Beranda blog Halaman 13

Rumah Makan Rosin Subang: Kunci Pelayanan Prima Bus Rosalia Indah

Rumah Makan Rosin Subang: Kunci Pelayanan Prima Bus Rosalia Indah

Rumah Makan Rosin Subang: Kunci Pelayanan Prima Bus Rosalia Indah – SUARASUBANG. Dalam dunia transportasi, pelayanan terhadap penumpang menjadi aspek penting yang sering kali menjadi penentu kesetiaan pelanggan. Salah satu elemen yang tak boleh diabaikan adalah servis makan bagi penumpang bus antar kota.

Di antara berbagai perusahaan otobis, Rosalia Indah muncul sebagai pelopor dengan mendirikan rumah makan eksklusif untuk menunjang pelayanan mereka. Salah satu buktinya adalah Rumah Makan Rosin Subang yang terletak strategis di dekat Gerbang Tol Subang.

Dalam Opini ini, kita akan mengupas tuntas bagaimana Rumah Makan Rosin Subang menjadi bagian integral dari pelayanan Rosalia Indah, lengkap dengan pengalaman, menu, dan fasilitas unggulan yang ditawarkan.

Rumah Makan Rosin Subang: Lokasi Strategis untuk Kenyamanan Penumpang

Rumah Makan Rosin Subang berlokasi hanya sekitar lima menit dari exit Tol Subang, membuatnya sangat mudah dijangkau oleh bus Rosalia Indah yang melayani rute antar kota di Pulau Jawa. Lokasi ini dipilih dengan cermat untuk meminimalkan waktu tempuh keluar masuk tol, sehingga penumpang tidak perlu menunggu terlalu lama untuk menikmati santapan.

Bahkan, menurut kabar terbaru, Rosalia Indah sedang membangun rest area khusus di sekitar Pemalang-Batang, sehingga ke depannya, mereka tidak perlu keluar dari jalur tol untuk servis makan. Inisiatif ini menunjukkan komitmen Rosalia Indah dalam memberikan pengalaman perjalanan yang lebih efisien dan nyaman bagi penumpangnya.

Fasilitas Unggulan di Rumah Makan Rosin Subang

Pelayanan di Rumah Makan Rosin Subang dirancang untuk memenuhi kebutuhan penumpang dengan standar tinggi. Berikut beberapa fasilitas unggulannya:

  1. Kebersihan Terjaga
    Salah satu hal yang langsung mencuri perhatian adalah kebersihan tempat ini. Baik ruang makan, dapur, hingga kamar mandi dirawat dengan sangat baik. Hal ini memberikan kenyamanan ekstra bagi penumpang yang singgah.
  2. Protokol Kesehatan yang Ketat
    Sejak pandemi, Rumah Makan Rosin Subang telah menerapkan protokol kesehatan, seperti penyediaan hand sanitizer, pengaturan jarak antar kursi, dan kebijakan kebersihan yang ketat. Upaya ini memastikan penumpang merasa aman selama menikmati hidangan.
  3. Area Luas dan Nyaman
    Ruang makan di rumah makan ini dirancang luas dengan tempat duduk yang nyaman. Hal ini memungkinkan penumpang untuk beristirahat sejenak setelah perjalanan panjang sambil menikmati makanan berkualitas.

Menu Variatif dan Berkualitas

Menu di Rumah Makan Rosin Subang disesuaikan dengan kelas bus yang digunakan oleh penumpang. Ada beberapa kategori menu yang disediakan:

  1. Menu Prasmanan untuk Kelas Eksekutif dan Bisnis
    Penumpang kelas eksekutif hingga bisnis menikmati sajian prasmanan dengan menu seperti ayam goreng, bihun goreng, tempe tepung, dan teh manis hangat. Rasanya yang autentik dan lezat menjadikan setiap santapan di sini pengalaman yang memuaskan.
  2. Menu untuk Kelas Patas dan VIP
    Penumpang kelas VIP atau Patas mendapatkan menu yang berbeda, tetapi tetap mengutamakan kualitas dan cita rasa yang memuaskan.

Dengan pilihan menu yang variatif, Rumah Makan Rosin Subang memastikan setiap penumpang mendapatkan hidangan sesuai dengan kelas bus mereka.

Pentingnya Servis Makan dalam Pelayanan Bus Antar Kota

Mengapa servis makan menjadi elemen yang penting? Dari pengalaman pada 2016-2018, banyak perusahaan otobis yang mengalami keluhan dari penumpang terkait kualitas rumah makan mitra mereka. Hal ini menunjukkan bahwa makanan adalah bagian tak terpisahkan dari pengalaman perjalanan.

Rosalia Indah, dengan mendirikan rumah makan sendiri, mampu menjaga kendali penuh atas kualitas pelayanan. Keputusan ini terbukti efektif dalam menciptakan kepuasan pelanggan dan mengurangi keluhan yang sebelumnya sering muncul.

Pelayanan yang Menarik Penumpang Setia

Rumah Makan Rosin Subang tidak hanya menjadi tempat makan, tetapi juga simbol pelayanan kelas atas dari Rosalia Indah. Berikut adalah beberapa alasan mengapa servis makan ini menarik minat penumpang:

  1. Efisiensi Waktu
    Lokasi yang dekat dengan gerbang tol memastikan perjalanan tetap lancar tanpa harus menghabiskan waktu lama untuk berhenti.
  2. Pengawasan Langsung
    Karena dikelola langsung oleh Rosalia Indah, kualitas makanan dan pelayanan dapat diawasi dengan ketat.
  3. Pengalaman yang Menyenangkan
    Pelayanan yang ramah, menu yang lezat, dan fasilitas yang nyaman memberikan pengalaman positif bagi penumpang.

Daya Tarik Kompetitif Rosalia Indah di Tengah Persaingan Ketat

Industri transportasi bus antar kota semakin kompetitif. Setiap perusahaan berlomba-lomba memberikan pelayanan terbaik untuk menarik penumpang. Rosalia Indah, melalui Rumah Makan Rosin Subang, menunjukkan bahwa inovasi dalam pelayanan dapat menjadi keunggulan kompetitif.

Dengan armada yang terawat, kru yang ramah, dan fasilitas servis makan berkualitas, Rosalia Indah mampu membangun loyalitas penumpang di tengah persaingan yang semakin ketat.

Rumah Makan Rosin Subang adalah bukti nyata komitmen Rosalia Indah dalam memberikan pelayanan terbaik kepada penumpang. Dengan fasilitas unggulan, menu berkualitas, dan lokasi strategis, tempat ini menjadi elemen penting dalam menciptakan pengalaman perjalanan yang nyaman dan memuaskan.

Bagi penumpang yang mengutamakan kenyamanan, servis makan seperti di Rumah Makan Rosin Subang menjadi alasan kuat untuk terus memilih Rosalia Indah sebagai mitra perjalanan. Ke depan, inovasi seperti pembangunan rest area di Pemalang-Batang akan semakin memperkuat posisi Rosalia Indah sebagai perusahaan otobis terdepan di Indonesia.

Semoga informasi ini bermanfaat dan menginspirasi sobat traveler untuk terus mendukung pelayanan transportasi yang berkualitas. Jangan lupa untuk mencoba sendiri pengalaman makan di Rumah Makan Rosin Subang saat bepergian bersama Rosalia Indah!

Wari Maulana Panglima Santri Subang Baru, Majukan Dunia Kepesantrenan

Gantikan Ruhimat, Wari Maulana Panglima Santri Subang Baru, Majukan Dunia Kepesantrenan
Wari Maulana Resmi Dikukuhkan Sebagai Panglima Santri Subang (Ega Nugraha/Pojoksatu)

Wari Maulana Panglima Santri Subang Baru, Majukan Dunia Kepesantrenan – SUARASUBANG. Pada Minggu, 17 November 2024, sebuah momen bersejarah berlangsung di Pondok Pesantren Nurul Anwar, Wera, Kabupaten Subang. Majelis Kyai Kampung (MKK) resmi dikukuhkan sebagai organisasi masyarakat berbasis keislaman. Pengukuhan ini tidak hanya menjadi tonggak penting bagi dunia pesantren di Subang, tetapi juga membawa angin segar bagi peran santri dalam pembangunan bangsa, khususnya di Subang.

Acara yang penuh makna ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, di antaranya Ketua PCNU Subang, Ketua LS PWI, Ketua FPP Kabupaten Subang, serta alumni-alumni pondok pesantren dari berbagai daerah. Dalam musyawarah yang diprakarsai oleh Tim 9 ini, MKK mempertegas visi dan misinya sebagai wadah strategis bagi santri dan ulama kampung dalam mengembangkan peran keislaman dan kebangsaan.

Pengukuhan Majelis Kyai Kampung: Wadah Baru untuk Santri dan Ulama

Majelis Kyai Kampung (MKK) kini resmi menjadi organisasi masyarakat yang berbasis keislaman. Sebagai organisasi baru, MKK memiliki misi besar untuk memperkuat peran santri dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari pendidikan, dakwah, hingga pembangunan masyarakat yang lebih baik.

Dengan pengukuhan ini, MKK diharapkan mampu menjadi jembatan antara para kyai kampung, pesantren, dan masyarakat umum. Visi ini sejalan dengan cita-cita para pendirinya untuk membangun Subang yang lebih maju melalui nilai-nilai kepesantrenan.

Proses Musyawarah dan Penetapan Panglima Santri

Musyawarah ini juga menjadi saksi terpilihnya Wari Maulana sebagai Panglima Santri Subang. Prosesnya berlangsung dengan penuh hikmah. Awalnya, dua nama diusulkan untuk mengisi posisi strategis tersebut, yakni KH Zainal Mufid dan Wari Maulana.

Namun, KH Zainal Mufid yang akrab disapa Kyai Jejen, menyatakan ketidaksediaannya untuk menjadi Panglima Santri. Meski demikian, ia menerima amanah sebagai Ketua MKK.

“Jadi aklamasi dong. Kyai Jejen tidak bersedia, dan saya bersedia menjadi Panglima Santri,” ujar Wari Maulana dengan penuh semangat setelah musyawarah.

Pernyataan ini menandai penobatan Wari Maulana sebagai Panglima Santri secara aklamasi. Dalam perannya, Wari berkomitmen untuk memperkuat sinergi antara pesantren-pesantren di Subang.

Komitmen Panglima Santri untuk Subang dan Pesantren

Setelah resmi dinobatkan, Wari Maulana menyampaikan komitmennya untuk segera melakukan konsolidasi dengan pesantren-pesantren dan para alumni. Langkah ini bertujuan untuk menyamakan persepsi dan visi dalam membangun Subang melalui nilai-nilai kepesantrenan.

“Saya akan segera konsolidasi ke pesantren-pesantren dan para alumni pesantren. Tujuannya adalah untuk menguatkan eksistensi santri sebagai bagian dari pembangunan bangsa, khususnya di Subang,” tegasnya.

Selain itu, Wari juga menegaskan bahwa santri memiliki peran strategis dalam membangun bangsa. Bukan hanya sebagai individu yang taat agama, tetapi juga sebagai motor penggerak pembangunan yang berlandaskan nilai-nilai keislaman.

Dukungan dari Tokoh-Tokoh Penting

Kehadiran tokoh-tokoh penting dalam musyawarah ini menjadi bukti nyata dukungan terhadap MKK. Ketua PCNU Subang, Ketua LS PWI, dan Ketua FPP Kabupaten Subang turut menyampaikan apresiasi atas terbentuknya MKK sebagai organisasi yang mampu mempersatukan ulama kampung dan santri dalam satu visi besar.

Selain itu, dukungan dari para alumni pondok pesantren semakin memperkuat legitimasi MKK sebagai organisasi yang memiliki potensi besar untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat Subang.

Visi dan Misi Majelis Kyai Kampung

MKK memiliki beberapa visi besar yang menjadi landasan perjuangannya, yaitu:

  1. Menguatkan Peran Santri dalam Pembangunan
    Santri tidak hanya menjadi individu yang kuat secara spiritual, tetapi juga berkontribusi dalam berbagai sektor, seperti pendidikan, ekonomi, dan sosial.
  2. Meningkatkan Sinergi Antar Pesantren
    Sebagai organisasi berbasis pesantren, MKK berkomitmen untuk membangun kolaborasi antar pesantren di Subang dan sekitarnya.
  3. Menghidupkan Nilai-Nilai Keislaman di Tengah Masyarakat
    MKK ingin menjadi motor penggerak dalam menghidupkan kembali nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin di Subang.
  4. Membangun Subang Berbasis Kepesantrenan
    Dengan kekuatan pesantren dan santri, MKK ingin menciptakan Subang yang lebih maju, baik dalam bidang agama maupun pembangunan fisik dan sosial.

Harapan untuk Masa Depan

Dengan terbentuknya MKK dan penobatan Panglima Santri, harapan besar disematkan kepada organisasi ini. Wari Maulana diharapkan mampu membawa pesantren-pesantren di Subang ke tingkat yang lebih tinggi, baik dalam hal pendidikan maupun pengabdian kepada masyarakat.

Di sisi lain, KH Zainal Mufid sebagai Ketua MKK memiliki peran strategis dalam menentukan arah perjuangan organisasi. Kepemimpinan beliau yang dikenal bijaksana diharapkan mampu memperkuat struktur dan visi organisasi ini.

Majelis Kyai Kampung dan Panglima Santri Subang

Keberadaan Majelis Kyai Kampung (MKK) dan Panglima Santri Subang menjadi bukti bahwa nilai-nilai pesantren masih relevan dalam membangun bangsa. Kolaborasi antara ulama kampung, santri, dan masyarakat umum adalah kunci untuk menciptakan Subang yang lebih baik.

Pengukuhan MKK sebagai organisasi keislaman dan penobatan Panglima Santri menjadi momen penting bagi Subang dan dunia pesantren. Dengan visi besar dan dukungan dari berbagai pihak, MKK siap menjadi motor penggerak perubahan, baik di Subang maupun di dunia kepesantrenan secara umum.

Sebagai masyarakat, mari kita dukung MKK dan peran santri dalam membangun bangsa. Dengan nilai-nilai Islam yang damai dan progresif, masa depan Subang yang lebih baik bukan hanya impian, tetapi tujuan nyata yang bisa diwujudkan bersama

Paten Kecamatan Subang Tonggak Baru Pelayanan Publik yang Lebih Baik

Paten Kecamatan Subang Tonggak Baru Pelayanan Publik yang Lebih Baik

Paten Kecamatan Subang: Tonggak Baru Pelayanan Publik yang Lebih Baik – SUARASUBANG. Pelayanan publik yang cepat, murah, dan sederhana menjadi dambaan masyarakat. Untuk mewujudkan hal tersebut, Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan (Paten) Kecamatan Subang resmi diluncurkan pada Jumat (15/11/2024) di Halaman Kantor Kecamatan Subang. Acara ini dihadiri langsung oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Subang, Asep Nuroni, sebagai wujud komitmen pemerintah dalam memberikan layanan terbaik bagi masyarakat Subang.

Apa Itu Paten Kecamatan Subang?

Dalam sambutannya, Camat Subang, Mochamad Solih Moefraeni, menjelaskan bahwa Paten Kecamatan Subang adalah sebuah inovasi yang dirancang untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelayanan administrasi di tingkat kecamatan. Tujuannya jelas: memberikan pelayanan yang lebih baik, lebih sederhana, dan lebih cepat kepada masyarakat.

Camat Subang juga menegaskan bahwa keberadaan Paten bukan hanya sekadar fasilitas administratif, tetapi menjadi simbol komitmen pemerintah dalam meningkatkan pelayanan publik.

“Mari kita jadikan Paten ini sebagai tonggak sejarah dalam peningkatan pelayanan terhadap masyarakat,” ujar Mochamad Solih dengan penuh semangat.

Dukungan Penuh dari Sekda Kabupaten Subang

Sekda Kabupaten Subang, Kang Asep—sapaan akrab Asep Nuroni—memberikan apresiasi tinggi terhadap peluncuran Paten Kecamatan Subang. Ia menyampaikan rasa terima kasih atas dedikasi seluruh pihak yang terlibat, mulai dari camat hingga kepala kelurahan, yang telah bekerja keras mendukung terciptanya layanan ini.

Kang Asep menyebut bahwa peluncuran Paten ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto dalam sidang perdana kabinet pada 23 Oktober 2024. Dalam sidang tersebut, Presiden menekankan pentingnya pelayanan publik yang lebih baik, mudah, murah, dan sederhana.

“Setidaknya ada lima poin penting terkait peningkatan pelayanan publik, yakni harus lebih baik, lebih mudah, lebih murah, lebih cepat, dan lebih sederhana,” jelas Kang Asep.

Komitmen Pemerintah Daerah Subang

Pemerintah Kabupaten Subang melalui Paten ingin menciptakan standar baru dalam pelayanan publik. Kang Asep menegaskan bahwa Kecamatan Subang sebagai ibu kota kabupaten harus menjadi barometer keberhasilan pelayanan publik di seluruh kecamatan lainnya.

“Kecamatan ibu kota harus menjadi etalase bagi kecamatan-kecamatan lain. Pelayanan yang baik di sini akan menjadi standar bagi kecamatan lainnya,” ujar Kang Asep.

Lebih dari itu, Kang Asep berharap adanya sinergitas antara pemerintah daerah dan masyarakat melalui fasilitas Paten. Sinergi ini dinilai penting untuk menciptakan layanan yang lebih optimal di masa depan.

“Kami berharap sinergitas antara pemerintah dan masyarakat terus meningkat. Pelayanan yang lebih baik harus menjadi target bersama,” tambahnya.

Dampak Positif Paten bagi Masyarakat Subang

Peluncuran Paten Kecamatan Subang diharapkan memberikan dampak positif yang signifikan, terutama dalam mempermudah pengurusan administrasi masyarakat. Pelayanan yang cepat, murah, dan tidak berbelit-belit menjadi nilai utama dari inovasi ini.

“Mudah-mudahan apa yang kita kerjakan melalui Paten ini bisa memberikan dampak besar bagi masyarakat Subang,” tutup Kang Asep.

Manfaat dan Layanan yang Diberikan Paten

Sebagai fasilitas baru, Paten Kecamatan Subang menawarkan berbagai layanan administrasi terpadu yang mencakup:

  1. Pengurusan Dokumen Kependudukan
    Pelayanan pembuatan KTP, KK, dan akta kelahiran kini dapat dilakukan dengan lebih cepat tanpa harus melalui proses yang rumit.
  2. Pengajuan Izin Usaha
    Paten juga melayani pengajuan izin usaha kecil dan menengah secara efisien.
  3. Layanan Surat Menyurat
    Berbagai surat keterangan, seperti domisili atau pengantar nikah, bisa diurus dalam waktu singkat.
  4. Pelayanan Online
    Paten juga mendukung layanan berbasis digital untuk menjangkau masyarakat yang tidak bisa datang langsung ke kantor kecamatan.

Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan Subang

Dengan hadirnya Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan Subang, masyarakat dapat menikmati pelayanan yang lebih baik tanpa harus melalui birokrasi yang berbelit. Inovasi ini membuktikan bahwa Kabupaten Subang terus berkomitmen untuk memberikan yang terbaik bagi warganya.

Jika dibandingkan dengan sebelumnya, layanan Paten Kecamatan Subang menciptakan efisiensi yang signifikan. Tidak hanya memotong waktu pengurusan, tetapi juga mengurangi biaya yang dikeluarkan masyarakat dalam mengakses pelayanan administrasi.

Peresmian Paten Kecamatan Subang adalah langkah besar menuju pelayanan publik yang lebih baik di Kabupaten Subang. Inovasi ini diharapkan menjadi barometer keberhasilan kecamatan lainnya dalam memberikan pelayanan administrasi yang berkualitas.

Dengan semangat kolaborasi antara pemerintah daerah dan masyarakat, keberadaan Paten tidak hanya menjadi jawaban atas kebutuhan administrasi masyarakat tetapi juga simbol komitmen pemerintah dalam menciptakan pelayanan yang lebih murah, cepat, dan sederhana.

Sebagai masyarakat Subang, mari kita dukung dan manfaatkan fasilitas ini untuk bersama-sama menciptakan kabupaten yang lebih maju dan sejahtera!

Ketahanan Pangan Nasional di Subang Komitmen Jasa Tirta II

Ketahanan Pangan Nasional di Subang Komitmen Jasa Tirta II

Ketahanan Pangan Nasional di Subang Komitmen Jasa Tirta II – SUARASUBANG. Ketahanan pangan nasional menjadi salah satu prioritas utama pemerintah saat ini. Berbagai pihak, termasuk Jasa Tirta II, turut mendukung program ini dengan berkontribusi secara aktif di wilayah Jawa Barat bagian utara. Salah satu wujud dukungan tersebut adalah penyediaan sistem irigasi untuk sawah seluas +/- 240.000 hektare yang mencakup dua musim tanam dalam setahun.

Kunjungan Dewan Pengawas Jasa Tirta II ke Bendung Macan

Untuk memastikan keberhasilan pengelolaan air irigasi, Dewan Pengawas Jasa Tirta II melakukan kunjungan kerja ke daerah irigasi Bendung Macan di Kabupaten Subang pada akhir pekan ini. Kunjungan ini menjadi bukti nyata komitmen Jasa Tirta II dalam mendukung sektor pertanian yang menjadi tulang punggung ketahanan pangan nasional.

Hadir dalam kunjungan tersebut, Ketua Dewan Pengawas Jasa Tirta II Kelik Wirawan Wahyu Widodo, bersama anggota Romy Marcandi, Nuning Sri Rejeki Wulandari, dan Fatkhurohman Taufik. Mereka didampingi oleh Direktur Operasi dan Pemeliharaan Jasa Tirta II Anton Mardiyono serta General Manajer Wilayah III, Fembri Setyawan.

Komitmen Jasa Tirta II terhadap Ketahanan Pangan Nasional

Direktur Operasi dan Pemeliharaan Jasa Tirta II, Anton Mardiyono, menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen penuh untuk mendukung sektor pertanian melalui pengelolaan sistem irigasi yang efisien dan berkelanjutan. Menurutnya, keberlanjutan sektor pertanian sangat bergantung pada pengelolaan air yang tepat guna.

“Pengelolaan air yang efisien adalah kunci keberhasilan sektor pertanian. Kami memastikan bahwa kebutuhan petani terhadap air irigasi terpenuhi melalui sistem yang efisien, tepat guna, dan ramah lingkungan,” ujar Anton.

Pengelolaan Irigasi yang Mendukung Petani

Jasa Tirta II terus berupaya meningkatkan efisiensi pengelolaan air di wilayahnya. Dengan memastikan bahwa aliran air ke sawah-sawah dapat berjalan lancar, mereka mendukung keberhasilan panen petani. Program ini tidak hanya menjamin ketersediaan air, tetapi juga memperkuat ketahanan pangan nasional dengan cara yang berkelanjutan.

Bendung Macan, sebagai salah satu fasilitas utama, memainkan peran penting dalam sistem irigasi ini. Oleh karena itu, dalam kunjungan kerjanya, Dewan Pengawas Jasa Tirta II juga meninjau kondisi operasi Bendung Macan dan saluran-saluran di sekitarnya.

Ketahanan Pangan Nasional Melalui Irigasi Berkelanjutan

Lahan irigasi seluas 240.000 hektare yang diairi oleh Jasa Tirta II menjadi bukti nyata pentingnya infrastruktur pengelolaan air bagi sektor pertanian. Dengan dua kali musim tanam setiap tahun, sawah-sawah di wilayah Jawa Barat bagian utara berkontribusi besar terhadap pasokan pangan nasional.

Sistem irigasi yang dikelola Jasa Tirta II dirancang untuk memastikan air dapat didistribusikan secara merata ke seluruh lahan pertanian. Dengan pendekatan ini, petani dapat memaksimalkan hasil panen sekaligus menjaga keberlanjutan ekosistem di sekitar daerah irigasi.

Kunjungan untuk Memastikan Keberlanjutan Operasi

Dalam kunjungannya, Dewan Pengawas Jasa Tirta II juga melihat secara langsung bagaimana operasional Bendung Macan berjalan. Inspeksi ini mencakup pemeriksaan terhadap fasilitas bendungan dan kondisi saluran irigasi yang menjadi bagian penting dari sistem pengelolaan air.

Kelik Wirawan Wahyu Widodo, Ketua Dewan Pengawas Jasa Tirta II, menyatakan bahwa kunjungan ini bertujuan untuk memastikan pengelolaan air irigasi dapat berjalan optimal. “Dukungan terhadap ketahanan pangan nasional tidak hanya tentang menyediakan air, tetapi juga memastikan bahwa sistem irigasi berjalan secara efisien dan dapat diandalkan,” ujarnya.

Sinergi untuk Ketahanan Pangan yang Lebih Baik

Dengan keberadaan Jasa Tirta II sebagai pengelola air yang bertanggung jawab, program ketahanan pangan nasional mendapatkan dukungan yang signifikan. Sinergi antara pengelola irigasi, pemerintah, dan petani menjadi kunci keberhasilan dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan.

Melalui program-program inovatif dan pendekatan yang berkelanjutan, Jasa Tirta II terus menunjukkan perannya sebagai mitra strategis dalam mendukung sektor pertanian. Komitmen ini tidak hanya membantu petani di Jawa Barat bagian utara, tetapi juga berdampak langsung pada upaya menciptakan ketahanan pangan nasional yang lebih kokoh.

Ketahanan pangan nasional bukan hanya tentang produksi, tetapi juga pengelolaan sumber daya yang mendukungnya. Jasa Tirta II, dengan komitmennya terhadap pengelolaan irigasi yang efisien, menjadi bagian penting dari solusi ini. Kunjungan kerja Dewan Pengawas Jasa Tirta II ke Bendung Macan merupakan langkah nyata untuk memastikan program irigasi berjalan optimal dan berkontribusi terhadap kesejahteraan petani serta ketahanan pangan nasional.

Dengan sinergi yang terjaga antara semua pihak, diharapkan program ini dapat terus berlanjut dan memberikan dampak positif yang lebih besar bagi Indonesia.

Disdikbud Subang Pentingnya Ketaatan pada Peraturan Sekolah untuk Membangun Harmoni

Disdikbud Subang Pentingnya Ketaatan pada Peraturan Sekolah untuk Membangun Harmoni
subang.go.id

Disdikbud Subang: Pentingnya Ketaatan pada Peraturan Sekolah untuk Membangun Harmoni – SUARASUBANG. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Subang menekankan pentingnya ketaatan terhadap peraturan sekolah bagi semua pihak, mulai dari murid, orang tua, hingga guru. Hal ini menjadi perhatian menyusul maraknya kasus kriminalisasi guru di beberapa daerah, yang memicu kekhawatiran tentang hubungan antara tenaga pendidik, siswa, dan orang tua.

Kepala Disdikbud Subang, Nunung Suryani, menegaskan bahwa semua pihak harus memahami dan menjalankan peraturan yang berlaku di lingkungan sekolah. Menurutnya, peraturan ini menjadi landasan untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif dan penuh rasa hormat.

Guru, Murid, dan Orang Tua: Taat Peraturan untuk Pendidikan yang Harmonis

Nunung menyampaikan bahwa dalam proses belajar mengajar, guru selalu berpegang pada kode etik dan norma yang telah ditetapkan. “Ketika guru menegur murid dengan cara yang wajar, itu adalah bagian dari upaya memberikan pendidikan,” ujar Nunung pada Jumat, 15 November 2024.

Namun, ia mengingatkan bahwa orang tua perlu bijak dalam menanggapi metode pembelajaran yang diterapkan guru. Terkadang, murid yang mendapat teguran justru memicu reaksi berlebihan dari orang tua, bahkan hingga melibatkan pihak kepolisian.

“Kami mengimbau agar orang tua tidak terlalu berlebihan dalam merespons. Apalagi sampai melaporkan guru ke polisi karena adanya kesalahpahaman. Hal ini bisa merusak hubungan antara tenaga pendidik, siswa, dan orang tua,” tambahnya.

Perubahan Perspektif Pendidikan di Era Digital

Nunung juga mengingatkan bahwa situasi pendidikan saat ini sangat berbeda dengan era sebelumnya. Di masa lalu, tindakan disiplin dari guru seperti memukul meja atau menegur keras dianggap wajar. Namun, di era digital seperti sekarang, tindakan tersebut dapat menjadi sorotan karena mudah direkam dan disebarkan melalui media sosial.

“Zaman sekarang segalanya bisa direkam. Maka dari itu, guru juga harus berhati-hati dalam mengajar dan mendisiplinkan murid. Jangan sampai tindakan yang bertujuan mendidik justru disalahpahami,” jelasnya.

Ia menegaskan bahwa sikap bijak diperlukan dari semua pihak, baik guru, murid, maupun orang tua, untuk menciptakan suasana belajar yang sehat.

Pentingnya Komunikasi antara Orang Tua dan Sekolah

Untuk mencegah terjadinya konflik, Nunung menganjurkan agar orang tua dan pihak sekolah menjalin komunikasi yang baik melalui komite sekolah. Dengan adanya dialog yang terbuka, setiap permasalahan yang muncul dapat diselesaikan secara musyawarah tanpa perlu melibatkan aparat penegak hukum.

“Jika ada masalah, diskusikan dulu di komite sekolah. Kami harap semua pihak memahami pentingnya komunikasi dalam menyelesaikan persoalan pendidikan,” ujar Nunung.

Di Kabupaten Subang, terdapat sekitar 8.000 guru yang berstatus PNS dan honorer, sementara jumlah murid tingkat SD dan SMP mencapai lebih dari 200 ribu. Angka ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga hubungan baik antara tenaga pendidik, siswa, dan orang tua.

Membangun Pendidikan yang Berlandaskan Kolaborasi

Disdikbud Subang percaya bahwa pendidikan yang berkualitas hanya bisa tercapai melalui kolaborasi antara semua pihak yang terlibat. Guru harus menjaga profesionalisme dalam mengajar, orang tua perlu mendukung proses pendidikan dengan sikap positif, dan murid harus mengikuti peraturan yang berlaku di sekolah.

Dengan menerapkan nilai-nilai ini, sistem pendidikan di Kabupaten Subang diharapkan dapat terus berkembang dan memberikan manfaat maksimal bagi semua pihak. Kolaborasi dan komunikasi yang baik menjadi kunci untuk menciptakan harmoni di lingkungan pendidikan, sehingga menghasilkan generasi yang berkarakter, cerdas, dan siap menghadapi tantangan zaman.

Pesan yang disampaikan oleh Kepala Disdikbud Subang, Nunung Suryani, menyoroti pentingnya ketaatan pada peraturan sekolah serta komunikasi yang sehat antara guru, murid, dan orang tua. Di era digital ini, semua pihak perlu lebih bijak dalam bertindak dan merespons. Dengan demikian, konflik yang bisa merusak hubungan pendidikan dapat diminimalkan.

Mari bersama-sama menjaga harmonisasi di dunia pendidikan untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, penuh rasa hormat, dan berlandaskan nilai-nilai kebersamaan. Melalui upaya ini, Subang dapat terus melahirkan generasi penerus yang tidak hanya berprestasi, tetapi juga memiliki karakter yang unggul.

Sisingaan Ikon Budaya Subang yang Penuh Makna dan Sejarah

Sisingaan Ikon Budaya Subang yang Penuh Makna dan Sejarah
subang.go.id

Sisingaan Ikon Budaya Subang yang Penuh Makna dan Sejarah – SUARASUBANG. Kesenian Sisingaan adalah salah satu bentuk kreativitas budaya yang telah menjadi bagian penting dari identitas Kabupaten Subang. Kesenian ini tidak hanya memperlihatkan keindahan seni, tetapi juga mencerminkan semangat dan perjuangan masyarakat Subang dari masa ke masa. Seiring perkembangan zaman, Sisingaan terus beradaptasi, menjadikan warisan budaya ini relevan dalam kehidupan masyarakat modern.

Asal Usul Kesenian Sisingaan

Menurut Abah Salim, seorang pengrajin patung singa yang pernah diwawancarai pada 2011, Sisingaan berawal dari tradisi ritual masyarakat Subang untuk merayakan khitanan anak laki-laki. Dalam tradisi ini, anak yang akan disunat diarak keliling kampung menggunakan kursi yang dihias, yang dikenal sebagai jampana. Jampana ini diusung oleh empat orang dewasa, sementara anak duduk di atasnya dengan iringan musik tradisional.

Musik pengiring awalnya sangat sederhana, menggunakan alat seperti dog-dog, kendang, kempul, dan kecrek. Irama yang dimainkan seringkali berimprovisasi, mengikuti pola tabuhan pencak silat. Gerakan tari para pengusung jampana juga tidak memiliki struktur baku, hanya berupa langkah-langkah helaran biasa, dengan kostum seadanya.

Namun, seiring waktu, jampana mengalami perubahan bentuk menjadi patung singa yang dikenal sebagai singa bongsang. Patung ini dibuat dari rangkaian bambu (carangka) yang dibungkus karung goni, dengan kepala dan kaki dari kayu randu. Rambut singa dibuat dari tali rapia, matanya dari tutup botol minuman, dan seluruh struktur ini diusung oleh empat orang.

Makna Filosofis Sisingaan

Kesenian Sisingaan bukan sekadar hiburan, tetapi juga memiliki makna filosofis mendalam. Berdasarkan hasil Sarasehan Kesenian Sisingaan yang diadakan pada tahun 1982, patung singa melambangkan penguasa atau penjajah, khususnya Inggris, yang pernah menduduki Indonesia. Anak yang menunggang patung singa melambangkan generasi penerus bangsa, sedangkan payung yang menaunginya adalah simbol perlindungan. Para pengusung mencerminkan masyarakat pribumi yang tertindas, tetapi tetap mendukung dan menjaga generasi penerus untuk melawan penjajahan.

Dengan makna ini, Sisingaan menjadi simbol perjuangan dan semangat masyarakat Subang dalam menghadapi tekanan dari penguasa di masa lalu.

Perkembangan Kesenian Sisingaan

Perjalanan Kesenian Sisingaan menunjukkan perubahan besar seiring waktu. Berawal dari ritual khitan, Sisingaan berkembang menjadi bentuk seni pertunjukan yang lebih kompleks. Dalam prosesnya, jampana sebagai properti utama juga mengalami transformasi, baik dari segi fungsi, struktur, maupun estetika.

Pada awalnya, kesenian ini hanya dimainkan di lingkungan lokal sebagai hiburan dalam acara khitanan. Namun, kini Sisingaan tidak lagi terbatas pada acara tradisional. Ia telah menjadi daya tarik utama dalam berbagai perayaan resmi, festival budaya, hingga acara promosi daerah. Kostum pengusung dan iringan musik pun semakin variatif, menambah daya tarik visual dan artistiknya.

Menurut teori antropologi budaya yang dikemukakan Koentjaraningrat, bentuk kreativitas lokal seperti Sisingaan yang lahir di satu daerah kemudian berkembang hingga dikenal luas adalah bagian dari evolusi budaya. Hal ini terlihat jelas pada Sisingaan, yang kini tidak hanya menjadi milik masyarakat Subang, tetapi juga dikenal secara nasional bahkan internasional.

Sisingaan Sebagai Identitas Budaya Subang

Saat ini, Kesenian Sisingaan telah menjadi salah satu ikon utama Kabupaten Subang. Ia bukan hanya sekadar seni hiburan, tetapi juga representasi budaya dan identitas masyarakatnya. Sebagai produk budaya lokal, Sisingaan memainkan peran penting dalam mempromosikan Kabupaten Subang di tingkat regional maupun nasional.

Banyak pihak yang terlibat dalam pelestarian dan pengembangan Sisingaan, termasuk pemerintah daerah. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Subang, misalnya, telah mendokumentasikan sejarah dan perkembangan Sisingaan, memastikan bahwa generasi mendatang dapat terus memahami dan menghargai warisan budaya ini.

Fungsi Sisingaan dalam Kehidupan Modern

Dalam konteks modern, Sisingaan memiliki fungsi yang lebih luas dibandingkan masa lalu. Selain sebagai hiburan, ia juga menjadi sarana edukasi dan promosi. Melalui pertunjukan Sisingaan, masyarakat dapat belajar tentang nilai-nilai perjuangan, kebersamaan, dan kreativitas yang terkandung di dalamnya.

Selain itu, Sisingaan juga berkontribusi pada sektor pariwisata. Banyak wisatawan yang tertarik untuk menyaksikan langsung pertunjukan ini, baik dalam acara tradisional maupun festival budaya. Hal ini tidak hanya memberikan manfaat ekonomi bagi pelaku seni dan masyarakat lokal, tetapi juga memperkuat citra Kabupaten Subang sebagai daerah yang kaya budaya.

Tantangan dan Upaya Pelestarian

Meskipun memiliki nilai budaya yang tinggi, Kesenian Sisingaan tidak lepas dari tantangan. Perubahan zaman dan modernisasi seringkali membuat generasi muda kurang tertarik pada seni tradisional. Oleh karena itu, diperlukan upaya serius untuk memastikan kelangsungan Sisingaan di masa depan.

Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan mengintegrasikan Sisingaan dalam kegiatan pendidikan. Beberapa sekolah di Kabupaten Subang telah menjadikan seni ini sebagai bagian dari kurikulum ekstrakurikuler. Dengan cara ini, siswa tidak hanya belajar tentang Sisingaan, tetapi juga dilibatkan langsung dalam pertunjukan, sehingga mereka merasa memiliki warisan budaya ini.

Selain itu, pemerintah daerah juga aktif mengadakan festival dan lomba Sisingaan. Acara semacam ini tidak hanya menjadi ajang pelestarian, tetapi juga memberikan kesempatan bagi seniman lokal untuk menunjukkan bakat mereka dan menarik perhatian masyarakat yang lebih luas.

Kesenian Sisingaan adalah cerminan dari kekayaan budaya dan kreativitas masyarakat Subang. Berawal dari tradisi lokal yang sederhana, Sisingaan telah berkembang menjadi seni pertunjukan yang penuh makna dan nilai sejarah. Dengan peranannya sebagai simbol perjuangan, hiburan, dan promosi budaya, Sisingaan menjadi salah satu warisan budaya yang harus terus dijaga dan dilestarikan.

Sebagai generasi penerus, penting bagi kita untuk memahami dan menghargai nilai-nilai yang terkandung dalam Kesenian Sisingaan. Dengan begitu, kita tidak hanya melestarikan warisan leluhur, tetapi juga memperkuat identitas budaya Indonesia di tengah arus globalisasi.

DPRD Subang Tetapkan Program Pembentukan Perda Kabupaten Subang 2025

suarasubang.com – DPRD Kabupaten Subang telah menetapkan Program Pembentukan Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Subang Tahun 2025 dalam rapat paripurna yang berlangsung pada Jumat, 15 November 2024. Acara ini dihadiri oleh 35 anggota DPRD Subang dan sejumlah pejabat penting, termasuk Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Subang, H. Asep Nuroni, S.Sos., M.Si.

Rapat yang dipimpin oleh Wakil Ketua III DPRD Subang ini menjadi momen penting untuk menyepakati rancangan Perda yang akan menjadi acuan pembangunan Subang di tahun mendatang.

Penandatanganan persetujuan dilakukan oleh Kang Asep, sapaan akrab Sekda Subang, bersama Wakil Ketua III DPRD Kabupaten Subang.

Dalam sambutannya, Kang Asep menegaskan bahwa Program Pembentukan Perda Kabupaten Subang 2025 merupakan bentuk tanggung jawab bersama antara pemerintah daerah dan legislatif dalam mendorong pembangunan yang berkelanjutan.

Program ini mencakup rancangan Perda yang diusulkan baik oleh pihak eksekutif maupun legislatif.

“Rancangan Perda ini dirancang untuk menjawab kebutuhan masyarakat dan mendukung visi Kabupaten Subang sebagai daerah yang berdaya saing,” ujar Kang Asep.

Ia juga berharap bahwa setiap Perda yang disahkan nantinya dapat memberikan manfaat nyata bagi masyarakat Subang.

Rapat paripurna ini turut dihadiri oleh berbagai elemen penting, termasuk Forkopimda Kabupaten Subang, para Asisten Daerah (Asda), staf ahli, kepala OPD, camat, insan pers, dan tamu undangan lainnya.Kehadiran banyak pihak menunjukkan sinergi yang kuat dalam mendukung program pembangunan Kabupaten Subang.

Kang Asep menambahkan, “Persetujuan atas program ini harus menjadi solusi atas kebutuhan masyarakat, sehingga setiap Perda yang dihasilkan tidak hanya bersifat normatif, tetapi juga memberikan dampak positif bagi kehidupan masyarakat Subang.”

Program Pembentukan Perda Kabupaten Subang 2025 adalah langkah strategis untuk memperkuat fondasi hukum yang mendukung pembangunan daerah.

Melalui perencanaan yang matang dan kolaborasi antara eksekutif dan legislatif, diharapkan Kabupaten Subang mampu menghadapi tantangan global dan bersaing dengan daerah lain.

Penetapan program ini menjadi salah satu tonggak penting dalam perjalanan Kabupaten Subang untuk mencapai tujuan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.

Dekranasda Subang Kenalkan Songket Sieup Serat Nanas sebagai Produk Unggulan

Dekranasda Subang Kenalkan Songket Sieup Serat Nanas sebagai Produk Unggulan
Ketua Dekranasda Kabupaten Subang Ny. Rosnelly Imran, Saat Promosikan Kain Songket Sieup Serat Nenas Di Acara Promosi Bersama di Kabupaten Sumedang. (Foto : RRI/Ruslan Effendi).

Dekranasda Subang Kenalkan Songket Sieup Serat Nanas sebagai Produk Unggulan – SUARASUBANG. Pada Kamis, 14 November 2024, Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Subang mengikuti kegiatan yang sangat penting dalam dunia pameran produk unggulan, yakni Pameran Bandung Indovest & Iptex 2024. Acara yang berlangsung di Cihampelas Walk, Bandung ini bertujuan untuk mempromosikan produk unggulan dalam bidang perdagangan, perkebunan, pariwisata, dan investasi. Pameran ini berlangsung selama empat hari, yakni mulai dari 14 hingga 17 November 2024, dan diikuti oleh 24 lembaga pemerintah, swasta, serta pelaku UMKM dari berbagai daerah di Indonesia.

Kehadiran Kabupaten Subang dalam acara bergengsi ini menunjukkan komitmen mereka dalam mengembangkan dan memperkenalkan produk-produk unggulan daerah, khususnya yang berkaitan dengan sektor kerajinan dan perkebunan. Dalam pameran ini, produk unggulan Kabupaten Subang yang diperkenalkan adalah Songket Sieup Serat Nanas, sebuah karya kerajinan yang unik dan berpotensi untuk mendunia.

Tujuan Pameran: Memperkenalkan Produk dan Peluang Investasi

Pameran Bandung Indovest & Iptex 2024 tidak hanya menjadi ajang untuk memperkenalkan produk unggulan daerah, namun juga menjadi kesempatan bagi pemerintah daerah dan pelaku usaha untuk menawarkan peluang investasi. Menurut Drs. Ronny Ahmad Nurudin, MM, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung, acara ini bertujuan untuk mempromosikan produk UMKM dari berbagai daerah sekaligus membuka peluang bagi investor untuk berpartisipasi dalam perkembangan industri dan pariwisata di Indonesia.

“Acara ini adalah platform yang sangat baik bagi daerah untuk mempromosikan produk UMKM mereka. Selain itu, juga menjadi peluang untuk mengenalkan potensi investasi, baik itu di sektor industri maupun pariwisata,” ungkap Ronny dalam sambutannya.

Pameran ini menjadi tempat berkumpulnya berbagai pelaku usaha, baik dari sektor pemerintah, swasta, maupun UMKM. Tidak hanya itu, pengunjung juga bisa menjelajahi berbagai produk unggulan dari seluruh penjuru Indonesia, memperluas jaringan bisnis, serta menemukan peluang investasi yang menarik.

Subang Hadir dengan Songket Sieup Serat Nanas

Sebagai salah satu peserta pameran, Kabupaten Subang membawa produk unggulannya, yaitu Songket Sieup Serat Nanas. Produk ini tidak hanya memukau pengunjung karena keunikannya, tetapi juga menggambarkan keseriusan Subang dalam mengembangkan produk-produk berbasis hasil pertanian lokal.

Lita Pelitiani, SH, MM, Kepala Bidang Perdagangan DKUPP Kabupaten Subang, yang juga merupakan Ketua Bidang Pameran dan Promosi Dekranasda Kabupaten Subang, menyampaikan bahwa tahun ini merupakan tahun yang bersejarah bagi Subang karena mereka berhasil meluncurkan Songket Sieup Serat Nanas. Menurut Lita, produk ini adalah hasil inovasi yang memanfaatkan serat nanas sebagai bahan utama dalam pembuatan songket, salah satu kerajinan tradisional yang kaya akan nilai seni dan budaya.

Songket Sieup Serat Nanas Khas Kabupaten Subang bukan hanya produk kerajinan biasa, melainkan sebuah usaha untuk mengangkat potensi nanas Subang sebagai sentra produksi dan memperkenalkan produk-produk turunan nanas yang memiliki nilai jual tinggi. Salah satu gagasan utama dari Ny. Rosnelly Imran, S.KM, Pj. Ketua Dekranasda Kabupaten Subang, adalah untuk menciptakan songket khas Subang yang terbuat dari serat nanas. Hal ini bertujuan tidak hanya untuk melestarikan budaya daerah, tetapi juga untuk membuka peluang ekonomi bagi masyarakat sekitar.

Inovasi dalam Kerajinan Songket Sieup Serat Nanas

Songket Sieup Serat Nanas merupakan hasil kolaborasi antara keterampilan menenun tradisional dan inovasi berbasis hasil pertanian lokal. Pembuatan songket ini melibatkan proses panjang, mulai dari pemilihan serat nanas yang berkualitas hingga teknik tenun yang rumit. Produk ini diharapkan tidak hanya menarik pasar domestik tetapi juga memiliki potensi untuk diekspor ke luar negeri, mengingat semakin banyaknya permintaan terhadap produk-produk kerajinan yang ramah lingkungan dan berbasis sumber daya alam lokal.

Menurut Lita Pelitiani, produk ini juga menjadi cara Subang untuk memperkenalkan lebih jauh mengenai komoditas pertanian unggulan daerah, khususnya nanas. Subang dikenal sebagai salah satu penghasil nanas terbaik di Indonesia, dan melalui produk kerajinan ini, Kabupaten Subang berharap dapat memanfaatkan potensi pertanian tersebut secara lebih maksimal, memberikan nilai tambah bagi produk nanas, serta meningkatkan daya saing produk lokal.

Kontribusi Masyarakat dalam Proses Pembuatan Songket

Songket Sieup Serat Nanas ini tidak hanya melibatkan keterampilan para pengrajin, tetapi juga menjadi wadah pemberdayaan ekonomi masyarakat setempat. Dua pengrajin yang namanya tercatat dalam sejarah pembuatan songket ini adalah Sri Andriani, asal Kelurahan Wanareja, Kecamatan Subang, dan Dheanna Putri Shafa Rachmawati, asal Kelurahan Cigadung, Kecamatan Subang. Mereka berdua memiliki peran yang sangat penting dalam proses pembuatan songket yang saat ini telah diperkenalkan kepada masyarakat luas di ajang pameran ini.

“Terima kasih kepada Sri Andriani dan Dheanna Putri Shafa Rachmawati yang telah bekerja keras dalam membuat Songket Sieup Serat Nanas Subang. Tanpa usaha dan keterampilan mereka, produk ini tidak akan bisa terwujud dengan baik,” ungkap Lita Pelitiani.

Pengakuan terhadap Produk Unggulan Subang

Peluncuran Songket Sieup Serat Nanas juga mendapatkan sambutan positif dari berbagai pihak, baik itu pengunjung pameran, masyarakat, maupun pemerintah daerah. Produk ini tidak hanya menjadi kebanggaan masyarakat Subang, tetapi juga sebagai bukti nyata bahwa Subang memiliki potensi besar di sektor kerajinan tangan berbasis pertanian.

Dengan hadirnya Subang dalam pameran Bandung Indovest & Iptex 2024, diharapkan dapat memperkenalkan lebih jauh produk-produk unggulan Subang kepada pasar yang lebih luas. Selain itu, ini juga menjadi kesempatan bagi Subang untuk memperkuat branding daerah sebagai penghasil produk kerajinan berkualitas tinggi yang berbasis pada kekayaan alam dan budaya lokal.

Peluang dan Tantangan untuk Produk Kerajinan Subang

Pameran ini bukan hanya menjadi ajang untuk mempromosikan produk-produk unggulan, tetapi juga menjadi tantangan tersendiri bagi Kabupaten Subang dalam memperkenalkan dan memasarkan Songket Sieup Serat Nanas ke pasar yang lebih besar. Meski produk ini memiliki potensi besar, namun untuk menembus pasar nasional dan internasional, dibutuhkan strategi pemasaran yang tepat serta peningkatan kualitas produk yang berkelanjutan.

Di sisi lain, pengembangan produk kerajinan berbasis pertanian seperti Songket Sieup Serat Nanas membuka peluang besar bagi pengrajin lokal untuk berkembang. Dengan adanya dukungan dari pemerintah daerah dan berbagai pihak terkait, Subang dapat semakin dikenal sebagai daerah dengan produk-produk kerajinan unggulan yang bernilai tinggi.

Meningkatkan Potensi Lokal melalui Inovasi Kerajinan

Pameran Bandung Indovest & Iptex 2024 telah menjadi bukti bahwa Subang tidak hanya memiliki potensi besar dalam sektor pertanian, tetapi juga dalam bidang kerajinan tangan yang berbasis pada hasil pertanian lokal. Songket Sieup Serat Nanas Khas Subang adalah contoh nyata dari upaya untuk mengangkat nilai tambah produk lokal sekaligus melestarikan budaya tradisional.

Dengan inovasi yang terus berkembang, Subang memiliki peluang besar untuk menjadi pusat kerajinan unggulan berbasis sumber daya alam yang dapat bersaing di pasar global. Dukungan dari masyarakat, pengrajin, dan pemerintah daerah menjadi kunci utama bagi keberhasilan produk ini dalam menembus pasar yang lebih luas dan memberikan manfaat ekonomi yang signifikan bagi masyarakat Subang.

Semoga dengan partisipasi aktif Dekranasda Kabupaten Subang dalam pameran ini, produk-produk unggulan dari Subang dapat lebih dikenal dan diapresiasi oleh masyarakat Indonesia maupun dunia internasional.

Inilah Alasan Penutupan Pintu Gerbang Utama RSUD Ciereng Subang

Inilah Alasan Penutupan Pintu Gerbang Utama RSUD Ciereng Subang
Perwakilan Masyarakat Kabupaten Subang Mempertanyakan Ke Dirut RSUD Ciereng, Alasan Pintu Gerbang Utama Akses Masuk Ke RSUD Di Tutup. (Foto : Dok/Unit Intelkam Polsek Subang)

Inilah Alasan Penutupan Pintu Gerbang Utama RSUD Ciereng Subang – SUARASUBANG. Puluhan warga Kabupaten Subang yang berasal dari berbagai kecamatan melakukan aksi protes pada Kamis, 14 November 2024, terkait penutupan pintu gerbang utama akses masuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ciereng Subang. Aksi ini menjadi bentuk kekecewaan masyarakat yang merasa dirugikan oleh kebijakan tersebut, terutama terkait masalah aksesibilitas dan tarif parkir yang dianggap terlalu mahal.

Masalah Penutupan Pintu Gerbang Utama RSUD Ciereng Subang

Aksi protes yang digelar oleh masyarakat ini dipimpin oleh Andra Wisnu Mahendra, seorang koordinator yang mewakili perwakilan dari beberapa kecamatan di Kabupaten Subang. Menurut Wisnu, penutupan pintu gerbang utama RSUD Ciereng menjadi persoalan serius bagi banyak keluarga pasien, khususnya mereka yang tidak mampu dan kesulitan dengan biaya parkir yang tinggi.

“Kami selaku masyarakat Kabupaten Subang mempertanyakan mengapa pintu gerbang utama akses masuk ke RSUD Ciereng ditutup oleh pihak rumah sakit. Padahal, gerbang tersebut sangat penting bagi keluarga pasien yang tidak mampu membayar biaya parkir,” ujar Wisnu saat ditemui di lokasi aksi, Kamis (14/11/2024).

Dugaan Terkait Praktik Pemaksaan Biaya Parkir

Wisnu mengungkapkan kecurigaannya terkait kebijakan penutupan pintu utama ini, yang menurutnya bisa jadi bertujuan untuk memaksa masyarakat, terutama keluarga pasien, untuk membayar biaya parkir yang lebih tinggi. Tarif parkir yang dianggap tidak wajar di RSUD Ciereng pun menjadi perhatian utama dalam aksi protes tersebut.

“Kami menduga penutupan gerbang utama ini bertujuan untuk memaksa masyarakat dan keluarga pasien agar membayar biaya parkir yang cukup mahal. Tarif parkir untuk kendaraan roda dua saja sudah mencapai Rp 7.000. Ini jelas memberatkan keluarga pasien yang sedang menghadapi situasi sulit,” tegas Wisnu dengan nada kesal.

Menurut Wisnu, kebijakan ini menunjukkan bahwa pihak RSUD Ciereng dan pengelola parkir pihak ketiga lebih mengutamakan keuntungan materi daripada kepedulian terhadap kebutuhan masyarakat, terutama pasien yang membutuhkan perawatan. Dia menyebut kebijakan ini sebagai bentuk pemerasan terhadap warga yang seharusnya mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih manusiawi.

Dampak Penutupan Gerbang Utama bagi Masyarakat Subang

Bagi masyarakat Subang, khususnya mereka yang memiliki keterbatasan ekonomi, akses ke rumah sakit sangat penting, terutama ketika ada anggota keluarga yang membutuhkan perawatan medis segera. Penutupan pintu gerbang utama yang sebelumnya menjadi akses utama masuk ke rumah sakit kini mempersulit mereka untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang cepat.

“Sebelum penutupan gerbang ini, keluarga pasien yang tidak memiliki kendaraan pribadi atau kesulitan biaya parkir bisa menggunakan gerbang utama untuk masuk dengan mudah. Tapi sekarang, semua harus melalui jalur yang lebih jauh dan membayar parkir yang tidak murah,” ungkap Wisnu.

Tuntutan Masyarakat Subang

Aksi ini juga membawa tuntutan yang jelas dari masyarakat Subang. Wisnu dan rekan-rekannya meminta agar pihak RSUD Ciereng segera membuka kembali pintu gerbang utama agar masyarakat bisa mengakses rumah sakit dengan lebih mudah tanpa terbebani oleh biaya parkir yang tinggi.

“Masyarakat Kabupaten Subang sudah cukup kesulitan dengan banyaknya biaya yang harus dikeluarkan, ditambah dengan kebijakan parkir yang terlalu mahal. Kami mendesak agar pihak RSUD Ciereng segera membuka kembali pintu gerbang utama dan mencabut kebijakan yang memberatkan masyarakat ini,” tambah Wisnu.

Isu Kemanusiaan dan Etika Pelayanan Kesehatan

Aksi protes ini juga mengangkat isu etika dalam pelayanan kesehatan di RSUD Ciereng. Seharusnya, rumah sakit sebagai fasilitas publik yang dikelola oleh pemerintah daerah lebih mengutamakan kepentingan masyarakat, terutama dalam hal memberikan pelayanan kesehatan yang terjangkau dan akses yang mudah bagi semua lapisan masyarakat.

Penutupan pintu gerbang utama, menurut Wisnu, adalah bentuk ketidakpedulian terhadap kondisi sosial masyarakat yang sedang membutuhkan layanan kesehatan. Selain itu, praktik tarif parkir yang mahal dianggap tidak sejalan dengan semangat pelayanan publik yang seharusnya menjadi prioritas utama rumah sakit.

Kritik terhadap Pengelola Parkir RSUD Ciereng

Tidak hanya pihak RSUD Ciereng yang menjadi sorotan, tetapi juga pengelola parkir yang bekerja sama dengan rumah sakit. Wisnu menyebut bahwa pengelola parkir pihak ketiga ini terkesan lebih mementingkan keuntungan pribadi daripada memberikan kenyamanan bagi masyarakat yang sedang dalam kondisi mendesak.

“Keputusan ini juga menunjukkan bahwa pengelola parkir RSUD Ciereng tidak peduli dengan kondisi pasien yang membutuhkan pelayanan. Mereka seolah-olah ingin meraup keuntungan sebesar-besarnya dari masyarakat yang sedang kesulitan,” ujar Wisnu.

Harapan Masyarakat terhadap Perubahan Kebijakan

Aksi protes yang dilakukan oleh puluhan warga Subang ini membawa harapan besar bagi masyarakat. Mereka menginginkan agar kebijakan yang merugikan rakyat kecil segera diubah. Terlebih lagi, rumah sakit yang seharusnya menjadi tempat pelayanan kesehatan terbaik, bukan malah menjadi tempat yang menambah beban bagi keluarga pasien yang membutuhkan perawatan.

Wisnu berharap, pihak RSUD Ciereng dan pengelola parkir bisa mendengarkan aspirasi masyarakat dan segera mengambil langkah konkret untuk membuka kembali gerbang utama serta menurunkan tarif parkir yang memberatkan.

“Kami berharap pemerintah Kabupaten Subang dan pihak RSUD Ciereng dapat segera turun tangan untuk menyelesaikan masalah ini. Jangan biarkan masyarakat merasa dirugikan dan terabaikan. Kami hanya ingin akses yang lebih mudah dan biaya yang lebih terjangkau untuk perawatan kesehatan,” tutup Wisnu.

Aksi protes yang dilakukan oleh warga Subang terkait penutupan pintu gerbang utama RSUD Ciereng dan tarif parkir yang tinggi mencerminkan adanya ketidakpuasan masyarakat terhadap kebijakan yang dianggap memberatkan. Masyarakat berharap agar pihak rumah sakit dan pengelola parkir dapat mempertimbangkan kembali kebijakan tersebut demi kemanusiaan dan akses yang lebih baik bagi semua lapisan masyarakat, khususnya pasien dan keluarga yang membutuhkan perawatan.

Semoga dengan adanya tuntutan ini, pihak berwenang bisa segera mengambil tindakan yang tepat dan membuka kembali akses yang lebih mudah serta menurunkan tarif parkir agar lebih terjangkau bagi masyarakat Subang.

Majelis Kyai Kampung Subang: Membangun Peran Santri dan Pesantren

Majelis Kyai Kampung Subang
Tim 9 MKK Segera Gelar Pertemuan, akan Susun Strategi Organisasi, serta Pilih Panglima Santri. /Literasi News

Majelis Kyai Kampung (MKK) Subang: Membangun Peran Santri dan Pesantren untuk Pemberdayaan Umat dan Pendidikan – SUARASUBANG. Di tengah dinamika kehidupan masyarakat modern, pesantren tetap menjadi pusat peradaban penting yang melahirkan pemimpin-pemimpin bangsa. Di Subang, Jawa Barat, sebuah gerakan besar tengah dibentuk oleh para tokoh agama dan alumni pesantren. Gerakan ini dikenal dengan nama Majelis Kyai Kampung (MKK), yang berfokus pada pemberdayaan santri, penguatan peran pesantren dalam masyarakat, dan perjuangan untuk nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin. Di balik pergerakan ini, terdapat Tim 9, yang beranggotakan tokoh-tokoh yang memiliki rekam jejak kuat dalam dunia keagamaan dan pengabdian sosial.

MKK bukan sekadar organisasi biasa. Tujuannya lebih besar: memperkuat solidaritas antar pesantren, menjawab tantangan keumatan, dan memperjuangkan pendidikan berbasis pesantren untuk menciptakan pemimpin masa depan yang bertanggung jawab. Dalam waktu dekat, Tim 9 MKK akan mengadakan pertemuan penting yang tidak hanya menyusun strategi perjalanan organisasi, tetapi juga memilih sosok yang akan menjadi Panglima Santri, pemimpin utama dalam gerakan ini.

Tim 9 MKK: Tokoh-Tokoh Berpengaruh dari Berbagai Latar Belakang

Tim 9 MKK terdiri dari sembilan tokoh pesantren yang memiliki pengaruh besar, tidak hanya di Subang, tetapi juga di Jawa Barat secara umum. Mereka adalah:

  1. KH Zainal Mufid – Ketua LBM PWNU Jawa Barat dan Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Anwar
  2. Gus Lutfi Al Magribi – Wakil Katib PWNU Jawa Barat dan Wakil Ketua Panglima Santri
  3. Gus Mustain Billah – Alumni Pondok Pesantren Lirboyo Kediri
  4. KH Ahmad Taufiq Akbar (Kyai Faqot) – Rois MWC NU Pamanukan dan Alumni Pondok Pesantren Cibereum Sukabumi
  5. Gus Sholahudin – Ketua MWCNU Sagalaherang dan Da’i asal Sagalaherang
  6. KH Ade Mahbub Romli – Ketua Iklab dan Pimpinan Pondok Pesantren Minhajut Thalibin
  7. Ust Ahmad Fauzi Ridwan – Aktivis muda NU Subang
  8. KH Sulaeman – Pimpinan Pondok Pesantren Al Mansuriyah Pagaden
  9. KH Wari Maulana – Alumni Pondok Pesantren Tebuireng Jombang

Kesembilan tokoh ini memiliki latar belakang keilmuan dan pengabdian yang sangat mumpuni, dengan pengalaman di dunia pesantren yang tak diragukan lagi. Bersama-sama, mereka memiliki visi yang sama: memperjuangkan pemberdayaan santri dan mengoptimalkan peran pesantren dalam pembangunan sosial dan keumatan.

Mengukuhkan Nama Organisasi dan Menyusun Strategi Perjalanan

Pertemuan pertama Tim 9 MKK diadakan pada peringatan Hari Santri, 21 Oktober 2024, yang dilanjutkan dengan kunjungan ke kyai sepuh dan alumni pesantren di Subang. Pertemuan ini menjadi momentum penting untuk mendiskusikan arah dan tujuan gerakan ini, serta memperkenalkan MKK sebagai wadah yang menghubungkan berbagai pesantren di Subang dan sekitarnya. Respon dari para kyai sepuh sangat positif, yang menandakan bahwa MKK telah diterima dengan baik oleh komunitas pesantren.

Pada pertemuan kedua, yang digelar pada 7 November 2024 di Pondok Pesantren Minhajut Thalibin, Gus Mustain dan timnya semakin memperjelas tujuan organisasi. Di sini, mereka mendiskusikan langkah-langkah strategis untuk memperluas agenda dan membentuk Tim 9 dengan tugas utama memilih Panglima Santri. Salah satu agenda utama dalam pertemuan ini adalah pembahasan pengukuhan nama organisasi yang semakin menguatkan komitmen MKK untuk menjadi garda terdepan dalam perjuangan keumatan, pendidikan pesantren, dan pemberdayaan santri.

KH Zainal Mufid, Ketua LBM PWNU Jawa Barat, menegaskan bahwa penting bagi MKK untuk memiliki nama yang kuat dan merepresentasikan visi besar organisasi ini. “Majelis Kyai Kampung harus menjadi garda terdepan dalam memperjuangkan nilai-nilai Islam rahmatan lil ‘alamin, membangun koneksi antar pesantren di Jawa Barat, serta memperkuat peran santri dalam kehidupan sosial dan politik,” ujarnya.

Pemilihan Panglima Santri: Kunci Kepemimpinan MKK

Salah satu agenda penting dalam pertemuan Tim 9 adalah pemilihan Panglima Santri. Panglima Santri bukan hanya akan menjadi pemimpin gerakan MKK, tetapi juga simbol perjuangan bagi para santri di Jawa Barat. Menurut KH Zainal Mufid, pemilihan Panglima Santri sangatlah penting karena pemimpin ini akan memegang kendali atas berbagai program dan kegiatan yang akan dijalankan oleh MKK.

“Panglima Santri akan memainkan peran utama dalam memimpin gerakan ini. Sosok yang terpilih harus memiliki latar belakang santri yang kuat, dedikasi tinggi terhadap perjuangan pesantren, dan kemampuan untuk mengorganisir serta memotivasi para santri di seluruh Jawa Barat,” tegasnya.

Sejumlah kriteria ketat akan menjadi pertimbangan dalam pemilihan Panglima Santri. Sosok yang terpilih diharapkan tidak hanya memiliki integritas tinggi, tetapi juga kemampuan untuk membawa gerakan ini ke arah yang lebih besar dan bermanfaat bagi umat, pesantren, dan bangsa Indonesia secara keseluruhan.

Tahapan Menuju Pertemuan dan Rencana Kerja MKK

Hingga saat ini, Tim 9 MKK telah melaksanakan dua pertemuan penting. Pertemuan pertama yang digelar pada peringatan Hari Santri 2024 dihadiri oleh banyak tokoh pesantren dan alumni yang memiliki visi dan misi yang sama dalam membangun pesantren dan pemberdayaan santri. Kunjungan ini juga menjadi kesempatan untuk memperkenalkan MKK kepada para kyai sepuh dan memastikan dukungan mereka terhadap gerakan ini.

Pertemuan kedua, yang digelar pada 7 November 2024 di Pondok Pesantren Minhajut Thalibin, menjadi titik awal bagi MKK untuk memperluas agenda organisasi dan mulai menyusun langkah-langkah konkret dalam mewujudkan tujuan mereka. Gus Mustain Billah, salah satu anggota Tim 9, menuturkan bahwa pertemuan ini merupakan langkah besar dalam memperkuat jaringan antar pesantren dan mempersiapkan strategi jangka panjang MKK.

“Insyaallah, pertemuan berikutnya akan digelar pada Ahad di Pondok Pesantren Nurul Anwar, Wera, Subang, pimpinan KH Zainal Mufid,” ungkap Gus Mustain. Pertemuan yang akan datang ini diharapkan dapat menjadi awal dari perjalanan panjang MKK dalam mewujudkan tujuan besar mereka.

MKK: Menjadi Wadah Perjuangan Umat dan Pendidikan Pesantren

MKK adalah wadah yang mengedepankan keberagaman dan semangat kolektif antar pesantren. Melalui organisasi ini, para kyai kampung dan santri akan bersatu untuk memperjuangkan hak-hak umat, meningkatkan kualitas pendidikan pesantren, serta menciptakan generasi santri yang siap mengisi peran strategis dalam masyarakat.

“Gerakan ini bukan hanya untuk kepentingan dunia pesantren, tetapi juga untuk bangsa ini. Santri adalah bagian dari fondasi bangsa yang harus diberdayakan,” kata KH Zainal Mufid.

Para anggota Tim 9 sepakat bahwa MKK harus menjadi kekuatan yang dapat menjawab tantangan zaman. Selain itu, melalui MKK, pesantren akan semakin diperkuat perannya dalam menyebarkan nilai-nilai Islam yang damai, berkeadilan, dan berkemajuan.

Langkah Strategis MKK untuk Masa Depan

Tim 9 Majelis Kyai Kampung sedang bekerja keras untuk mengkonsolidasikan kekuatan umat, khususnya para kyai kampung dan santri. Dengan agenda besar yang mencakup penguatan organisasi, pemilihan Panglima Santri, dan pemberdayaan pesantren, MKK memiliki potensi besar untuk menjadi garda terdepan dalam gerakan keumatan di Jawa Barat. Semoga, dengan langkah-langkah strategis yang dijalankan, MKK dapat memberikan manfaat yang besar bagi umat, pesantren, dan bangsa.

MKK, melalui pemilihan Panglima Santri yang akan segera dilakukan, akan melangkah menuju era baru di mana pesantren dan santri menjadi bagian integral dari perubahan sosial, pendidikan, dan politik Indonesia.

Recent Posts