harapanrakyat.com,- Kawasan wisata kuliner pagi GBP (Gelora Banjar Patroman) di Kecamatan Langensari, Kota Banjar, Jawa Barat, kembali bergeliat pasca libur Lebaran Idul Fitri lalu.
Perputaran uang di tempat kuliner pagi yang buka setiap libur akhir pekan itu diklaim mencapai puluhan juta per bulan.
Ketua PKL GBP Langensari Suharyono mengatakan, pasca libur Lebaran Idul Fitri lalu, gelaran wisata kuliner pagi mulai bergeliat kembali. Pekan ini merupakan yang ke empat setelah libur Idul Fitri.
Menurutnya, meski sudah kembali berjalan, namun hingga pekan ke empat ini gebyarnya masih belum begitu terlihat. Karena sejumlah pedagang banyak yang belum berjualan.
Berbagai kegiatan penunjang yang biasanya mampu menarik para pengunjung, sekarang ini juga baru bisa dilaksanakan lagi.
“Minggu ini memasuki pekan ke empat setelah libur Lebaran. Sudah mulai kembali bergeliat. Cuma pedagangnya agak berkurang,” kata Suharyono kepada harapanrakyat.com, Minggu (28/05/2023).
Lanjutnya menyebutkan, sejak pembukaan hingga berjalan aktif selama 6 bulan lebih, omzet dan perputaran uang di kawasan wisata kuliner pagi GBP Langensari ini cukup signifikan. Sehingga sangat membantu mendongkrak ekonomi masyarakat.
Baca Juga: Pemkot Bandung Segera Menata PKL Tegalega
Dalam sekali gelaran akhir pekan, kata Suharyono, ketika banyak kegiatan dan banyak pengunjung, perputaran uangnya bisa mencapai Rp 9-12 juta per pekan. Atau sekitar Rp 40 juta dalam satu bulan.
“Kalau lagi ramai pengunjung satu pekan bisa sampai 9 jutaan lebih. Rata-rata pengunjung mencapai 600 orang ketika ada event kegiatan,” terangnya.
Penataan Parkir di Kawasan Wisata Kuliner Pagi GBP Kota Banjar
Kemudian, untuk mendukung keramaian wisata kuliner akhir pekan tersebut, pihak paguyuban pedagang meminta agar pemerintah membuat fasilitas seperti gazebo dan wahana selfie.
Selain itu, pihaknya juga meminta pemerintah melakukan penataan pengelolaan parkir pengunjung. Misalnya, penarikan retribusi parkir dilakukan saat pengunjung akan keluar.
Jadi jangan menarik retribusinya saat masuk ke kawasan wisata kuliner, karena itu sangat berdampak pada pengunjung dan juga berimbas pada omset jualan pedagang.
“Dua itu saja yang ingin kami sampaikan. Keluhan itu kami terima dari teman-teman pedagang di kawasan wisata kuliner pagi GBP. Karena berdampak pada pengunjung dan penjualan,” pungkas Suharyono. (Muhlisin/R3/HR-Online/Editor: Eva)