Beranda blog Halaman 23

Niat Baik Berujung Tragis: Kisah Uwa Ano dan Serangan Tawon Legon Sari

tawon vespa Subang

SUBANG — Sebuah kisah tragis namun sarat pelajaran datang dari Desa Karang Mulya, Kecamatan Legon Sari, Subang. Seorang pria paruh baya bernama Warno alias Ano, 55 tahun, meninggal dunia usai diserbu ratusan pasukan bersayap—tawon vespa, bukan drone apalagi tawon madu yang bersahabat.

Awalnya, rumah seorang warga dihuni oleh “tamu tak diundang” yang membangun markas di atapnya—yakni sarang tawon. Warga sudah bertindak sesuai SOP: lapor ke BPBD dan Damkar. Tapi, sosok pemberani bernama Ano merasa bisa menangani urusan ini seperti sedang menangkapi layangan putus.

“Katanya mau ada tim damkar ke rumah mau evakuasi sarang tawon, terus ada warga nyari tangga. Kemudian ada almarhum bilang ah kecil itu mah saya udah biasa, saya udah bilang ada petugas mau datang. Uwa malah langsung naik lewat dalam (rumah) tapi gak bisa, kirain gak melanjutkan dia naik dari luar,” jelas Wahidin, kerabat korban.

Dengan percaya diri, Ano meminta karung—bukan untuk belanja di pasar, tapi untuk membungkus sarang tawon. Sayangnya, bukan sarang yang masuk karung, tapi justru dirinya yang masuk daftar serangan tawon.

“Kata uwa, mana karung tapi sarang enggak masuk ke karung, terus tangan uwa coba gapai sarang tawon. Tapi tangan uwa langsung dikerubutin tawon, luka dan badan penuh tawon,” lanjut Wahidin.

Aksi nekat ini berakhir dramatis. Ano mencoba turun lewat tangga, tapi kehilangan keseimbangan. Ia terjatuh dan pingsan. Warga sekitar, meski ingin menolong, harus berpikir dua kali—karena siapa pun yang berani mendekat, risikonya bisa ikut masuk ke “daftar hitam” tawon.

“Wa Ano udah pingsan dibawa, terus dibawa ke rumah sakit, sempat dirawat tapi tidak bisa tertolong, meninggal dunia,” kata Wahidin dengan suara berat.

Kepala Desa Karang Mulya, Rodid Saeful Alam, membenarkan insiden tersebut. Ia menjelaskan, Ano sudah dalam kondisi kritis saat tiba di fasilitas kesehatan.

“Betul ada rumah warga yang ada sarang tawonnya… karena memang mungkin kecil sarangnya makanya almarhum berusaha untuk memusnahkan sendiri, almarhum tersengat hampir seluruh tubuhnya diserang tawon tersebut, kemudian dibawa ke rumah sakit kondisi sudah kritis tadi malam korban meninggal,” terang Rodid.

Jenazah Ano tiba di rumah duka diantar mobil ambulans. Tangis keluarga pecah. Uwa yang dikenal ringan tangan dan pemberani itu, kini hanya tinggal kenangan.

Tak lama setelah insiden, tim BPBD dan Damkar Subang pun turun ke lokasi. Mereka langsung membasmi sarang yang jadi biang kerok tragedi ini. Padahal sebelumnya, tim memang berencana evakuasi sarang tersebut malam harinya—karena saat itulah tawon biasanya “clock out” dari aktivitas terbang.

Kisah ini bukan hanya tentang tragedi. Tapi juga tentang pentingnya menahan diri dan mempercayakan urusan ke ahlinya. Apalagi kalau sudah melibatkan hewan bersengat dan bersayap.

Bupati Subang Kukuhkan ADAB, Tegaskan Pembangunan Berbasis Budaya Lokal

pengukuhan ADAB Subang

Subang – Bupati Subang, Reynaldy Putra Andita Budi Raemi, S.IP., resmi mengukuhkan Pengurus Aliansi Dewan Adat dan Budaya (ADAB) Kabupaten Subang dalam acara puncak Milangkala ke-57 Kecamatan Purwadadi, Kamis, 24 Mei 2025. Didampingi Wakil Bupati Agus Masykur Rosyadi, pengukuhan berlangsung meriah di Alun-Alun Purwadadi.

Kegiatan ini mengusung tema “Adat dijaga, budaya dirumat, balik ka sarakan Padjadjaran,” dan disambut antusias oleh warga. Acara dibuka dengan tarian Lisung oleh Ibu-ibu PKK dan Kader Posyandu, diikuti rajah bubuka dari budayawan Abah Ayi, serta pertunjukan seni dari pelajar setempat.

Camat Purwadadi, Andri Darmawan, S.STP., M.M., menyebut momen ini sebagai tonggak sejarah bagi penguatan budaya Subang.
“Acara hari ini bukan sekadar seremonial, ini sejarah bagi penguatan adat dan budaya Kabupaten Subang,” ujarnya.

Dalam sambutannya, Bupati Reynaldy menekankan pentingnya keberadaan ADAB sebagai garda terdepan pelestarian tradisi, sekaligus strategi pembangunan jangka panjang.

“Kebudayaan adalah jati diri bangsa. Saya berharap setelah dikukuhkan, ADAB betul-betul menjadi penjaga nilai-nilai adat Subang dan memberi solusi konkret bagi arah pembangunan yang berakar pada budaya lokal,” ucapnya.

Ia mengapresiasi masih aktifnya lembaga-lembaga adat yang menjaga warisan leluhur. Menurutnya, budaya bukan sekadar kenangan masa lalu, melainkan bekal penting bagi generasi mendatang.

“Bangsa besar adalah bangsa yang tidak melupakan adat dan budayanya. Kita harus bersyukur masih ada lembaga adat yang menjaga warisan leluhur, agar anak cucu kita masih bisa mengenal dan mempelajarinya,” tuturnya.

Lebih lanjut, Kang Rey menyampaikan bahwa visi pembangunan Subang sejalan dengan arah Provinsi Jawa Barat di bawah Gubernur Dedi Mulyadi, yaitu daerah yang kuat secara karakter dan budaya.

“Kami ingin pembangunan Subang tidak hanya membangun infrastruktur, tapi juga membentuk karakter daerah berbasis budaya. Karena hanya dengan itu Subang bisa punya jati diri,” tegasnya.

Sebagai langkah nyata, ia mengumumkan rencana mempercantik setiap pintu masuk Kabupaten Subang dengan arsitektur khas lokal, agar identitas budaya langsung terasa bagi siapa pun yang masuk.

“Setiap perbatasan akan dibuat secantik mungkin dengan ornamen budaya lokal, supaya orang tahu: ini Subang, ini lemah cai urang,” katanya.

Kang Rey juga menegaskan bahwa pembangunan berbasis budaya membutuhkan sinergi dari seluruh elemen masyarakat.
“Saya titip komitmen ini harus jadi komitmen kolektif. Pembangunan berbasis budaya tidak bisa dikerjakan sendirian oleh pemerintah. Butuh kolaborasi dari seluruh unsur masyarakat,” pungkasnya.

Sebagai simbol pengukuhan, Bupati Subang menyematkan pin kujang kepada para pengurus ADAB Kabupaten Subang.

Acara ini turut dihadiri oleh Sekretaris Daerah, kepala OPD, Camat Purwadadi, Forkopimcam, para tokoh adat, dan ratusan warga yang memenuhi alun-alun.

DPRD Subang Sahkan KUA-PPAS 2025, Bupati Optimis Pembangunan Lebih Terarah

pengesahan KUA-PPAS 2025 Subang

Subang – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Subang resmi mengesahkan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) Tahun Anggaran 2025 menjadi Peraturan Daerah (Perda). Pengesahan dilakukan dalam Rapat Paripurna pada Kamis, 24 Juli 2025.

Rapat Paripurna dipimpin oleh Ketua DPRD Subang, H. Victor Wirabuana. Sebelum pengesahan, rapat diawali dengan penyampaian laporan Badan Anggaran terkait perubahan terhadap dokumen KUA-PPAS 2025.

Sebelumnya, masing-masing fraksi telah menyampaikan sikap dan pandangannya mengenai substansi Raperda. Meski terdapat perbedaan pendapat, akhirnya seluruh pihak menyetujui pengesahan Raperda KUA-PPAS menjadi Perda.

“Proses selanjutnya kami serahkan kepada eksekutif untuk ditindaklanjuti sesuai mekanisme yang berlaku,” kata Ketua DPRD Victor Wirabuana dalam sambutannya.

Bupati Subang, H. Reynaldy Putra Andita Budi Raemi, S.IP., menyampaikan apresiasi atas sinergi yang terjalin antara legislatif dan eksekutif dalam penyusunan perubahan KUA-PPAS 2025.

“Saya optimis, apa yang tertuang dalam KUA-PPAS 2025 sudah sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat Kabupaten Subang,” ujarnya.

Ia menekankan bahwa kesamaan pandangan ini menjadi modal penting dalam merancang pembangunan Subang yang lebih terarah dan berdampak nyata bagi masyarakat.

“Ada kesamaan pandangan dalam perubahan kebijakan umum ini. Saya berharap, KUA-PPAS 2025 yang telah kita sepakati ini nantinya berlanjut dengan persetujuan pada Raperda APBD Perubahan 2025,” tambahnya.

Dengan disahkannya KUA-PPAS 2025, Pemerintah Kabupaten Subang siap melangkah ke tahapan berikutnya dalam siklus penganggaran untuk memastikan kelanjutan pembangunan daerah.

Dukung Kemandirian Disabilitas, PT Dahana Serahkan Mesin Obras untuk Usaha Jahit

bantuan mesin obras untuk disabilitas

Subang – PT Dahana kembali menunjukkan kepeduliannya terhadap kelompok rentan melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). Kali ini, bantuan diberikan kepada Suryadi, penyandang disabilitas asal Subang, berupa satu unit mesin obras untuk mendukung usaha jahit rumahan yang digelutinya.

Penyerahan bantuan dilakukan langsung oleh Manajer TJSL PT Dahana, Neni Sumarni, pada Rabu, 23 Juli 2025. Menurut Neni, pemberian bantuan ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan dalam meningkatkan kapasitas ekonomi masyarakat, khususnya bagi penyandang disabilitas.

“Salah satu fokus kami dalam program TJSL adalah peningkatan kapasitas masyarakat. Bantuan ini diharapkan dapat memperkuat usaha rumahan yang dijalankan oleh Suryadi, sekaligus mendorong produktivitas dan keberlanjutan usahanya,” ujar Neni.

Ia menambahkan bahwa program TJSL Dahana selaras dengan Pilar Ekonomi dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) 8, yang berfokus pada pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi. Tujuannya adalah memberikan akses setara bagi semua kalangan, termasuk disabilitas, agar dapat berperan aktif sebagai pelaku ekonomi yang mandiri.

“Melalui bantuan seperti ini, kami ingin memastikan penyandang disabilitas memiliki akses terhadap peluang usaha dan dapat berperan aktif sebagai pelaku ekonomi yang mandiri dan setara,” lanjutnya.

Suryadi menyambut bantuan tersebut dengan penuh syukur. Ia menyatakan bahwa mesin obras sangat penting dalam menunjang kegiatan produksinya, yang kini dapat berjalan lebih efisien dan menghasilkan jahitan berkualitas.

“Mesin obras ini sangat penting bagi pekerjaan saya. Alhamdulillah saya merasa terbantu. Terima kasih PT Dahana atas bantuannya. Semoga semakin sukses dan terus peduli terhadap masyarakat,” ungkap Suryadi.

Melalui berbagai program TJSL, PT Dahana bertekad terus berkontribusi dalam menciptakan pembangunan sosial dan ekonomi yang inklusif serta berkelanjutan, terutama di wilayah Subang dan sekitarnya.

Subang Siap Menyambut Investor: Polisi Tancap Gas Usir Preman

Subang ramah investasi

Subang – Kabupaten Subang kini bukan hanya terkenal dengan nanas dan pantainya, tapi juga mulai menebar pesona sebagai surganya investasi. Dalam sebuah kunjungan yang bisa dibilang bak “tur inspeksi penuh wibawa”, Kapolres Subang AKBP Dony Eko Wicaksono, S.H., S.I.K., M.H., Ph.D.—gelar segudang, tanggung jawab pun sebanding—menegaskan bahwa Subang adalah wilayah yang aman, nyaman, dan tentu saja, ramah investor.

Kamis pagi (24/7/2025) itu, AKBP Dony bersama rombongan menyambangi kawasan industri Suryacipta, tepatnya di Desa Sawangan, Kecamatan Cipeundeuy. Di sanalah PT BYD—perusahaan otomotif asal Tiongkok yang namanya sedang naik daun itu—sedang membangun pabrik. Bukan pabrik tahu bulat, tapi investasi strategis berskala internasional.

Rombongan yang hadir tak kalah lengkap dengan susunan acara pernikahan. Ada Pejabat Utama Polres Subang, Kapolsek setempat, unsur Muspika, aparatur desa, hingga manajemen PT BYD dan PT Integritas Perkasa Konstruksi, sang kontraktor yang kini sedang berjibaku membangun masa depan Subang.

Perwakilan PT BYD menyampaikan rasa terima kasih yang sehangat tahu goreng pagi-pagi. Mereka memuji pengawalan yang diberikan oleh Polres Subang dalam mendampingi pembangunan proyek. Harapannya sederhana tapi berat: sinergi antara polisi, pemerintah, dan masyarakat bisa menciptakan tempat kerja yang aman, produktif, dan penuh kolaborasi—ibarat nonton bola tapi semua main di satu tim.

Kapolres pun menjawab dengan garang tapi menyejukkan, seperti teh panas yang baru dituang. Ia menegaskan tak akan memberi ruang sedikit pun bagi premanisme, pemalakan, atau gangguan lain yang bisa merusak mood para investor. “Subang harus jadi daerah yang ramah investasi dan aman bagi seluruh pelaku usaha,” ujarnya tegas, penuh semangat nasionalisme bertabur profesionalisme.

Kapolres juga berharap, kehadiran PT BYD tak hanya membawa logo baru di pintu gerbang kawasan industri, tapi juga memberi napas segar bagi ekonomi Subang: tenaga kerja terserap, pendapatan daerah meningkat, dan sektor industri makin mantap berdiri di atas kaki sendiri.

Setelah pidato penuh makna, AKBP Dony tak langsung balik ke kantor. Beliau blusukan, meninjau pos keamanan proyek, dan bercengkerama dengan para petugas lapangan. Arahan teknis pun diluncurkan demi memperkuat deteksi dini dan mencegah gangguan yang bisa muncul mendadak, seperti mantan di tengah malam.

Pembangunan pabrik ini bukan proyek ecek-ecek. PT BYD disebut-sebut sebagai investasi strategis yang mendapat atensi nasional. Subang pun digadang-gadang jadi motor penggerak pertumbuhan industri di kawasan Rebana Metropolitan. Bukan cuma rebana yang ditabuh, tapi semangat kemajuan yang ditaburkan!

Dengan pengamanan yang prima dan dukungan semua pihak, harapannya satu: proyek berjalan lancar, manfaatnya meluber, dan Subang makin cemerlang di peta ekonomi Indonesia.

Polres Subang Siap Bangun 132 Sentra Gizi Dukung Program MBG Nasional

pembangunan SPPG Polres Subang

Subang – Polres Subang bergerak cepat mendukung program nasional Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan Presiden Prabowo. Dalam rapat kesiapan pembangunan Sentra Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), Polres Jajaran Polda Jabar menggelar pertemuan virtual melalui Zoom dari Aula Patriatama Polres Subang pada Selasa, 16 Juli 2025.

Rapat ini dihadiri oleh Kapolres Subang AKBP Dony Eko Wicaksono, S.H., S.I.K., M.H., Ph.D, Tim SPPG dari Tasikmalaya, pejabat utama dan perwira Polres Subang, jajaran personel, serta perwakilan Bhayangkari.

Dimulai pukul 07.30 WIB, rapat dibuka dengan pemaparan dari Itwasda Polda Jabar. Fokus pembahasan mencakup strategi optimalisasi program MBG Polri, termasuk pendataan sasaran penerima, pemilihan lokasi SPPG, hingga skema pembiayaan dari hibah maupun kerja sama pihak ketiga.

Salah satu poin penting adalah penetapan waktu distribusi makanan maksimal 20 menit agar kualitas gizi tetap terjaga. Selain itu, prosedur legalitas Yayasan Kemala Bhayangkari sebagai mitra resmi BGN juga dibahas. Penekanan khusus diberikan agar ASN dan anggota Polri tidak ditunjuk sebagai penanggung jawab yayasan.

Diskusi berlanjut dengan sesi tanya jawab dan koordinasi teknis terkait pelaksanaan pembangunan. Dalam paparannya, Kapolres Subang menyatakan, “Terdapat 132 SPPG yang akan dibangun di Kabupaten Subang. Pembangunan ini merupakan bagian dari dukungan terhadap program nasional Presiden Prabowo yaitu MBG dan akan dijalankan oleh Bhayangkari.”

Rencana peletakan batu pertama (groundbreaking) dijadwalkan minggu depan. Target penyelesaian pembangunan adalah 45 hari.

Tim SPPG Tasik Kota menambahkan bahwa bantuan administratif akan diberikan. Estimasi kebutuhan bulanan MBG untuk jenjang SD hingga SMA di Kabupaten Subang mencapai Rp 905 juta.

Kegiatan ditutup dengan peninjauan langsung ke lokasi yang direncanakan sebagai titik pembangunan SPPG.

Lawan Rentenir, Bupati Subang Gandeng PNM dan BP Tapera Luncurkan Pembiayaan Mikro Perumahan

Pembiayaan mikro perumahan Subang

SUBANG – Rentenir? No thanks! Kabupaten Subang kini punya jurus baru untuk memberdayakan rakyat kecil dan melawan praktik pinjaman mencekik. Selasa, 22 Juli 2025, Bupati Subang Reynaldy Putra Andita Budi Raemi dengan antusias menyambut peluncuran Program Kolaborasi Pembiayaan Mikro Perumahan Melawan Rentenir di kawasan Lembur Pakuan.

Program ini bukan sekadar gebrakan finansial biasa. Ia digagas sebagai solusi konkret demi memperkuat kemandirian ekonomi warga pedesaan, tanpa harus jatuh ke pelukan Bank Emok dan saudara-saudaranya.

Sejumlah tokoh nasional hadir memeriahkan peluncuran ini, seperti Direktur Operasional PNM Sunar Basuki, Komisioner BP Tapera Heru Sugiono, Wakil Kepala Staf Kepresidenan Muhammad Qodari, Menteri Maruarar Sirait alias Bang Ara, dan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.

PNM: Modal Bukan Sekadar Uang

Sunar Basuki dari PT Permodalan Nasional Madani (PNM) menekankan, ini bukan sekadar program pinjaman. “PNM tidak hanya memberikan pinjaman modal, tapi juga pelatihan dan pendampingan,” jelasnya. Fokus utama dari kolaborasi ini justru renovasi tempat usaha ibu-ibu agar lebih menarik dan higienis.

“Kalau tempat usahanya lebih baik, kapasitas naik, omzet pun ikut naik. Itu baru namanya pemberdayaan,” ujarnya.

BP Tapera: Rumah Layak, Harga Bersahabat

Dari sisi hunian, BP Tapera lewat Heru Sugiono menyatakan bahwa lembaganya siap menjembatani rakyat kecil untuk mendapatkan rumah layak dengan pembiayaan yang inklusif. “Kami berkomitmen menyediakan pembiayaan rumah layak huni dan terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah,” tandas Heru.

Istana Turun Gunung: Tiga Juta Rumah Setahun

Muhammad Qodari, Wakil Kepala Staf Kepresidenan RI, menegaskan bahwa program ini sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto: membangun tiga juta rumah per tahun untuk rakyat kecil, terutama di desa-desa. “Rakyat harus punya tempat tinggal yang layak, itu PR besar bangsa ini,” ucapnya.

Bang Ara: Negara Harus Turun Tangan!

Menteri Maruarar Sirait tampil berapi-api, menyuarakan perlunya negara hadir menolong rakyat dari cengkeraman rentenir. “Bunganya bisa 30 persen sebulan. Negara harus hadir dan berpihak pada rakyat!” katanya lantang.

Ia menjelaskan bahwa dengan skema ini, warga bisa membangun rumah di atas tanah keluarga tanpa perlu beli lahan—cicilan pun jadi ringan. “Biaya lebih kecil, masyarakat tetap bisa tinggal di desanya sendiri,” tambah Bang Ara.

Gubernur Jabar: Pinjam 1 Juta, Diterima 900 Ribu

Dedi Mulyadi, Gubernur Jawa Barat, tak kalah pedas. Ia mengupas tuntas praktik Bank Emok yang menyedot darah rakyat kecil. “Pinjam Rp1 juta, terima Rp900 ribu. Besoknya langsung nyicil dengan bunga tinggi,” ungkapnya.

Kalau sudah kepepet? Warga lari ke Bank Keliling, lalu ke MBK. Utang lapis demi lapis pun menjerat tanpa ampun.

Pemkab Subang Siap Gaspol!

Bupati Subang, Kang Rey, menegaskan komitmennya untuk terus mendukung program ini sebagai bentuk perlindungan sosial dan pemberdayaan ekonomi yang nyata. “Kolaborasi lintas sektor seperti ini sangat dibutuhkan untuk menciptakan solusi konkret,” katanya.

Didampingi Wakil Bupati Agus Masykur Rosyadi dan Sekda H. Asep Nuroni, Kang Rey siap bergerak bersama rakyat untuk mengubah wajah ekonomi desa.

Dari Lembur Pakuan, suara perlawanan terhadap rentenir kini menggema. Bukan dengan demo, tapi dengan program yang membebaskan.

Anak Muda Jangan Cuma Jadi Penonton! Lesbumi Subang Dorong Keterlibatan Generasi Z dalam Perda Kebudayaan

Anak muda dalam Perda Kebudayaan Subang

SUBANG – Di balik kemeriahan Hari Anak Nasional, Gedung PCNU Subang tiba-tiba jadi medan diskusi yang serius tapi santai. Rabu, 23 Juli 2025, Lesbumi PCNU Subang menggelar Diskusi Publik Budaya—dan yang jadi sorotan? Anak muda, dong!

Ketua Lesbumi, Gus Eko—nama lengkapnya Agus Eko Muchamad Solihin—melempar gagasan yang cukup “mengguncang”: anak muda jangan cuma jadi objek Perda Kebudayaan, tapi kudu jadi subjeknya juga! “Kami sengaja mengundang anak-anak dan OKP agar mereka tidak hanya jadi objek Perda yang nanti dibentuk pemerintah, tetapi menjadi subjek,” tegasnya.

Menurut Gus Eko, budaya Subang masih banyak yang tersembunyi seperti harta karun belum digali. Maka dari itu, acara ini bukan hanya ajang ngomongin masa lalu, tapi juga merancang masa depan. “Ngaguar, ngariksa, ngajaga warisan budaya Subang,” ujarnya, menyuarakan pentingnya merawat budaya dari tangan-tangan usil dan klaim sepihak.

Diskusi ini terasa makin hangat dengan kehadiran Kaka Suminta, narasumber yang membedah budaya dari sisi psikoanalisis. “Budaya itu bukan cuma simbol dan tradisi, tapi menyimpan lapisan bawah sadar dan memori kolektif masyarakat,” jelasnya. Wah, jadi bukan sekadar pakai iket dan main angklung, ya!

Dari sisi parlemen, Wakil Ketua DPRD Subang, Udaya Rumantir, menyambut forum ini dengan antusias. Ia menegaskan bahwa diskusi seperti ini sangat strategis untuk penyusunan Raperda Kebudayaan. “Diskusi tentang budaya sangat penting dilakukan, agar kita selalu ingat akan jati diri kita,” katanya.

Udaya juga mengangkat isu pelestarian situs sejarah, seperti monumen perjuangan di Kalijati, agar tak digerus oleh modernisasi. Ia bahkan menyentil pentingnya menggunakan bahasa ibu di rumah. “Itu bagian dari pelestarian budaya,” tambahnya.

Sementara itu, Ketua Komisi 4 DPRD, Zaenal Mufid, mengungkap bahwa Perda Kebudayaan kini telah menjadi hak inisiatif DPRD. Hal ini menyusul keprihatinan dari Lesbumi mengenai situs-situs sejarah yang terancam oleh gempuran industrialisasi.

“Perda kita buat, Bidang Kebudayaan membuat produk, dan Bidang Pariwisata yang menjualnya,” ujar Zaenal, menjabarkan sinergi antara pelestarian budaya dan potensi ekonomi kreatif.

Zaenal menambahkan, diskusi ini memberi masukan konkret: mulai dari apa yang dibutuhkan anak muda, para seniman, budayawan, sampai ulama. Ia tak ingin Perda ini cuma jadi pajangan. “Perda harus bisa dilaksanakan dan menyejahterakan masyarakat Subang,” pungkasnya.

Diskusi ini jadi bukti bahwa budaya bukan hanya urusan masa lalu, tapi juga investasi masa depan. Dan anak muda? Sudah saatnya duduk di kursi pengambil keputusan, bukan cuma di bangku penonton!

Bupati Subang Janji Pangkas Birokrasi, Tanjungsiang Gebyar Budaya di Milangkala ke-38!

Bupati Subang pangkas birokrasi

Subang – Di tengah semilir angin selatan Subang, Kecamatan Tanjungsiang menyambut Hari Jadi ke-38 dengan gegap gempita dan aroma kebudayaan yang kental. Rabu, 23 Juli 2025, halaman Kantor Kecamatan Tanjungsiang mendadak jadi panggung rakyat—meriah, semarak, dan penuh semangat lokalitas.

Namun bukan hanya seni tradisional dan produk UMKM yang mencuri perhatian. Sosok Bupati Subang, Reynaldy Putra Andita Budi Raemi, S.IP.—yang akrab disapa Kang Rey—menjadi magnet utama hari itu. Ditemani senyum khas dan sambutan hangat warga, Kang Rey tak datang dengan tangan kosong. Ia membawa komitmen besar: pangkas alur birokrasi pelayanan publik!

Dalam pidatonya yang lugas namun penuh kehangatan, Kang Rey menegaskan pentingnya mempermudah akses masyarakat terhadap layanan pemerintahan. “Birokrasi jangan bikin pusing! Warga butuh layanan cepat, tepat, dan tidak ribet,” tegasnya dengan nada santai tapi serius.

Dengan tema milangkala yang cukup panjang tapi sarat makna—“Ngajaga, Ngariksa Potensi Nu Aya, Lembur Diurus, Kota Ditata, Sangkan Rakyat Sejahtera. Tanjungsiang Rindang, Ngadukung Subang Ngabret Keur Jawa Barat Istimewa”—acara ini jadi semacam pengingat massal: potensi lokal bukan sekadar warisan, tapi tanggung jawab bersama.

Pagelaran seni, pameran produk UMKM, hingga ekspresi budaya yang tampil di acara ini menunjukkan bahwa Tanjungsiang tak main-main dalam menjaga akar tradisinya. Tapi lebih dari itu, semangat “ngabret” alias percepatan pembangunan juga terasa kencang di udara.

Milangkala ini bukan sekadar perayaan ulang tahun kecamatan. Ia berubah menjadi simbol kebangkitan desa, momen refleksi kolektif, dan panggung aksi nyata menuju pelayanan publik yang lebih bersih dan berdaya guna.

Kalau desa makin tertata dan rakyat makin sejahtera, berarti Subang memang benar-benar sedang “ngabret” menuju Jawa Barat Istimewa!

Subang Ngabret! JICA dan Kemenlu RI Sambangi Subang, Bupati Suguhkan Tiga Sektor Strategis

Kerja sama investasi Subang-Jepang

SUBANG – Bukan Subang kalau nggak bikin kejutan! Kali ini, giliran Bupati Subang, Kang Rey—alias Reynaldy Putra Andita Budi Raemi—yang jadi tuan rumah spesial dalam audiensi bersama Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Japan International Cooperation Agency (JICA), dan Kedutaan Besar Jepang di Indonesia.

Pertemuan bergengsi ini berlangsung di Rumah Dinas Bupati Subang, Rabu 23 Juli 2025, dalam rangkaian program Investment Insights. Tujuannya? Meninjau langsung potensi Subang yang sedang panas-panasnya di radar investasi, terutama di sektor kesehatan, pendidikan, dan pertanian.

Dengan senyum ramah dan penuh semangat khas pemimpin muda, Kang Rey membuka sambutannya penuh optimisme. “Hari ini merupakan kehormatan besar bagi kami karena dapat menyambut kehadiran delegasi Jepang dan jajaran Kementerian Luar Negeri RI di Kabupaten Subang,” ujarnya.

Ia menyebut kunjungan ini sebagai peluang emas untuk memperkuat hubungan bilateral dan menjajaki kolaborasi strategis ke depan. Bahkan, Kang Rey sempat melontarkan pepatah Jepang yang cukup nyastra, “Tomoni susumi, tomoni sakaeru”—melangkah bersama, tumbuh dan makmur bersama.

Tak hanya berhenti di kata-kata manis, Kang Rey menegaskan bahwa Subang sedang “ngabret”, alias melesat cepat dalam pembangunan. Ia percaya kerja sama dengan Jepang akan menjadi turbo dalam percepatan kemajuan lintas sektor.

Tiga Sektor yang Jadi Primadona

Apa aja yang jadi incaran kolaborasi ini? Nih, tiga sektor unggulan yang bikin delegasi Jepang terpikat:
Pertama, kesehatan internasional. Subang sedang bersiap membangun rumah sakit modern yang bukan cuma buat warga lokal, tapi juga siap bersaing di kancah global.
Kedua, pendidikan dan SDM. Ada rencana pertukaran pelajar, pelatihan teknis, dan pendidikan vokasi antara Subang dan institusi pendidikan di Jepang. Politeknik Negeri Subang dan Universitas Subang siap tampil di panggung dunia!
Ketiga, pertanian masa kini. Bukan cuma sawah dan cangkul, tapi kerja sama sistem pergudangan, digitalisasi distribusi, dan teknologi pascapanen untuk memperkuat ketahanan pangan.

“Kepercayaan adalah fondasi dari kerja sama,” kata Kang Rey, meminjam pepatah Jepang Shinrai wa kyōryoku no ishizue. Ia juga menyatakan komitmen Pemkab Subang untuk menghadirkan iklim investasi yang kondusif dan layanan maksimal bagi semua mitra.

JICA Lirik Subang, Serius Nih!

Mewakili Kemenlu RI, Saud Usman Nasution menyampaikan bahwa kunjungan ini merupakan kelanjutan dari pertemuan sebelumnya bersama Kang Rey. Ia menekankan pentingnya pembangunan rumah sakit bertaraf internasional dan pendidikan vokasi di Subang.

“Alhamdulillah hari ini kami bisa membawa Ibu Takeda Sachiko, Kepala Perwakilan JICA Indonesia, dan Ibu Kamigaki Reiko dari Kedubes Jepang yang menangani kerja sama ekonomi,” ungkap Saud.

Ibu Takeda, dengan gaya tenang tapi mantap, menyampaikan ketertarikannya untuk melihat langsung lokasi pembangunan rumah sakit di kawasan strategis Metropolitan Rebana. “Saya percaya Subang adalah salah satu mitra daerah yang sangat potensial,” katanya.

Sementara itu, Kamigaki Reiko dari Kedubes Jepang menegaskan bahwa kunjungan ini merupakan sinyal nyata komitmen Jepang dalam memperkuat kerja sama ekonomi lintas wilayah di Indonesia.

Turut hadir dalam pertemuan ini para pejabat penting Subang seperti Sekda H. Asep Nuroni, Asisten Perekonomian dan Pembangunan H. Hidayat, hingga Direktur RSUD Subang dan Kepala Dinas terkait lainnya.

Dengan diplomasi yang diramu dengan pepatah dan tekad membara, Subang kini resmi masuk radar strategis Jepang. Dari lumbung padi, kini siap jadi lumbung inovasi.

Frasa Kunci Utama:

Deskripsi Meta:
Audiensi JICA dan Kemenlu RI di Subang bahas peluang investasi strategis di sektor kesehatan, pendidikan, dan pertanian. Bupati Subang tegaskan komitmen siap berlari bersama Jepang.

Tag:
investasi strategis, Subang Jepang, kerja sama internasional, pembangunan daerah, sektor kesehatan

Recent Posts