Subang – Aroma sate yang menggoda, gulai yang harum, dan rendang yang menggugah selera seolah menjadi simbol kelezatan Idul Adha. Namun di balik nikmatnya hidangan daging kurban, terselip peringatan penting dari Dinas Kesehatan Kabupaten Subang.
Menurut Kepala Puskesmas Batangsari, Supriatna, konsumsi daging secara berlebihan bisa membuka pintu bagi berbagai penyakit. Hipertensi, kolesterol tinggi, hingga gangguan pencernaan bisa menghampiri, terutama bagi mereka yang sudah memiliki riwayat penyakit tertentu.
“Apapun yang berlebihan itu tidak baik,†ujar Supriatna. Ia menekankan pentingnya kewaspadaan, khususnya bagi penderita hipertensi, stroke, gangguan lambung, hingga mereka yang sudah berusia lanjut.
Tak hanya daging kambing yang jadi sorotan, bagian-bagian berlemak dari daging sapi pun tak luput dari daftar waspada. Lemak hewani dan jeroan dikenal sebagai pemicu utama kolesterol tinggi dan sebaiknya dihindari, terutama oleh penderita penyakit kronis.
Supriatna menyarankan agar lemak dan jeroan dipisahkan dari daging sebelum dimasak. Selain itu, penting juga untuk memastikan daging dimasak hingga benar-benar empuk agar mudah dicerna tubuh, terutama bagi yang memiliki masalah pencernaan.
Agar tubuh tetap bugar di tengah pesta daging kurban, imbangi konsumsi daging dengan sayur dan buah segar. Kombinasi ini bukan hanya menambah warna di meja makan, tapi juga menjaga keseimbangan gizi yang sangat dibutuhkan tubuh.
“Setelah Idul Adha, kami sering menerima pasien dengan keluhan tekanan darah tinggi,†kata Supriatna. Fakta ini menunjukkan bahwa pola makan sehat saat perayaan masih belum menjadi perhatian utama masyarakat.
Oleh karena itu, penting untuk lebih bijak dalam menikmati daging kurban. Bukan berarti tidak boleh makan daging, tapi bijaklah dalam porsi dan cara pengolahannya. Idul Adha bukan hanya tentang perayaan, tapi juga tentang menjaga nikmat yang lebih besar: kesehatan.