harapanrakyat.com,- Pengumuman para pemenang Lomba Menulis Surat untuk Ibu pada acara puncak yang digelar Bestie Humaira dan Sahabat Kang Cucun di Hotel Sutan Raja, Soreang, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (23/12/2023) malam diwarnai isak tangis.
Hampir seluruh yang hadir dalam acara tersebut, khususnya ibu-ibu, tampak tak kuasa menahan air matanya yang terus menetes.
Sebagian dari mereka ada juga yang berpelukan erat antara anak dan ibunya. Terutama saat pembawa acara, Dina Muhidin, mengajak seluruh hadirin untuk berdiri dan menyanyikan bersama lagu berjudul “Kasih Ibu”.
Suasana penuh haru berawal saat Kang Cucun, panggilan akrab H Cucun Ahmad Syamsurijal, menyampaikan sambutannya.
Meski tampil melalui zoom, Kang Cucun yang juga Ketua Fraksi PKB DPR RI itu mampu membangun suasana hadirin hanyut membayangkan seorang ibu yang jasa dan pengorbanannya tak ternilai.
Puncak Acara Lomba Menulis Surat untuk Ibu, Cerita Kang Cucun Bikin Haru
Dimulai dengan cerita Kang Cucun saat ia masih bersekolah dan bersama ibunda tercintanya sebelum meninggal dunia. Demi kesuksesan anaknya, saat itu ibundanya rela melepas cincin yang menempel di jarinya untuk membayar biaya sekolah.
“Itu salah satu bukti bahwa pengorbanan seorang ibu untuk anaknya tak ternilai. Karena itu, jangan coba-coba berkata bahwa kesuksesan kita hari ini karena kehebatan kita. Saya berada di posisi seperti ini sebagai anggota DPR RI, bukan karena saya hebat. Tapi karena tetesan air mata ibu yang mengucur setiap malam saat mendoakan saya,” ungkap Kang Cucun.
Baca Juga: Peringati Hari Ibu, Kang Cucun dan Humaira Adakan Lomba Menulis Surat untuk Ibu
Semua yang hadir juga semakin terhanyut dalam suasana haru saat putri Kang Cucun, Humaira Zahrotunoor, menyampaikan sambutan kedua.
Baru beberapa kalimat Humaira yang juga calon anggota legislatif untuk DPRD Provinsi Jabar itu membuka sambutannya, tangannya berkali-kali menyeka air matanya karena tak kuasa menahan tangis.
“Mohon maaf hadirin, saya ini ternyata orang yang cengeng dan baper kalau sudah bicara soal ibu. Air mata saya langsung menetes saat membayangkan betapa luar biasanya perjuangan, pengorbanan dan ketulusan seorang ibu merawat anaknya seperti saya,” kata Humaira.
Juara Lomba Bacakan Hasil Karyanya
Suasana bertambah haru saat pembawa acara mempersilahkan kepada juara 1 Lomba Menulis Surat untuk Ibu bernama Sifa Nurhayati, untuk membacakan karyanya. Semua hadirin tampak berkaca-kaca menyaksikan sang juara tampil dengan penuh ekspresi.
Puncaknya, saat pembawa acara memberi kesempatan kepada salah seorang yang gagal menjadi peserta lomba karena telat mengirim naskahnya, yaitu Nopelia. Ia sengaja hadir menyerahkan naskah tersebut saat para pemenang akan segera diumumkan.
“Tak apa saya gagal jadi peserta dan saya juga tak ingin berebut hadiah dengan yang lain. Saya hanya ingin ikut memeriahkan lomba dalam rangka Hari Ibu ini. Minimal saya mendapat kesempatan untuk membacakan isi surat yang sudah saya tulis semalam,” kata Nopelia.
Mendapat permohonan tersebut, panitia dengan bijak memberi kesempatan kepada Nopelia untuk membacakan suratnya berjudul “Teruntuk Ibuku Tersayang di Alam Sana”.
Sebuah judul surat yang mudah ditebak menggambarkan curahan hati Nopelia untuk ibunya yang sudah meninggal 10 tahun lalu.
Hadirin pun tampak semakin larut dalam suasana haru. Apalagi, saat Nopelia akhirnya harus berhenti beberapa kali membacakan suratnya karena tak kuat menahan tangis. Mungkin teringat ibunya yang sudah meninggalkannya itu.
Pada acara puncak tersebut, sejumlah peserta lomba Menulis Surat untuk Ibu ikut hadir, khususnya para pemenang.
Untuk kategori umum dimenangkan oleh Rosadi (juara 1), Purnama Sidik (juara 2), dan Desi Tri (juara 3). Sedangkan, untuk kategori mahasiswa/pelajar pemenangnya adalah Sifa Nurhayati (juara 1), Qorin Nuraini (juara 2), dan Dila Andini (juara 3). (Eva/R3/HR-Online)