 paket kecil, dan satu paket super berisi 715 butir Hexymer. Kalau dihitung-hitung, totalnya jadi 946 butir. Sungguh, bukan isi lemari biasa.

Tak hanya obat-obatan, polisi juga menyita satu unit handphone—yang diduga jadi alat komunikasi “bisnis”—dan sepeda motor. Mungkin motor itu juga sempat jadi kurir dadakan, siapa tahu.

Dalam pengakuannya, SK menyebut bahwa ia mendapat semua itu dari seseorang berinisial F. Nah, si F ini sekarang resmi masuk daftar pencarian orang alias DPO. Mungkin lagi sembunyi di balik lemari juga, entahlah.

Kini, SK dan seluruh barang bukti sudah diamankan di Mapolres Subang. Proses hukum sedang berjalan. Kita tunggu saja, apakah lemari-lemari lain di Subang menyimpan rahasia serupa?

PT SUAI Buka Lowongan! Anak SMK Subang, Siap-Siap Tancap Gas!

Lowongan kerja SMK Subang PT SUAI

SubangBreaking news, anak SMK! Jangan cuma rebahan dan scroll TikTok terus, ya! Ada angin segar dari dunia kerja yang siap menyapa kamu yang baru lulus atau sedang cari peluang emas. PT SUAI resmi membuka lowongan kerja dengan dua posisi kece yang bisa bikin masa depanmu makin cemerlang kayak chrome motor baru poles!

Bertempat di akun Instagram resmi mereka, @suaijobs, pengumuman ini sudah tayang dengan gaya yang nggak neko-neko tapi to the point. Deadline-nya? Catat baik-baik! 25 Juni 2025. Jadi, jangan tunggu ilham datang dulu baru daftar, nanti nyesel ketinggalan!

Dua Kursi Strategis Menanti Pemenangnya!

Yang pertama: Admin Finance & Accounting. Ini cocok banget buat kamu para jebolan SMK Akuntansi atau bahkan anak RPL (Rekayasa Perangkat Lunak) yang ngerti debit-kredit dan jago utak-atik Excel sampe formula keluar dari mimpi.

Yang kedua: Teknisi Engineering. Posisi ini dipersembahkan spesial untuk alumni SMK Teknik Kendaraan Ringan. Buat kamu yang tangannya lebih jago pegang gerinda daripada pulpen, ini waktumu bersinar!

Syaratnya Gampang, Tapi Jangan Disepelekan

Kalau kamu:

  • Cowok usia 18 sampai 25 tahun
  • Belum menikah (yang sudah, jangan baper dulu, ya!)
  • Punya KTP, KK, NPWP, dan clear dari tunggakan BPJS
  • Punya semangat kerja dan peduli sama K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)

Maka kamu eligible banget buat daftar!

Tapi jangan berhenti di situ. Ada syarat khusus juga, lho!

Untuk posisi Admin, kamu harus ngerti jurnal dan laporan keuangan, mahir Excel, dan paham program PHP, VS Code, Laragon, serta Xampp. Wah, ini mah bukan sekadar hitung duit, tapi juga harus bisa coding dikit-dikit!

Sementara buat Teknisi, kamu wajib bisa ngebor, ngegrinda, dan cutting. Pokoknya yang berhubungan dengan suara ngiiing-ngiiing, kamu harus lulus ujian dari semesta alat teknik.

Yuk Daftar, Jangan Sampai Nunggu Tahun Depan!

Pendaftaran dilakukan online via tautan berikut: https://linktr.ee/suaijobs. Jangan tunggu jam karet, ya. Deadline mepet, saingan banyak, dan kesempatan nggak datang dua kali!

So, anak Subang dan sekitarnya, ini saatnya tunjukkan bahwa kamu bukan generasi rebahan. Siapkan CV terbaikmu dan gaskeun!

Ditangkap! Pemuda Pamanukan Kedapatan “Ngoplos” Obat Tanpa Izin, Polisi Turun Tangan!

Pengedar OKT Subang ditangkap

Subang — Malam itu, udara Pamanukan terasa biasa saja. Tapi siapa sangka, di balik kesunyian itu, ada operasi senyap yang bikin deg-degan. Seorang pemuda berinisial SK (33 tahun), warga Desa Pamanukan, digaruk Satresnarkoba Polres Subang karena diduga mengedarkan obat keras terbatas (OKT) tanpa izin edar. Plot twist? Barang bukti yang disita dari rumahnya bukan kaleng-kaleng: 946 butir OKT, satu ponsel, dan sebuah sepeda motor yang mungkin sempat dipakai “nganter orderan”.

AKP Udiyanto, S.H., M.H., Kepala Satresnarkoba Polres Subang, membocorkan kronologinya. Katanya, semua bermula dari laporan masyarakat yang curiga dengan aktivitas SK di rumahnya. Mungkin ada yang lihat banyak orang bolak-balik, tapi bukan untuk arisan atau pengajian, ya. Ini lebih ke arah “transaksi misterius” ala drama kriminal.

Tim Unit 2 pun langsung meluncur bak detektif dalam sinetron investigasi. SK akhirnya diamankan tanpa perlawanan. Dalam interogasi, ia ngaku dapat pasokan dari seseorang berinisial FZ—sayangnya, si FZ ini sudah kabur ke antah berantah dan kini masuk daftar pencarian orang alias DPO. Jadi, jangan heran kalau di jalan nanti ada wajah yang familiar di poster “Dicari!”.

SK pun resmi kena jerat Pasal 435 Jo Pasal 436 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan. Ancaman hukumannya? Ya jelas bukan cuma ditertawakan netizen—tapi bisa menginap lama di hotel prodeo.

Pihak kepolisian menegaskan, kasus ini belum titik akhir. Masih banyak yang harus dibongkar dari jaringan gelap obat-obatan ilegal ini. Jadi bisa jadi, SK hanyalah “pemain cadangan” dalam liga besar peredaran farmasi ilegal.

“Kami mengimbau kepada masyarakat untuk tidak segan melaporkan jika mengetahui adanya peredaran obat-obatan terlarang di lingkungannya. Polres Subang berkomitmen penuh memberantas peredaran gelap obat tanpa izin demi menjaga kesehatan dan keselamatan masyarakat,” tegas AKP Udiyanto.

Nah, kalau ada tetangga yang jualan obat tapi kok lebih laris dari warung sebelah, coba dicek dulu, ya. Jangan-jangan bukan paracetamol biasa!

Belok Mendadak, Truk Meluncur: Ibu dan Anak Tewas di Jalur Pantura Subang

kecelakaan maut Subang

SUBANG – Suasana pagi yang semestinya diiringi riuh klakson dan deru mesin di Jalur Pantura Subang berubah mencekam. Tepat di Pertigaan Srengseng, Desa Gempolsari, Kecamatan Patokbeusi, Selasa (24/6/2025) pukul 07.00 WIB, dua nyawa melayang dalam kecelakaan tragis. Seorang ibu dan anak perempuan yang tengah berboncengan, jadi korban maut setelah terlindas truk.

Pagi itu, jalur padat merayap seperti cendol di jam buka puasa. Tapi lalu lintas makin tersendat bukan hanya karena volume kendaraan, melainkan lantaran banyak pengendara berhenti—bukan untuk foto selfie, tapi menyaksikan dua korban yang tergeletak di tengah jalan arah Cirebon.

Kapolsek Patokbeusi Kompol Anton Indra Gunawan, melalui Aiptu Hilmi Yudi Komara, menjelaskan dengan nada prihatin, bahwa insiden ini bermula saat kedua korban hendak berbelok. “Peristiwa kecelakaan tersebut berawal saat korban Nani Wahyuni (40) tengah mengendarai sepeda motor jenis Honda Beat No.Polisi T 5393 ZU dan berboncengan dengan ibunya Unaenah (62) ketika mau belok malah tertabrak truk, diduga belok mendadak,” kata Hilmi.

Ya, bukannya sampai tujuan, Nani dan ibunya justru dijemput maut. Belum sempat manuver belok rampung, dari belakang muncul truk dengan kecepatan ala kereta cepat Whoosh, dan bam!—tabrakan tak terelakkan.

“Tiba-tiba dari arah belakang truk (N 8244 UQ) yang disupiri oleh Galuh Pramono datang mendatang sehingga terjadilah kecelakaan tersebut hingga menyebabkan 2 orang tewas seketika di TKP,” lanjut Hilmi.

Evakuasi berlangsung cepat. Polisi bersama warga langsung bahu-membahu mengevakuasi jenazah menggunakan ambulans menuju RS Central Medika Karawang. Di tengah hiruk-pikuk pagi, duka menyelimuti.

Kendaraan yang terlibat, baik truk maupun motor, langsung diamankan ke Mapolsek Patokbeusi. Penanganan kasus pun dilimpahkan ke Unit Laka Lantas Satlantas Polres Subang, karena setiap tragedi di jalan harus ditelusuri—bukan sekadar duka, tapi juga pelajaran.

Amanda Supermarket Bagi-Bagi Umroh dan Hadiah Fantastis di HUT ke-3, Pedagang Kopi Menangis Bahagia!

Amanda Supermarket hadiah Umroh

SUBANG – Di antara hiruk-pikuk diskon dan deretan belanjaan yang menggoda dompet, Amanda Supermarket tak cuma jadi tempat cari kebutuhan harian, tapi juga ladang rejeki yang tak disangka-sangka! Selasa, 24 Juni 2025 lalu, supermarket ini resmi tiup lilin ulang tahunnya yang ke-3 dengan cara yang wow, wah, dan bikin warga hepi luar biasa.

Bertajuk SERBU alias Semarak Rejeki Berhadiah untukmu, acara digelar meriah di Jalan Kapten Hanafiah Subang, tepatnya di depan Gate 2 PT TKG Taekwang Indonesia. Dan siapa sangka? Dua tiket umroh, sepeda motor, sepeda listrik, TV, mesin cuci, dan voucher belanja segunung siap dibagikan! Bukan kaleng-kaleng, semua hadiah ini disponsori langsung oleh PT Wings—ya, yang sabun cuci piringnya pasti ada di dapur ibu-ibu sejagat raya itu.

Dari Bandung sampai Purwakarta, sebanyak 25.720 peserta turut serta dalam undian. Mulai dari pelanggan Amanda Supermarket, AmandaMart, AmandaMart Cool and Fresh, hingga Amanda Go+ – semua punya peluang yang sama. Satu kupon, satu harapan, satu kesempatan jadi pemenang.

Panggung Meriah, Musik Bergema, Hadiah Menggoda

Tak tanggung-tanggung, panggung pun diguncang suara manis penyanyi muda, Sallsa Bintan & Band. Penonton jingkrak-jingkrak, selfie berseliweran, dan balita pun ikut goyang gemas. Dari games interaktif sampai lomba video kreatif bertema ulang tahun Amanda, acara ini serasa pesta rakyat yang dicampur promo gede-gedean.

Pedagang Kopi Dapat Umroh, Tangis Bahagia Pecah

Nah, siap-siap sediakan tisu. Salah satu pemenang Umroh adalah Samah (39), pedagang kopi di Cinangsih, Subang. Saat namanya dipanggil, Samah langsung histeris, bukan karena digigit semut, tapi karena campuran syok dan haru luar biasa.

“Saya sama sekali gak nyangka, gak mimpi, gak punya firasat apa-apa. Sehari sebelumnya juga saya tetap jualan seperti biasa,” katanya sambil usap air mata—bukan karena debu, tapi karena doa yang dikabulkan.

Rupanya, Samah rutin belanja di Amanda tiap minggu: mie, kopi, minyak, beras—semua lengkap di sana. Ia menyebut Amanda sebagai tempat belanja favorit karena harganya bersahabat dan tempatnya nyaman. Duh, makin cinta sama Amanda ya, Bu!

Selain Samah, tiket Umroh juga jatuh ke tangan Neni dari cabang Antapani, Bandung. Selamat ya, Bu Neni!

Apresiasi dari Wakil Bupati: Amanda Bukan Sekadar Supermarket

Wakil Bupati Subang, H. Agus Masykur Rosyadi, turut hadir dan memberikan jempol empat. Menurutnya, Amanda bukan hanya jualan barang, tapi juga ikut menyejahterakan masyarakat, membuka lapangan kerja, dan mengangkat produk lokal ke pasar modern.

“Amanda telah menjadi mitra strategis pemerintah daerah. Kehadirannya memberi dampak nyata bagi ekonomi, UMKM, hingga kesejahteraan masyarakat Subang,” ucapnya penuh bangga.

Ritel Bukan Hanya Dagang, Tapi Juga Peduli

Dari pihak Amanda, Jasa Permana menjelaskan bahwa program ini adalah bentuk cinta Amanda kepada para pelanggan setianya. Bukan sekadar cari cuan, tapi juga berbagi rejeki.

Perwakilan PT Wings, Ega, juga ikut angkat bicara, “Kami bangga bisa menjadi bagian dari program SERBU bersama Amanda. Semoga ke depan kolaborasi ini makin kuat dan membawa manfaat yang lebih luas.”

Dan benar saja, Amanda Supermarket kini bukan cuma tempat belanja, tapi juga tempat di mana harapan kecil bisa jadi kenyataan besar. Siapa bilang belanja nggak bisa bikin kamu ke Tanah Suci?

Raisya Kecil, Bocah Tangguh dari Subang yang Dapat Kunjungan Spesial dari Kadinkes

bantuan untuk Raisya Subang

SUBANG – Di balik gemerlap cahaya kota dan hiruk pikuk rutinitas, ada kisah hangat dari sebuah desa di Kecamatan Pusakanagara, Kabupaten Subang. Seorang bayi perempuan berusia 8 bulan bernama Raisya mencuri perhatian Kadinkes Subang, dr Maxi, S.H, M.H.Kes, yang langsung datang menjenguk dan memberi bantuan pada Selasa, 24 Juni 2025.

Anak dari pasangan Rasidin (55 tahun) dan Naisah (47 tahun) ini bukan bayi biasa. Raisya adalah pejuang cilik yang tengah bergulat dengan kondisi down syndrome, infeksi paru-paru, dan kebocoran jantung. Meski tubuhnya kecil, perjuangannya besar, dan perhatian pun datang dari para petinggi daerah.

Kunjungan Kadinkes ini bukan dadakan seperti hujan sore hari yang tak diundang. Beliau datang sesuai arahan Bupati Subang, Reynaldy Putra Andita Budi Raemi. Misinya jelas: memberi pelayanan terbaik untuk masyarakat, termasuk Raisya yang sedang bertarung dengan kondisi medisnya.

Saat menjenguk, dr Maxi memberikan kabar baik. Raisya sudah ditangani dengan baik oleh tim medis di RSHS Bandung dan akan kembali kontrol ke sana keesokan harinya. Supaya Raisya dan orang tuanya tidak mondar-mandir capek di jalan, mereka juga difasilitasi Rumah Singgah Kabupaten Subang yang letaknya tak jauh dari rumah sakit.

Namun perjuangan Raisya belum selesai. RSHS Bandung berencana merujuknya ke RS Harapan Kita di Jakarta karena kondisi kebocoran jantungnya cukup signifikan. Tapi tenang, Raisya tak akan berjuang sendiri—bantuan dan fasilitas tetap mengiringi langkah kecilnya.

Di sela-sela suasana haru, Kadinkes menyuntikkan semangat untuk kedua orang tua Raisya. “Ibu jangan putus asa, bapak terus semangat. Mudah-mudahan Raisya bisa sehat dan besar,” ujarnya penuh empati. Kalimat sederhana, tapi bisa jadi bahan bakar semangat bagi orang tua yang tengah diuji.

Sang ibu, Naisah, tak bisa menyembunyikan rasa syukurnya. Dengan mata yang berkaca-kaca, ia menyampaikan terima kasih kepada Kadinkes dan jajaran Puskesmas Pusakanagara. “Kami sangat ingin punya anak perempuan. Terima kasih bapak dan ibu telah jenguk dan beri bantuan,” ucapnya penuh haru.

Dari balik rumah sederhana di Desa Kalentambo, semangat hidup terus menyala. Raisya mungkin masih bayi, tapi kisahnya sudah mengajarkan kita satu hal: bahwa harapan tak pernah kehilangan tempatnya, selama ada kepedulian dan cinta yang menyertainya.

Recent Posts