Beranda Berita Subang Gubernur Dedi Mulyadi Lunasi Utang Keluarga Taryana dan Perdamaikan Dua Kubu Pasca...

Gubernur Dedi Mulyadi Lunasi Utang Keluarga Taryana dan Perdamaikan Dua Kubu Pasca Tragedi Subang

Gubernur Dedi Mulyadi bantu keluarga Taryana
Foto: Tangkapan layar video Dedi Mulyadi

Subang – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menunjukkan kepedulian luar biasa terhadap keluarga Taryana, pria yang tewas setelah diduga mencuri ayam di sebuah perusahaan peternakan di Kabupaten Subang.

Dalam kunjungannya ke rumah duka di Desa Sirap, Kecamatan Tanjungsiang, Jumat (4/4/2025), Dedi mengungkapkan bahwa keluarga almarhum Taryana tengah dibelit utang sebesar Rp30 juta. Utang tersebut berasal dari “bank emok” atau rentenir, yang digunakan untuk membangun rumah.

Sebagai bentuk empati, Dedi turut membantu melunasi utang tersebut. Ia menyampaikan bahwa keikhlasan keluarga korban sangat penting agar mereka bisa melanjutkan hidup tanpa beban berat.

BACA JUGA:  Generasi Tangguh Jabar ‘Dikarantina’ di Barak! 50 Pelajar Dikirim ke Lanud, Bukan untuk Liburan!

“Problemnya sudah saya bantu selesaikan, dari utang sampai urusan lainnya. Walau tetap saja, hikmah yang diambil masih kalah besar dibanding peristiwanya,” ujarnya dalam rekaman video yang diterima Kompas.com, Sabtu (5/4/2025).

Tak berhenti di situ, Dedi juga menginisiasi pertemuan penting antara keluarga Taryana dan keluarga para pelaku penganiayaan. Pertemuan berlangsung di kediaman Dedi di Lembur Pakuan, Kabupaten Subang.

BACA JUGA:  Penggerebekan ala Polisi Subang: Lemari Baju Isinya Bukan Baju, Tapi Ribuan Obat Terlarang!

Dalam suasana haru, kedua pihak akhirnya saling memaafkan. Tujuan Dedi jelas: agar tidak muncul dendam berkepanjangan yang bisa memicu konflik sosial di kemudian hari.

“Ini saya sudah pertemukan. Keluarga korban yang meninggal dan keluarga para pelaku, yang saat ini sedang ditahan di Polres,” kata Dedi.

Ia menjelaskan bahwa tindakan para pelaku lebih didorong oleh emosi sesaat dan bukan rencana jahat. Delapan karyawan peternakan bereaksi spontan saat memergoki pencurian, dan amarah massa pun berujung pada tragedi.

BACA JUGA:  Kolaborasi Kementan dan TNI AD Hadirkan Sentra Ternak Unggul di Subang

“Semua dilakukan karena emosi, karena kekhilafan, karena jumlah massa yang banyak. Pada akhirnya, satu orang kehilangan nyawa karena mencuri,” ujarnya.

Meski proses hukum tetap berjalan di Polres Subang, Dedi berharap upaya saling memaafkan bisa sedikit meringankan beban batin semua pihak. “Pengakuannya beragam, ada yang memukul sekali, ada yang pertama memukul. Biarlah hukum yang membuktikan semuanya,” pungkasnya.