Beranda Berita Subang Akibatkan Kematian, Dinkes Garut Waspadai DBD

Akibatkan Kematian, Dinkes Garut Waspadai DBD

6059c3d39cb2c3268cffeb64c9bb80a5.jpg

KBRN, Garut : Di tengah masih tingginya intensitas curah hujan saat ini, selain mengakibatkan bencana banjir, longsor, pergerakan tanah dan puting beliung, juga Pemkab Garut melalui Dinas Kesehatan mewaspadai potensi penyakit Demam Berdarah Dangue (DBD).

Sekertaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemkab Garut Leli Yuliani, dari awal tahun hingga saat ini sedikitnya DBD telah menelan korban jiwa sebanyak 3 orang.

“Selalin fokus menangani Covid-19, kami juga fokus penanganan terhadap kasus DBD,salah satunya sebagai bentuk antisipasi dengan melaksanakan penyuluhan terhadap warga mengenai potensi DBD, Hal itu dipandang perlu, karena tingkat paparan DBD ditahun 2022 ini cukup tinggi,” katanya, Kamis (17/3/2022).

BACA JUGA:  Pimpin Briefing Rutin, Pj. Bupati Subang Bahas Arahan Presiden RI Terpilih

Menurut Leli, hingga pertengah bulan maret 2022 ini berdasarkan laporan dari sejumlah puskesmas di Garut sudah ada sekitar 151 warga yang terpapar DBD, dan 3 orang diantaranya meninggal dunia.

“Pada awal tahun tepatnya dibulan januari sudah ada 59 kasus tanpa kematian, jumlah tang sama terjadi di bulan Febuari yatiu 59 kasua denhan satu orang meninggal, dan pada bulan maret ini ada 23 kasus dengan dua kematian,” jelasnya.

BACA JUGA:  DPRD Subang Tetapkan Program Pembentukan Perda Kabupaten Subang 2025

Leli menambahkan, daerah dengan jumlah terpaparnya kasus DBD mayoritas terjadi di wilayah perkotaan dan Garut Utara, Petugas dikatakan Leli langsung bergerak turun kelapangan untuk memberikan penyuluhan kepada masyarakat,” Kami juga melakukan penyelidikan epidemologi diwilayah yang tingkat paparan kasus DBD nya  cukup tinggi,” katanya.

Menurut Leli, dalam seminggu, petugasnya bisa sampai tiga kali melakukan fogging di wilayah berbeda. Hal itu dikarenakan permintaan warga saat muncul kasus DBD di wilayahnya. Selain fogging kami juga melakukan antisipasi dengan melakukan taburan bubuk abate dan juga menghimbau warga untuk menerapkan pola 3 M (menutulp, mengubur dan menguras).

BACA JUGA:  Kapolsek Subang Sambut Positif Kunjungan Ketua Bhayangkari Cabang

“Padahal sebetulnya fogging itu untuk membunuh nyamuk dewasa dan sebetulnya yang harus diwaspadai itu adalah jentiknya dengan menggunakan bubuk abate atau 3M tadi. Tapi masyarakat itu tetap kalau belum defogging kuran puas dan yakin, jadi dilakukan fogging,” pungkas Leli.