Subang – Suasana halaman Mapolres Subang Kamis pagi (17/6/2025) tampak berbeda. Bukan apel biasa, bukan pula latihan baris-berbaris, tapi barisan senjata api yang jadi objek pemeriksaan langsung oleh Wakapolres Subang, Kompol Endar Supriyatna. Serius tapi tak mencekam, karena yang dicek bukan hati personel—melainkan kondisi senjata mereka.
“Ini adalah bagian dari upaya kami untuk memastikan bahwa senjata dalam kondisi siap pakai,” ujar Kompol Endar, sembari matanya jeli mengamati senpi satu per satu, seperti sedang menilai lomba kebersihan kelas.
Pemeriksaan ini bukan tanpa alasan. Kompol Endar ingin memastikan tak ada senjata yang ‘pura-pura sehat’. Dari jumlah amunisi hingga nomor seri, semua dicek. Senjata yang hilang catatan, atau peluru yang kabur entah ke mana, tak boleh luput dari pantauan.
Tak hanya soal teknis, ia juga menegaskan pentingnya disiplin administrasi. Peminjaman dan pengembalian senjata bukan seperti pinjam korek api di warung kopi. Semua harus tercatat rapi. Kalau tidak, siap-siap ditegur—atau lebih dari itu.
Dan jangan remehkan pelatihan menembak! “Seluruh pemegang senjata api wajib aktif mengikuti pelatihan menembak secara berkala,” tegasnya. Karena, memegang senjata tanpa latihan rutin, ibarat bawa motor tapi tak bisa rem.
Kompol Endar pun mengingatkan bahwa senjata api bukan cuma alat kerja, tapi juga tanggung jawab moral dan hukum. Salah pakai, salah langkah, bisa berujung panjang urusannya. Dan bila ada yang bandel?
“Pelanggaran terhadap prosedur dan aturan penggunaan senpi akan ditindak tegas sesuai ketentuan,” katanya, tak main-main.
Pemeriksaan kali ini melibatkan senjata dari seluruh jajaran: baik yang tersimpan manis di Polsek maupun yang siap pakai di lapangan. “Pemeriksaan ini adalah bagian dari upaya kami dalam menjaga profesionalisme. Jangan sampai ada kendala seperti amunisi hilang atau senjata yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya,” pungkas Endar.
Jelas sudah, senjata boleh dingin, tapi profesionalisme personel Polres Subang harus tetap panas menyala!
