Beranda Berita Subang Antisipasi Klaster Pendidikan PTM Terbatas Diperketat

Antisipasi Klaster Pendidikan PTM Terbatas Diperketat

3cb8003c9416c1cf8154d29fcdc85648.jpg

KBRN,Bandung: Guna mengantisipasi adanya klaster di sektor pendidikan dengan berlangsungnya Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT), Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung memperketat verifikasi dan validasi sekolah.

Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana mengatakan laporan terakhir yang diterimanya, tidak ada klaster yang terjadi pada saat PTMT berlangsung di sekolah.

“Karena memang prosesnya agar sekolah itu melaksanakan PTMT cukup ketat. Kita atur verifikasi validasi cukup banyak. Sekolah yang lolos gelombang pertama itu sekitar 300an,” ujar Yana kepada wartawan di Taman Lansia, Juma t(24/9/2021).

BACA JUGA:  Bisnis Ilegal Gas LPG Subsidi di Subang Dibongkar, Empat Pelaku Ditangkap

Pada gelombang berikutnya, Dikatakan Yana semakin banyak sekolah yang mengajukan PTMT. Saat verifikasi dan validasi, ada sekitar 1.600 yang lolos dan dapat menggelar PTMT.

“Waktu itu kita tegaskan, kalau ada satu yang melanggar SOP, protokol kesehatan, sekolah itu kita tutup lagi,” paparnya.

Oleh karena itu, Yana berharap, pengawasan bisa dilakukan bersama-sama dari tingkatan yang ada di sekolah hingga Dinas Pendidikan.

“Sekolah dan siswanya menjaga protkes. Karena rata-rata siswanya yang senang ingin sekolah. Mudah-mudahan siswanya menjaganya dengan benar. Kemudian orang tua ikut jaga juga,” paparnya.

BACA JUGA:  Penyuluh Pertanian dari Kabupaten Subang Raih Penghargaan Penyuluh Pertanian Teladan Nasional 2024 dari Kementan

Selain itu, Yana mengungkapkan, vaksinasi Covid-19 untuk para peserta didik juga menjadi salah satu faktor untuk mengantisipasi terjadinya klaster dan syarat digelarnya PTMT.

“Kemarin vaksin untuk usia 12-17 tahun kita sempat terhambat karena harus Sinovac. Alhamudlillah kita sudah dapat 600.000 dosis. Ini kita akan percepatan. Beberapa hari ini saya lihat cukup banyak yang fokus di usia 12-17 tahun. Dari sekitar 238.000an orang, baru sekitar 30-40 persen (yang sudah divaksin),” ucapnya.

BACA JUGA:  Lapas Subang ikuti Apel Pagi Bersama, ini Pesan Penting Menkumham bagi Seluruh Jajaran

Yana menambahkan, salah satu percepatannya, yakni dengan vaksinasi massal di Sekolah. Lokusnya sudah tidak melihat domisili peserta didik yang ada di sekolah tersebut.

“Kita tidak liat lagi anak ini warga Kota Bandung atau bukan, karena dia berkegiatan di sekolah itu. Vaksinnya harus di sekolah itu. Supaya herd immunity-nya satu sekolah itu,” tandasnya.