Beranda Berita Nasional Warga Banjar Sukses Budi Daya Ikan Nila Bioflok Jumbo, Omzet Capai Puluhan...

Warga Banjar Sukses Budi Daya Ikan Nila Bioflok Jumbo, Omzet Capai Puluhan Juta

IMG_20230121_210358_28iyqhDW4v_dSLjuIqv6X.jpeg

harapanrakyat.com,- Kisah inspiratif datang dari seorang warga lingkungan Randegan, Desa Raharja, Kota Banjar, Jawa Barat, Hendy Ruhaedy (39) yang sukses budi daya ikan nila dengan sistem bioflok jumbo.

Ukuran bioflok yang digunakan berukuran 6 meter sampai 15 meter. Hendy mampu menghasilkan omzet hingga puluhan juta rupiah setiap bulannya dari hasil budi daya tersebut.

Hendy mulai menekuni budi daya ikan nila menggunakan sistem bioflok sejak 2017 lalu. Namun baru sekarang ini menggunakan bioflok berukuran jumbo. Budi daya ikan nila yang Hendy kembangkan berjumlah sekitar 29 unit yang terbagi di dua titik lokasi.

BACA JUGA:  Indonesia Tantang Bahrain di Laga Penentu Kualifikasi Piala Dunia 2026

“Semuanya ada 29 bioflok. Untuk yang ukuran jumbo itu ada 8 unit,” kata Hendy kepada harapanrakyat.com, Sabtu (21/1/2023).

Budi daya yang Hendy lakukan mulai dari pembibitan hingga pembesaran atau konsumsi. Adapun ikan nila yang ia budi daya, jenis sultana, nirwana dan kekar. Tiga jenis ikan nila tersebut menurutnya merupakan jenis yang paling banyak dikembangkan. Pertumbuhannya lebih cepat besar dan juga lebih tahan dari serangan penyakit.

Baca Juga: Warga Banjar Bisa Hasilkan Cuan dari Budi Daya Madu Trigona

“Saya nggak cuma buat konsumsi atau pembesaran saja tapi juga untuk pembibitan juga ada. Dan saya pilih tiga jenis ikan nila ini karena lebih cepat besar dan lebih tahan dari serangan penyakit sehingga bisa meminimalisir resiko kerugian,” katanya.

BACA JUGA:  XL Axiata Berhasil Raih Penghargaan Tertinggi di Stellar Workplace Award 2024

Budi Daya Ikan Nila Bioflok Jumbo Hasilkan 3 Ton Ikan

Satu bioflok berukuran jumbo mampu menampung sekitar 15 ribu ekor bibit ikan nila dengan ukuran sebesar dua jari tangan. Dari satu bioflok tersebut, Hendy mampu menghasilkan 2,5-3 ton saat panen. Adapun jarak antara masa pembesaran dengan masa panen yaitu 2-3 bulan.

“Masa panen dari proses pembesaran itu 2-3 bulan. Kebetulan sudah simultan setiap bulan sekitar 2,5-3 ton per bulan,” kata Hendy yang juga guru Olahraga SDN 2 Mekarharja.

BACA JUGA:  PNS vs ASN Ternyata Beda, Jangan Keliru Ya!

Selama ini hasil panen ikan nila milik Hendy untuk memenuhi kebutuhan ikan di Pasar Banjar. Sedangkan untuk bibit ikan, Hendy biasa menjualnya kepada sesama petani ikan. Harga jual ikan nila yaitu berkisar antara Rp 25 ribu sampai Rp 26 ribu per kilogram.

Meski begitu, Hendy mengaku dalam budi daya ikan nila dengan sistem bioflok ini juga tak lepas dari mengalami kendala. Salah satunya harga pakan ikan yang cukup mahal dan memangkas biaya produksi.

“Saya masih ada kendala terutama untuk pakan,” katanya. (Muhlisin/R9/HR-Online/Editor-Dadang)