
Wayang Kulit Semarakkan Upacara Ruwat Bumi di Desa Manyingsal Subang: Tradisi Penuh Makna – SUARASUBANG. Di sebuah sudut Kabupaten Subang, tepatnya di Desa Manyingsal, Kecamatan Cipunagara, suasana begitu meriah. Warga desa berkumpul untuk menggelar upacara Ruwat Bumi, sebuah tradisi sakral yang diwariskan dari generasi ke generasi. Namun, kali ini, acara menjadi semakin istimewa karena diramaikan dengan pagelaran wayang kulit yang memukau para penonton.
Tradisi Sebagai Wujud Syukur
Ruwat Bumi adalah tradisi penting bagi masyarakat Desa Manyingsal. Dalam sambutannya, Kepala Desa Manyingsal, Cepi Sahroni, menjelaskan bahwa acara ini bukan sekadar ritual, tetapi juga sarana untuk mempererat kebersamaan antarwarga.
“Acara ini menjadi wujud rasa syukur atas berkah yang telah diberikan Tuhan, sekaligus doa agar desa kami dijauhkan dari segala marabahaya,” ujar Cepi.
Pagelaran wayang kulit menjadi sorotan utama dalam upacara ini. Dipimpin oleh Ki Datim, seorang dalang ternama, cerita pewayangan yang dibawakannya sarat dengan nilai-nilai luhur dan pesan moral.
Wayang Kulit yang Memukau Hati
Di bawah langit malam yang cerah, ratusan warga dan tamu undangan dari desa tetangga tampak terpukau oleh aksi Ki Datim. Dengan suara yang lantang, gerakan wayang yang lincah, dan alur cerita yang menarik, ia sukses menghidupkan suasana.
“Ki Datim berhasil menyampaikan pesan moral dengan cara yang menghibur sekaligus mendidik,” puji Cepi Sahroni.
Cerita-cerita pewayangan yang dibawakan, seperti kisah kepahlawanan dan kebijaksanaan, memberikan pelajaran berharga kepada semua yang hadir. Salah satu warga, Mang Ulu, mengungkapkan rasa antusiasnya.
“Saya sangat terhibur. Selain menyenangkan, cerita-ceritanya mengajarkan kami tentang pentingnya hidup dengan nilai-nilai kebaikan,” katanya.
Harapan Melalui Tradisi Ruwat Bumi
Selain menjadi ajang hiburan, upacara Ruwat Bumi ini juga sarat makna. Warga Desa Manyingsal menjadikannya sebagai doa bersama untuk keberkahan dan perlindungan bagi desa mereka.
Acara seperti ini tidak hanya memperkuat rasa kebersamaan, tetapi juga menjaga tradisi agar tidak hilang ditelan zaman. Dengan adanya wayang kulit, generasi muda pun diajak untuk lebih mengenal seni budaya yang sarat makna.
Ruwat Bumi: Lebih dari Sekadar Ritual
Bagi Desa Manyingsal, upacara Ruwat Bumi bukan hanya tradisi, melainkan warisan budaya yang harus dilestarikan. Kehadiran wayang kulit memberikan warna baru sekaligus mengingatkan semua orang tentang pentingnya menjaga nilai-nilai luhur.
Jika Anda mencari pengalaman budaya yang autentik, Desa Manyingsal adalah tempat yang tepat untuk merasakan kehangatan tradisi dan kekayaan seni.
Sumber : Pikiran Rakyat