harapanrakyat.com,- Masalah gangguan kesehatan mental masyarakat perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah. Terlebih kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Indonesia meningkat setiap tahunnya.
Masalah tersebut menjadi salah satu penyebab munculnya gangguan mental yang dialami korban kekerasan, tak terkecuali anak-anak.
Selain itu, terganggunya mental seseorang juga bisa terjadi akibat merasa jenuh dengan rutinitas pekerjaannya.
Seperti yang terjadi baru-baru ini, banyak PNS (Pegawai Negeri Sipil) yang mentalnya terganggu karena jenuh oleh beban pekerjaannya.
Masalah kesehatan mental di Indonesia pun menjadi sorotan Nurhayati Effendi, anggota Komisi IX DPR RI.
Atasi Masalah Gangguan Kesehatan Mental
Baca Juga: Anggota DPR RI Ini Serap Aspirasi Warga Sambil Camping di Cigugur Pangandaran
Menurutnya, untuk menangani hal tersebut, pemerintah bisa memulainya dengan memperbanyak aksesibilitas layanan pengobatan dan menyiapkan psikolog di Puskesmas. Terutama Puskesmas yang ada di kota-kota besar.
“Kalau memang pemerintah serius memperhatikan masalah gangguan kesehatan mental, tentunya harus memperbanyak aksesibilitas untuk pengobatannya. Seperti menyiapkan psikolog di semua Puskesmas. Terutama di wilayah perkotaan yang mana tingkat stresnya tinggi,” kata Nurhayati, Rabu (8/11/2023).
Pihaknya juga berharap pemerintah membuka atau menyediakan layanan hotline bagi masyarakat yang kesehatan mentalnya terganggu.
“Dengan tersedianya layanan hotline, masyarakat bisa konsultasi melalui telepon atau pesan live chat. Layanan tersebut sebelumnya harus disosialisasikan pemerintah secara masif supaya efektif berkolaborasi mulai dari tingkat pusat hingga desa,” jelasnya.
Korban Kekerasan Meningkat
Baca Juga: Anggota DPRD Minta Pemkab Ciamis Dukung Keberadaan KPAD
Nurhayati menyebut, masalah gangguan kesehatan mental adalah isu yang tidak banyak dibahas oleh pemerintah dibandingkan isu yang lain. Padahal, masalah tersebut butuh perhatian besar.
“Berdasarkan catatan Kementerian PPPA, sepanjang tahun 2022 saja ada sebanyak 25.050 perempuan di Indonesia yang jadi korban kekerasan. Jumlah itu meningkat setiap tahunnya,” ungkapnya.
Lanjutnya mengatakan, masalah kesehatan mental pun banyak terjadi di kalangan anak-anak. Hal ini tentunya bisa berdampak serius bagi anak akibat mengalami trauma.
“Dampak serius akibat gangguan kesehatan mental yang mereka alami seperti stress pasca trauma, kecemasan, depresi, anorexia dan bulimia. Kemudian isolasi sosial dan gangguan lainnya. Sehingga kasus penganiayaan hingga bunuh diri di Indonesia semakin tinggi tiap tahunnya,” pungkas Nurhayati. (Apip/R3/HR-Online/Editor: Eva)