
Suarasubang.com – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, kembali melontarkan teguran keras terhadap kondisi Jalan Kalijati yang semakin memburuk. Jalan utama di kawasan itu berubah menjadi kecoklatan, tertutup tanah yang terbawa oleh truk-truk besar pengangkut material galian.
Ini adalah kali ketiga Gubernur Dedi turun langsung ke lokasi. Dalam tinjauannya yang diunggah melalui akun TikTok resminya, ia menyuarakan kegeramannya terhadap kondisi jalan yang dinilai memprihatinkan.
“Sudah tiga kali saya peringatkan, tapi tetap saja kondisinya tidak berubah,” ujarnya, Rabu (17/4). “Jalan ini milik publik, bukan milik pribadi yang bisa seenaknya dipakai tanpa tanggung jawab.”
Aktivitas pengangkutan tanah dengan truk bertonase besar disebut sebagai penyebab utama kerusakan. Selain merusak kualitas jalan, tanah yang berceceran membuat permukaan licin dan membahayakan pengendara, terutama pengendara roda dua.
Gubernur Dedi juga menyinggung moralitas para pengusaha tambang. “Mencari untung itu boleh. Tapi kalau sampai merugikan hak orang lain, itu bukan cara hidup di negara Pancasila,” tegasnya.
Ia menyayangkan semakin lunturnya semangat gotong royong dan kepedulian sosial. Menurutnya, bangsa yang katanya hidup berdasarkan Pancasila justru sering kali abai terhadap kepentingan bersama.
“Negara lain yang katanya sekuler dan mengejar untung justru bisa lebih tertib dan menghormati hak bersama. Kita, yang katanya hidup berketuhanan, malah sering egois,” sindirnya tajam.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah melayangkan peringatan kepada para pengusaha tambang dan galian di Kalijati. Mereka diwajibkan menutup muatan truk dengan terpal, tidak menumpahkan tanah di jalan, serta rutin membersihkan akses yang mereka lalui.
“Kalau tidak mau tertib, kami tidak segan mencabut izin operasionalnya. Masyarakat berhak atas jalan yang bersih dan aman,” lanjutnya.
Gubernur Dedi juga meminta penghentian sementara seluruh aktivitas tambang di Kalijati. Akses jalan menuju gerbang tol Kalijati pun harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum aktivitas kembali berjalan.
Masalah Jalan Kalijati, menurutnya, bukan sekadar soal infrastruktur. Ini mencerminkan krisis kesadaran sosial yang mendalam.