suarasubang.com – Warga Cibogo Kolot Kecamatan Cibogo Subang Gelar Hajat Babarit. Pada Kamis (2/1/2025), suasana Kampung Cibogo Kolot, RW 06, Desa Cibogo, Kecamatan Cibogo, Kabupaten Subang, terasa berbeda. Warga setempat menggelar ritual Hajat Babarit atau dikenal juga dengan Hajat Wawar, sebuah tradisi yang rutin dilakukan menjelang musim tanam padi. Ritual ini menjadi wujud syukur dan harapan masyarakat akan keberkahan yang melimpah.
Hajat Babarit bukan sekadar seremonial, melainkan cerminan harmoni antara manusia, alam, dan Sang Pencipta. Dalam prosesi ini, tokoh adat Kampung Cibogo Kolot, H. Euncing Tarsim, menekankan pentingnya tradisi tersebut.
“Ritual Hajat Babarit ini merupakan ungkapan rasa syukur kita kepada Allah SWT atas nikmat iman dan Islam yang telah diberikan. Selain itu, doa bersama ini juga bertujuan untuk menjaga keberkahan Kampung Cibogo,” ujar H. Euncing
Hajat Babarit: Tradisi yang Sarat Makna
Hajat Babarit dilakukan sekali dalam setahun, bertepatan dengan persiapan musim tanam padi. Kegiatan ini menjadi ajang refleksi bagi masyarakat sekaligus upaya menjaga keberlanjutan adat istiadat lokal.
Menurut H. Euncing, ritual ini juga menjadi momentum untuk “mager kampung,” atau membersihkan serta melindungi lingkungan kampung melalui doa bersama. “Kami berharap tradisi ini terus dilestarikan, bukan hanya oleh generasi saat ini, tetapi juga oleh anak cucu kita kelak,” tambahnya.
Dukungan Penuh dari Warga dan Tokoh Masyarakat
Ketua RW 06, Edeng Taryadi, menyampaikan apresiasinya kepada seluruh warga yang turut andil dalam menyukseskan acara Hajat Babarit. Baginya, partisipasi aktif masyarakat adalah kunci keberhasilan pelestarian tradisi ini.
“Kegiatan Hajat Babarit ini sudah menjadi rutinitas tahunan menjelang musim tanam padi. Saya berterima kasih kepada warga yang antusias mengikuti acara ini. Semoga tradisi ini bisa terus berlangsung sebagai identitas budaya kita,” tutur Edeng.
Ia juga berharap, melalui doa bersama yang dilakukan, seluruh warga Kampung Cibogo Kolot mendapatkan keberkahan dari Allah SWT. Tradisi ini, menurut Edeng, bukan hanya tentang menjalankan adat, tetapi juga memperkuat nilai-nilai kebersamaan dalam masyarakat.
Menjaga Warisan Budaya untuk Masa Depan
Pelaksanaan Hajat Babarit menjadi simbol keberlanjutan tradisi lokal yang kaya akan makna. Dengan melibatkan tokoh adat, pemuka masyarakat, dan seluruh warga, tradisi ini tidak hanya sekadar dilestarikan tetapi juga diwariskan kepada generasi muda.
“Saya berharap anak cucu kita kelak dapat mengenal dan menjaga adat budaya ini. Hajat Babarit adalah warisan leluhur yang harus kita pertahankan,” tegas Edeng.
Hajat Babarit di Kampung Cibogo Kolot adalah contoh nyata bagaimana tradisi lokal tetap relevan di tengah modernisasi. Dengan semangat kebersamaan, warga Desa Cibogo membuktikan bahwa adat istiadat bisa menjadi fondasi kuat dalam menjaga jati diri suatu komunitas.
Mari terus lestarikan tradisi kita, karena di sanalah terukir cerita dan nilai kehidupan yang tak ternilai harganya. Kalau bukan kita yang menjaga, siapa lagi?