Beranda blog Halaman 14

Sekda Subang Buka Sosialisasi Program JKN untuk Perangkat Desa

Sosialisasi JKN Kabupaten Subang

Subang – Sekretaris Daerah Kabupaten Subang, H. Asep Nuroni, S.Sos., M.Si., membuka secara resmi Sosialisasi Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) untuk PIC perangkat desa se-Kabupaten Subang, Kamis (07/08/2025) di Aula Pemda Subang. Kegiatan ini menjadi momentum penting memperkuat peran desa dalam mencapai Universal Health Coverage (UHC).

Sekda hadir bersama Asisten Daerah Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Kepala Dinas Kesehatan, dan Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD). Acara ini diselenggarakan BPJS Kesehatan Cabang Subang dengan dukungan lintas sektor, termasuk Dinas Sosial dan DPMD.

Kepala BPJS Kesehatan Cabang Subang, Jayadi, memaparkan bahwa per 1 Juli 2025 cakupan kepesertaan JKN di Subang telah mencapai 96,83%, mendekati target nasional UHC sebesar 98%. Meski demikian, tingkat keaktifan peserta baru 68,47%. Perangkat desa diminta mendorong warga agar rutin membayar iuran dan menjaga status aktif kepesertaan.

Desa Sukamandi, Kecamatan Sagalaherang, menjadi wilayah dengan cakupan tertinggi. Sementara itu, Desa Mayang, Kecamatan Cisalak, mencatat cakupan terendah. Untuk keaktifan peserta, Desa Munjul di Kecamatan Pagaden Barat menempati posisi tertinggi, sedangkan terendah berada di Desa Cipanjar, Kecamatan Serangpanjang.

Pemerintah Daerah Subang telah mengeluarkan Surat Edaran Bupati Nomor 400.3.1/06/BP4D Tahun 2025. Aturan ini mewajibkan peserta mandiri dan PBPU yang menunggak untuk membayar iuran, serta memastikan seluruh perangkat desa masuk BPJS Kesehatan dalam segmen KP Desa, bukan PBI atau PBPU Pemda.

Dalam sambutannya, H. Asep Nuroni menegaskan bahwa JKN adalah strategi pemerintah untuk menjamin layanan kesehatan yang adil dan berkualitas. “Data capaian 96,83% adalah hasil kerja keras kita semua. Tapi perlu kita garis bawahi bahwa tantangan kita bukan hanya pada kuantitas peserta, tetapi juga kualitas keaktifannya. Maka kegiatan hari ini menjadi sangat strategis untuk mendorong pemahaman, kesadaran, dan tanggung jawab kolektif,” ujarnya.

Ia mengajak perangkat desa menjadi motor penggerak dalam menyebarkan informasi dan edukasi. “Sampaikan informasi, edukasi masyarakat, dan dorong kepesertaan. Karena tanpa jaminan kesehatan yang kokoh, kita akan sulit bicara soal daya saing, kesejahteraan, dan kemajuan,” tuturnya.

Sekda juga menekankan bahwa kegiatan ini sejalan dengan visi Bupati Subang, Kang Reynaldy Putra Andita Budi Raemi, dan Wakil Bupati H. Agus Masykur Rosyadi, untuk membangun SDM unggul, sehat, dan religius. Ia mengapresiasi sinergi BPJS Kesehatan, Dinas Sosial, DPMD, dan perangkat daerah yang aktif mendorong pendaftaran serta reaktivasi peserta.

“Dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, kegiatan Sosialisasi Program JKN kepada PIC perangkat desa Kabupaten Subang secara resmi saya nyatakan dibuka,” pungkasnya.

Selain pembahasan JKN, kegiatan ini juga menghadirkan paparan Dinas Sosial mengenai Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dan reaktivasi peserta. DPMD turut menyampaikan materi tentang optimalisasi pendaftaran perangkat desa ke program JKN. Acara dihadiri jajaran pimpinan OPD, perwakilan BPJS Kesehatan, dan PIC perangkat desa dari seluruh wilayah Kabupaten Subang.

Bulog Subang Salurkan 4.000 Ton Beras untuk 227 Ribu Warga, Harga Pasar Masih Bandel

Bulog Subang bantuan pangan

SUBANG – Bulog Cabang Subang tancap gas menyalurkan 4.000 ton beras untuk Program Bantuan Pangan periode Juni–Juli 2025. Bantuan ini menyasar 227.685 penerima bantuan pangan (PBP) yang tersebar di Kabupaten Subang dan Kabupaten Purwakarta. Masing-masing penerima mendapatkan jatah 20 kilogram beras.

Pimpinan Cabang Bulog Subang, Djoko Purnomo, memastikan kualitas beras yang dibagikan bukan kaleng-kaleng. “Bulog Subang juga memastikan beras untuk bantuan pangan merupakan beras dengan kualitas medium, baru dipasok, dan bebas dari kutu,” ujarnya dalam rilis, Minggu (10/2025).

Meski sudah digelontorkan dalam jumlah besar, bantuan ini belum membuat harga beras di pasaran dua kabupaten tersebut turun signifikan. Djoko menegaskan, tujuan utama program ini memang menambah daya beli masyarakat, bukan menekan harga secara langsung.

Di luar program bantuan pangan, Bulog Subang juga sedang sibuk mengemas ulang beras dari karung 20 kilogram menjadi kemasan 5 kilogram. Langkah ini adalah persiapan untuk mendukung Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).

Program SPHP sendiri merupakan jurus pemerintah menjaga ketahanan pangan nasional, menstabilkan harga bahan pokok, dan melindungi ekonomi masyarakat berpenghasilan rendah. Harapannya, kombinasi penyaluran bantuan dan SPHP bisa menciptakan stabilitas pangan sekaligus menahan gejolak harga beras yang masih lincah naik-turun di pasaran.

Pria Patokbeusi Simpan 40 Paket Sabu di Bawah Lemari, Polisi Ciduk Tanpa Ampun

penangkapan sabu di Subang

SUBANG – Drama penggerebekan narkoba kembali terjadi di Kabupaten Subang. Kali ini, Satuan Reserse Narkoba Polres Subang mengamankan pria berinisial AT (30), warga Desa Tanjungrasa, Kecamatan Patokbeusi. Penangkapan berlangsung pada Jumat, 8 Agustus 2025, sekitar pukul 17.30 WIB di kediaman pelaku.

Kapolres Subang, AKBP Dony Eko Wicaksono, mengungkapkan, penggeledahan di rumah AT membuahkan hasil mencengangkan. Petugas menemukan 40 paket sabu dengan berat bruto total 19,36 gram, disembunyikan rapi di bawah lemari. “Barang bukti tersebut dikemas dalam berbagai bentuk, antara lain paket klip dililit lakban berwarna-warni serta paket klip bening, dan disertai satu unit ponsel yang digunakan untuk transaksi,” jelasnya, dikutip dari laman resmi Polri, Minggu, 10 Agustus 2025.

Dari pemeriksaan awal, AT mengaku barang haram tersebut adalah titipan rekannya berinisial J. Polisi kini masih memburu J dan mengembangkan kasus untuk membongkar jaringan di baliknya.

Pelaku bersama barang bukti sudah diamankan di Mapolres Subang. Atas perbuatannya, AT dijerat Pasal 114 jo Pasal 112 Undang-undang RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Ancaman hukumannya? Maksimal 20 tahun penjara—cukup lama untuk membuatnya punya banyak waktu merenung.

Pabrik di Purwadadi Bangun Tanpa Izin Lengkap, Kawasan ‘Gerbang Biru’ Tak Terdaftar

pembangunan pabrik tanpa izin Subang

SUBANG – Ada yang menarik sekaligus menggelitik di Desa Wanakerta, Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Subang. Sejumlah perusahaan, seperti PT Changhuang Plastick Packaging Indonesia, PT Hui Yang Makmur Indonesia, PT Kitsuryo, dan PT Eone Fasteners Indonesia, terindikasi membangun gedung tanpa mengantongi Persetujuan Bangunan Gedung (PBG).

Pantauan CCTV PERAKNEW.COM di lapangan memperlihatkan aktivitas pembangunan yang cukup masif. Bangunan-bangunan ini kabarnya akan menjadi fasilitas produksi. Lokasinya pun bukan sembarangan, berada di kawasan yang mirip kawasan industri, lengkap dengan gerbangnya yang diberi nama Gerbang Biru Kalijati Business Estate. Namun, ada satu fakta mengejutkan: kawasan ini ternyata tak terdaftar sebagai kawasan industri berizin.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Subang, Dikdik Solihin, mengakui pihaknya belum menerima tembusan izin dari perusahaan-perusahaan tersebut. Meski begitu, ia menyebut proses PBG sedang berjalan. “Ya jika bicara aturan, perusahaan tidak boleh melakukan kegiatan apapun sebelum izin terbit,” tegasnya.

Dikdik menjelaskan, jika izin sedang progres, pemerintah memberi kebijakan sementara untuk membangun. Meski demikian, teguran tetap akan dilayangkan agar perusahaan segera menuntaskan perizinan. Soal Gerbang Biru Kalijati Business Estate, Dikdik menegaskan tempat itu bukan kawasan industri resmi. Bahkan, ia mengaku tidak mengetahui badan hukum yang menaunginya.

Senada, Kepala Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Subang, Yadi Heryadi, S.T., membenarkan bahwa tiga perusahaan—PT Changhuang Plastick Packaging Indonesia, PT Hui Yang Makmur Indonesia, dan PT Kitsuryo—memang sudah mengajukan izin PBG. Namun, berkasnya dikembalikan karena banyak persyaratan yang belum lengkap.

Situasinya kini bak menonton drama pembangunan yang belum rampung skenarionya: gedung-gedung mulai berdiri, tapi administrasinya masih mencari jalan pulang.

Bupati Subang Siapkan Langkah Konkret Atasi Sampah, Target Jawa Barat Bebas Sampah 2029

Bupati Subang atasi sampah

Subang – Bupati Subang, Reynaldy Putra Andita Budi Raemi, S.IP., menghadiri Rapat Penanganan Sampah bersama Menteri Lingkungan Hidup RI dan Gubernur Jawa Barat di Kantor Bupati Cianjur, Sabtu (9/8/2025). Pertemuan ini diikuti para bupati dan wali kota se-Jawa Barat untuk membahas strategi percepatan penanganan sampah sesuai mandat Presiden RI dalam Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2025 tentang RPJMN 2025–2029.

Menteri Lingkungan Hidup, Dr. Hanif Faisol Nurofiq, menegaskan target nasional adalah menyelesaikan 100% permasalahan sampah pada 2029 melalui kolaborasi lintas sektor. Sementara itu, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menekankan pentingnya pengelolaan sampah dari rumah tangga, didukung sistem reward and punishment bagi daerah, desa, dan kelurahan.

Menanggapi arahan tersebut, Bupati Subang yang akrab disapa Kang Rey mengungkapkan bahwa pihaknya telah menyiapkan langkah konkret dengan mengembangkan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jalupang dari sistem open dumping menjadi sanitary landfill.
“Dengan sistem sanitary landfill, pengolahan sampah di Subang akan lebih efektif dan ramah lingkungan. Ke depan akan ada formula khusus dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Pak Gubernur untuk menuntaskan masalah sampah di Jawa Barat, termasuk Subang,” jelas Kang Rey.

Ia menekankan bahwa keberhasilan pengelolaan sampah tidak hanya bergantung pada infrastruktur, tetapi juga pada kesadaran masyarakat.
“Pemerintah bisa menyiapkan sarana, tapi tanpa kepedulian masyarakat terhadap sampah, hasilnya akan sulit optimal. Saya mengajak seluruh warga Subang untuk lebih peka dan peduli pada kebersihan lingkungan,” tegasnya.

Selain perbaikan TPA Jalupang, Pemkab Subang juga berencana mengoptimalkan pengelolaan sampah dari tingkat desa hingga sekolah, sejalan dengan program Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang mengaitkan kebersihan dengan insentif pembangunan.

Dengan langkah ini, Subang diharapkan menjadi salah satu daerah yang mampu mewujudkan target Jawa Barat bebas sampah pada 2029.

Senyum Baru dari Subang: RSUD Gelar Operasi Celah Bibir dan Palatum

operasi celah bibir RSUD Subang

SUBANG – Ada pemandangan haru bercampur bahagia di RSUD Subang pada Minggu, 10 Agustus 2025. Di tengah riuh peringatan Hari Anak Nasional ke-41 dan Hari Kemerdekaan RI ke-80, rumah sakit ini menggelar bakti sosial operasi celah bibir dan palatum.

Direktur RSUD Subang, dr. Achmad Nasuhi, menyebut kegiatan ini bukan kerja sendirian. RSUD Subang berkolaborasi dengan Divisi Fasial Plastik Rekonstruksi Departemen THT-BKL FKUI–RSCM Jakarta. “Harapan kami, kegiatan ini insya Allah akan menjadi agenda rutin tahunan. Masih banyak yang belum beruntung untuk ikut acara ini. Tidak selesai dengan operasi saja, tapi ada follow up-nya,” ungkapnya penuh semangat.

Selama dua hari, 9–10 Agustus, delapan pasien menjadi penerima manfaat. Tak hanya di ruang operasi, kebaikan ini juga menular ke ruang hati semua yang hadir. Ketua Tim Bakti Sosial FKUI–RSCM, Prof. Dr. dr. Mirta Hediyati Reksodiputro, Sp.THT-BKL, memberikan apresiasi khusus. “Terima kasih atas dukungan Bupati Subang sehingga acara ini terlaksana, karena semangat Pak Bupati mewujudkan Subang bebas sumbing,” ujarnya.

Acara semakin hangat dengan penyerahan cinderamata dari RSUD Subang kepada Tim FKUI–RSCM. Bupati Subang H. Reynaldi (Kang Rey), bersama Sekda H. Asep Nuroni dan dr. Achmad, juga membagikan bingkisan kepada keluarga pasien. Suasananya? Seperti pesta kecil penuh senyum tulus.

Dalam sambutannya, Kang Rey menegaskan makna lebih dalam dari operasi ini. “Alhamdulillah, bukan hanya manfaat medis, tapi juga mengembalikan senyum, rasa percaya diri, dan harapan baru. Ini bukan sekadar tindakan bedah, tapi wujud nyata kepedulian, terutama bagi anak-anak,” ucapnya.

Setelahnya, Kang Rey menyempatkan diri menjenguk pasien di ruang perawatan. Anak-anak disapanya dengan ramah, dan keluarganya membalas dengan senyum lebar. “Mereka sangat antusias dan senang. Anak-anak dengan kondisi ini rentan dibully. Saya berharap tahun depan peserta lebih banyak dan bisa menggandeng perusahaan di Subang,” tambahnya.

Tak hanya berhenti pada acara ini, Kang Rey juga menegaskan komitmennya memperkuat pelayanan kesehatan di Subang. Ia menargetkan 144 jenis penyakit tuntas ditangani di Puskesmas dan RSUD Pantura berdiri pada 2028. “Mohon doa agar semua bisa tercapai,” pungkasnya.

Acara ini dihadiri jajaran Dinas Kesehatan, Tim FKUI–RSCM, pegawai RSUD Subang, dan para tamu undangan. Semua pulang dengan satu kesamaan: hati yang lebih hangat, dan keyakinan bahwa senyum memang bisa diselamatkan.

Ledakan Pipa Gas Pertamina EP di Subang, DPR Desak Audit Menyeluruh Keselamatan Migas

Ledakan pipa gas Pertamina EP Subang

Subang — Ledakan pipa gas milik Pertamina EP di Dusun Cikaret, Desa Cidahu, Kecamatan Pagaden Barat, Selasa (5/8) dini hari, kembali memicu kekhawatiran publik terkait lemahnya pengawasan dan pemeliharaan keselamatan operasional di sektor migas.

Anggota Komisi XII DPR RI, Ateng Sutisna, menilai insiden ini mencerminkan persoalan struktural yang belum terselesaikan secara serius, meski Pertamina dikenal memiliki sistem HSE (Health, Safety, Environment) yang mumpuni. “Ledakan seperti ini menunjukkan ada yang salah dalam sistem keselamatan operasional kita. Jangan sampai nyawa warga terus dipertaruhkan karena pelanggaran teknis yang bisa dicegah,” tegasnya.

Ateng menyoroti pola berulang insiden migas yang mengindikasikan lemahnya deteksi dini, prosedur pemeliharaan infrastruktur, serta minimnya transparansi penyebab kejadian. Ia menuntut audit menyeluruh terhadap seluruh instalasi migas nasional, terutama yang berada dekat permukiman padat penduduk.

Politisi dapil Subang–Majalengka–Sumedang itu juga mendorong pembentukan tim investigasi independen yang melibatkan lembaga pengawas, akademisi, dan masyarakat sipil, serta modernisasi teknologi pemantauan seperti sensor tekanan dan sistem peringatan dini untuk mencegah potensi kebocoran atau ledakan sejak awal.

“Ini bukan hanya tentang kerusakan fasilitas. Ini tentang keselamatan manusia, ketahanan energi, dan kredibilitas negara. Jangan biarkan tragedi menjadi rutinitas,” pungkasnya.

Bupati Subang Hadiri Rapat Penanganan Sampah Bersama Menteri LH dan Gubernur Jabar

Bupati Subang rapat penanganan sampah

Subang — Bupati Subang, Reynaldy Putra Andita Budi Raemi, S.IP., menghadiri rapat penanganan sampah bersama Menteri Lingkungan Hidup RI dan Gubernur Jawa Barat di Kantor Bupati Cianjur, Sabtu (9/8/2025). Rapat tersebut membahas percepatan penyelesaian permasalahan sampah sebagai tindak lanjut Perpres Nomor 12 Tahun 2025 tentang RPJMN 2025–2029.

Menteri Lingkungan Hidup, Dr. Hanif Faisol Nurofiq, menegaskan target penyelesaian masalah sampah di Jawa Barat 100% pada 2029 membutuhkan kerja sama erat seluruh pihak. “Banyak kendala, tetapi dengan kerja keras bersama, kita bisa menyelesaikan masalah ini,” ujarnya.

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menekankan penanganan sampah harus dimulai dari rumah tangga dengan sistem reward dan punishment. Ia juga memaparkan berbagai program, termasuk lomba kebersihan desa berhadiah Rp9 miliar, gerakan kebersihan serentak mulai 20 Agustus, serta penghargaan Mahkota Binokasih bagi kabupaten/kota terbersih senilai Rp15 miliar untuk pembangunan.

Menanggapi rapat tersebut, Bupati Subang mengatakan pihaknya tengah menyiapkan perbaikan TPA Jalupang dari sistem open dumping menjadi sanitary landfill. “Ada formula khusus dari Kementerian dan Pak Gubernur untuk menuntaskan masalah sampah di Jawa Barat, termasuk Subang,” ungkapnya.

Kang Rey juga mengajak masyarakat meningkatkan kesadaran lingkungan. “Pemerintah menyiapkan sarana, tapi kunci keberhasilan ada pada kepedulian warga,” pungkasnya.

Elita Budiarti Apresiasi Dedikasi Guru Subang di Konferensi PGRI

Elita Budiarti apresiasi guru Subang

Subang – Anggota DPR RI Komisi I, Hj. Elita Budiarti, S.K.M., M.Si., memberikan apresiasi tinggi kepada seluruh guru di Kabupaten Subang atas dedikasi dan pengabdian mereka dalam mencerdaskan generasi bangsa. Pesan itu ia sampaikan saat menghadiri Konferensi Kabupaten (Konkab) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Subang di Rosin Ballroom, Sukamelang, Sabtu (9/8/2025).

Dalam sambutannya, Hj. Elita menegaskan pencapaian yang diraihnya tidak lepas dari peran besar para guru. Ia juga menyebut PGRI kuat karena dukungan dan soliditas anggotanya.

“Kalau bermimpi, bermimpilah setinggi langit, karena kalaupun jatuh kita akan tetap berada di antara bintang-bintang. Kita bisa menjadi apa pun selama Allah meridai dan orang tua merestui. Saya berharap guru-guru di Subang terus bersemangat, meningkatkan profesionalitas, dan menjaga solidaritas,” ungkap Hj. Elita.

Ia menegaskan komitmennya untuk terus bersinergi dengan PGRI dan pemerintah daerah dalam memperkuat perlindungan serta kesejahteraan guru, demi tercapainya tujuan nasional mencerdaskan kehidupan bangsa.

Kegiatan lima tahunan PGRI Subang ini mengusung tema “Guru Bermutu Indonesia Maju, Guru Hebat Indonesia Kuat, PGRI Subang Ngabret.” Agenda utama meliputi laporan pertanggungjawaban pengurus periode 2020–2025, pengesahan program kerja 2025–2030, dan pemilihan pengurus baru.

Konferensi dibuka secara resmi oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Subang, H. Asep Nuroni, S.Sos., M.Si., mewakili Bupati Subang. Turut hadir Ketua PGRI Kabupaten Subang Dr. H. Aep Sapudin, M.Pd., Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Subang, Ketua PGRI Jawa Barat, Dewan Penasehat PGRI, serta pengurus PGRI tingkat kecamatan se-Kabupaten Subang.

Babinsa Kodim 0605/Subang Dikerahkan Dukung Ketahanan Pangan Nasional

Babinsa Kodim 0605/Subang ketahanan pangan

Subang — Dalam rangka memperkuat Program Ketahanan Pangan Nasional, Kodim 0605/Subang mengerahkan seluruh Bintara Pembina Desa (Babinsa) untuk terjun langsung membantu para petani di desa dan kelurahan. Langkah ini diambil untuk memastikan program ketahanan pangan di Kabupaten Subang berjalan optimal.

Komandan Kodim 0605/Subang, Letkol (Czi) Asep Saepudin, menegaskan bahwa Babinsa harus sigap dan adaptif dalam menghadapi berbagai tantangan yang dihadapi petani. “Mulai dari mengatasi kekurangan pasokan air, membantu penanaman, mengendalikan hama, hingga mendukung serapan gabah saat panen, Babinsa harus hadir menjadi solusi,” ujarnya kepada RRI Subang, Sabtu (9/8/2024).

Menurutnya, keberadaan Babinsa di tengah masyarakat bukan sekadar pendamping, tetapi juga mitra kerja petani dalam memastikan hasil pertanian tetap optimal. Dengan peran aktif ini, diharapkan hubungan kemanunggalan TNI dengan rakyat semakin kuat.

“Kami lahir dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Tugas kami menjaga kedaulatan serta membantu pemerintah dan masyarakat,” tegas Letkol Asep.

Upaya ini menjadi wujud nyata dukungan TNI terhadap kesejahteraan petani, sekaligus memastikan ketahanan pangan daerah dapat menopang kebutuhan nasional.

Recent Posts