Beranda blog Halaman 16

Dukung Difabel, PT Dahana Salurkan Bantuan Gerobak Usaha untuk Warga Pagaden

PT Dahana bantu usaha difabel

SUBANG – PT Dahana kembali menunjukkan komitmennya terhadap pemberdayaan masyarakat melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). Kali ini, bantuan berupa satu unit gerobak jualan minuman dingin diserahkan kepada Dasuki, seorang penyandang difabel asal Desa Kamarung, Kecamatan Pagaden, Kabupaten Subang, Kamis (7/8/2025).

Manajer TJSL PT Dahana, Neni Sumarni, menjelaskan bahwa bantuan ini merupakan bagian dari upaya perusahaan dalam meningkatkan kapasitas ekonomi masyarakat, khususnya kelompok rentan.

“Salah satu fokus kami dalam program TJSL adalah peningkatan kapasitas masyarakat. Bantuan ini diharapkan dapat memperkuat usaha minuman yang dijalankan oleh Pak Dasuki, sekaligus mendorong produktivitas dan keberlanjutan usaha bagi penyandang difabel di sekitar perusahaan,” jelas Neni.

Ia menambahkan bahwa program ini juga sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) poin ke-8, yakni Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi.

“Kami berharap bantuan ini dapat meningkatkan produktivitas Pak Dasuki, sehingga membawa kesejahteraan bagi dirinya dan keluarga. Mohon doa agar Dahana terus berkembang, sehingga semakin banyak difabel yang bisa kami bantu,” tuturnya.

Sementara itu, Dasuki menyampaikan apresiasi dan rasa syukurnya atas dukungan dari PT Dahana. “Bantuan ini sangat bermanfaat. Gerobak beserta perlengkapannya akan membantu memperluas usaha kami. Terima kasih kepada PT Dahana, semoga semakin sukses dan terus membawa manfaat bagi masyarakat,” ujarnya.

Bantuan ini menjadi bagian dari komitmen berkelanjutan PT Dahana dalam mendorong inklusi ekonomi serta menciptakan kemandirian usaha bagi difabel di Subang dan sekitarnya.

Taspen Tanam 1.175 Mangrove di Subang, Perkuat Komitmen Lingkungan dan Hadapi Abrasi

Taspen tanam mangrove di Subang

Subang – PT Taspen (Persero) menunjukkan kepedulian terhadap kelestarian lingkungan dengan menanam 1.175 bibit mangrove di pesisir Desa Legonkulon, Kecamatan Legonkulon, Kabupaten Subang, Kamis (7/8/2025). Aksi ini menjadi bagian dari Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), bekerja sama dengan Yayasan Lingkungan Nusantara Indah (YLNI).

Program bertajuk Tanam dan Pelihara Mangrove dalam Upaya Pemulihan Ekosistem ini menyasar kawasan pesisir utara Subang yang rawan abrasi. Penanaman dilakukan sebagai langkah mitigasi perubahan iklim sekaligus memperkuat ekosistem pesisir.

Branch Manager PT Taspen (Persero) Kantor Cabang Bandung, Yuni Dwi Pudjirahayu, menyampaikan bahwa wilayah Desa Legonkulon termasuk daerah yang terdampak abrasi cukup parah.

“Salah satu wilayah pesisir pantai ini mengalami pergeseran garis pantai dan kehilangan lahan akibat abrasi. Penanaman mangrove diharapkan dapat memperkuat garis pantai dan memberikan dampak ekologis jangka panjang,” jelas Yuni.

Ia juga menegaskan bahwa kegiatan ini sejalan dengan komitmen pemerintah dalam menangani krisis iklim. “Selain manfaat ekologis, kegiatan ini mendukung program pemerintah dan menjadi bagian dari solusi terhadap krisis iklim. Harapannya, tercipta lingkungan yang bersih, sehat, dan berkelanjutan bagi generasi mendatang,” tambahnya.

Wakil Bupati Subang, H. Agus Masykur Rosyadi atau Kang Akur, yang hadir langsung dalam kegiatan tersebut, menyampaikan apresiasi atas sinergi antara sektor swasta dan pemerintah.

“Atas nama pribadi dan Pemerintah Daerah, saya mengucapkan terima kasih kepada PT Taspen, Dinas Lingkungan Hidup, YLNI, serta semua pihak yang terlibat. Harapannya bukan hanya menanam, tapi juga memelihara secara berkelanjutan,” ungkapnya.

Ia menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menyelesaikan persoalan lingkungan. “Pemerintah daerah punya keterbatasan. Maka kolaborasi seperti ini penting untuk menyelesaikan persoalan lingkungan bersama-sama,” tegas Kang Akur.

Lebih lanjut, ia menyoroti efektivitas solusi berbasis alam dalam menghadapi bencana. “Hari ini kita membuktikan bahwa penanganan abrasi tidak harus dengan tanggul beton. Mangrove juga solusi alami yang efektif,” ujarnya.

Kang Akur berharap mangrove yang ditanam dapat memberikan manfaat berkelanjutan, tak hanya sebagai penahan abrasi dan banjir, tetapi juga membantu mengurangi pencemaran di kawasan pesisir.

Kegiatan ini turut dirangkai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara PT Taspen KC Bandung dan YLNI, serta penyerahan hibah gerobak sampah dari YLNI kepada Pemerintah Desa Legonkulon.

Turut hadir dalam kegiatan ini Camat Legonkulon, Ketua YLNI, jajaran PT Taspen KC Bandung, Forkopimcam Legonkulon, serta tamu undangan lainnya.

Remaja Ditusuk 8 Kali di Subang, Polisi Tangkap Empat Pelaku Pengeroyokan

Remaja ditusuk 8 kali di Subang

Subang – Polisi bergerak cepat menangkap empat pelaku pengeroyokan terhadap remaja berinisial MR (19) di kawasan Pasar Inpres Pagaden, Desa Sukamulya, Kecamatan Pagaden, Kabupaten Subang. Korban mengalami luka serius setelah ditusuk delapan kali dan kini tengah menjalani perawatan intensif.

Peristiwa terjadi usai MR mengunjungi rumah kekasihnya, SAF, di wilayah Pagaden. Cekcok bermula dari pesan WhatsApp antara MR dan pelaku utama, AS alias W (21), yang diduga dilandasi rasa cemburu. Perselisihan tersebut berujung pada ajakan bertemu di depan Pasar Inpres Pagaden.

Setibanya di lokasi, MR langsung diserang secara brutal oleh AS dan tiga temannya: AA (19), AS (20), dan FF (18). Dalam serangan tersebut, AS alias W menusuk punggung korban secara acak sebanyak delapan kali menggunakan pisau karambit, dan juga memukul bagian kepala belakang korban.

Sementara itu, AA memukul wajah dan punggung korban, AS menendang perut korban, serta FF memukul pundak korban. Aksi tersebut terekam dalam video amatir warga, memperlihatkan MR yang berlari dalam kondisi bersimbah darah, tampak lemas, dan beberapa kali terjatuh sambil meminta pertolongan.

Warga sekitar segera membawa korban ke Puskesmas Pagaden untuk pertolongan awal, sebelum dirujuk ke RS Hamori Subang karena luka yang cukup parah. “Kondisi MR kini berangsur membaik setelah menjalani perawatan intensif di RS Hamori Subang,” ujar Kapolsek Pagaden, AKP Ikin Sodikin, Kamis (7/8/2025).

Keempat pelaku kini telah ditangkap dan ditahan di Mapolsek Pagaden untuk proses hukum lebih lanjut.

Satgas Pangan Polda Jabar Bongkar Kecurangan Beras, Enam Tersangka Diamankan

Satgas Pangan Polda Jabar

Subang – Satgas Pangan Polda Jawa Barat mengungkap praktik curang dalam produksi dan distribusi beras yang tidak sesuai standar mutu. Sebanyak enam tersangka dari empat kasus berbeda berhasil diamankan oleh tim gabungan dari Ditreskrimsus Polda Jabar, Polresta Bandung, dan Polres Bogor.

Konferensi pers yang digelar Rabu (6/8/2025) dipimpin oleh Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol. Hendra Rochmawan, S.I.K., M.H., dan Dirreskrimsus Polda Jabar, Dr. Wirdhanto Hadicaksono, S.H., S.I.K., M.Si. Acara ini turut dihadiri berbagai pihak, termasuk Universitas Padjadjaran, DKPP, BULOG Jabar, Disperindag Jabar, serta perwakilan dari Polresta Bandung dan Polres Bogor.

“Pengungkapan ini merupakan hasil kerja intensif Satgas Pangan yang menyisir 11 titik lokasi di wilayah hukum Polda Jawa Barat,” jelas Kombes Hendra. Ia menyebutkan, dari operasi tersebut ditemukan empat produsen dan 12 merek beras yang terbukti melanggar. Bentuk pelanggarannya mencakup pengemasan ulang (repacking), pemberian label premium pada beras kualitas medium, hingga penggunaan label yang tidak sesuai dengan isi.

Salah satu kasus mencolok terjadi di CV. Sri Unggul Keandra, Majalengka. Tersangka berinisial AP memproduksi beras merk Si Putih 25 kg dengan label premium meskipun kualitasnya tidak memenuhi standar. Selama empat tahun, ia menghasilkan 36 ton beras dengan omzet mencapai Rp468 juta.

Kasus serupa ditemukan di PB Berkah, Cianjur, dengan modus menjual beras merk Slyp Pandan Wangi BR Cianjur yang berisi jenis beras lain. Selama beroperasi, pelaku berhasil memproduksi 192 ton beras dengan omzet sekitar Rp2,97 miliar.

Sementara di wilayah Polresta Bandung, ditemukan delapan merek beras seperti MA Premium dan NJ Premium Jembar Wangi yang tidak memenuhi standar beras premium, bahkan lebih rendah dari mutu beras medium. Kerugian masyarakat diperkirakan mencapai Rp7 miliar.

Di Kabupaten Bogor, tersangka berinisial MAN melakukan repacking beras medium menjadi beras premium dengan merek seperti Slyp Super Gambar Mawar, Ramos Bandung, dan BMW. Praktik ini dijalankan sejak 2021 dengan omzet sebesar Rp1,4 miliar.

Dari keempat kasus ini, penyidik menyita ribuan karung beras, alat produksi, nota transaksi, serta hasil uji laboratorium yang membuktikan pencampuran antara beras kepala, butir patah, dan menir.

Para pelaku dijerat dengan Pasal 62 junto Pasal 8 ayat (1) huruf a dan f UU Perlindungan Konsumen, dengan ancaman hukuman penjara hingga lima tahun dan denda maksimal Rp2 miliar.

Sebagai langkah lanjutan, Polda Jabar bersama Disperindag dan DKPP akan menarik 12 merek beras dari pasaran karena tidak memenuhi standar SNI 6128:2020 tentang mutu beras premium.

Satgas Pangan juga mengimbau masyarakat untuk lebih teliti dalam membeli beras, dengan memeriksa label dan memastikan kesesuaiannya dengan isi. Penindakan ini menjadi bukti komitmen Polda Jabar dalam menjaga stabilitas pasar pangan dan melindungi konsumen di Jawa Barat.

Dua TKP, Tiga Tersangka, Satu Misi: Polres Subang Gebuk Narkoba Sampai ke Akar!

pengungkapan narkoba Subang

Subang — Satuan Reserse Narkoba Polres Subang kembali beraksi! Bukan main-main, kali ini dua kasus peredaran narkotika berhasil dibongkar nyaris bersamaan dalam sehari. Seolah tak memberi napas bagi para pelaku, polisi turun dengan cepat, akurat, dan (sedikit) bikin merinding.

Pengungkapan pertama berlangsung Senin malam, 4 Agustus 2025, sekitar pukul 23.30 WIB. Lokasinya di sebuah rumah kontrakan di Jln. Marsinu, Kelurahan Dangdeur, Kecamatan Subang. Di sana, dua pria berinisial WDS (28) dan TP (26) diamankan. Hasil penggeledahan? Tak main-main:

  • 24 paket tembakau sintetis (15,41 gram brutto)
  • 6 paket sabu (1,46 gram brutto)
  • 1 timbangan digital
  • 1 handphone Android
  • 1 unit Honda Scoopy

Menurut pengakuan mereka, barang haram itu diperoleh dari dua rekan lain berinisial MF dan MR, yang kini masuk Daftar Pencarian Orang (DPO). Wah, jaringan narkoba ini bukan eceran, Bung!

Uniknya, beberapa jam sebelumnya—masih hari yang sama, pukul 17.30 WIB—tim Satresnarkoba sudah lebih dulu mengamankan WA (19) di rumahnya di Kampung Sarengseng, Desa Gempolsari, Kecamatan Patokbeusi. Beda dari yang lain, WA ini tidak sekadar pengedar—tapi juga produsen rumahan tembakau sintetis!

Barang bukti? Silakan dicek:

  • 22 paket tembakau sintetis (15,41 gram brutto)
  • 1 paket tembakau hijau
  • Perangkat produksi narkoba (mikrotube, sendok plastik, mangkuk)
  • Timbangan digital
  • Handphone Android

Lebih mengejutkan lagi, WA menjual hasil produksinya secara online, lewat akun Instagram bernama Elepen4th 1nd. Dari dapur langsung ke dunia maya—modifikasi distribusi yang bikin geleng-geleng kepala.

Kapolres Subang, AKBP Dony Eko Wicaksono, S.H., S.I.K., M.H., Ph.D, menegaskan bahwa seluruh tersangka kini sudah diamankan di Mapolres Subang untuk penyelidikan lanjutan. Mereka dijerat dengan Pasal 114 jo 113 jo 112 UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, dengan ancaman hukuman hingga 20 tahun penjara.

“Penindakan tegas akan terus kami lakukan. Fokus kami adalah menyelamatkan generasi muda dari cengkeraman narkoba,” tegas Kapolres.

Subang boleh tenang, karena polisi tidak sedang tidur. Dan bagi para pelaku—bersiaplah, karena di Subang, narkoba tak akan lolos dari pantauan hukum.

Subang Cetak Rekor! 35 Puskesmas Sabet Akreditasi Paripurna, Dulu Cuma “Madya-Madyaan”

akreditasi paripurna puskesmas Subang

Subang — Kabupaten Subang akhirnya punya alasan kuat untuk tersenyum lebar: sebanyak 35 puskesmas-nya kini resmi menyandang status Paripurna! Bukan sekadar naik kelas, ini prestasi monumental—karena belum pernah dalam sejarah puskesmas di Subang mendapat predikat tertinggi ini.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Subang, dr. Maxi, S.H., M.H.Kes, menyampaikan kabar gembira ini dengan wajah yang (mungkin) lebih cerah dari sinar matahari siang bolong. “Akreditasi pertama dibagi dua tahap, tahun 2017 dan 2018. Hasilnya waktu itu cuma 6 predikat Dasar, 26 Madya, dan 8 Utama,” jelasnya, Rabu (6/8/25), di kantornya.

Jadi ya… dulu itu mayoritas masih di level “belum matang”, alias Madya dan Dasar. Tapi sejak akreditasi terakhir tahun 2023, angkanya melesat: 35 puskesmas naik ke Paripurna, sisanya 5 lagi bertahan di Utama. Artinya, Madya dan Dasar? Sudah tak ada lagi dalam kamus puskesmas Subang.

Tapi jangan salah, ini bukan lompatan sulap. Untuk meraih akreditasi Paripurna, puskesmas harus lolos dari 600 item penilaian. Mulai dari alur layanan, fasilitas, sampai manajemen dan mutu pelayanan. Berat? Jelas. Tapi bisa? Buktinya, 35 puskesmas sanggup menembusnya!

Lalu kenapa masih ada 5 yang belum? Menurut dr. Maxi, “Masih ada alur pelayanan yang kurang tepat, karena bangunan berhimpitan dengan kantor desa. Selain itu, faktor pimpinan pada puskesmas.” Wah, ternyata bukan soal medis saja, tapi juga urusan layout dan leadership.

Namun, ia optimis. “Kalau dua faktor itu diperbaiki, kami optimis semua Paripurna di 2028,” ujarnya dengan yakin, seperti dokter yang tahu pasiennya bisa sembuh asal patuh minum obat.

Dan yang menarik, naiknya akreditasi berbanding lurus dengan meledaknya jumlah pasien! Dulu, paling banter 50 pasien per hari. Sekarang? Bisa 100 bahkan 250–300 orang per hari. “Puskesmas Sukarahayu per hari bisa capai 250-300 orang. Ini bukti bahwa masyarakat percaya dengan pelayanan kesehatan di puskesmas,” kata dr. Maxi, yang juga Ketua IDI Cabang Subang.

Artinya? Puskesmas di Subang kini bukan cuma tempat berobat, tapi tempat yang dipercaya—dan itu tak ternilai.

RSUD Subang Gaspol Jelang HUT RI ke-80: ICU Makin Gahar, Layanan Kian Paripurna!

peningkatan layanan ICU RSUD Subang

Subang — Menjelang perayaan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke-80 dengan tema “Bersatu, Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju”, RSUD Subang tampaknya tak mau hanya jadi penonton. Mereka ambil bagian, bukan dengan parade, tapi dengan gebrakan layanan kesehatan!

Dari tahun 2019, RSUD Subang sudah punya Gedung Intensive Care Unit (ICU) yang nangkring manis di lantai dasar. Fungsinya? Tentu saja bukan tempat ngopi, tapi pusat perawatan intensif bagi pasien dewasa dengan kondisi kritis. Serius tapi menyelamatkan nyawa.

Lalu, pada 2024, mereka naik level! Lantai dua pun ikut disulap jadi zona perawatan spesial untuk bayi dan anak: NICU untuk si mungil baru lahir, dan PICU untuk bocil-bocil yang butuh perhatian khusus. Bayi-bayi dan anak-anak pun kini punya “markas kesehatan” tersendiri yang lebih manusiawi dan tertangani secara profesional.

Masuk 2025, RSUD Subang tak mau stagnan. Tenaga perawat dikirim pelatihan intensif, bukan ke luar negeri sih, tapi cukup untuk meningkatkan kompetensi demi layanan ICU yang lebih juara. Ini juga sebagai “pemanasan” sebelum mereka buka Cardiac Intensive Care Unit (CICU) di tahun 2026 nanti. Siap-siap, jantung tak cuma berdebar karena cinta, tapi juga karena layanan kardiovaskular makin canggih.

Saat ini, RSUD Subang punya total 27 tempat tidur (TT) di area perawatan intensif, lengkap dengan pembagian yang rapi:

👶 NICU (untuk bayi baru lahir sampai usia 28 hari): 5 TT
🧒 PICU (untuk anak usia 1 bulan hingga 18 tahun): 5 TT
🧑‍🦰 GICU (General ICU untuk pasien dewasa): 17 TT

Layanan ini bukan sekadar angka, tapi bentuk nyata dari komitmen RSUD Subang untuk tampil sebagai rumah sakit dengan pelayanan optimal, profesional, dan tak cuma responsif, tapi juga penuh hati.

“Peningkatan layanan ICU ini menjadi bukti bahwa RSUD Subang siap menjadi bagian dari Indonesia yang bersatu dan berdaulat dalam bidang kesehatan, demi masyarakat yang sehat dan sejahtera,” tegas dr. Achmad Nasuhi, Direktur RSUD Subang. Kalimatnya padat berisi, seperti nasi uduk komplit pagi-pagi.

Dengan semangat “RSUD Subang Mitra Sehati Menuju Sehat”, rumah sakit ini terus ngegas dalam inovasi, adaptasi, dan transformasi. Targetnya? Layanan yang aman, cepat, dan berkualitas. Dan bukan hanya untuk warga Subang, tapi juga kawasan sekitar. Karena sehat itu bukan slogan, tapi aksi nyata!

Deskripsi meta:

Tag:

Dapur SPPG Polres Subang Segera Rampung, Siap Sajikan 4000 Porsi Makan Bergizi Gratis Setiap Hari

Dapur SPPG Polres Subang

Subang – Polres Subang ambil bagian dalam seremoni ground breaking Dapur SPPG yang digelar Mabes Polri dan diikuti oleh seluruh jajaran Polres dan Polda se-Indonesia, Rabu (6/8/2025) sore. Acara berlangsung di Asrama Polres Subang, Jalan Sukamenak, dan menjadi tonggak awal berdirinya dapur yang kelak akan melayani ribuan warga penerima manfaat.

Kapolres Subang, AKBP Dony Eko Wicaksono, menyampaikan bahwa progres pembangunan Dapur SPPG Polres Subang telah mencapai 65 persen. “Progres pembangunan dapur SPPG Polres Subang ini, sudah kita laporkan ke BGN,” ujarnya.

Dapur SPPG Polres Subang ditargetkan mampu melayani 4000 orang penerima manfaat. “Dengan rincian, terdiri dari 3700 siswa, dan 300 orang merupakan ibu hamil dan ibu menyusui, termasuk anak,” terangnya.

Pembangunan dapur tersebut berdiri di atas lahan seluas 870 meter persegi dan diproyeksikan rampung pada akhir Agustus. Setelah selesai, tahap persiapan operasional akan dilakukan bersama BGN, Bhayangkari, serta mitra lainnya.

Dalam pelaksanaannya nanti, dapur ini akan melibatkan 46 relawan untuk memasak dan menyajikan Makan Bergizi Gratis (MBG) sebanyak 4000 porsi setiap harinya. “Untuk pengawasannya, ke 46 relawan ini, akan diawasi oleh seorang Kepala Dapur yang ditunjuk oleh Pusat, selanjutnya akunting, Kepala Bagian Operasional, dan juga ada ahli gizi,” jelas AKBP Dony.

Ia juga menyebutkan bahwa secara keseluruhan terdapat 134 dapur SPPG di Kabupaten Subang. Khusus di Kecamatan Subang Kota, terdapat 17 titik dapur SPPG, termasuk milik Polres Subang, Kodim 0605/Subang, dan dapur mandiri dari masyarakat yang telah berkoordinasi dengan BGN.

Kapolres berharap, pembangunan Dapur SPPG Polres Subang dapat menjadi bagian dari kesuksesan program nasional. “Pembangunan dapur sppg Polres Subang ini, sebagai upaya Polri, dalam mendukung program bapak Presiden Prabowo Subianto,” tutupnya.

Ledakan Misterius di Subang: Tim Gabungan Turun Tangan, Polisi Amankan Perimeter!

ledakan pipa gas Subang

Subang—Ada yang meletup keras di Kampung Cikaret, Desa Cidahu, Kecamatan Pagaden Barat. Bukan petasan, bukan juga popcorn gosong, tapi ledakan pipa gas milik Pertamina EP Regional 2 Zona 7 Field Subang. Dan… suasana pun mendadak panas, bukan karena api, tapi karena tim gabungan langsung bergerak cepat seperti dalam film aksi!

Kapolres Subang, AKBP Dony Eko Wicaksono, memimpin langsung investigasi di lokasi. Bersama tim dari Puslabfor Bareskrim Polri, Inafis Polda Jabar, hingga personel gabungan dari Polres Subang, mereka tak hanya datang ramai-ramai, tapi juga membawa segudang alat canggih. Lengkap bak pasukan Avengers versi hukum.

“Saat investigasi, petugas gabungan disiagakan untuk menjaga perimeter lokasi, memastikan tidak ada warga yang mendekat demi kelancaran penyelidikan,” ujar Kapolres Dony dengan nada serius tapi tetap santai. Intinya, warga dilarang ikut-ikutan live streaming dari TKP, demi keselamatan dan akurasi penyelidikan.

Fokus utama mereka? Titik pusat ledakan. Di sanalah teka-teki diledakkannya pipa gas mulai dirunut satu per satu. Mirip mencari jarum dalam jerami, tapi tentu saja jeraminya beraroma gas.

“Pukul 11.30 WIB, kami bersama jajaran turut meninjau langsung lokasi insiden saat proses olah tempat kejadian perkara tengah berlangsung,” sambung Kapolres. Wah, bukan hanya duduk di belakang meja, beliau juga ikut turun tangan langsung. Salut!

Investigasi ini jadi momen penting. Bukan hanya demi mengetahui biang kerok ledakan, tapi juga memastikan keamanan warga sekitar. Karena ya, lebih baik gas meledak karena ketahuan, daripada meledak tiba-tiba tanpa undangan.

Deskripsi meta:

Tag:

Polres Subang Bongkar Eksploitasi Anak di Kafe Remang-Remang Pantura

eksploitasi anak Subang

Subang – Pantura, kawasan yang semestinya jadi lintasan ekonomi, justru disusupi gelapnya praktik tak berperikemanusiaan. Kali ini, tiga kafe remang-remang di Kecamatan Patokbeusi, Kabupaten Subang, jadi sorotan tajam Polres Subang. Bukan karena karaoke-nya merdu, tapi karena di balik dentuman musik, ada jeritan sunyi dari anak-anak yang dieksploitasi.

Kapolres Subang, AKBP Dony Eko Wicaksono, mengungkap kasus eksploitasi anak di bawah umur yang mencuat lewat operasi gabungan Satgas TPPO Kabupaten Subang. Dari razia di tujuh lokasi, tiga warung remang-remang kedapatan mempekerjakan anak di bawah umur sebagai pemandu karaoke. Miris, tapi nyata.

“Diduga mempekerjakan perempuan berusia 15–17 tahun, yaitu WA (17) asal Karawang di warung Flamboyan, TOZ (17) asal Cianjur di warung Susan, dan NS asal Garut di warung Wulan Sari,” ujar Kapolres, membuka fakta yang tak mudah dicerna logika sehat.

Lebih mengenaskan lagi, ketiga korban ini bekerja dalam kondisi yang jauh dari aman. Tak ada perlindungan hukum, tak ada jaminan upah layak, dan sangat rentan terhadap berbagai bentuk kekerasan. Seolah hidup mereka dijebak dalam ruang gelap bernama eksploitasi.

Para pemilik warung yang tega mempekerjakan mereka kini telah ditangkap. Mereka adalah DMS (39) asal Subang, SWA (33) asal Karawang, dan AK (37) asal Subang. Tak ada lagi karaoke, tak ada lagi senyum palsu di balik panggung—yang ada kini, jeruji dan proses hukum.

Mereka dijerat dengan pasal berlapis, mulai dari UU Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) hingga UU Perlindungan Anak. Ancaman hukumannya tidak main-main: maksimal 15 tahun penjara dan denda hingga Rp600 juta. Setimpal? Mungkin belum, jika dibandingkan dengan luka batin korban.

“Razia ini merupakan tindak lanjut dari laporan masyarakat. Kami mengajak warga untuk aktif melapor jika mengetahui praktik serupa. Pengawasan akan terus kami lakukan di titik-titik rawan,” tegas Kapolres, seraya menyampaikan bahwa kerja sama publik adalah benteng utama melawan kejahatan tersembunyi seperti ini.

Jadi, kalau Anda mendengar tawa riuh dari balik dinding kafe, pastikan itu tawa yang merdeka—bukan jeritan yang dipaksa bungkam oleh lampu temaram dan suara karaoke palsu.

Recent Posts