harapanrakyat.com,- Ada 5 kecamatan di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat yang sehari-harinya tidak menggunakan bahasa Sunda melainkan bahasa Jawa.
Kelima kecamatan tersebut yakni Lakbok, Purwadadi, Banjarsari, Pamarican dan Banjaranyar. Lima kecamatan tersebut memang merupakan daerah di perbatasan, namun masih termasuk Kabupaten Ciamis.
Meskipun memakai bahasa Jawa, namun masyarakat di 5 kecamatan tersebut masih memahami bahasa Sunda.
Baca Juga : Aplikasi Bahasa Sunda Terlengkap dan Praktis Belajar Bahasa Sunda
Uniknya, selain memakai bahasa Jawa, dari sisi kebudayaan dan keseniannya juga sedikit berbeda. Seperti halnya kebudayaan dan kesenian Ebeg, kuda lumping serta wayang orang.
Bahkan, masyarakatnya juga masih terbiasa menggunakan sepeda saat berpergian. Sehingga, ketika berada di 5 kecamatan tersebut suasananya terasa berbeda dari wilayah lain di Kabupaten Ciamis.
Kepala Dinas Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Disbudpora) Kabupaten Ciamis, Erwan Darmawan mengatakan, perbedaan tersebut merupakan bagian dari keragaman yang ada di Tatar Galuh Ciamis.
Baca Juga : Disbudpora Ciamis Akan Kumpulkan Tokoh Masyarakat Bahas Nama Kabupaten Galuh
“Jadi, kami dari Pemerintah Kabupaten Ciamis tidak pernah membeda-bedakan, baik bahasa Jawa maupun Sunda yang masyarakat gunakan. Pasalnya, semua warga itu sama, yakni warga Tatar Galuh Ciamis,” katanya, Senin (20/2/2023).
Asal Budaya dan Bahasa Jawa yang Ada di 5 Kecamatan di Ciamis
Menurut Erwan, Pemerintah Kabupaten Ciamis juga ikut mengembangkan kebudayaan Jawa yang berkembang di daerah tersebut, seperti halnya Ebeg, wayang orang dan kebudayaan lainnya.
“Termasuk pada festival ataupun event pada pertunjukan kesenian dengan penampilan dan bernuansa Jawa,” tuturnya.
Erwan menjelaskan, kenapa 5 kecamatan di Kabupaten Ciamis yang berada di perbatasan Jawa Tengah itu memakai bahasa Jawa, berdasarkan garis keturunan dan folklor atau cerita rakyat.
Kalau berdasarkan folklor, itu adalah pengaruh dari perkembangan Mataram yang masyarakatnya memilih untuk menetap di daerah tersebut.
“Setelah menetap di sana, warga dari Mataram tersebut juga menikah dengan masyarakat setempat. Sehingga bahasa yang dominan itu adalah bahasa Jawa,” jelasnya.
Baca Juga : Jejak Budaya Tionghoa di Indonesia, Punya Bioskop dan Klenteng Mewah
Kemudian ada juga berdasarkan garis keturunan, kemungkinan itu adalah hal yang wajar bagi yang berada di daerah perbatasan. Pasalnya, ada pertukaran budaya dan juga Bahasa di sana.
“Kalau dulu itu pengaruh dari perkembangan Mataram, kemudian perkembangan Cirebon dan juga Galuh. Jadi, untuk bahasa itu sendiri dari pengaruh pada saat penyebaran Mataram,” ucapnya.
Erwan menambahkan, dengan adanya keberagaman budaya di 5 Kecamatan di Kabupaten Ciamis ini, pihaknya sangat bersyukur karena banyaknya budaya yang ada di Kabupaten Ciamis.
“Ini membuktikan bahwa budaya di Kabupaten Ciamis itu sangatlah melimpah.” pungkasnya. (Ferry/R12/HR-Online/Editor-Rizki)