harapanrakyat.com,- Wayang Geugeus Pulomajeti karya warga Kampung Siluman, Kelurahan/Kecamatan Purwaharja, Kota Banjar, Jawa Barat, resmi menjadi milik masyarakat khususnya Lingkungan Pulomajeti.
Wayang yang terbuat dari komponen jerami tersebut resmi menjadi milik masyarakat. Dan dicatat oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Banjar, sebagai karya milik warga Pulomajeti.
Pencetus wayang geugeus, Aan Andriana, mengatakan, awal membuat wayang dengan komponen jerami ini pada bulan Juni lalu. Ia terinspirasi dari sosok Nyi Pohaci atau Dewi Sri.
Selama ini sosok Nyi Pohaci dipercaya oleh masyarakat menjadi pamomong warga di Pulomajeti. Kemudian, dari inspirasi tersebut diwujudkan dalam bentuk karya seni.
“Hari ini Wayang Geugeus Pulomajeti kita launching dan saya serahkan kepada masyarakat Pulomajeti.Sserta masyarakat Kota Banjar,” Aan kepada wartawan, Jumat (22/12/2023).
Lanjutnya menyebutkan, launching wayang geugeus tersebut agar masyarakat bisa lebih mengenal berbagai budaya dan karya seni yang selama ini sudah ada di Pulo Majeti.
Baca Juga: Situs Sumur Dalapan di Kota Banjar Kerap Dikunjungi Buat Ritual
Wayang Geugeus Pulomajeti Kota Banjar, Ekspresi Kreativitas Seniman
Aan berharap kemunculan Wayang Geugeus Pulomajeti ini bisa menjadi khazanah budaya sebagai ekspresi kreativitas dari para seniman yang ada di Pulomajeti.
“Saya harap nantinya banyak event di Kota Banjar. Tujuannya supaya banyak kesempatan bagi para seniman dan budayawan untuk mengeksplor kreativitas mereka,” ucap Aan.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Banjar, Kaswad, mengatakan, pihaknya mengapresiasi karya seni dari masyarakat Pulo Majeti.
Ia menyebutkan, saat ini Kota Banjar sudah memiliki karya seni dan budaya yang cukup dikenal, karena sudah berprestasi. Baik di tingkat regional maupun nasional. Seperti Manuk Janur, Jurig Sarengseng, dan Reog Dongkol.
Pihaknya pun berharap nantinya Wayang Geugeus Pulomajeti bisa menjadi ikon baru untuk Kota Banjar. Serta dapat melestarikan dan merawat nilai-nilai budaya yang ada di masyarakat.
“Sekarang sudah tercatat di Dinas Kebudayaannya. Kedepannya bisa menjadi ikon baru Kota Banjar. Tinggal merawat dan melestarikan, bisa pentas di tingkat regional maupun nasional,” pungkas Kaswad. (Muhlisin/R3/HR-Online/Editor: Eva)