Subang – Fenomena maraknya korban bank emok atau rentenir di Jawa Barat menjadi sorotan serius Gubernur Dedi Mulyadi. Ia menegaskan, persoalan ini tak bisa dibiarkan dan perlu ditangani secara kolektif.
Dengan jumlah penduduk yang besar dan angka kemiskinan yang tinggi, Dedi menyebut Jawa Barat sebagai wilayah dengan tingkat aktivitas bank keliling tertinggi di Indonesia. “Bank Emok, bank kelilingnya juara nomor satu di Indonesia,” ujarnya di hadapan para ASN.
Untuk mengatasi persoalan ini, Dedi mengajak seluruh kepala daerah dan Sekda di Jawa Barat bergerak bersama. Ia mendorong terbentuknya gerakan sosial yang menumbuhkan kepekaan terhadap kondisi masyarakat.
Dedi menekankan, banyak warga terjerat utang besar hingga berujung pada kematian. Ia mengaitkan hal ini dengan pola hidup boros yang masih melekat di masyarakat.
“Beli motor, beli kulkas, tapi bukan karena kebutuhan. Orang desa punya kulkas untuk apa? Tiap hari tukang sayur lewat,†ujarnya menyindir.
Ia menyayangkan kebiasaan warga yang membeli barang konsumtif, bahkan yang tak relevan dengan kebutuhan. Di kawasan dingin, misalnya, banyak rumah justru dipasangi AC. Selain itu, anak-anak muda kerap diberi motor, lalu menggantinya dengan knalpot brong yang mengganggu ketertiban.
Dedi Mulyadi bertekad menyelesaikan masalah ini. Ia menyebut kemiskinan bukan hanya soal ekonomi, tapi juga soal mental dan kemauan. “Malasnya luar biasa. Kemiskinan malas,†tutupnya dengan nada prihatin.