harapanrakyat.com,- Jaringan Gusdurian Kota Banjar, Jawa Barat, menilai spirit ajaran Gus Dur tentang kemanusiaan dan kebangsaan masih terus bergema meski sosok yang dianggap pejuang kemanusiaan tersebut telah tiada.
Spirit ajaran Gus Dur tersebut diungkapkan sejumlah budayawan dan komunitas Gusdurian saat haul ke-13 Gusdur di Aula Pendopo Kecamatan Langensari, Kota Banjar, Jumat (30/12/2022) malam.
“Gus Dur adalah seorang tokoh yang tak pernah selesai. Meski jasadnya telah
wafat pada 30 Desember 2009 silam,” kata Budayawan Kota Banjar Abah Ali saat mengenang sosok Gus Dur.
Abah Ali menilai meski jasadnya telah tiada namun pemikiran dan ajaran Gus Dur masih hidup sampai sekarang ini. Bahkan, banyak orang, baik Muslim maupun non Muslim yang mengkaji dan mengamati pemikirannya.
Baca Juga: Ketupat Natal Wujud Toleransi Beragama Komunitas Gusdurian di Banjar
Menurutnya, keselarasan nilai-nilai agama dan kemanusiaan sebagai warisan dari pemikiran Gus Dur tidak hanya dapat memperkuat kesadaran sebagai masyarakat multikultural.
Tetapi juga mampu mendorong pemberdayaan pada kelompok-kelompok minoritas. Haul Gus Dur sendiri bisa menjadi spirit bagi orang- orang yang tercerahkan oleh pemikirannya.
“Setiap tahun para pengagumnya yang tergabung dalam Jaringan Komunitas
Gusdurian selalu mengadakan haul Gus Dur untuk mendoakan dan mengenang
jasa-jasa beliau kepada bangsa Indonesia,” ujarnya.
“Haul Gus Dur menjadi spirit bagi orang-orang yang tercerahkan oleh pemikiran beliau,” imbuh Budayawan yang mengaku bagian dari saksi sejarah masa Kepemimpinan Gus Dur kala itu.
Gusdurian Kota Banjar: Gus Dur Manusia Komplit
Sementara itu, Asep Mulyana alias Bah Asmul menilai sosok Gus Dur sebagai manusia komplit. Pemikirannya itu merupakan benteng dan jangkar bangsa.
“Di mata saya, Gus Dur itu paket komplit. Ia agamawan, juga negarawan, pun politisi yang lihai dan lincah,” ujar Bah Asmul, panggilan akrab Asep Mulyana, kandidat doktor Ilmu Politik UGM yang hadir dalam acara tersebut.
ASN Kemenag Kota Banjar yang memperoleh PhD Scholarship dari KU Leuven, Belgia tersebut juga menyatakan kekagumannya pada cara Gus Dur dalam berpolitik.
“Gus Dur bisa ngigeulan Pak Harto. Relasi keduanya unik. Dianggap berseteru tapi tak bermusuhan. Gus Dur itu tak dekat, tapi pun tak jauh dari Pak Harto,” ucap Bah Asmul.
Menurutnya, setelah Pak Harto Jatuh, Gus Dur ibarat jangkar bagi Bangsa Indonesia yang menghadapi tahun-tahun vivere pericoloso. Tahun-tahun yang berbahaya setelah reformasi.
Gus Dur adalah benteng tangguh yang melindungi kebebasan berpikir dan berekspresi para pemikir muda NU di tengah resistensi para kyai tradisional di daerah. Ia dicintai kaum muda NU sekaligus juga dihormati para kyai sepuh tradisional NU di daerah.
“Gus Dur melempangkan jalan bagi perkembangan penyegaran pemikiran Islam, sosial, dan Keindonesiaan yang dipelopori kaum muda NU,” pungkasnya.
Sementara itu, acara haul ke-13 Gus Dur yang berlangsung di Aula Pendopo Kecamatan Langensari, Jumat (30/12/2022) malam, selain diisi acara diskusi, juga diisi dengan pentas seni dan budaya oleh masyarakat. (Muhlisin/R7/HR-Online/Editor-Ndu)