Beranda Berita Subang Kolaborasi Lintas Lembaga Dorong Pemulihan Sungai dan Mangrove di Anggasari

Kolaborasi Lintas Lembaga Dorong Pemulihan Sungai dan Mangrove di Anggasari

kolaborasi lingkungan Anggasari

Subang – Kolaborasi berbagai lembaga kembali terlihat di Desa Anggasari, Kecamatan Sukasari. DLH Subang, YLNI, PT Waskita Abipraya, PJT II Subang, dan Pemerintah Desa Anggasari melaksanakan bersih sungai dan penanaman mangrove sebagai langkah pemulihan ekosistem pesisir.

Kegiatan dimulai di Rumah Pembibitan Mangrove YLNI Anggasari. Hadir mewakili Waskita Abipraya, Manager HSE Proyek Akses Tol Cipali–Patimban Paket 2, Syarif, yang memberikan apresiasi atas aksi bersama ini.

BACA JUGA:  Kodim 0605/Subang Gelar Lomba Baris Berbaris HUT TNI ke-80

“Setiap tahun kami diwajibkan melakukan penanaman pohon sebagai bentuk tanggung jawab sosial dan lingkungan. Kami juga berkomitmen menjadi perusahaan konstruksi yang hijau,” ujarnya.

Pada kesempatan tersebut, Waskita Abipraya menerima sertifikat apresiasi dari Dishut Jabar yang diserahkan oleh Cece Rahman mewakili DLH Subang.

YLNI juga memberikan sertifikat ucapan terima kasih atas donasi 30 unit tong sampah untuk warga Anggasari. Bantuan ini diharapkan memudahkan masyarakat menyimpan sampah agar tidak dibuang sembarangan.

BACA JUGA:  Pemkab Subang Salurkan Honor 8.000 Guru Ngaji dan Tenaga Pendidikan Keagamaan Langsung ke Rekening

Penyerahan tong sampah dilakukan langsung oleh Syarif kepada Kepala Desa Anggasari dan disaksikan peserta kegiatan.

Kepala Desa Anggasari menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat. “Kami, perangkat desa, dan Karang Taruna Anggasari sangat terbantu dengan kegiatan ini. Ini menjadi motivasi bagi kami dalam menjaga lingkungan hidup,” ujarnya.

Ia berharap kegiatan serupa dapat terus berlanjut dan diperluas ke 11 desa pesisir lainnya di Subang.

BACA JUGA:  Mantan Kadinkes Subang Datangi Polres Tanpa Pengacara, Jalani Pemeriksaan 8 Jam

Aksi ini mencakup pembersihan bantaran sungai sepanjang 2 kilometer di sekitar SP Kamal yang dipenuhi gulma dan sampah plastik. Kegiatan dilanjutkan dengan penanaman bibit mangrove sebagai bagian dari pemulihan ekosistem pesisir.

Pemulihan mangrove dipandang sebagai “infrastruktur hijau” yang perlu terus diperkuat untuk menjaga keseimbangan alam, terutama di pesisir utara Subang yang rentan abrasi.