harapanrakyat.com,- Warga terdampak pembangunan Jembatan Parungsari di Kota Banjar, Jawa Barat, bakal mendapatkan santunan atas dampak penutupan jalan karena adanya pembangunan jembatan tersebut.
Informasi soal adanya kompensasi tersebut disampaikan Shelsa Giantari Artoyo, Lurah Karangpanimbal, Kecamatan Purwaharja, Kota Banjar, saat dikonfirmasi perihal progres dampak penutupan jalan akibat pembangunan jembatan Citanduy tersebut.
Shelsa Giantari Artoyo mengatakan, dari informasi yang ia terima, nantinya akan ada santunan dari pihak perusahan bagi warga terdampak pembangunan Jembatan Parungsari.
Namun, ia mengaku belum mengetahui lebih detail mengenai hal itu, apakah untuk para pedagang saja atau seperti apa. Termasuk kapan pelaksanaan realisasinya.
“Informasi sementara akan ada santunan untuk masyarakat terdampak. Insya Allah dari perusahan,” kata Shelsa kepada harapanrakyat.com, Selasa (13/06/2023).
Penantian Warga Terdampak Pembangunan Jembatan Parungsari Kota Banjar
Baca Juga: Emak-Emak Parungsari Kota Banjar Datangi Pembangunan Jembatan Citanduy, Ada Apa?
Sementara itu mewakili warga terdampak, Asep Halim mengatakan, warga terdampak pembangunan jembatan masih menantikan adanya santunan. Baik dari Pemkot Banjar maupun pihak PT. Bukaka.
Hal itu karena dampak dari pembangunan tersebut sangat terasa, terutama oleh para pedagang yang lokasinya berada pada akses jalan utama jembatan.
Menurutnya, ketika nanti ada uang kompensasi meskipun tidak bisa menggantikan nominal kerugian omset penjualan yang menurun, tetapi setidaknya dapat meringankan beban material dan psikis para pedagang.
“Tentunya masyarakat yang terdampak langsung oleh pembangunan proyek Jembatan Parungsari akan sangat senang apabila ada bantuan atau santunan. Baik dari pihak PT. Bukaka maupun dari Pemkot Banjar,” kata Asep Halim.
“Apalagi para pedagang yang usahanya itu istilahnya “koreh koreh cok” untuk makan sehari-hari,” ujarnya menambahkan.
Mulai Berjualan Lagi
Lanjut Asep Halim, meski belum ada perkembangan lagi terkait pemberian santunan itu, namun para pedagang sekarang ini sudah ada yang mulai kembali berjualan. Karena mereka bingung tidak ada pilihan lagi.
“Bingung mau pindah kemana juga belum tentu jualannya ramai. Jadi sekarang sudah mulai jualan. Pedagang bajigur juga sudah kembali buka,” katanya.
Sebelumnya, sejumlah emak-emak kalangan pedagang mendatangi lokasi pembangunan Jembatan Parungsari pada Rabu 7 Juni lalu. Mereka menuntut adanya biaya kompensasi karena omset penjualannya menurun drastis. (Muhlisin/R3/HR-Online/Editor: Eva)