harapanrakyat.com,- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut, Jawa Barat, menetapkan masa tanggap bencana kekeringan dalam 2 pekan kedepan. Pemkab Garut melakukan masa tanggap itu, setelah terdapat 10 kecamatan dari 42 kecamatan, yang mengalami krisis air bersih.
Hal tersebut karena musim kemarau yang melanda wilayah Garut, yang berdampak pada ketersediaan air bersih.
Banyak masyarakat sudah sejak 3 bulan terakhir mengeluh kesulitan mendapat air bersih. Pasalnya, sumber air sumur sudah mengering bahkan dangkal.
Baca Juga: Musim Kemarau Melanda, Warga Satu RT di Batulawang Kota Banjar Kesulitan Air Bersih
Kepala Pelaksana BPBD Garut, Aah Anwar Saepul mengatakan, tanggap bencana kekeringan tersebut, agar masif melakukan pelayanan kepada masyarakat yang terkena dampak krisis air bersih.
Sementara untuk mengantisipasi bencana kekeringan khususnya kebutuhan air bersih, Pemkab Garut sudah mempersiapkan 2 kegiatan.
“Yaitu suplai air bersih, dan akan membangun pipanisasi untuk penyaluran ke sambungan rumah. Selain itu juga dan bekerja sama dengan pihak Kodim dan Polres,” katanya, Selasa (29/8/2023).
Baca Juga: Efek Kemarau Panjang, Krisis Air Bersih Mulai Melanda Garu
Menurutnya, dari 42 kecamatan yang tersebar di Garut, terdapat 10 kecamatan yang terdampak serius mengalami krisis air bersih.
“Kita akan fokus mengatasi ketersediaan air bersih, agar persoalan tersebut bisa teratas,” ujarnya.
Sementara itu, upaya bantuan distribusi air bersih di Garut, tidak hanya mengandalkan pemerintah maupun PDAM saja. Melainkan, komunitas non pemerintah pun mulai turun tangan. Seperti komunitas tukang cukur Asgar, hingga komunitas lain yang terus menyuplai air bersih ke wilayah terdampak atau mengalami kekeringan. (Pikpik/R5/HR-Online/Editor: Adi Karyanto)