Beranda blog Halaman 2

Paguyuban Dapur MBG Subang Perkuat Pembinaan Demi Cegah Keracunan Pangan

pembinaan dapur MBG Subang

Subang — Paguyuban Dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) Kabupaten Subang menegaskan komitmen menjaga kualitas serta keamanan pangan di seluruh dapur pelaksana program. Ketua Paguyuban, H. Aceng Kudus, menyampaikan bahwa pihaknya terus melakukan pembinaan berkelanjutan terhadap para pengelola dapur agar standar kebersihan dan tata olah pangan selalu terjaga.

“Terkait dengan masalah keracunan, insya Allah di Kabupaten Subang kita akan ada pembinaan-pembinaan. Sekarang juga kita sudah bekerja sama dengan Dinas Kesehatan, terutama dalam hal penjamah makanan,” ujar Aceng seperti dikutip tintahijau.com, belum lama ini.

Aceng menjelaskan bahwa setiap Satuan Pendidikan Pelaksana Gizi (SPPG) kini diwajibkan memiliki juru masak khusus yang memahami standar kebersihan dan tata olah makanan. Selain itu, pengaturan waktu dan jarak antara proses memasak dan pengiriman juga diterapkan secara ketat agar makanan tetap aman dan layak konsumsi saat tiba di sekolah.

“Kalau semua sudah ditentukan dengan SOP yang bagus, insya Allah tidak mungkin terjadi keracunan,” tegasnya.

Meski demikian, Aceng mengingatkan agar masyarakat tidak terburu-buru mengaitkan setiap kasus anak sakit atau muntah dengan dugaan keracunan makanan dari program MBG.

“Kalau ada anak muntah, jangan langsung berpikir itu karena keracunan. Bisa saja karena daya tahan tubuhnya sedang menurun atau faktor lain. Jadi kita harus bijak melihat penyebabnya,” jelasnya.

Paguyuban Dapur MBG Subang sendiri dibentuk sebagai wadah komunikasi dan koordinasi antar mitra dapur pelaksana MBG. Ke depan, paguyuban ini akan rutin menggelar pelatihan dan pembinaan guna memastikan kualitas serta keamanan pangan bagi anak-anak penerima manfaat program Makan Bergizi Gratis.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Subang, dr. Maxi, juga mengingatkan pentingnya kehati-hatian dalam penyajian makanan bergizi agar tidak menimbulkan kasus keracunan seperti di beberapa daerah lain di Indonesia.

Menurutnya, ada tiga hal utama yang harus diperhatikan oleh penyedia MBG. Pertama, pengawasan bahan baku. SPPG wajib memastikan kualitas bahan dan menolak jika tidak layak. Kedua, proses produksi harus higienis serta menggunakan air bersih. Bahan tambahan seperti penyedap, pengawet, atau pewarna pun harus digunakan secara bijak. Ketiga, makanan sebaiknya dikonsumsi maksimal empat jam setelah matang untuk menjaga kualitas dan keamanan.

“Kalau tiga hal ini dijaga, mulai dari bahan baku, proses produksi, sampai waktu konsumsi, Insyaallah kasus keracunan bisa dicegah di Subang,” pungkas dr. Maxi.

Curug Cina, Permata Tersembunyi di Sagalaherang yang Menyejukkan Jiwa

Curug Cina Subang

Kabupaten Subang, Jawa Barat, tak hanya terkenal dengan kebun tehnya yang hijau membentang, tetapi juga menyimpan keindahan alam yang masih jarang dijamah wisatawan. Salah satunya adalah Curug Cina, air terjun menawan yang tersembunyi di Desa Curug Agung, Kecamatan Sagalaherang.

Meski belum sepopuler curug-curug lain di Subang, keindahan Curug Cina mampu memikat siapa pun yang datang. Air terjun setinggi sekitar 20 meter ini termasuk tipe bertingkat, dengan aliran air yang mengalir lembut melalui celah tebing batu berwarna hitam pekat, menambah kesan eksotis dan alami.

Suasana di sekitar curug begitu asri dan menenangkan. Hijaunya pepohonan dan semak liar yang tumbuh subur menciptakan nuansa sejuk khas pegunungan Subang. Tak heran, tempat ini menjadi pelarian ideal bagi siapa pun yang ingin sejenak melepaskan diri dari hiruk-pikuk keseharian.

Debit air Curug Cina terbilang deras, terutama di musim penghujan. Di bawah air terjun, terdapat kolam alami dengan air jernih yang sering menjadi spot favorit pengunjung untuk berendam atau sekadar bermain air. Namun, wisatawan tetap disarankan berhati-hati karena bebatuan di sekitar curug cukup licin.

Akses menuju Curug Cina sangat mudah dijangkau, bahkan oleh kendaraan roda empat. Tiket masuknya pun ramah di kantong — hanya Rp10.000 per orang. Fasilitas yang tersedia cukup lengkap, mulai dari area parkir, toilet, hingga warung makan yang siap menyajikan hidangan hangat setelah puas bermain air.

Bagi pencinta wisata alam, Curug Cina adalah destinasi sempurna untuk menyegarkan tubuh dan pikiran. Duduk di tepi kolam sambil mendengarkan gemericik air dan hembusan angin pegunungan, pengunjung akan merasakan kedamaian yang sulit ditemukan di tempat lain.

Tiga Hari Usai Dilantik, dr. Dwinan Marchiawati Tinjau Puskesmas Rawalele

Kepala Dinas Kesehatan Subang

Subang — Baru tiga hari menjabat sebagai Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Subang, dr. Dwinan Marchiawati, MARS, langsung turun ke lapangan. Pada Sabtu (18/10/2025), ia melakukan kunjungan kerja ke UPTD Puskesmas Rawalele di Kecamatan Dawuan, Subang.

Dalam kunjungan perdananya ini, dr. Dwinan menyatakan dukungannya terhadap program Gubernur Jawa Barat, H. Dedi Mulyadi, yang juga merupakan putra daerah Lembur Pakuan, serta program Bupati Subang, Reynaldi Putra, menuju Subang Ngabret.

Kunjungan tersebut juga menjadi ajang bagi dr. Dwinan untuk meninjau langsung kondisi Puskesmas Rawalele yang berlokasi di wilayah kediaman Gubernur Jawa Barat. Ia ingin memastikan pelayanan kesehatan di daerah tersebut berjalan optimal dan sesuai standar.

“Saya hanya bersilaturahmi dengan para petugas di Puskesmas Rawalele, dan kebetulan Puskesmas ini kan ada di lingkungan Lembur Pakuan wilayah kediaman Gubernur Jawa Barat. Maka dari itu kami pastikan pelayanan dan situasi di Puskesmas Rawalele ini baik,” jelas dr. Dwinan.

Dokter berusia 58 tahun ini dikenal sebagai sosok aktif dan memiliki kemampuan manajerial yang kuat. Kariernya di dunia kesehatan dimulai sejak tahun 2002 sebagai aparatur sipil negara di RSUD Subang, di mana ia pernah menjabat Kepala IGD dan kemudian naik menjadi Wakil Direktur Pelayanan pada tahun 2010.

“Alhamdulillah, saya diberikan kepercayaan oleh pimpinan kala itu,” ujar dr. Dwinan saat ditemui bewara.co.id, Sabtu (18/10/2025).

Sebelum menjabat Kepala Dinas Kesehatan, dr. Dwinan juga sempat memimpin Dinas Kominfo Kabupaten Subang selama lebih dari tiga tahun. Ia resmi dilantik sebagai Kadinkes pada Kamis (16/10/2025), menggantikan dr. Maxi yang kini menjabat sebagai Staf Ahli Bidang Pemberdayaan Masyarakat.

Lulusan Universitas Padjadjaran Bandung ini juga dikenal gemar berwisata dan memiliki gaya kepemimpinan yang tegas namun humanis. Dalam kunjungannya ke Puskesmas Rawalele, ia menegaskan pentingnya sikap ramah dalam pelayanan kesehatan.

“Intinya dalam melayani pasien harus dengan senyum. Walau kita sebagai pelayan masyarakat merasa jengkel, jangan sampai memberikan pelayanan yang tidak baik. Berilah pasien kenyamanan saat berobat ke Puskesmas,” tegasnya.

Selain melakukan peninjauan, dr. Dwinan juga berkomunikasi langsung dengan seluruh pegawai Puskesmas Rawalele, sembari mengingatkan mereka untuk selalu memberikan pelayanan terbaik dengan senyum dan ketulusan hati.

Jalan Blanakan–Langensari Akhirnya Mulus Setelah Hampir Satu Dekade Rusak

Subang Leucir 2027

Subang — Setelah hampir sepuluh tahun rusak, ruas jalan Desa Blanakan–Langensari sepanjang 200 meter di Dusun Karangjaya, Kecamatan Blanakan, kini resmi rampung diperbaiki. Peningkatan infrastruktur tersebut terealisasi di masa kepemimpinan Bupati Subang Reynaldi bersama Wakil Bupati Agus Masykur Rosyadi.

Dalam kunjungan peresmiannya pada Jumat (17/10/2025), Bupati Reynaldi menegaskan bahwa pembangunan jalan menjadi prioritas utama menuju visi Subang Leucir. Ia menargetkan seluruh jalan di Kecamatan Blanakan dapat mulus pada akhir tahun ini.

“Ini baru sebagian dari perbaikan yang kami lakukan, bulan ini giliran Langensari, dan mudah-mudahan akhir tahun semua ruas sudah leucir,” ujar Kang Rey di sela peresmian jalan.

Pemerintah Kabupaten Subang, kata Reynaldi, telah menyiapkan anggaran sebesar Rp8,5 miliar untuk memperbaiki jalan di wilayah Blanakan. Ia menepis anggapan bahwa pembangunan selama ini tidak merata, dengan menegaskan bahwa kunjungannya menjadi bukti nyata pemerataan pembangunan hingga ke wilayah pesisir.

“Pembangunan di Subang harus menyeluruh. Ini buktinya, hari ini saya resmikan jalan 200 meter di Blanakan dengan anggaran Rp8,5 miliar untuk wilayah ini,” tegasnya.

Kang Rey juga menegaskan bahwa tidak ada wilayah yang dianaktirikan, termasuk kawasan Pantura. Ia berkomitmen memperjuangkan pemerataan infrastruktur dan pelayanan publik di seluruh kecamatan.

“Jangan ada lagi yang berpikir Subang Pantura dilupakan, karena masyarakat Pantura adalah bagian dari Subang yang akan terus saya perjuangkan,” ujarnya.

Meski menghadapi tantangan berupa berkurangnya dana transfer dari pemerintah pusat, Reynaldi memastikan program pembangunan tetap berjalan. Ia menerapkan kebijakan efisiensi dengan memangkas kegiatan nonprioritas seperti perjalanan dinas dan konsumsi agar pembangunan infrastruktur tidak terganggu.

“In Syaa Allah, Subang Leucir 2027 tetap berjalan walau ada pemangkasan dana. Saya potong anggaran makan minum dan kegiatan seremonial agar dana jalan tidak terganggu,” pungkasnya.

Longsor Tutup Jalur Bandung–Sumedang–Subang, Akses Lalu Lintas Lumpuh Sembilan Jam

longsor Rancakalong

Sumedang — Jalur alternatif Bandung–Sumedang–Subang di kawasan Desa Sukasirnarasa, Kecamatan Rancakalong, tertutup material longsor berupa bebatuan besar pada Jumat (17/10/2025) malam sekitar pukul 23.00 WIB. Akibatnya, arus lalu lintas di jalur tersebut lumpuh total selama berjam-jam.

Longsor terjadi setelah tembok penahan tanah (TPT) setinggi enam meter dan panjang sekitar 30 meter ambruk hingga menutupi seluruh badan jalan. Peristiwa ini diduga dipicu oleh intensitas hujan tinggi serta konstruksi TPT yang tidak sesuai standar teknis.

Hingga Sabtu (18/10/2025) pagi, petugas gabungan dari BPBD Sumedang, TNI–Polri, dan Dinas PUPR masih berjibaku mengevakuasi material longsor. Alat berat dikerahkan untuk memindahkan bebatuan besar yang tidak bisa diangkat secara manual.

“Kami sudah memeriksa lokasi hingga lima kali dan memastikan tidak ada korban. Akses jalan langsung kami tutup untuk pembersihan malam hari, namun karena berisiko, pekerjaan dilanjutkan pagi ini,” ujar Danramil Rancakalong, Kapten Inf Rudhi Prasetijo.

Selama proses pembersihan, kendaraan roda empat tidak dapat melintas, sementara sepeda motor dialihkan melalui jalur alternatif desa.

“Sekarang tinggal sedikit lagi, kami dibantu petugas damkar membersihkan sisa lumpur di jalan. Setelah ini dua jalur bisa dibuka untuk semua kendaraan,” tambahnya.

Setelah tertutup lebih dari sembilan jam, jalur Bandung–Sumedang–Subang akhirnya kembali bisa dilalui usai petugas berhasil menyingkirkan seluruh material longsor dan membersihkan sisa lumpur dari badan jalan.

PWNU Jawa Barat Kecam Keras Tayangan Trans7 yang Dinilai Lecehkan Ulama dan Pesantren

PWNU Jabar kecam Trans7

Suarasubang.com — Tayangan program Xpose Uncensored di Trans7 yang dianggap menyinggung kehormatan ulama dan tradisi pesantren memicu kemarahan luas. Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat menilai tayangan tersebut melampaui batas kepatutan dan mencederai perasaan umat Islam.

Ketua PWNU Jawa Barat, KH. Juhadi Muhammad, menegaskan bahwa tayangan itu telah menyakiti kalangan pesantren dan Nahdliyin di seluruh Indonesia. “PWNU Jawa Barat dengan tegas menilai bahwa tayangan tersebut telah melampaui batas kepatutan dan mencederai perasaan umat, khususnya kalangan pesantren dan Nahdliyin di seluruh Indonesia,” ujarnya, Selasa (14/10/2025).

Menurut KH. Juhadi, kasus ini bukan sekadar kekeliruan teknis, melainkan bentuk pelecehan terhadap simbol-simbol suci umat Islam. “Kiai bukan bahan olok-olokan, dan pesantren bukan panggung satir. Mereka adalah penjaga moral bangsa, benteng ilmu, dan cahaya peradaban,” tegasnya.

Ia menyoroti narasi dalam tayangan yang menggambarkan kiai hidup bermewah-mewahan sementara santri digambarkan “ngesot” dan “memberi amplop”. Narasi seperti itu, kata KH. Juhadi, bersifat menyesatkan, tendensius, dan berpotensi merusak citra pesantren di mata publik.

PWNU Jawa Barat menuntut Trans7 untuk segera menyampaikan permintaan maaf secara terbuka melalui media yang sama serta melakukan evaluasi menyeluruh terhadap tim redaksi maupun pihak yang bertanggung jawab atas tayangan tersebut. “Jangan berlindung di balik hiburan jika yang ditampilkan justru melukai hati umat. Kami mendukung kebebasan pers, tetapi pers harus beretika, beradab, dan berpihak pada kebenaran,” pungkas KH. Juhadi, mengingatkan media agar menghormati lembaga keagamaan.

Kontroversi ini bermula dari potongan video yang mencatut nama KH. Anwar Manshur Lirboyo dengan narasi yang menyinggung martabat ulama sepuh tersebut. Dalam hitungan jam, video itu viral di media sosial. Tagar #BoikotTrans7 pun langsung menjadi trending di X (Twitter), Instagram, dan TikTok.

Menanggapi gelombang protes tersebut, Trans7 akhirnya mengeluarkan surat permohonan maaf tertulis kepada Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, yang ditujukan kepada KH. Adibussholeh pada 13 Oktober 2025. Dalam surat itu, Trans7 melalui Direktur Produksi dan Kepala Departemen Programming mengakui adanya “keteledoran dan kurang ketelitian” dalam proses produksi.

Pihak Trans7 juga berkomitmen menayangkan konten yang lebih positif dan edukatif tentang dunia pesantren di masa mendatang. Meski permintaan maaf telah diterima, sejumlah tokoh pesantren menilai perlu dilakukan evaluasi total terhadap tim produksi Xpose.

Ketua LBH Ansor Kediri, Bagus Wibowo, menegaskan pentingnya evaluasi internal agar kejadian serupa tidak terulang. Selain itu, komunitas santri juga mendorong Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) untuk memperketat pengawasan terhadap tayangan bertema keagamaan di televisi nasional.

3 Jalur Alternatif Sumedang–Subang: Lebih Cepat, Lancar, dan Penuh Pemandangan Indah

jalur alternatif Sumedang Subang

Suarasubang.com — Tiga jalur alternatif penghubung Sumedang–Subang kini menjadi sorotan para pengendara, terutama mereka yang rutin melintasi jalur lintas kabupaten di wilayah Priangan Timur, Jawa Barat. Dua daerah ini memiliki peran penting sebagai penghubung antara Bandung Raya dan kawasan Pantura. Namun, kemacetan di titik padat seperti Cadas Pangeran dan Jalan Raya Tanjungsiang kerap membuat perjalanan terasa melelahkan.

Untuk kamu yang sering bepergian antarwilayah, baik untuk bekerja, berwisata, maupun distribusi logistik, mengenal tiga jalur alternatif ini bisa menjadi solusi cerdas agar perjalanan lebih cepat, hemat bahan bakar, dan tetap nyaman. Selain lancar, ketiganya juga menawarkan panorama alam pegunungan dan pedesaan khas Jawa Barat yang memesona.


1. Jalur Tanjungmedar – Cibogo – Subang Kota

Rute ini menjadi favorit bagi pengendara yang ingin menghindari padatnya lalu lintas di Cadas Pangeran dan Jalan Raya Tomo. Dari pusat Kota Sumedang, arahkan kendaraan menuju Kecamatan Tanjungmedar, lalu lanjut ke Cibogo hingga tiba di Subang Kota.

Meski memiliki tanjakan dan turunan tajam, kondisi aspalnya sudah baik dan diperbaiki di beberapa titik sejak awal 2024. Lalu lintasnya relatif lengang, cocok untuk kendaraan pribadi dan roda dua. Jalur ini juga dikenal dengan pemandangan alamnya yang memukau — hamparan sawah, kebun teh, dan bukit hijau siap menyapa sepanjang perjalanan.

Waktu tempuh rata-rata sekitar 1,5 hingga 2 jam, tergantung kondisi jalan. Walau sedikit lebih jauh dari jalur utama, perjalanan terasa lebih tenang dan menyenangkan tanpa macet panjang.

2. Jalur Conggeang – Darmaraja – Kasomalang

Rute ini ideal bagi pengendara dari arah selatan Sumedang yang ingin menuju Subang bagian tengah, seperti Jalancagak dan Kasomalang. Dari Kota Sumedang, ambil arah Conggeang, lanjut ke Darmaraja, lalu menuju Kasomalang hingga masuk ke wilayah Subang.

Dikenal sebagai “rute indah,” jalur ini melewati Waduk Jatigede dan kawasan perbukitan dengan panorama danau yang luas dan asri. Kondisi jalan tergolong baik, meski masih terdapat beberapa lubang kecil. Waktu tempuh rata-rata sekitar 2 jam 15 menit, bergantung pada cuaca — karena beberapa bagian rawan kabut di pagi dan sore hari.

Keunggulan rute ini bukan hanya efisiensi, tetapi juga pengalaman berkendara yang menenangkan. Banyak pengendara memilih jalur ini untuk menikmati udara segar dan suasana pedesaan yang alami.

3. Jalur Tol Cisumdawu – Exit Cimalaka – Subang Barat

Inilah pilihan tercepat dan paling modern. Sejak Tol Cisumdawu (Cileunyi–Sumedang–Dawuan) beroperasi penuh, perjalanan Sumedang–Subang bisa ditempuh lebih singkat dan nyaman. Dari Sumedang, masuk melalui Gerbang Tol Cimalaka, lalu arahkan ke Dawuan dan keluar di Exit Tol Subang Barat.

Rute ini langsung terhubung dengan kawasan industri Subang, Kalijati, dan jalur Pantura. Waktu tempuh hanya sekitar 1 jam — jauh lebih cepat dibandingkan jalur konvensional. Meski berbayar, efisiensi waktu dan kenyamanan sebanding dengan biaya yang dikeluarkan.

Tol Cisumdawu juga menyuguhkan pemandangan memukau. Jalan ini melintasi Terowongan Cileunyi–Sumedang, terowongan kembar terpanjang di Indonesia, dan melewati perbukitan hijau yang indah. Jika kamu menuju kawasan industri atau bisnis di Subang, jalur ini sangat direkomendasikan karena terkoneksi langsung dengan Tol Cipali (Cikopo–Palimanan).

Dengan kombinasi dua tol ini, perjalanan Bandung–Sumedang–Subang kini bisa ditempuh kurang dari dua jam.

Wabup Subang Tekankan Kolaborasi Daerah untuk Sukseskan Program Makan Bergizi Gratis

program makan bergizi gratis

Subang — Wakil Bupati Subang menghadiri Rapat Konsolidasi Regional di Bogor pada Senin lalu, yang membahas peningkatan tata kelola Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di wilayah Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten. Kegiatan ini bertujuan memperkuat koordinasi lintas daerah dalam mengimplementasikan program strategis nasional tersebut.

Menurut Wabup Subang, program MBG merupakan salah satu prioritas utama pemerintah pusat yang memerlukan dukungan penuh dari seluruh pemangku kepentingan. “Maka dari itu, untuk mensukseskan program MBG ini, diperlukan dukungan dan pentungannya kolaborasi seluruh pihak,” tegas Agus Masykur.

Ia juga menyoroti peran penting Satuan Pelaksana Program Pangan dan Gizi (SPPG) sebagai garda terdepan dalam pelaksanaan program MBG di daerah. “Sehingga mereka memiliki peran strategi dalam menjalankan program MBG, untuk memastikan setiap anak mendapatkan makanan yang sehat, dan aman dikonsumsi,” imbuhnya.

Selain itu, Wabup menegaskan pentingnya menjaga kualitas dan keamanan pangan di setiap tahapan pelaksanaan program. Ia mengingatkan agar seluruh pihak memberikan pelayanan terbaik dan memastikan makanan yang disajikan memiliki standar gizi yang baik.

“Kita harus menghasilkan menu yang sehat, dan bergizi seimbang, dan aman dikonsumsi. Agar kejadian keracunan tidak terjadi lagi di Kabupaten Subang,” tandasnya.

Bupati Subang Hadiri Rakor Karya Bakti TNI, Dorong Kolaborasi untuk Kesejahteraan Masyarakat

Bupati Subang menghadiri Rakor Karya Bakti TNI di Purwakarta bersama Gubernur Jawa Barat dan jajaran TNI. Kegiatan ini memperkuat kolaborasi lintas sektor untuk mempercepat pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Bupati Subang, Reynaldy Putra Andita Budi Raemi, S.IP., menghadiri Rapat Koordinasi Pelaksanaan Karya Bakti TNI yang digelar di Bale Sri Baduga, Kabupaten Purwakarta, Selasa (14/10).

Rakor yang dipimpin langsung oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, dihadiri oleh Komandan Kodim 0605/Subang Letkol Czi Asep Saepudin, S.E., serta para kepala daerah dan komandan kodim dari Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Cianjur, dan Kota Bekasi.

Pertemuan tersebut membahas strategi pelaksanaan Karya Bakti TNI, sebuah program kolaboratif antara Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan pemerintah daerah untuk mempercepat pembangunan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Dalam arahannya, Gubernur Dedi Mulyadi menegaskan bahwa Karya Bakti TNI bukan sekadar program pembangunan fisik, tetapi juga sarana memperkuat nilai-nilai sosial dan gotong royong di tengah masyarakat. Menurutnya, semangat kebersamaan menjadi pondasi penting dalam menjaga ketahanan daerah dan mempercepat kemajuan Jawa Barat.

Pelaksanaan Karya Bakti TNI tahun ini juga menjadi bagian dari peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 TNI. Program ini mengusung semangat kolaborasi lintas sektor antara Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, dan jajaran TNI di berbagai wilayah.

Dalam kegiatan tersebut, Bupati Subang turut didampingi oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Subang serta Plt. Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Subang. Kehadiran mereka menegaskan komitmen Pemerintah Kabupaten Subang untuk mendukung sinergi antara pemerintah dan TNI dalam membangun daerah yang lebih maju dan sejahtera.


Frasa kunci utama:

Deskripsi meta:
Bupati Subang menghadiri Rakor Karya Bakti TNI di Purwakarta bersama Gubernur Jawa Barat dan jajaran TNI. Kegiatan ini memperkuat kolaborasi lintas sektor untuk mempercepat pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Tag:
Bupati Subang, Karya Bakti TNI, Dedi Mulyadi, kolaborasi pembangunan, kesejahteraan masyarakat

Revitalisasi Sekolah Luar Biasa di Subang, Hadirkan Semangat Baru untuk Pendidikan Inklusif

revitalisasi sekolah luar biasa

Subang — Pemerintah terus memperkuat pemerataan pendidikan bermutu melalui program revitalisasi satuan pendidikan. Langkah ini merupakan bagian dari Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) yang diluncurkan Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto. Tujuannya jelas: menghadirkan fasilitas pendidikan yang aman, nyaman, dan inklusif bagi seluruh anak Indonesia, termasuk penyandang disabilitas.

Sejak dimulai pada Mei 2025, program ini telah menjangkau ratusan sekolah di berbagai daerah. Secara nasional, sebanyak 382 Sekolah Luar Biasa (SLB) mendapatkan bantuan perbaikan infrastruktur. Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menargetkan seluruh proyek revitalisasi SLB rampung pada akhir Desember 2025.

“Dari 382 SLB yang ada, pada bulan Oktober ini kami menargetkan sekitar 216 sekolah sudah mencapai kemajuan fisik minimal 50 persen,” ujar Direktur Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus, Saryadi, di Subang, Jawa Barat, Senin (13/10).

Di Kabupaten Subang, dua sekolah menjadi penerima manfaat program ini, yaitu SLB Negeri Trituna Subang dan SLB Al-Islah Purwadadi. Revitalisasi di SLB Negeri Trituna Subang telah berjalan selama dua bulan dengan progres mencapai 70 persen. Sekolah tersebut menerima bantuan sebesar Rp390 juta untuk memperbaiki empat ruang kelas, satu ruang pembelajaran khusus, satu ruang administrasi, dan satu toilet.

Kepala Sekolah SLB Negeri Trituna Subang, Lela Latifah, mengungkapkan bahwa revitalisasi memberi dampak besar terhadap semangat belajar siswa dan kinerja guru. “Sebelum revitalisasi, sebagian kelas memang sangat kumuh karena hujan dan banyak yang bocor, sebagian atap pun plafonnya juga ada yang jatuh. Sehingga ketika ada program revitalisasi bisa kami ajukan. Jadi kelas-kelas yang tadinya memang membutuhkan perbaikan, dengan revitalisasi ini kita perbaiki,” ujarnya.

Sekolah dengan 146 siswa dari jenjang SD hingga SMA serta 22 tenaga pendidik ini juga memperhatikan aksesibilitas bagi penyandang disabilitas. Dengan fasilitas yang lebih layak, siswa dapat belajar dengan lebih mudah dan mandiri.

Program ini turut memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar. Baisnu, mandor proyek di SLB Negeri Trituna Subang, menyebutkan bahwa sekitar 40 pekerja dilibatkan dalam pembangunan, dan 60 persen di antaranya adalah warga sekitar.

Salah satu siswa, Raka, juga merasakan perubahan positif di sekolahnya. “Senang karena lebih terbantu untuk akses jalur ke kelas dan musholla. Sekolahnya jadi lebih bagus dan baik,” tuturnya dengan semangat.

Dukungan datang pula dari para orang tua. Dini, salah satu wali murid, menyampaikan rasa syukurnya. “Saya menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam untuk Bapak Presiden, Pak Menteri, dan semua yang peduli kepada sekolah anak-anak kami. Semoga ke depannya semakin sukses, dan sekolah-sekolah yang memang memerlukan bantuan segera terealisasi,” ucapnya.

Program revitalisasi satuan pendidikan menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dalam mewujudkan pendidikan inklusif dan bermutu untuk semua. Subang kini menjadi contoh bagaimana pembangunan sekolah tidak hanya memperkuat infrastruktur, tetapi juga membangkitkan semangat belajar, mempererat hubungan sosial, dan menyalakan harapan baru bagi masa depan anak-anak Indonesia.

Recent Posts