Beranda Berita Nasional Wagub Jabar:  Jaga Kebersihan Antisipasi Leptospirosis

Wagub Jabar:  Jaga Kebersihan Antisipasi Leptospirosis

tahan-ijazah-siswa.jpg

harapanrakyat.com – Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum menanggapi soal maraknya kasus leptospirosis di Jawa Barat beberapa waktu terakhir ini.

Leptospirosis merupakan salah satu penyakit yang bersumber dari kencing tikus. Penyakit ini pun dapat mengancam nyawa penderitanya jika terlambat memberikan penanganan medis.

Sebagai informasi, selama tahun 2022 hingga Maret 2023 ini, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat mencatat, sebanyak 35 pasien leptospirosis di Jawa Barat meninggal. Pasien meninggal terbanyak dari Kabupaten Pangandaran.

Baca Juga : Pangandaran Jadi Wilayah Terbanyak Kasus Kematian Akibat Penyakit Leptospirosis

Menurut Uu, alasan satu-satunya kasus penyakit leptospirosis itu adalah masalah sampah dan kebersihan. Ketika kebersihan baik di rumah maupun lingkungan sekitar terabaikan, maka dengan sendirinya akan menjadi sarang tikus.

BACA JUGA:  Kronologis Lengkap Kecelakaan Truk Maut di Subang: Dua Tewas, Delapan Luka-luka

“Masalahnya (timbul penyakit leptospirosis), ada pada sanitasi lingkungan. Tikus tidak akan datang ke tempat yang bersih. Kemudian, buang sampah jangan sembarangan,” tutur Uu di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (13/3/2023).

Untuk itu, Uu meminta masyarakat hingga level RT untuk bergerak membasmi tikus ini. Masyarakat jangan pernah beranggapan penyebaran penyakit itu hanya terjadi di daerah lain.

“Saya berharap ada gerakan dari pemerintah sampai tingkat RT, RW untuk membasmi tikus mengantisipasi penyakit leptospirosis. Jangan punya anggapan, di batur di urang moal (Itu terjadi di tempat lain, di tempat kita tidak). Jangan seperti itu,” ucapnya.

BACA JUGA:  XL Axiata Berhasil Raih Penghargaan Tertinggi di Stellar Workplace Award 2024

Dinkes Uraikan Data Kasus Penyakit Leptospirosis di Jawa Barat

Terkait itu, Kabid P2P Dinkes Jawa Barat, Rochayadi mengatakan, sebanyak 33 kasus kematian akibat leptospirosis terjadi di beberapa wilayah di Jawa Barat, dari Januari hingga Desember 2022.

“Yang terlaporkan sebanyak 189 kasus dan yang meninggal 33 orang selama periode tahun 2022,” ujar Rochayadi.

Menurutnya, kasus leptospirosis terbanyak terjadi di Kabupaten Pangandaran, menyusul Kota Tasikmalaya, dan wilayah Bandung raya.

Baca Juga : Pemkab Pangandaran Klaim Kasus Kematian Akibat Leptospirosis Tahun 2023 Menurun

BACA JUGA:  Tantangan Besar di Balik Perjuangan Budi Gunawan Melawan Perjudian Online Internasional

Ia melanjutkan, meski beragam upaya pencegahan yang telah ia lakukan, namun hal itu belum sepenuhnya berhasil menghilangkan leptospirosis di Jawa Barat. Pasalnya, sejak Januari hingga Februari 2023, pihaknya masih menemukan kasus serupa di Jawa Barat.

Bahkan pada periode awal 2023 itu, sudah terjadi dua kasus kematian dengan suspek leptospirosis ada sekitar 10 kasus. 

“Dari beberapa kabupaten kota di Jawa Barat, tujuh daerah di antaranya terbilang cukup tinggi dengan rasio rata-rata satu kasus leptospirosis di Jawa Barat dalam tiga bulan terakhir ini,” ungkap Rochayadi. (Atep Kurniawan/R13/HR Online/Editor-Ecep)