KOTASUBANG.com, Subang – Diskusi ketiga mengenai tokoh perlawanan Subang pada masa kolonial, Ba Eming, kembali di gelar, Rabu (30/3/2022) di Gedung Pusat Kebudayaan Subang. Hadir dalam diskusi tersebut komunitas Saba Budaya Subang, Komunitas Pegiat Sejarah Subang, Komunitas Menak Padjadjaran, jajaran bidang kebudayaan Disdikbud Subang, dan perwakilan Dinas Sosial Kabupaten Subang sekaligus Tim Peneliti, Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD), UPTD Museum Daerah Subang, mahasiswa dan peserta lainnya.
(Baca juga : Tak Banyak yang Tahu, Kisah Ba Eming Petani yang Melawan Kesewenangan Tuan Tanah di Subang)
Dalam kesempatan tersebut Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial Dinsos, Yeti P mengungkapkan apresiasinya atas digelarnya diskusi yang mengangkat tokoh Subang yang diusulkan menjadi pahlawan.
“Dengan adanya penemuan ini adalah tugas kami untuk mengkaji lebih dalam. Semoga Ba Eming bisa menjadi pahlawan nasional, atau minimal kita bisa perkenalkan dulu bahwa di Subang ada tokoh patriotik,” katanya.
Penata muda bidang pelestarian nilai-nilai kepahlawanan dan kejuangan Dinsos yang juga merupakan tim TP2GD, Drajat SB menambahkan adanya penemuan informasi tokoh kepahlawanan dari masyarakat ini merupakan tanggung jawab TP2GD untuk menindaklajuti informasi tersebut untuk pengusulan menjadi pahlawan nasional atau pun tokoh pahlawan Subang.
(baca juga : Ba Eming Petani yang Melawan Pemerintahan Kolonial di Subang Tahun 1913, Bisa Menjadi Pahlawan Nasional )
“Itu adalah tugas kami meneruskan pengajuan ke yang lebih tinggi. Dengan adanya info ini maka akan kita cari data-data penunjang untuk diajukan sebagai pahlawan,” katanya.
Meskipun memang katanya, banyak persyaratan yang harus dipenuhi jika mau mengajukan tokoh menjadi pahlawan nasional.
Kapala Bidang Kebudayaan Disdikbud Subang Khadar Hendarsah mengatakan berbicara Ba Eming sudah berbicara ilmiah, syarat kajian sejarah ada di dalamnya.
“Ini harus dilanjutkan ke sesi seminar. Nanti di seminar berbagai stakeholder dihadirkan. Hal ini sudah masuk dalam perjalanan sejarah kabupaten Subang,” katanya.
Senada, Kepala UPTD Museum Hendrik juga mengatakan perlu segera dilakukan seminar di mana sebelumnya harus dicari lagi data-data autentik dan akurat.
“Saya mengikuti diskusi ini dari sesi 1, saya fikir tokoh ini sekian persen sudah layak diusulkan jadi pahlawan. Saya berharap nanti akan ada space di museum khusus Ba Eming ini untuk menghidupkan semangat kepahlawanannya” ujarnya.
Anggi Agustian Junaedi penulis buku Inventarisasi Potensi Kesejarahan Lokal Subang mengungkapkan kisah heroik Ba Eming terdapat dalam dokumen resmi yang primer.
Kiprah Bah Eming dapat ditelusuri dari aktivitas surat menyurat antara Kontrolir Subang (W.E. Rappard) dengan Asisten Residen Krawang (J.C. Bedding), J.C. Bedding dengan Residen Batavia (H. Rijfsnijder), dan H. Rijfsnijder dengan Gubernur Jendral (A.W.F. Idenburg) pada bulan Juli hingga September 1913.
Kisahnya bermula ketika tuan tanah di Subang ketika itu menaikan cukai pertanian hingga 200%. Hal ini kemudian memicu kemarahan para petani di Subang ketika itu dipimpin Ba Eming.