Beranda Berita Nasional Kampung Bendera di Ciamis, Omsetnya Merosot dari Miliaran Jadi Puluhan Juta Rupiah

Kampung Bendera di Ciamis, Omsetnya Merosot dari Miliaran Jadi Puluhan Juta Rupiah

Kampung-Bendera-Ciamis.jpg

harapanrakyat.com – Dusun Ranjirata, Desa Cimari, Kecamatan Cikoneng, Kabupaten Ciamis ternyata memiliki julukan Kampung Bendera Ciamis. Hal tersebut karena, warga di kampung tersebut dari dulu sudah memproduksi bendera dan umbul-umbul untuk memeriahkan bulan HUT RI.

Biasanya, setiap dua bulan menjelang Agustus, sejumlah warga di kampung tersebut sibuk memproduksi bahan-bahan untuk kebutuhan bendera dan juga umbul-umbul.

Baca juga: Terowongan Air Mak Rodiah di Ciamis Jadi Sarang Kelelawar

Para perajin sendiri sebelumnya telah belanja bahan bakudi wilayah Tasikmalaya.

Nantinya, pada bulan Juli biasanya sejumlah warga di Kampung Bendera berangkat merantau ke luar daerah seperti Semarang, Solo dan daerah di Jawa Tengah lainnya untuk menjajakkan bendera dan umbul-umbul.

Mengenal Kampung Bendera Ciamis

Salah satu perajin bendera, Suryaman mengatakan, warga yang memproduksi bendera maupun umbul-umbul ini sudah ada sejak tahun 1990. 

BACA JUGA:  Kronologis Lengkap Kecelakaan Truk Maut di Subang: Dua Tewas, Delapan Luka-luka

Dulu, kata Suryaman, yang mengisi bisnis bendera itu awalnya itu adalah dari Bandung, lalu Cimari Ciamis dan kemudian Garut.

Menurutnya, puncak kejayaan bisnis bendera itu dulu dari tahun 1990 sampai tahun 2010. Sementara itu, untuk saat ini omsetnya menurun drastis, tidak seperti kaya dulu lagi. 

Bahkan, omset bisnis bendera tersebut bisa mencapai ratusan juta rupiah hingga miliaran. Namun, saat ini sudah turun drastis. 

“Awalnya saya juga ikut jualan sama teman di daerah Semarang. Namun ke sini-sini saya mulai bikin bendera belajar secara otodidak. Karena semuanya juga otodidak, tidak ada gurunya,” katanya, Kamis (8/6/2023).

Saat ini, lanjutnya, di kampungnya saat ini hanya ada 4 perajin. Berbeda saat jaya, banyak warga yang ikut membantu ketika sedang produksi. Namun saat ini sudah berkurang. 

BACA JUGA:  Mungkinkah Indonesia Menjadi Kejutan di Kualifikasi Piala Dunia FIFA 2026?

Lantaran bisnis bendera itu musiman, sehingga ia pun memanfaatkan waktu kosong untuk membantu pengusaha UMKM, seperti keripik dan makanan ringan lainnya.

“Kalau dulu itu hampir setiap rumah ikut bantu menjahit. Tapi kalau sekarang mah sudah mulai berkurang. Karena banyak warga yang ikut bantu-bantu di makanan ringan dan lainnya,” tuturnya.

Suryaman mengungkapkan untuk omset bisnis bendera itu tergantung modal. Sementara saat ini sekitar Rp 50 jutaan. 

“Kalau dulu itu modal saja bisa sampai ratusan juta, karena dulu itu ada kerjasama dengan toko kain. Kalau sekarang toko kainnya sudah tidak mau dengan alasan terlalu lama bergulir uangnya, jadi hanya sekitar Rp 50 juta saja untuk modalnya,” ucapnya.

BACA JUGA:  Kementerian Komunikasi Blokir Lebih dari 277.000 Konten Judi Online dalam Tiga Minggu

Suryaman menjelaskan, untuk barang yang produksi itu hanya jenis bendera dan umbul-umbul saja.

Adapun harganya bervariasi, mulai dari Rp 30 ribu untuk bendera ukuran kecil. Sedangkan umbul-umbul dari mulai Rp 50 ribu.

“Sekarang produksi itu dari mulai bulan Mei. Tapi kalau dulu itu kita mulai produksi dari bulan Februari karena kebutuhannya banyak,,” jelasnya.

Adapun bendera yang ia produksi biasa ia jual ke wilayah Solo pada pertengahan Juli mendatang.

“Nanti pertengahan bulan Juli kita pergi jualan, naik kendaraan umum saja. Kalau dulu barangnya banyak jadi suka bawa mobil, tapi kalau sekarang sedikit,” ucapnya. (Feri/R6/HR-Online/Editor: Muhafid)