Beranda Berita Nasional Limbah Produksi Kerupuk di Banjar Diduga Cemari Lingkungan

Limbah Produksi Kerupuk di Banjar Diduga Cemari Lingkungan

IMG_20230712_084102_t2NdtITP3L_bCWr2Zhn3q.jpeg

harapanrakyat.com,- Petugas gabungan melakukan inspeksi ke tempat usaha produksi pengolahan kerupuk di Desa Mulyasari, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar, Jawa Barat, Selasa (11/7/2023). Petugas gabungan itu dari Dinas Kesehatan, Dinas Lingkungan Hidup dan Satpol PP Kota Banjar.

Inspeksi tersebut menindaklanjuti adanya laporan dugaan pencemaran lingkungan dari hasil pengolahan produksi kerupuk.

Petugas Dinas Kesehatan Jujun Junaedi mengatakan, inspeksi tersebut berdasarkan adanya aduan dari masyarakat. Sehingga pihaknya melakukan peninjauan langsung ke lokasi pengolahan untuk melihat proses produksi. Petugas pun mengambil sampel limbah yang dikeluhkan oleh warga.

“Peninjauan ini karena pada hari Rabu lalu kami menerima aduan dari masyarakat. Sesuai prosedur maka kami menindaklanjuti ke lapangan,” kata Jujun.

BACA JUGA:  Kementerian Komunikasi Blokir Lebih dari 277.000 Konten Judi Online dalam Tiga Minggu

Dalam peninjauan tersebut petugas hanya melihat proses kebersihan tempat produksi. Kemudian akan melakukan uji laboratorium air sumur lingkungan dan sampel limbah.

Tujuannya untuk memastikan kandungan limbah tersebut berdampak pada lingkungan atau tidak. Menurutnya, hal itu harus menunggu hasil uji laboratorium sampel yang telah diambil.

“Kami belum bisa memastikan karena harus menunggu hasil uji laboratorium. Terkait dampak lingkungan itu kewenangannya dari Lingkungan Hidup kami hanya mengambil sampel,” katanya.

Sementara itu, Fungsional Ahli Muda Bidang Dampak Pengendali Lingkungan DLH Banjar Wawan Setiawan mengatakan, sebetulnya untuk tempat pembuangan pengelolaan limbah (IPAL) sudah ada.

BACA JUGA:  Rumah Nenek Satinah di Subang Terancam Ambruk, Relawan Harap Ada Donatur yang Peduli

Ukuran IPAL tersebut kedalamnya 1,5 meter cukup untuk menampung limbah 400-500 liter. Air limbahnya juga tidak begitu banyak, hanya dari sisa pencucian alat pengolahan produksi.

Baca Juga: Warga Terdampak Krisis Air Bersih di Kota Banjar Minta Bantuan Toren Penampung

Hanya saja, IPAL limbah tersebut tidak terpisah dengan pembuangan air hujan. Sehingga ketika turun hujan limbahnya bercampur. Volume airnya menjadi bertambah dan meluap kemana-mana.

“Limbah pengolahannya cuman sedikit dari pencucian alat. Cuman pengelolaannya kurang baik jadi ketika hujan limbahnya bercampur air hujan, volume airnya bertambah dan meluap,” katanya.

BACA JUGA:  Indonesia Tantang Bahrain di Laga Penentu Kualifikasi Piala Dunia 2026

Limbah Produksi Kerupuk di Uji Labolatorium

Terkait dugaan adanya dampak terhadap lingkungan untuk memastikan hal itu pihaknya harus menunggu hasil uji laboratorium.

“Masalah dugaan pencemaran tadi sudah diambil sampling limbah dan air sumur warga. Untuk hasilnya masih harus menunggu antara 7-10 hari ke depan,” katanya.

Pemkot Banjar pun telah memberikan arahan kepada pemilik pabrik produksi kerupuk untuk membuat IPAL tambahan. Saluran pembuangan limbah ke tempat IPAL juga harus menggunakan pipa tertutup.

“Tadi sudah ditindaklanjuti dengan pembuatan IPAL tambahan. Rencananya Jumat kami akan tinjau lagi progresnya,” katanya. (Muhlisin/R9/HR-Online/Editor-Dadang)